Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 143 ayat untuk pada orang-orang Yahudi AND book:[40 TO 66] AND book:40 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.76) (Mat 10:24) (sh: Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus (Minggu, 28 Januari 2001))
Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus

Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus. Seperti orang Yahudi pada zaman Yesus, beberapa gereja masa kini mempunyai pengharapan bahwa kedatangan Yesus identik dengan kedamaian. Namun pernyataan Yesus membalikkan harapan mereka karena Ia datang justru membawa pemisahan dan 'konflik' (ayat 34). Meskipun Dia adalah Sang Raja Damai, dunia akan menolak Dia dan pemerintahan-Nya, sehingga umat manusia akan terpecah-belah (ayat 35- 36). Yesus ingin para murid-Nya tidak memiliki pengharapan yang salah tentang Yesus dan Injil Kerajaan Allah, karena itu Ia mengulangi pernyataan 'Aku datang', hingga 3 kali.

Namun Yesus mengingatkan bahwa pemahaman yang benar tentang misi Yesus tidak dimaksudkan untuk membuat para murid-Nya undur. Sebaliknya murid Kristus harus mutlak setia kepada-Nya, melebihi kesetiaan kepada orang-orang yang mempunyai hubungan darah paling dekat sekalipun (ayat 37). Tidak hanya itu murid Kristus dituntut untuk menundukkan kehendak pribadinya di bawah kehendak Allah (ayat 38). Yesus menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat, karena hubungan antara murid Yesus - Yesus - Allah Bapa sangat indah dan erat. Perlakuan yang diterima oleh murid karena imannya akan dirasakan juga oleh Yesus dan Allah Bapa. Berdasarkan perlakuan yang diterima murid Yesus, Allah Bapa dapat menghukum ataupun memberkati (ayat 40-42). Hubungan ini menunjukkan betapa istimewanya dan berharganya murid Kristus di hadapan Allah. Ia rela mengidentifikasikan diri-Nya dengan murid-Nya sehingga masalah dan penderitaan murid-Nya adalah masalah dan penderitaan Allah.

Renungkan: Hai Kristen, janganlah gentar dan mundur, nyatakan kesetiaan kita kepada-Nya. Bagi Allah yang begitu setia dan menghargai kita, tidak ada persembahan yang lebih indah selain kesetiaan dan ketaatan Kristen yang mutlak kepada-Nya.

Bacaan untuk Minggu Epifania 4

Ulangan 18:15-22

I Korintus 7:32-35

Markus 1:21-28

Mazmur1

Lagu: Kidung Jemaat 450

PA 4 Matius 8:28-34

Di dunia ekonomi manusia dikategorikan sebagai aset. Konsep ini bukan meninggikan manusia, justru merendahkan manusia. Karena di dalam neraca keuangan aset adalah harta perusahaan yang dapat diperlakukan semaunya oleh pemilik perusahaan untuk menghasilkan untung besar. Manusia adalah makhluk yang sangat berharga di hadapan Allah. Yesus melalui mukjizat di Gadara menegaskan hal itu.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1 Apa makna teriakan kedua orang yang mendatangi Yesus (ayat 29)? Berdasarkan teriakan mereka, apakah mereka bermaksud menantang-Nya ataukah untuk menyerahkan diri? Jelaskan! Kebenaran apakah yang Anda dapatkan yang berhubungan dengan Yesus?

2 Apakah Yesus menjawab teriakan mereka? Mengapa? Apakah permintaan mereka kepada Yesus (ayat 31)? Mengapa mereka meminta izin kepada Yesus untuk memasuki babi-babi? Berdasarkan permintaannya, apa yang diakui oleh setan-setan itu tentang Yesus?

3 Bandingkanlah dampak tindakan Yesus terhadap kedua orang itu dengan dampak perbuatan setan-setan itu terhadap mereka dan babi-babi! Berdasarkan perbandingan itu apa yang dapat Anda simpulkan tentang misi Yesus dan misi setan di dunia?

4 Bagaimana respons orang-orang setempat terhadap tindakan Yesus? Bagaimana penilaian mereka terhadap babi dan manusia? Salah satu berkat yang mereka terima dalam peristiwa keluarnya setan dari kedua orang itu adalah daerah mereka yang dulunya rawan sekarang menjadi aman (ayat 28), mengapa mereka nampaknya tidak melihat berkat ini?

5 Tak seorang pun di daerah itu yang melakukan usaha untuk menolong kedua orang itu, namun Yesus yang tidak mempunyai hubungan apa-apa dengannya justru memulihkannya. Kebenaran apa yang kita dapatkan tentang Yesus?

