| (0.56735966666667) | (Flp 3:12) |
(sh: Mengenal Kristus (Senin, 31 Mei 2004)) Mengenal KristusMengenal Kristus. Apakah Anda sudah mengenal Kristus? Puaskah Anda dengan pengenalan itu? Bila Anda sudah puas, berarti Anda sudah berhenti dari belajar mengenal Dia. Anda sedang mengalami kemandekan, bahkan Anda sedang mundur. Mengapa? Karena Kristus adalah Anak Allah, jauh melampaui segala pengetahuan. Pengenalan dan pengalaman iman kita akan Dia tak akan pernah sempurna sampai kita jumpa Ia kelak. Paulus menilai diri dengan benar, tidak berlebihan. Dia tidak menyatakan dirinya telah sempurna dan memperoleh pengenalan tuntas akan Kristus. Apakah Paulus mengenal Kristus? Ya. Apakah dia telah mengenal-Nya penuh? Paulus mengatakan belum, dan itulah yang terus dia kejar. Memang seorang yang telah mengenal Kristus, ingin mendapatkan pengenalan yang lebih dalam lagi. Ini bahkan lebih lagi daripada keinginan mengenal dan mengasihi lebih dalam orang-orang yang kita kasihi. Keinginan ini membuat ia melupakan apa yang telah di belakangnya. Paulus tidak mengijinkan apa yang sudah dicapainya menjadikannya puas diri, berbangga diri, tetapi pengenalan itu menjadi terhenti. Tidak, melainkan ia mengarahkan dirinya kepada apa yang masih dapat dia peroleh. Orang yang sedemikian akan maju terus, tidak mungkin mandek pertumbuhannya (ayat 12-14). Paulus terus mencari meskipun ia telah mendapatkan. Dia bahkan memberi jaminan bahwa Tuhan akan menyatakan kepada kita jika tentang salah satu hal kita berbeda pandangan. Perbedaan pandangan tidak seharusnya mencegah dan menghambat kita untuk terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus. Setiap orang memiliki tingkat pengertiannya masing-masing dan Paulus mendorong jemaat untuk melanjutkan proses pengenalan yang bersifat progresif tersebut (ayat 15-16). Renungkan: Tak ada gol hidup yang lebih berarti bagi orang yang kenal Kristus selain makin mengenal dan menyerupai Dia. |
| (0.48630827777778) | (Mat 6:5) |
(sh: Hubungan rahasia yang dikembangkan (Selasa, 16 Januari 2001)) Hubungan rahasia yang dikembangkanHubungan rahasia yang dikembangkan. Kita perlu mengembangkan hubungan kita dan Allah yang 'rahasia' itu dengan pergi ke kamar, menutup pintu, dan berdoa kepada-Nya. Artinya kita perlu menyediakan waktu dan tempat secara khusus untuk berkomunikasi dengan Allah secara pribadi, sehingga kita semakin mengenal-Nya secara pribadi dan bukan sekadar mengenal tentang Dia. Di samping itu kita pun perlu belajar prinsip doa yang benar dan sikap-sikap yang harus kita miliki ketika kita menghadap Dia dalam doa. Perkataan Bapa kami yang di surga mengajarkan bahwa di dalam doa, Allah yang jauh dari manusia (di surga) menjadi dekat dengan umat-Nya (Bapa kami). Dikuduskanlah nama-Mu menyatakan bahwa kita mengakui Allah sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang kudus. Kita mengekspresikan penghormatan kita kepada-Nya, mengakui Dia sebagai Allah yang hidup, aktif, dan berperan dalam hidup manusia. Datanglah kerajaan- Mu mengungkapkan pengakuan kita bahwa Allahlah Raja yang sah atas seluruh penciptaan dan merindukan pemerintahan-Nya secara penuh terealisasi dalam kehidupan kita dan dunia. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga merupakan pernyataan bahwa kita tunduk dan taat kepada-Nya dalam segala hal. Kita tidak membedakan hal yang `suci' dan yang `sekuler'. Memohon Berikanlah kami... adalah pernyataan kepercayaan kita yang besar kepada Allah bahwa kita selalu dicukupkan dengan apa yang diberikan tiap hari tanpa keinginan untuk menumpuk harta bagi diri sendiri. Tiap hari yang baru kita lihat sebagai kesempatan untuk mengalami kebaikan Allah bagi kita. Permohonan Ampunilah kami. merupakan manifestasi dari merendahkan diri di hadapan Allah. Kita sadar akan kelemahan dan kegagalan kita namun kita pun bersukacita karena Allah tetap mengasihi kita. Kasih Allah yang mengampuni akan mendorong kita untuk berbelas kasihan kepada orang lain yang bersalah kepada kita. Ini merupakan kesempatan untuk mendemonstrasikan kemurahan Allah. Kita bersandar kepada Allah yang akan melepaskan kita dari pencobaan, jika kita tidak dengan sengaja mencari pencobaan ketika kita mengatakan Jauhkanlah kami.... Renungkan: Ketika kita mendatangi Allah dengan sikap seperti di atas, maka relasi dengan Allah akan semakin dalam dan bertumbuh. |
| (0.48630827777778) | (Mat 16:13) |
(sh: Iman: kata dan perbuatan (Jumat, 11 Februari 2005)) Iman: kata dan perbuatanIman: kata dan perbuatan. Pengakuan iman yang benar bersumber dari Allah. Akan tetapi, pengakuan iman saja tidak cukup. Pengakuan iman itu harus disertai tindakan pembaruan hidup yang nyata dalam mengikut Tuhan. Petrus mengungkapkan pengakuan iman tentang Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup! (ayat 16). Pengakuan Petrus ini benar karena berasal dari Allah Bapa (ayat 17). Oleh sebab itu, Yesus menegaskan bahwa di atas dasar pengakuan iman inilah gereja akan berdiri. Ketika gereja mendasarkan dirinya pada Allah maka gereja menjadi agen Allah untuk rencana keselamatan-Nya bagi manusia (ayat 18). Keselamatan yang ditawarkan Allah inilah kunci Kerajaan Surga yang mampu melepaskan belenggu dosa dan mengikat mereka yang percaya kepada-Nya menjadi bagian dari warga Kerajaan Surga (ayat 19). Yesus mengingini pengakuan Petrus yang spontan itu diwujudnyatakan dalam tindakan. Itu sebabnya, dituntut kepercayaan mutlak Petrus akan rencana Allah di balik penderitaan Yesus walaupun ia belum mengerti. Sehingga ketika Yesus mengungkapkan bahwa Mesias harus menderita bahkan mati sebelum dibangkitkan, Petrus hanya tunduk dan menerimanya bukan memprotes ataupun menyangkalnya. Tunduk dan menerima kehendak Allah sebagai yang tertinggi dalam hidup pribadi adalah tindakan penyangkalan diri dan memikul salib. Mengaku Yesus adalah Mesias harus diwujudkan dalam ketaatan menyangkal diri dan mengikut Dia. Apa wujud nyatanya? Gereja harus berani menyangkal untuk tidak menjalin hubungan dengan siapa dan apa pun yang bertujuan demi kuasa dan kenyamanan gereja. Gereja harus tetap menyuarakan kebenaran bahkan ketika yang dihadapinya adalah penguasa! Jalan salib memang selalu melawan cara-cara dunia yang korup. Renungkan: Iman kepada Yesus berarti menolak cara-cara duniawi! |
| (0.48630827777778) | (Mat 20:29) |
(sh: Semarak menghantar jalan salib (Senin, 26 Februari 2001)) Semarak menghantar jalan salibSemarak menghantar jalan salib. Ada saat pujian datang, ada pula saat kecaman datang; demikianlah yang dialami Yesus. Ia tahu bahwa sudah tiba saat- Nya Ia harus ke Yerusalem untuk menempuh jalan salib, tetapi sesuai dengan nubuatan nabi, Yesus mengalami suasana semarak pujian orang banyak yang mengikuti-Nya. Namun sayangnya mereka hanya mengenal-Nya sebagai nabi dari Nazaret. Mengapa demikian? Sebelum tiba di Yerusalem, ketika Yesus keluar dari Yerikho, dua orang buta berseru kepada-Nya. Mereka memanggil Yesus sebagai Anak Daud, suatu sebutan yang berkaitan dengan Kemesiasan-Nya. Berbeda dengan respons orang banyak yang sangat tidak bersimpati melihat orang buta yang membutuhkan pertolongan, Yesus tergerak hatinya oleh belas kasihan untuk menolong mereka. Walaupun Ia sudah tahu kebutuhan mereka, tetapi Ia bertanya lebih dahulu apa yang mereka kehendaki dari Yesus. Mereka mengatakan suatu kebutuhan utama, yakni supaya Ia mencelikkan mata mereka. Respons Yesus (ayat 34) semata-mata bukan karena teriakan mereka, tetapi karena kehendak-Nya untuk menjamah mereka dan menyembuhkan. Kemesiasan-Nya sungguh nyata melalui kuasa-Nya mencelikkan mereka. Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya menuju Yerusalem. Tiba di Betfage, suatu desa di Bukit Zaitun, Ia menyuruh 2 murid-Nya untuk meminjam keledai betina dengan anaknya. Kemudian Ia menunggangi keledai tersebut. Segala sesuatunya terjadi di dalam rencana dan pengaturan-Nya sesuai nubuatan nabi (ayat 2-5). Sejumlah besar orang menyambut-Nya dan menyebut-Nya: Anak Daud dan Dia yang datang dalam nama Tuhan (ayat 9). Kedua sebutan ini sesungguhnya menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, namun ternyata sebutan ini hanya keluar dari bibir mereka tanpa pemahaman yang selaras dengan pengakuan. Ia menerima segala perlakuan mereka karena Ia datang sebagai penggenap nubuatan nabi, walaupun Ia tahu bahwa mereka menyambut-Nya hanya sebagai nabi besar dan bukan seorang Mesias (ayat 11). Renungkan: Mungkin Kristen sering terlalu mudah menyanyikan pujian atau menyerukan haleluya sebagai respons atas kebenaran firman Tuhan, tanpa didasari pemahaman dan pengenalan yang benar, yang selaras dengan pengakuan melalui bibir. |
| (0.48630827777778) | (Yoh 6:16) |
(sh: Mencari Tuhan (Sabtu, 2 Februari 2008)) Mencari TuhanJudul : Mencari Tuhan Mukjizat pemberian makanan untuk 5000 orang memperlihatkan kebesaran kuasa Yesus. Juga menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan yang peduli dan menyediakan kebutuhan umat-Nya. Namun rupanya hal itu tidak membuat para murid mengalami pengenalan akan Yesus yang semakin dalam. Maka di tengah gelapnya malam dan kuatnya tiupan angin, mereka tidak dapat merasakan kehadiran Yesus. Di tengah laut yang sedang bergelora (ayat 18), sulit untuk memercayai bahwa Yesus sedang berjalan di atas air, menuju perahu mereka. Akibatnya, mereka ketakutan (ayat 19)! Mungkin mereka menyangka telah melihat hantu. Akan tetapi, setelah Yesus menjelaskan siapa Dia, dan setelah Dia masuk ke dalam perahu, laut pun tenang. Perahu itu sampai ke tempat tujuannya (ayat 21). Peristiwa penyelamatan ini menunjukkan bahwa Dia melindungi orang yang percaya kepada Dia. Tindakan-Nya kembali menyatakan bahwa Dia berkuasa atas alam semesta, yang sedang mengamuk sekali pun. Mukjizat pemberian makanan untuk 5000 orang merupakan tanda yang seharusnya membawa orang pada pemahaman tentang keilahian Yesus Kristus. Namun bukan demikian yang terjadi pada orang banyak. Mereka mengira bahwa harapan mereka akan kedatangan Mesias telah terwujud. Sebab itu mereka ingin menjadikan Dia raja (ayat 15), dengan impian dapat menikmati roti gratis setiap hari. Artinya kebutuhan pangan terpenuhi tanpa perlu kerja keras. Itulah sebabnya mereka kemudian mencari-cariYesus (ayat 24). Berpaling pada Tuhan atau mencari Tuhan untuk kepentingan diri sendiri masih dilakukan orang hingga saat ini. Misalnya, agar memiliki kehidupan yang makmur dan penuh damai sejahtera. Atau karena ingin kebutuhan mereka terpenuhi. Kebutuhan yang dimaksud tentu saja kebutuhan material dan bukan kebutuhan rohani. Begitu pulakah kita? Apakah ini menjadi isi doa kita sehari-hari? Kiranya kita mencari Tuhan karena kerinduan untuk mempertuhankan Dia di dalam hidup kita sehari-hari. |