6 Ada manusia yang nampaknya lebih nyaman bila setan hidup bersama dengan mereka, walaupun mereka menyadari bahwa setan banyak melakukan tindakan yang merugikan. Setujukah Anda dengan pendapat ini? Jelaskan! Adakah contoh dalam masyarakat Anda yang mendukung kebenaran ini?

7 Bagaimanakah masyarakat sekarang menghargai sesamanya? Apa yang dapat kita lakukan untuk meneladani Tuhan Yesus?

(0.76) (Mat 27:32) (sh: Menderitaan tak tertanggungkan (Jumat, 13 April 2001))
Menderitaan tak tertanggungkan

Menderitaan tak tertanggungkan. Penyaliban adalah suatu bentuk hukuman yang sangat mengerikan. Bagi orang Roma, penyaliban hanya dikhususkan bagi para budak yang melakukan kesalahan, dan penjahat yang terjahat. Selain itu, penyaliban juga merupakan suatu penganiayaan yang dengan sengaja memperberat penderitaan dan menunda kematian. Melalui pengertian ini kita tahu bagaimana pemerintah Roma dan orang-orang Yahudi menempatkan keberadaan Tuhan kita Yesus Kristus. Mereka bisa saja menempatkan Yesus pada posisi itu, tetapi mereka tidak dapat memahami keberadaan Yesus yang sesungguhnya di tiang itu. Mereka tidak dapat menyamakan Yesus dengan kedua penjahat yang berada di sebelah kanan dan kiri Yesus yang harus disalib karena kejahatan yang mereka lakukan. Tetapi tidak demikian halnya dengan Yesus. Dia harus menderita di kayu salib untuk menggenapi perjuangan-Nya menghubungkan kembali persekutuan manusia dengan Allah yang terputus karena dosa. Yesus menderita karena kejahatan yang tidak Dia lakukan. Bahkan untuk kejahatan kita Yesus rela disiksa, disakiti, diolok, dihina, ditelanjangi, dibuat tak berdaya, hingga akhirnya di salib.

Kita diingatkan bahwa keterbuangan penderitaan yang dialami-Nya adalah hukuman Ilahi yang seharusnya ditanggung oleh dosa-dosa kita. Dia menenggak "cawan" murka Allah yang seharusnya menjadi bagian kita. Hingga akhirnya Dia harus mengorbankan nyawa- Nya, juga untuk kita. Kematian-Nya diiringi peristiwa dahsyat dimana bumi bergoyang, bukit batu terbelah, gelap gulita, kubur terbuka, orang mati bangkit! Mata dunia terbuka, bahwa kematian yang dialami-Nya bukanlah kematian manusia biasa.

Renungkan: Hendaklah mata hati dan iman kita pun tetap terbuka untuk melihat fakta bahwa persekutuan kita dengan Allah terjalin kembali karena Kristus, melalui kematian-Nya, telah mengangkut seluruh dosa- dosa kita.

Bacaan untuk Jumat Agung

Ulangan 16:1-8

Wahyu 1:4-8

Matius 26:17-30

Mazmur 116:12-19

Lagu: Kidung Jemaat 167

(0.74) (Mat 24:31) (jerusalem: dengan (meniup) sangkakala yang dahsyat bunyinya) Var: dengan sangkakala dan suara yang dahsyat bunyinya
(0.74) (Mat 21:12) (sh: Kegagalan rohani: hidup tapi mati! (Selasa, 27 Februari 2001))
Kegagalan rohani: hidup tapi mati!

Kegagalan rohani: hidup tapi mati! Di sebuah gereja, ada pemudi Kristen yang sangat rajin beribadah dan melayani Tuhan, sepertinya tidak sedikit pun noda dalam pelayanannya. Banyak orang mengira bahwa ia adalah seorang Kristen yang dekat dengan Tuhan. Ternyata apa yang nampak di luar tidak selalu mencerminkan apa yang ada di dalam. Baginya terlebih penting melayani daripada persekutuan pribadi dengan Tuhan. Sekian tahun ia melayani, tetapi mengalami kegagalan rohani, karena ia hanya melayani dirinya sendiri.

Dua perikop yang kita baca mencerminkan betapa kerasnya Yesus menegur segala macam bentuk kegagalan rohani. Pertama, Bait Allah, tempat umat- Nya berdoa dan bertemu Allah, telah mereka jadikan tempat perdagangan yang menghasilkan untung. Mereka bukan sekadar menyalahgunakan fungsi Bait Allah sebagai tempat berdagang, tetapi kemarahan- Nya yang sedemikian meluap dikarenakan umat-Nya yang seharusnya menjaga kekudusan dan kekhidmatan rumah Allah telah menggeser: tujuan bagi Allah menjadi tujuan bagi manusia. Bait Allah adalah rumah yang disediakan bagi umat untuk memprioritaskan Allah, tetapi mereka telah menjadikan tempat untuk memprioritaskan materi. Dua respons yang bertolakbelakang: respons orang buta dan orang timpang, dan respons imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat (ayat 14-16) mencerminkan bagaimana keadaan saleh tampak luar tidak menjamin kemurnian hati mereka meresponi pekerjaan Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat hidup dalam kebenaran mereka sendiri, sehingga hati mereka dipenuhi kejengkelan menyaksikan mukjizat Allah.

Hal yang kedua, Yesus mengutuk pohon ara yang hanya menghasilkan daun-daun dan tidak menghasilkan buah. Apa gunanya daun tanpa buah? Manakah yang dinikmati orang: daun atau buah? Yesus menggunakan contoh ini untuk menegur orang-orang Yahudi yang mengaku sebagai umat Tuhan tetapi tidak mengalami persekutuan dengan Tuhan. Apa gunanya nampak saleh jikalau rohaninya mati? Jikalau Tuhan berkunjung ke rumah Kristen, ke gereja, ke kantor dimana Kristen berada, adakah Ia pun kecewa karena hanya menemukan daun dan bukan buah? Renungkan: Kristen yang tidak memprioritaskan persekutuan dengan Tuhan akan mengalami kegagalan rohani, walaupun nampaknya hidup, pada hakikatnya mati.

(0.73) (Mat 1:1) (sh: Mengapa silsilah begitu penting? (Selasa, 23 Desember 1997))
Mengapa silsilah begitu penting?

Mengapa silsilah begitu penting?
Kita tergoda melewati daftar silsilah Yesus yang begitu panjang. Dalam 17 ayat pertama Injil Matius ada 46 tokoh yang hidupnya tidak kurang dari 2000 tahun. Walaupun nenek moyang Yesus, tak satu pun yang sama: kepribadian, pengalaman maupun spiritualitasnya. Beberapa adalah pahlawan iman. Sebagian kelabu hidupnya. Sebagian lagi orang-orang biasa (Hezron, Ram, Nahason, Akhim). Sebagian lagi jahat (Abia, Manasye). Karya Allah dalam sejarah tidak dibatasi oleh kegagalan dan dosa manusia! Bukankah ini mendorong kita rendah hati dan berbesar harap?

Keajaiban besar. Pernahkah merenungkan Tuhan Yesus? Bahwa Ia sungguh unik tiada dua? Satu-satunya manusia ber-Bapa di surga tanpa ibu, beribu di dunia tanpa bapa! Itu sebabnya Yusuf diperkenalkan sebagai suami Maria. Mengapa silsilah-Nya di Matius dan Lukas berbeda? Matius menelusuri sampai ke Abraham karena ditujukan kepada orang Yahudi, Lukas sampai ke Adam sebab tulisannya untuk orang non-Yahudi. Yesus adalah Juruselamat orang Yahudi maupun non-Yahudi

Renungkan: Jika Anda masuk rencana-Nya, Anda tidak terlalu kecil tanpa arti bagi-Nya.

Doa: Aku rindu terlibat dalam rencana besar-Mu, ya Tuhan.

(0.69) (Mat 22:15) (sh: Dua kewarganegaraan, dua kewajiban, satu hati (Sabtu, 3 Maret 2001))
Dua kewarganegaraan, dua kewajiban, satu hati

Dua kewarganegaraan, dua kewajiban, satu hati. Kristen di Indonesia memiliki dua kewarganegaraan: Indonesia dan Sorga, dua kewajiban: terhadap pemerintah RI dan Tuhan, tetapi keduanya ini harus diwujudnyatakan dalam kebulatan dan keutuhan hati, karena keduanya memang satu keutuhan pengabdian.

Inilah yang dipertegas oleh Yesus ketika menanggapi pertanyaan yang menjerat dari orang-orang Farisi yang mendapatkan dukungan dari orang-orang Herodian, yakni anggota-anggota suatu partai Yahudi yang menghendaki keturunan Herodes Agung yang memerintah atas mereka dan bukan gubernur Romawi. Mereka memperkirakan Yesus akan menjawab dengan 'ya' atau 'tidak' terhadap pertanyaan mereka (17). Yesus tahu maksud pertanyaan ini dan apa risikonya bila menjawab dengan salah satu di antara jawaban di atas. Jawaban 'ya' akan menimbulkan kemarahan mereka karena mengalami penderitaan di bawah jajahan Romawi, sedangkan jawaban 'tidak' akan memancing kemarahan pemerintah Romawi. Yesus menegur keras kejahatan dan kemunafikan hati mereka, serta dengan bijaksana menjawab pertanyaan mereka (18-21). Jawaban Yesus telah menggagalkan niat hati mereka yang jahat dan menelanjangi kemunafikan mereka (22).