| (0.48630827777778) | (Yoh 6:22) |
(sh: Iman, sebab dan akibatnya (Kamis, 10 Januari 2002)) Iman, sebab dan akibatnyaIman, sebab dan akibatnya. Orang banyak mencari Yesus bukan karena mereka ingin mengenal-Nya lebih dalam lagi. Mereka mencari Yesus karena ingin mengenyangkan perut mereka (ayat 26). Berkat yang diberikan Yesus lebih penting daripada diri Yesus sendiri. Tetapi, Tuhan Yesus membimbing mereka. Ia memberikan arah yang lebih jelas agar pengertian dan pengenalan mereka berjalan pada jalur yang benar. Tuhan Yesus mengarahkan perhatian mereka bukan ke berkat yang diberikan-Nya, melainkan kepada diri-Nya sendiri (ayat mengenal-Nya&tab=notes" ver="">27,29,33,35). Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia berasal dari surga (ayat mengenal-Nya&tab=notes" ver="">29,33,38). Ia tidak berasal dari dunia ini. Yesus mendorong mereka untuk percaya kepada-Nya (ayat mengenal-Nya&tab=notes" ver="">29,35,40). Percaya kepada Yesus adalah kehendak Allah (ayat 40). Jika orang ingin melakukan kehendak Allah, maka ia harus percaya kepada Yesus. Orang-orang yang percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup kekal (ayat mengenal-Nya&tab=notes" ver="">27,33,39-40). Orang-orang percaya juga akan dibangkitkan pada akhir zaman (ayat 39-40). Dalam ayat-ayat ini, kata percaya muncul berulang kali (ayat 29,30,35-36,40). Ini mengindikasikan bahwa Yesus sangat menekankan hal ini dalam kesaksian-Nya. Secara khusus kita melihat bahwa percaya kepada Yesus merupakan pekerjaan Allah dan juga pekerjaan manusia. Kedua hal ini bukanlah dua hal yang bertolak belakang atau bertentangan. Keduanya harus tetap dipegang secara seimbang. Tidak perlu menekankan salah satu dan mengabaikan yang lain. Percaya adalah pekerjaan Allah (ayat 29). Hidup kekal sebagai akibat percaya kepada Yesus adalah pemberian Anak Manusia (ayat 27). Roti yang sejati yang turun dari surga adalah pemberian Allah (ayat 32-33). Semua yang percaya kepada Yesus adalah pemberian Allah (ayat 37,39). Di samping ini, percaya kepada Yesus juga merupakan tindakan manusia. Orang harus datang kepada Yesus (ayat 35,37). Tanpa tindakan manusia yang bersangkutan datang kepada Yesus, maka tidak mungkin percaya kepada Yesus timbul. Renungkan: Tidak perlu ragu untuk datang kepada Yesus betapa pun banyak dan besar dosa-dosa kita. Yesus tidak akan menolak bahkan membuang orang yang datang dan percaya kepada-Nya. Tidak perlu menunggu agar kita lebih baik dan lebih saleh dahulu baru kemudian percaya kepada-Nya. Seperti apa adanya kita, Yesus akan menerima kita. |
| (0.48630827777778) | (Yoh 8:12) |
(sh: Terang dunia (Senin, 11 Februari 2008)) Terang duniaJudul : Terang dunia Apa gunanya terang bagi dunia? Terang berfungsi memberi cahaya pada dunia dan manusia. Teranglah yang membuat manusia hidup dan beraktivitas. Terang yang sejati adalah Yesus Kristus, seperti kesaksian yang Dia nyatakan kepada orang banyak, "Akulah terang dunia ..." (ayat 12). Namun, orang Farisi tidak bisa melihat hal itu. Bagi mereka, kesaksian seseorang tentang dirinya sendiri tidak dapat dibenarkan (ayat 13). Yesus menunjukkan bahwa Ia punya kualifikasi untuk memberikan kesaksian tentang diri-Nya sendiri. Ia dapat melihat kekekalan (ayat 14), Ia menghakimi dengan benar (ayat 15-16), dan kesaksian-Nya didukung oleh Bapa (ayat 17-18). Mengacu pada Taurat, kesaksian dua orang adalah sah. Meski manusia tidak mengakui kebenaran kesaksian-Nya bukan berarti manusia benar. Kebenaran manusia mengikuti ukurannya sendiri. Kebenaran Allah hanya dapat