Pelajaran yang kita dapatkan dari perikop ini adalah pengajaran Yesus tentang keberadaan Kristen yang seharusnya dapat menempatkan diri sebagai warganegara Indonesia dan Sorga dalam proporsi yang tepat dan benar. Benarkah sebagai warganegara Indonesia kita melakukan kewajiban sebagai bentuk pengabdian kita kepada bangsa dan negara, sehingga peran sekecil apa pun yang mampu kita lakukan telah menjadi pemikiran, sikap, sumbangsih, dan peran konkrit kita di tengah masyarakat? Apakah kita melakukan semuanya ini juga dalam rangka pengabdian kita kepada Allah, yang semata- mata tidak terkurung hanya dalam wadah keagamaan?

Renungkan: Peran ganda Kristen dalam dunia memberikan ruang lingkup yang luas untuk menyatakan perannya, baik sebagai warganegara yang memberikan sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara maupun sebagai warga jemaat yang memiliki citra Kristen. Firman-Nya akan menuntun kita sebagai warganegara Indonesia dan Sorga dalam proporsi yang tepat dan benar.

(0.68) (Mat 21:23) (sh: Motivasi di balik pertanyaan (Jumat, 25 Februari 2005))
Motivasi di balik pertanyaan

Motivasi di balik pertanyaan. Orang yang mencari kebenaran tentu akan banyak bertanya. Ia akan mencari jawab yang boleh memuaskan pikirannya, hatinya, dan akhirnya memutuskan untuk menerima atau menolak kebenaran itu.

Pertanyaan para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi tentang asal muasal kuasa Tuhan Yesus adalah pertanyaan masuk di akal. Tuhan Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan mereka karena Ia mau menguji ketulusan mereka, apakah mereka bertanya karena mau percaya atau sedang mencari jalan menjebak Dia. Maka Ia balik bertanya.

Pertanyaan Tuhan Yesus kepada para pemimpin Yahudi ini (ayat pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">25a) ternyata tidak bisa mereka jawab. Lebih tepatnya mereka tidak mau menjawab. Mereka menghadapi dilema. Di satu sisi orang banyak mengagungkan Yohanes Pembaptis sebagai nabi (ayat 26). Kalau mereka menjawab baptisan Yohanes bukan dari surga, orang banyak akan kecewa dan meninggalkan mereka. Sebaliknya, kalau mereka mengakui baptisan Yohanes berasal dari surga maka jawaban itu menuding balik kepada mereka (ayat pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">25b). Kemunafikan mereka akan terbongkar. Jadi, mereka lebih baik menjawab, "Kami tidak tahu." (ayat pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">27a)

Sikap para pemimpin agama ini begitu munafik! Mereka mendengar, melihat, dan menyaksikan kebenaran di depan mereka. Namun, mereka menolak untuk memercayai-Nya. Mereka lebih memikirkan keselamatan status mereka daripada keselamatan rohani, yaitu dibenarkan oleh Tuhan Yesus.

Hari ini banyak orang yang hanya mencari selamat sendiri, bukan mencari kebenaran. Mereka tidak bersedia menanggung konsekuensi percaya dan menerima kebenaran karena hal itu bisa berarti kehilangan popularitas, karir, dan kenyamanan hidup. Terhadap orang-orang yang demikian, jawaban Tuhan Yesus kepada para pemimpin agama di atas memang sepantasnya: "Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu"(ayat pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">27b).

Renungkan: Bila kita tidak sungguh-sungguh percaya, maka ketidakpercayaan itu sudah menghakimi kita!

(0.68) (Mat 21:33) (sh: Dihancurkan atau diperbarui? (Minggu, 27 Februari 2005))
Dihancurkan atau diperbarui?

Dihancurkan atau diperbarui? Peribahasa "sokong membawa rebah" berarti orang yang seharusnya kuat memegang sesuatu aturan, melemahkan aturan itu. Peribahasa ini tepat untuk menggambarkan para penyewa kebun anggur dalam cerita Tuhan Yesus.

Tuan tanah membuka kebun anggur lengkap dengan semua fasilitas yang memadai. Kemudian ia menyewakannya kepada para penyewa untuk merawat dan mengelola kebunnya supaya menghasilkan buah anggur (ayat 33). Menjelang musim panen, si tuan tanah meminta bagiannya (ayat 34). Akan tetapi, bukan bagian yang didapatkan melainkan siksaan yang dialami para utusan (ayat 35-36). Tidak puas dengan siksaan, mereka pun membunuh ahli waris kebun anggur itu (ayat 37). Mereka kini menunjukkan sikap pemberontakan.

Apa kesalahan dari para penyewa kebun anggur? Pertama, tidak memenuhi tanggung jawabnya. Kedua, melakukan penganiayaan terhadap orang tak bersalah. Ketiga, membunuh anak tuan tanah. Siapa yang Tuhan Yesus maksud dengan para penyewa itu? Para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi mengerti bahwa merekalah yang dimaksud (ayat 45). Apa maksud cerita Tuhan Yesus itu? Ia akan mengalihkan anugerah-Nya kepada orang-orang bukan Yahudi yang menyambut Injil dan hidup sesuai Injil (ayat pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">41, 43). Seharusnya imam kepala dan tua-tua agama berperan untuk membawa umat Allah mengenal Dia yang diutus Allah. Akan tetapi, mereka justru menyalibkan Tuhan Yesus (ayat 42). Injil keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus akan membawa dua akibat: yang menolak akan binasa, yang menerima akan dirombak dan diperbarui (ayat 42-44).

Jangan merasa aman karena memiliki status dan melaksanakan simbol-simbol rohani. Tuhan menuntut buah kehidupan yang sepadan dengan pengakuan iman. Tanda kesejatian kerohanian adalah hidup yang menawarkan sifat dan kehendak Tuhan.

Renungkan: Tanpa buah-buah nyata, semua simbol-simbol, pengakuan dan status rohani kita tidak akan diperhitungkan.

(0.68) (Mat 14:25) (jerusalem: jam tiga malam) harafiah: pada penjagaan malam yang keempat. Ini menurut pembagian malam Yahudi, yang sesuai dengan jam tiga malam.
(0.67) (Mat 9:9) (sh: Yesus memang beda (Selasa, 23 Januari 2001))
Yesus memang beda

Yesus memang beda. Zaman Kerajaan Romawi, orang kaya mengikuti lelang untuk menjadi pemungut cukai. Modal yang sudah dikeluarkan untuk memenangkan lelang akan kembali dengan jalan menarik cukai lebih tinggi dari ketentuan yang sudah ditetapkan. Dalam PB mereka dianggap pengkhianat bangsa dan penindas orang miskin.

Matius adalah pemungut cukai kelas tinggi karena rumahnya dapat menampung banyak orang. Bagi masyarakat Yahudi, Matius adalah pendosa besar. Tapi mengapa Yesus mengundangnya untuk menjadi pengikut-Nya? Bagaimana mungkin seorang pemungut cukai besar dapat bertobat secara tiba-tiba setelah mendengar undangan dari Yesus? Peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan atas segalanya. Mukjizat penyembuhan bukan hanya 'penyembuhan' fisik namun juga rohani. Pengampunan dosa yang Ia berikan sungguh-sungguh berasal dari Allah karena memampukan Matius untuk meninggalkan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan sangat besar. Responsnya mendemonstrasikan kekuatan pengampunan Yesus.

Penyembuhan dan pengampunan dosa yang dikerjakan Yesus menimbulkan kebingungan bagi orang-orang yang menyaksikan karena semua itu tidak sesuai dengan doktrin agama yang mereka kenal. Bahkan murid Yohanes juga mempertanyakan perihal puasa yang tidak dilakukan oleh Yesus dan murid-murid- Nya. Yesus menjawabnya dengan 2 ilustrasi yang berasal dari kehidupan sehari-hari (ayat 16-17). Kedua ilustrasi ini memperingatkan orang-orang yang mengikuti dan melihat-Nya agar tidak mencoba memasukkan Yesus dan ajaran-Nya ke dalam kategori yang sudah mereka kenal, khususnya ajaran Yudaisme abad pertama. Yesus mempunyai hak untuk mendefinisikan pola berpikir dan cara hidup yang baru di dalam Kerajaan yang sedang Ia dirikan.