diukur oleh Allah sendiri. Padahal pengenalan akan Bapa hanya dapat terjadi melalui pengenalan akan Anak terlebih dulu (ayat 19). Kesaksian Yesus selanjutnya mengarah pada perbedaan keberadaan manusia dan diri-Nya. Yesus berasal dari atas, yaitu Surga, tempat di mana tak ada dosa. Manusia berasal dari bumi dan akan mati dalam dosa. Perbedaan tempat hidup manusia dan Allah mencerminkan perbedaan kebenaran yang terjadi. Namun demikian Allah dan Putra-Nya yang benar. Ini akan dibuktikan di salib. (ayat 28). Penjelasan Yesus itu membuat para pendengar-Nya semakin marah. Yesus juga menunjukkan ketergantungan-Nya pada Bapa. Ajaran-Nya berasal dari Bapa (ayat 28). Ia selalu melakukan kehendak Bapa (ayat 29). Ketaatan ini Dia perlihatkan bahkan sampai Ia mati di kayu salib. Ia tidak berupaya membelokkan atau mengelak dari kehendak Bapa. Keseluruhan hidup-Nya Dia arahkan pada penggenapan kehendak Bapa di dalam dan melalui diri-Nya, yakni menjadi terang bagi dunia, bagi manusia. Sudahkah Anda percaya kepada terang dunia itu? Jika sudah, jadilah terang juga bagi dunia yang masih gelap ini, yaitu dunia di sekitar Anda. |
| (0.48630827777778) | (2Ptr 1:1) |
(sh: Pengenalan akan Kristus (Sabtu, 14 Oktober 2000)) Pengenalan akan KristusPengenalan akan Kristus. Menjelang akhir hidupnya, Petrus menyempatkan diri menulis surat kepada jemaat Tuhan. Tujuan-nya adalah memberikan kekuatan sekaligus mengingatkan status rohani mereka sebagai orang-orang yang telah mengenal Kristus. Saat itu jemaat Tuhan sedang berada dalam bahaya yang serius dan nyata, yaitu berkembangnya banyak ajaran palsu yang jahat. Para pengajar tersebut mengatakan diri kristen, tetapi cara hidup mereka bertentangan dengan hal-hal yang diajarkan Yesus. Untuk meneguhkan iman percaya mereka kepada Kristus, Petrus memaparkan ulang keadaan dirinya ketika ia belum mengenal Kristus dan sesudah ia menerima dan mengenal Kristus. Simon Petrus, adalah dirinya ketika hidup di luar Kristus dan belum mengenal Kristus. Petrus adalah orang Yahudi yang setia pada Perjanjian Lama. Hamba Yesus Kristus, adalah status Petrus sejak hidup di dalam Kristus dan mengenal Kristus. Pada tahapan ini tubuh, jiwa, dan pikirannya menjadi milik Kristus. Karena itu Petrus harus taat dan tunduk pada perintah Allah. Rasul Yesus Kristus, menunjukkan bahwa dirinya diberi kuasa untuk menyaksikan kasih karunia Allah yang melimpah melalui pemberitaan firman Tuhan kepada setiap orang. Pemaparan diri Petrus ini sebenarnya merupakan peng-identifikasian jemaat Tuhan masa itu dan masa sekarang. Jemaat yang semula tidak mengenal dan beriman kepada Kristus menjadi kenal dan beriman karena kasih karunia Allah. Melalui pengenalan akan Kristus, Allah menganugerahkan kuasa Illahi yang dikerjakan-Nya di dalam kita dan menyediakan bagi kita janji-janji-Nya yang besar. Bila kita memahami landasan hidup Kristen yang dipaparkan di atas, hanya ada dua pilihan dalam hidup kita. Pertama, memilih untuk terus mengenal dan aktif menjalin persekutuan dengan-Nya, dan dikaruniai kemampuan untuk memancarkan kodrat Illahi dalam kehidupan setiap hari. Kedua, memilih untuk pasif bersekutu dengan Allah tapi terlibat aktif dalam kegiatan nafsu duniawi. Pilihan yang paling tepat adalah pilihan yang dari saat ke saat membawa kita pada pertumbuhan yang sehat terhadap pengenalan dan iman kepada Yesus Kristus. Renungkan: Melalui pengenalan akan Kristus, Kristen dimampukan untuk terus maju dan bertumbuh. Sebab itu mustahil bagi Kristen memiliki kodrat Illahi dan menerima kuasa-Nya tanpa mengenal-Nya. |