Renungkan: Peringatan Yesus ini juga berlaku bagi kita. Kita harus berhati-hati agar tidak memaksakan ajaran-ajaran Yesus ke dalam pola berpikir kita, karena Ia adalah Tuhan. Ia mempunyai hak mutlak untuk menentukan cara hidup kita. Jangan pernah mencoba memaksakan ajaran Yesus agar sesuai dengan prasangka-prasangka yang kita miliki. Marilah kita tunduk kepada-Nya, membuka hati dan pikiran, agar pengajaran Yesus menyatakan kepada kita jalan dan cara yang baru untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan.

(0.66) (Mat 8:28) (sh: Otoritas mutlak Yesus Kristus (Senin, 22 Januari 2001))
Otoritas mutlak Yesus Kristus

Otoritas mutlak Yesus Kristus. Ketika Yesus tiba di wilayah Gadara, sebuah wilayah di luar wilayah orang Yahudi, dua orang yang dirasuki setan menemui-Nya. Di hadapan Yesus setan takluk jauh sebelum Yesus menyatakan kekuasaan-Nya, karena mereka mengenal siapa Yesus. Kedatangan mereka menemui Yesus adalah wujud pengakuan kekalahan, karena mereka kuatir Yesus akan menghancurkan mereka. Peristiwa itu menegaskan otoritas Yesus yang tidak terbatas wilayah atau bersifat universal hingga setan yang di luar wilayah Yahudi pun takluk kepada-Nya. Otoritas-Nya juga meliputi seluruh jagad raya ini sehingga untuk mencelakakan babi, setan harus meminta izin dari Yesus.

Yesus memang mempunyai otoritas atas setan dan seluruh fisik alam semesta. Namun apa istimewa- Nya? Bukankah banyak dukun dan orang berilmu lainnya yang dapat menaklukkan setan? Namun otoritas Yesus tetap melebihi para orang berilmu lainnya sebab Ia berkuasa mengampuni dosa. Dengan kata lain, Ia mampu menyelesaikan permasalahan manusia yang tidak akan pernah dapat manusia selesaikan sendiri sebab permasalahan ini melibatkan Allah sang Hakim yang Adil dan Kudus. Kuasa seperti itu hanya dimiliki oleh Allah. Karena itulah para ahli Taurat yang mendengar bahwa Yesus mengampuni dosa seorang lumpuh, mereka langsung beranggapan bahwa Yesus menghujat Allah karena Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah. Pengampunan dosa memang tidak dapat dibuktikan secara fisik, namun mukjizat penyembuhan itu membuktikan bahwa Yesus benar-benar Allah dan bahwa dosa si orang lumpuh sudah diampuni. Alasannya adalah jika Yesus benar-benar menghujat Allah seperti tuduhan para ahli Taurat, tentunya Ia berdosa. Dan jika Ia berdosa kepada Allah, dapatkah Ia membuat mukjizat untuk kemuliaan Allah? Jawabannya tidak! Ini berarti Yesus adalah benar-benar Allah.

Renungkan: Bagaimana seharusnya respons kita kepada Yesus? Janganlah seperti setan yang walaupun tunduk kepada Yesus namun tetap membenci-Nya, janganlah seperti orang-orang Gadara yang lebih memilih babi daripada Yesus, dan jangan pula seperti orang banyak yang sudah melihat mukjizat namun hanya mengenali Yesus sebagai manusia yang diberi kuasa oleh Allah. Pikirkan dan renungkan respons apa yang patut Anda berikan kepada Yesus Tuhan kita?

(0.66) (Mat 16:21) (sh: Memang tak mudah jalannya (Jumat, 16 Februari 2001))
Memang tak mudah jalannya

Memang tak mudah jalannya. Keberadaan Mesias sejati bertolak belakang dengan Mesias dalam konsep pemahaman orang-orang Yahudi. Kontras antara pemahaman dan realita menyebabkan mereka menolak Yesus, anak tukang kayu, yang akan menderita bahkan mati disalib seperti penjahat besar. Memang benar jalan yang akan dilalui-Nya tidak mudah, begitu pula dengan pengikut-Nya.

Murid-murid-Nya pun masih memiliki konsep pemahaman yang sama dengan orang Yahudi. Petrus protes dengan pernyataan Yesus bahwa Ia akan menderita, dibunuh, dan dibangkitkan (ayat 21). Perhatian Petrus hanya kepada penderitaan-Nya sehingga mengabaikan kebangkitan-Nya. Itulah sebabnya ia mengatakan bahwa Allah pasti akan melindungi Yesus. Ternyata Petrus belum sungguh-sungguh mengerti arti pengakuannya bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 16). Yesus menyatakan teguran keras: "Enyahlah Iblis!" menandakan teguran yang sangat serius karena Iblislah yang paling senang bila rencana keselamatan melalui Yesus gagal.

Kemudian Yesus mengalihkan perhatian kepada semua murid-Nya, dan menyatakan tentang konsekuensi orang yang mau mengikut-Nya. Seperti Yesus yang mengambil jalan salib, maka semua pengikut-Nya pun harus mengikuti jejak-Nya. Yesus sedang mengubah konsep murid-murid tentang panggilan hidup mereka, bahwa menjadi pengikut-Nya tidaklah mudah, karena harus siap mempersembahkan hidup seutuhnya bagi- Nya. Rela menyingkirkan segala keinginan bila tidak sesuai dengan-Nya, rela mengalami berbagai kesulitan, pergumulan, tantangan, dan ancaman karena Dia, dan mengarahkan langkah kita mengikuti jejak-Nya (ayat 24). Yesus memberikan alasan melalui suatu paradoks yang bernilai kekekalan. Bila seorang menikmati kesenangan dunia, ia akan kehilangan kesempatan hidup selamanya, sebaliknya bila seorang rela kehilangan kesempatan hidup di dunia, ia akan memperoleh kehidupan yang mulia di dalam kekekalan (ayat 25-26). Bila ia memilih yang kedua, maka Anak Manusia akan menyambutnya dalam kemuliaan-Nya (ayat 27).

Renungkan: Motivasi mendapatkan kesuksesan dan ketenaran sebagai pengikut-Nya akan membawa kepada kehancuran dan kekecewaan. Jalan yang seharusnya kita tapaki menuju kemuliaan-Nya memang tidak mudah, karena Ia tidak pernah menjanjikan kemudahan tetapi kehidupan kekal bersama Dia dalam perjuangan memikul salib-Nya.

(0.66) (Mat 23:1) (sh: Pemimpin yang berintegritas (Minggu, 14 Maret 2010))
Pemimpin yang berintegritas

Judul: Pemimpin yang berintegritas
Yesus menunjukkan sikap yang positif terhadap Taurat. Yesus juga mengakui Musa adalah tokoh penting dalam kaitannya dengan Taurat (ayat 2). Karenanya Yesus juga memberikan pembenaran terhadap isi Taurat (ayat 3).

Yesus tidak menentang posisi ahli Taurat dan orang Farisi yang menduduki kursi Musa. Yang Yesus tentang adalah sikap dan perbuatan mereka pada masa itu (ayat 2-3). Ada dua hal yang ditentang oleh Yesus. Sikap yang pertama dalam bahasa modern adalah NATO (No Action, Talk Only). Ahli Taurat dan orang Farisi sangat lihai mengajar Taurat, namun mereka tidak melakukan dan menghidupinya (ayat 3-4). Ajaran mereka palsu; hidup mereka sangat jauh dari apa yang mereka ajarkan. Mereka tidak berintegritas.

Sikap yang kedua juga dikenal di dalam bahasa gaul modern sebagai carmuk alias `cari muka' (ayat 5). Apa yang para ahli Taurat dan orang Farisi lakukan dimotivasi untuk mendapatkan pujian dari orang lain (ay. pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">5-7). Mereka berlomba-lomba menjadi rabi, bapa, dan pemimpin `nomor satu' (ayat 8-10). Bahkan perbuatan yang baik, tidak mereka lakukan dengan ketulusan, melainkan dengan ambisi kesombongan terselubung untuk menjadi yang terkemuka. Itu sebabnya pada ayat pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">11-12, Yesus menggambarkan dua karakter utama kepemimpinan kristiani, yaitu yang sungguh melayani dan yang rendah hati.

Di tengah zaman yang sangat bergejolak ini, orang Kristen dipanggil menjadi pemimpin yang berintegritas. Pertama, pemimpin yang melakukan dan menghidupi apa yang dia ajarkan. Kedua, pemimpin yang sungguh melayani dan rendah hati, yang melakukan segala sesuatu dengan motivasi yang tulus, bukan untuk dipuji orang dan mencari kedudukan. Semakin tinggi posisi kepemimpinan yang dipercayakan Tuhan kepada kita, baik itu di dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan bagian kehidupan lainnya, marilah kita melakukan introspeksi diri: Apakah aku seorang pemimpin kristiani yang berintegritas?

(0.66) (Mat 27:11) (sh: Kriminalisasi Yesus (Rabu, 31 Maret 2010))
Kriminalisasi Yesus

Judul: Kriminalisasi Yesus
Ingat kasus kriminalisasi Bibit dan Chandra, ketua-ketua KPK November 2009 lalu? Mereka mendapat tuduhan palsu telah memeras dan melakukan sejumlah kesalahan yang pantas untuk dihukum penjara. Syukur, kasus itu akhirnya di-SKPP (Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan) oleh kejagung. Namun tidak demikian dengan kasus kriminalisasi Tuhan Yesus!

Apa kesalahan Yesus sehingga harus dihukum mati? Jawabannya: tidak ada! Tuduhan para pemuka agama terhadap Yesus, tidak satu pun yang dapat mereka buktikan wa-laupun mereka telah memakai banyak saksi palsu (ayat pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">26:59-61). Hanya satu tuduhan mereka yang sepertinya "diakui" Yesus, yaitu Dia sebagai Mesias, Anak Allah, yang menyebabkan Ia disebut sebagai penghujat Allah (ayat pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">26:63-65). Namun hal itu tidak bisa dijatuhi hukuman mati. Pilatus tahu akan hal tersebut (ayat pada+orang-orang+Yahudi+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">27:11). Pilatus tahu pula bahwa tuduhan-tuduhan itu disebabkan oleh kedengkian mereka (ayat 18). Pilatus tahu bahwa Yesus seharusnya dibebaskan.

Mengapa Pilatus akhirnya memerintahkan penyaliban Yesus (ayat 26)? Pilatus tidak berani menghadapi rakyat yang sudah dihasut oleh para pemuka agama. Apabila mereka berdemonstrasi besar-besaran, hal itu akan merugikan popularitasnya di mata orang Yahudi, maupun reputasinya di mata pemerintah Romawi yang mengangkatnya. Pilatus yang takut dirinya terseret masalah memilih untuk menyenangkan hati orang banyak dengan mengabaikan hati nurani sendiri (ayat 24).

Apa sikap terbaik menghadapi kriminalisasi seperti itu? Yesus memilih diam seperti seekor domba yang dibawa ke pembantaian (Yes. 53:7). Dia tidak membela diri karena kematian-Nya merupakan kehendak Allah. Kebangkitan-Nya kelak membuktikan kebenaran-Nya. Saat kita difitnah bahkan dituduhkan yang jahat oleh karena iman kita, biarlah sikap Yesus yang berfokus pada salib dan kehendak Bapa menjadi sikap kita pula. Tidak perlu membela diri karena Allah pembela kita.

(0.62) (Mat 26:26) (jerusalem: mereka sedang makan) Ini mengenai upacara utama dari perjamuan Paskah. Yesus menyatukan Sakramen berupa upacara ibadat yang baru pada upacara meriah dari perjamuan Paskah Yahudi (ialah berkat-berkat/pujian kepada Allah yang diucap atas roti dan air anggur).
(0.61) (Mat 26:65) (bis: menyobek-nyobek pakaiannya)

menyobek-nyobek pakaiannya: cara orang Yahudi marah.

(0.61) (Mat 27:39) (bis: menggeleng-gelengkan kepala)

menggeleng-gelengkan kepala: cara orang Yahudi untuk menghina orang.

(0.61) (Mat 11:1) (jerusalem: kota-kota mereka) Ialah kota-kota Yahudi.
(0.60) (Mat 2:4) (full: IMAM KEPALA DAN AHLI TAURAT )

Nas : Mat 2:4

Imam-imam kepala merupakan para pelayan Bait Allah yang bertanggung jawab atas penyembahan; para ahli Taurat adalah orang yang menyalin nas Alkitab pada zaman pascapembuangan. Mereka dilatih untuk mengajarkan dan menerapkan hukum PL dan dianggap ahli dalam soal Taurat (Mat 22:35). Kedua golongan ini membentuk Sanhedrin, atau badan legislatif Yahudi dan Mahkamah Agama. Badan ini terdiri atas 70-71 orang yang bertugas mengawasi urusan kewargaan dan keagamaan orang Yahudi. Mereka diberikan kewenangan cukup banyak di bawah pemerintah Romawi.

(0.60) (Mat 8:10) (full: IMAN SEBESAR INI. )

Nas : Mat 8:10

Iman perwira Romawi itu melampaui iman yang dilihat Yesus di kalangan orang Yahudi karena memadukan keprihatinan penuh kasih sayang terhadap orang lain dengan kepercayaan yang besar pada Kristus. Kisah ini, bersama dengan penerapan terhadap orang Yahudi yang kurang percaya akan Kristus sendiri (ayat Mat 8:11-12), mengingatkan kita bahwa kita mungkin tidak diikutsertakan dari apa yang sedang dilakukan Allah karena menganut tradisi manusia atau karena tidak percaya akan kuasa Kerajaan Allah.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA