Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 740 ayat untuk kamu menyambut (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (Kis 7:55) (full: MELIHAT ... YESUS BERDIRI. )

Nas : Kis 7:55

Alkitab pada umumnya menerangkan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah (Kis 2:34; Mr 14:62; Luk 22:69; Kol 3:1). Namun di sini Yesus berdiri untuk menyambut orang syahid-Nya yang pertama. Stefanus telah mengakui Kristus di hadapan sesama umat manusia dan mempertahankan imannya. Kini Kristus, sebagai penghormatan terhadap hamba-Nya, mengakuinya di hadapan Bapa Sorgawi. Bagi semua orang percaya setia yang menghampiri saat kematian, Juruselamat berdiri untuk menerima saudara selaku juru syafaat dan pengantara (bd. Mr 8:38; Luk 12:8; Rom 8:34; 1Yoh 2:1).

(0.25) (Luk 10:1) (jerusalem) Kumpulan "logia" (perkataan dan perbuatan Yesus) yang dipakai Matius dan Lukas memuat sebuah wejangan yang sejalan dengan yang tercantum dalam Mar 6:8-11. Matius menjadikan kedua redaksi wejangan yang aslinya sama itu satu, Mat 10:7-16. Lukas tidak menggabungkannya, sehingga muncul dua wejangan: yang satu tertuju pada keduabelas (jumlah suku Israel), dan yang lain tertuju pada "ketujuhpuluh (var: tujuhpuluh dua)", jumlah tradisionil bangsa-bangsa bukan Yahudi. Bandingkan cerita kedua mengenai perbanyakan roti, di mana hal serupa terjadi, bdk Mat 14:13+.
(0.25) (Yoh 5:22) (jerusalem: Bapa tidak menghakimi) Kekuasaan atas hidup atas hidup dan mati merupakan pelaksanaan kekuasaan Hakim yang paling tinggi
(0.25) (Mzm 24:1) (sh: Hari ini harinya Tuhan (Minggu, 18 Maret 2001))
Hari ini harinya Tuhan

Zaman Israel purba, mazmur 24 merupakan mazmur yang khusus dinyanyikan dalam setiap penyembahan di Bait Allah pada hari pertama. Mazmur ini dinyanyikan secara bergantian antara pemimpin penyembahan dengan umat Israel, sebagai manifestasi dari kesiapan hati dan seluruh keberadaan bangsa Israel untuk menyambut hadirat kemuliaan Allah.

Mula-mula seluruh umat Israel menyanyikan ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">1-2, yang merupakan pengakuan bahwa Allahlah Pemilik seluruh bumi dan segala isinya termasuk manusia, karena Ialah yang menciptakan, menetapkan, dan memelihara. Mereka menyatakan dengan tegas apa pun yang mereka miliki baik itu kekayaan, kepandaian, bahkan kehidupannya adalah milik Tuhan. Karena itu mereka harus mendayagunakan semuanya dengan benar dan penuh rasa tanggung jawab. Pemimpin ibadah segera menyambung pujian itu dengan pertanyaan (3) agar jemaat mengevaluasi sudahkah hidup mereka layak di hadapan-Nya. Segera jemaat menjawab bahwa mereka yang mengakui kepemilikan Allah secara mutlak dalam kehidupan sehari-harilah yang layak datang kepada-Nya (4-6). Orang yang menggunakan tangannya untuk pekerjaan kotor, mendapatkan keuntungan materi dari orang lain, dan menipu untuk keuntungan pribadi sama dengan merampok harta Allah. Akhirnya penyembahan itu ditutup dengan seruan bersama untuk menyambut Raja Kemuliaan (7-10) sebagai pernyataan bahwa mereka telah berusaha hidup dengan mengakui dan menghargai kedaulatan Allah atas seluruh keberadaan mereka dengan segala kekayaannya.

Renungkan: Betapa indahnya jika hidup kita setiap hari dievaluasi berdasarkan mazmur ini sehingga kita dapat menutup setiap hari dengan pujian bagi kemuliaan-Nya.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 4

2Tawarikh 36:14-21

Efesus 2:1-10

Yohanes 3:14-21

Mazmur 137:1-6

Lagu: Kidung Jemaat 289

(0.25) (Yes 51:17) (sh: Bangkit, sambutlah keselamatan! (Sabtu, 20 Agustus 2005))
Bangkit, sambutlah keselamatan!

Allah menghukum bukan untuk membinasakan. Ia adil, karena itu perbuatan dosa harus dihukum. Namun, Ia adalah Allah yang Maha Kasih. Setelah hukuman diberikan Allah kembali mengampuni dan menyelamatkan.

Umat Allah telah ditawan ke Babel sebagai hukuman karena mereka memberontak terhadap Allah. Penderitaan berat karena hukuman itu telah mereka alami. Setelah puluhan tahun ditawan di Babel, Allah melihat umat-Nya tentu sudah menyadari kesalahan-kesalahan mereka dan merasa kapok. Oleh karena itu, kini tiba saatnya mereka harus bangkit kembali untuk menyongsong masa depan yang baru dan yang penuh pengharapan. Hukuman Allah atas mereka akan segera berakhir. Cawan murka Allah atas umat-Nya akan segera dialihkan kepada bangsa yang telah menindas mereka selama ini (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">51:17-23).

Umat Allah dipanggil untuk menyambut kabar baik keselamatan itu dengan sikap yang sepadan (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">52:1-2) karena janji penyelamatan itu datangnya dari Allah sendiri (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">3-6). Allah mengutus seorang Pemberita Kabar Baik (Ibr. mebaser). Kedatangannya dari atas bukit-bukit untuk menyampaikan Kabar Baik (Ibr. bissar) harus disambut dengan sorak sorai dan sukacita sebab Allah telah menebus umat-Nya dan membawa mereka kembali ke Sion (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">7-10). Oleh karena itu, mereka disuruh untuk meninggalkan semua hal yang najis dan mengikuti pimpinan Allah menuju Yerusalem (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">11-12).

Sama seperti Israel, umat Tuhan masa kini pun dipanggil untuk menyambut kabar baik keselamatan secara sepadan. Sambutlah keselamatan itu dengan sukacita dan ucapan syukur. Tentu saja, kita harus menanggalkan semua dosa dan perbuatan jahat, lalu mengenakan kekudusan. Jangan lagi hidup dalam kenajisan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan kepada Allah karena Dia sudah menebus kita. Ikut Dia dengan setia maka Dia akan memimpin jalanmu senantiasa.

Renungkan: Bangkitlah dan nyatakan keselamatan dalam hidupmu dengan mempraktikkan kebenaran.

(0.25) (Yes 61:1) (sh: Kabar baik bagi umat Tuhan (Senin, 29 Agustus 2005))
Kabar baik bagi umat Tuhan

Menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia, banyak narapidana yang menantikan kabar baik tentang pengurangan masa tahanan bahkan pembebasan mereka dari penjara. Namun, setelah bebas mereka sering mendapatkan kecurigaan dan penolakan. Akibatnya tidak jarang, mereka berbalik kepada kejahatan semula.

Kabar baik yang dikumandangkan oleh hamba Tuhan bagi Israel bukan hanya membebaskan mereka dari belenggu pembuangan, tetapi juga memulihkan mereka sebagai suatu bangsa (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">1-4). Allah sekali lagi akan mengikatkan diri kepada mereka dalam perjanjian abadi (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">8). Musuh yang pernah menindas mereka akan berbalik menjadi agen Allah untuk memberkati mereka. Semua yang pernah dirampas dari Israel akan dikembalikan musuh mereka dengan berlipat ganda. Semua bangsa akan mengakui Israel sebagai bangsa yang diberkati Tuhan (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">5-9). Bahkan Israel akan menemukan fungsi keumatan mereka yang telah mereka lupakan, yaitu menjadi imam Allah bagi bangsa-bangsa (6a; lih. Kel. 19:4-6). Oleh karena mereka, bangsa-bangsa akan mengenal dan menyembah Allah Israel. Sukacita Israel saat menyambut kabar baik itu digambarkan dengan ditukarkannya pakaian kabung dan sunyi suasana duka menjadi pakaian pesta dengan perhiasannya dan semarak suasana pesta. Nyanyian dukacita ditukar dengan kidung pujian bagi keagungan Allah (Yes. 61:3). Hamba Tuhan yang telah menyampaikan kabar baik ini pun ikut bergembira. Israel bagaikan pengantin wanita yang di-sambut pengantin pria (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">10). Mereka akan dipulihkan seperti kebun yang kembali dipenuhi oleh tanaman yang subur (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">11).

Setiap orang tanpa terkecuali diundang untuk menyambut keselamatan dari Allah di dalam Tuhan Yesus (Lih. Luk. 4:17-21). Sambutlah Dia sebagai Tuhan, alami pembebasan sejati dari belenggu dosa, serta nikmati anugerah kekal menjadi anak-anak-Nya.

Renungkan: Kebebasan dari dosa yang Tuhan berikan bagi orang yang percaya pada-Nya adalah sempurna dan tuntas.

(0.25) (Mat 10:34) (sh: Memilih Kristus tidak sia-sia (Selasa, 25 Januari 2005))
Memilih Kristus tidak sia-sia

Sekilas tampak, perkataan Kristus membawa kontradiksi. Ia yang adalah Raja Damai mengatakan bahwa kedatangan-Nya bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

Kedatangan Kristus memang membawa damai, damai antara manusia dengan Allah dan damai di antara sesama manusia yang percaya kepada-Nya. Namun demikian ada hal yang tak dapat dielakkan. Kedatangan Kristus ternyata membawa pertentangan antara Kristus dengan anti Kristus, antara orang yang percaya kepada-Nya dan yang tidak, antara gelap dan terang. Pertentangan ini dapat terjadi bahkan di antara orang-orang yang tinggal dalam satu rumah atau antara orang-orang yang memiliki pertalian darah. Bila mengikut Kristus membuat orang terpisah dari keluarganya, itulah harga yang harus ditanggungnya. Bila berdiri di atas kebenaran Kristus membuat seseorang dimusuhi keluarganya, itulah salib yang mesti dipikulnya. Kristus menuntut diri-Nya diprioritaskan lebih daripada sanak keluarga (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">37-38). Ini memang tidak mudah! Akan tetapi, Ia menjanjikan bahwa pilihan itu tidak sia-sia. Pilihan itu menunjukkan kesejatian iman orang tersebut (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">39).

Kristus memberikan penghiburan kepada para murid. Pekabaran Injil tidak akan sia-sia. Ada orang-orang yang akan menyambut mereka, menerima Kristus untuk diselamatkan. Itulah upah pelayanan mereka. Sukacita yang didapat jauh melebihi penderitaan memikul salib (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">40-42).

Kini pikul salib bisa berwujud ditolak keluarga dan masyarakat. Tidak mustahil kita ditekan, diintimidasi, malah dipecat oleh pimpinan tempat kita bekerja karena mempraktikkan prinsip iman kita. Namun, semua itu tidak perlu menyurutkan tekad kita mengikut Dia. Karena Dia akan menyambut kita sebagai hamba yang setia. Juga karena sukacita melihat mereka yang kita menangkan oleh kesaksian kita.

Doa: Tuhan, kuatkan kami agar segala bentuk penderitaan dan konsekuensi yang harus kami tanggung demi Engkau tidak membuat kami menyangkal Engkau.

(0.25) (Mat 13:1) (sh: Dampak pemberitaan Firman (Senin, 31 Januari 2005))
Dampak pemberitaan Firman

Yesus makin populer. Orang berbondong-bondong mencari Dia. Mungkin mereka ingin mengalami berbagai tanda mukjizat yang sanggup Ia lakukan dan telah tersiar luas kabarnya. Mungkin juga mereka memang terpesona oleh ajaran-ajaran-Nya yang penuh hikmat dan kuasa. Justru dalam situasi itu Yesus memberikan perumpamaan penabur. Maksudnya jelas untuk menantang mereka memeriksa diri, tipe tanah bagaimanakah mereka.

Penabur dalam perumpamaan ini adalah pemberita firman tentang Kerajaan Surga yaitu Yesus (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">19). Yesus tentu menginginkan agar semua yang mendengar ajaran-Nya mengalami pembaruan hidup. Namun, dengan perumpamaan ini, Yesus memberikan peringatan bahwa mungkin sekali orang banyak yang tertarik mengerumuni Dia itu tidak murni menyambut-Nya.

Ada empat kemungkinan tipe respons orang terhadap Yesus yang diwakili oleh empat jenis tanah penerima benih. Tanah di pinggir jalan, tanah berbatu-batu, tanah bersemak duri, dan tanah yang baik. Tiga yang pertama menunjukkan penerimaan yang tidak benar terhadap Yesus dan firman-Nya sehingga tidak mengeluarkan pembaruan hidup. Mereka adalah yang tidak percaya dan tidak mengerti firman Yesus (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">4, 19), yang tidak bersedia melaksanakan konsekuensi yang dituntut oleh firman (ayat 5-6, 20-21) dan yang hatinya penuh kekuatiran duniawi (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">7, 22). Hanya satu jenis respons yang menghasilkan buah pembaruan hidup yaitu yang menyam-but benih dengan segenap hati (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">8, 23).

Tiga jenis respons terhadap firman Yesus ini tidak saja terjadi dulu di antara pendengar Yesus. Ketiganya juga ada di kalangan orang yang menganggap diri Kristen atau terlibat dalam kehidupan bergereja. Perumpamaan Yesus memaksa pendengar-Nya untuk memeriksa diri. Kini pun kita didesak untuk memeriksa apakah respons iman kita sejati?

Ingat: Respons yang benar terhadap firman pasti membuahkan pembaruan hidup.

(0.25) (Mat 24:1) (sh: Yesus dan akhir zaman (Senin, 7 Maret 2005))
Yesus dan akhir zaman


Mulai pasal ini Yesus mengajar tentang akhir zaman. Ia menubuatkan kehancuran Bait Allah yang begitu megah dan mulia (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">2). Ini digenapi ketika Romawi di bawah pemerintahan Titus menghancurkan Yerusalem termasuk Bait Allah di dalamnya. Mereka yang menolak Kristus harus menuai hukuman atas kebebalan hati mereka sendiri. Ini baru semacam cicipan dari akhir zaman yang sesungguhnya, saat Kristus akan datang sebagai Hakim yang menghancurkan bukan hanya Yerusalem, melainkan semua yang tetap hidup dalam kejahatan. Kemegahan dan kemuliaan lahiriah tidak akan bertahan, karena Bait Allah yang sesungguhnya adalah diri Tuhan Yesus sendiri yang sudah dikurbankan, mati di kayu salib, dan bangkit pada hari yang ketiga.

Beberapa tanda akhir zaman menurut Tuhan Yesus:

1) Timbulnya Mesias palsu dan para nabi palsu. Mereka diizinkan meniru hal-hal yang Tuhan pernah lakukan sehingga menyesatkan banyak orang (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">4-5).

2) Peperangan akan melanda bangsa-bangsa (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">6). Ini menyatakan bahwa tanpa Kristus mustahil mencapai kedamaian dunia yang sejati. Yang ada hanyalah kebencian dan gila kuasa.

3) Bumi yang kita diami akan semakin tidak bersahabat dengan manusia (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">7b). Manusia dalam keserakahannya sudah menguras, mengeksploitasi, dan akhirnya menghancurkan alam yang seharusnya dikelola dengan baik.

4) Orang-orang percaya akan dibenci bahkan dianiaya dan dibunuh dan mereka yang bukan orang percaya sejati akan disaring, mereka akan meninggalkan Tuhan (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">10). Namun, Tuhan akan memberikan kekuatan bagi orang percaya untuk dapat bertahan (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">13).

5) Nabi-nabi palsu bermunculan.

6) Kasih manusia akan menjadi dingin (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">12). Akan tetapi,

7) Injil akan diberitakan di seluruh dunia.

Renungkan: Di setiap peringatan keras Yesus selalu berdengung panggilan kasih-Nya agar orang menyambut Ia. Di setiap pewartaan kabar baik dari Yesus selalu berdengung peringatan keras bahwa hukuman kekal akan menimpa orang yang tidak menyambut-Nya.

(0.25) (Luk 11:1) (sh: Belajar berdoa dari Yesus (Rabu, 18 Februari 2004))
Belajar berdoa dari Yesus

Yang melatarbelakangi permohonan para murid agar Yesus mengajar mereka berdoa adalah tindakan Yesus. Yesus berdoa. Mereka lalu meminta agar Yesus mengajarkan mereka berdoa (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">1). Ini penting untuk kita perhatikan. Ada apakah dengan doa atau kehidupan doa Yesus sehingga mereka terdorong untuk belajar hal berdoa dari-Nya? Tentu ada hal yang sangat menarik dari yang mereka lihat tentang Yesus yang berdoa, sehingga para murid meminta diajar berdoa. Hanya doa yang hidup di dalam mana kemesraan hubungan terpancar yang mampu membuat orang lain tertarik untuk berdoa. Sebenarnya doa tidak dapat dipelajari seperti orang belajar ilmu. Doa juga bukan suatu metode yang dapat dikuasai melalui banyak latihan. Doa adalah hubungan dengan Allah yang bertumbuh makin mesra sehingga menjadi sesuatu yang hidup. Itu sebabnya Yesus mengajar para murid-Nya agar doa dimulai dengan menyapa Allah sebagai Bapa (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">2). Justru karena Yesuslah kita boleh mengenal dan menyapa Allah sebagai Bapa. Karena sang Putra adalah uluran tangan Bapa menyambut kita maka kita menghayati hubungan anak-Bapa dengan Allah di surga.

Doa yang benar tidak bersemangatkan pementingan diri sendiri. Seperti halnya semua hubungan atau percakapan yang sehat menaruh perhatian pada semua pihak yang bercakap, demikian pun seharusnya isi doa. Itu sebabnya doa yang Yesus ajarkan ini memberi perhatian baik kepada kepentingan Allah (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">2) maupun kepada kepentingan kita (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">3-4). Kepentingan Allah didahulukan bukan karena kepentingan kita tidak penting, tetapi justru supaya kita menyadari betapa besar kasih dan perhatian Bapa kepada kita. Prinsip dan kerangka pemikiran doa yang Yesus ajarkan ini patut membentuk pula kehidupan doa kita. Ingatlah bahwa bila Yesus berkenan mengajar kita berdoa, pasti Bapa berkenan menyambut doa kita.

Renungkan: Tanda pertama bahwa kita dalam hubungan erat dengan Allah adalah hidup dalam doa.

(0.25) (Kis 14:1) (sh: Prinsip tegas, luwes, lentur dalam misi (Rabu, 18 Mei 2005))
Prinsip tegas, luwes, lentur dalam misi


Dalam bersaksi kita harus mengetahui dengan jelas apa yang ingin kita bagikan dan bagaimana menyampaikannya. Akan tetapi, itu saja tidak cukup. Kita juga harus peka terhadap beragam kebutuhan pendengar serta berbagai kemungkinan respons mereka terhadap Injil. Kita dapat menemukan prinsip dan contoh penting tentang bagaimana berinteraksi dengan respons tersebut dalam kisah penginjilan Paulus ini.

Kemajuan misi Paulus di Ikonium berhubungan dengan reaksi negatif para pemimpin Yudaisme di Antiokhia. Sesudah memantapkan iman mereka yang menyambut Injil, Paulus dan timnya tidak meladeni para musuh Injil (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">13:51). Mereka mengalihkan usaha penginjilan mereka ke Ikonium. Hal yang sama ternyata terulang lagi di Ikonium. Di Ikonium kedua rasul itu beroleh respons dari banyak orang untuk menerima Injil karena pelayanan yang disertai mukjizat Allah terjadi (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">14:1,3). Namun, banyak juga mereka yang merespons Injil secara negatif. Akibatnya, penduduk Kota Ikonium pun terbagi ke dalam mereka yang menyambut Injil dan mereka yang menolak Injil (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">4). Bahkan para penolak Injil itu bertindak lebih jauh lagi menjadi para pembenci Injil yang menciptakan gerakan untuk menganiaya pemberita Injil (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">5).

Penginjilan dan kesaksian kita harus mengandung unsur-unsur seperti yang dimiliki Paulus dan Barnabas. Yaitu, kasih Yesus yang menjadi sumber pendorong sekaligus isi kesaksian kita; Roh Kudus yang menjadi sumber kekuatan, ketahanan, semangat, dan keberanian kita dalam bersaksi. Roh Kudus juga jaminan yang akan membuat kesaksian kita mendapatkan respons. Oleh karena itu, Roh Kudus perlu menjadi pemimpin agar kita peka bagaimana harus menanggapi respons negatif dan kapan saatnya beralih ke orang/tempat lain demi perluasan kesaksian.

Doakan: Orang-orang di sekitar kita yang belum merespons Injil. Mintalah Roh Kudus bekerja dalam hatinya agar sadar dan terbuka terhadap kebutuhan akan keselamatan.

(0.24) (Mzm 14:6) (ende: kamu)

ialah kaum djahat.

(0.24) (Yoh 4:48) (ende: Kamu)

orang Jahudi umumnja.

(0.24) (Yos 4:24) (endetn: mereka)

diperbaiki. Tertulis: "kamu".

(0.24) (Yer 5:19) (endetn: mereka)

diperbaiki. Tertulis: "kamu".

(0.24) (Kis 13:26) (jerusalem: kita) Var: kamu.
(0.21) (3Yoh 1:7) (full: KARENA NAMA-NYA. )

Nas : 3Yoh 1:7

Ayat 3Yoh 1:5-8 menunjuk kepada para pemberita Injil Kristus yang berkeliling. Tugas dan hak istimewa umat Allah ialah menyumbang kepada kebutuhan dan pekerjaan misioner.

  1. 1) Menerima, mengutus, dan menyokong pekabar Injil harus dilaksanakan dengan cara yang layak di hadapan Allah (ayat 3Yoh 1:6; 1Kor 9:14; Fili 4:10-18). Jangan mereka diperlakukan sebagai pengemis, namun hendaknya diterima sebagai Tuhan sendiri (Mat 10:40) dan sebagai hamba-Nya yang membawa Injil ke seluruh dunia

    (lihat cat. --> Mat 28:19).

    [atau ref. Mat 28:19]

  2. 2) Pengutusan para misionaris dalam gereja mula-mula terdiri atas penyediaan dana bagi perjalanan mereka serta penyediaan makanan dan uang yang cukup untuk membiayai hidup yang memadai

    (lihat cat. --> Gal 6:6-10;

    lihat cat. --> Fili 4:16;

    [atau ref. Gal 6:6-10; Fili 4:16]

    dan Tit 3:13). Dengan menyokong para pekabar Injil, umat Allah ikut serta dalam menyebarluaskan kebenaran (ayat 3Yoh 1:8).
(0.21) (Yl 3:9) (sh: Penuntasan zaman lama dan terwujudnya zaman baru (Rabu, 20 Juni 2001))
Penuntasan zaman lama dan terwujudnya zaman baru

Dosa telah menodai zaman lama yang penuh pemberontakan dan keagungan diri manusia. Manusia ciptaan ingin menempatkan diri setara dengan Sang Pencipta dan memunculkan sikap persahabatan dengan musuh Sang Pencipta untuk memberontak terhadap Sang Pencipta. Betapa hancurnya citra peta teladan Allah dalam diri makhluk ciptaan yang tertinggi ini. Namun sejarah perjalanan zaman lama masih bergulir dan bersamaan dengan zaman baru yang telah dimulai sejak kehadiran Tuhan Yesus dalam dunia. Penuntasan zaman lama adalah pada hari kedatangan-Nya.

Hujan berkat di hari TUHAN adalah terwujudnya zaman baru bagi seluruh umat-Nya. Merekalah pasukan Allah yang di dalam ketidakberdayaan dapat berkata: “Aku ini pahlawan!” (10). Segala bangsa dari segala penjuru akan berkumpul di Sion – Yerusalem dan menyaksikan umat-Nya menikmati masa penuaian yang penuh sukacita dan kemenangan sementara mereka mengikuti sidang penghakiman Allah (11-13). Inilah hari penentuan bagi umat-Nya dan bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa yang mengagungkan dan mengandalkan kekuatan, kekayaan, dan ketangguhan panglima perang, akan dilumpuhkan-Nya dalam ketidakberdayaan (19). Segala dosa pemberontakan dipatahkan dan kehilangan kuasa-Nya, bertekuk lutut di bawah kaki pemerintahan-Nya (21). Namun umat-Nya akan bersorak menyambut-Nya karena Dialah benteng perlindungan yang memerintah selamanya (16, 20). Zaman baru yang telah dimulai sejak Yesus akan benar-benar terwujud secara sempurna dimana TUHAN memerintah selamanya sebagai Raja di atas segala raja bersama umat- Nya (17). Kota pemerintahan-Nya adakah kota yang kudus yang tidak mungkin dihampiri oleh orang-orang yang telah menolak-Nya. Pintu anugerah-Nya bagi yang belum menerima-Nya kini telah berakhir.

Renungkan: Yakinlah bahwa pergumulan zaman lama yang penuh dosa kejahatan dan pemberontakan akan berakhir, walaupun sementara ini kita harus tetap bergumul dalam dunia yang kita tumpangi ini. Bersiaplah menyambut terwujudnya zaman baru yang penuh sukacita dan kemenangan. Asahlah hidup Anda dengan kebenaran firman- Nya dan jadilah pahlawan iman di dalam ketidakberdayaan tubuh fana yang penuh dosa sampai tiba hari TUHAN.

Pengantar Kitab Ester

Kisah Ester terjadi di ibu kota kerajaan Persia – Susan – pada awal pemerintahan raja Ahasyweros (486-465 s.M.) yaitu setelah pemulangan bangsa Yehuda I (Ezr. 1-6) dan sebelum pemulangan II (Ezr. 7-10). Kisah ini menceritakan tentang rencana jahat untuk memusnahkan etnis Yahudi dari Kerajaan Persia. Persekongkolan itu digagalkan oleh Ester yang cantik dan berani yang telah menjadi permaisuri raja Ahasyweros. Kemenangan orang Yahudi ini sampai sekarang masih diperingati sebagai hari raya Purim

Penulis dan waktu penulisan Penulis kitab Ester tidak diketahui. Namun ketertarikannya pada asal mula dan perayaan hari raya Purim, nasionalisme yang tinggi dan pengetahuan yang mendalam tentang kerajaan Persia, tradisi, dan geografinya memberikan sedikit gambaran bahwa penulis kitab ini adalah orang Yahudi Persia yang hidup di Susan. Waktu penulisan kisah ini diperkirakan antara tahun 450 – 300 s.M. dengan tujuan menjelaskan asal mula perayaan Purim dan mengharuskan orang Yahudi untuk merayakannya (9:20-32).

Tema-tema utama Providensia Allah. Kitab Ester memberikan gambaran yang paling jelas tentang providensia Allah. Meskipun Allah tidak pernah disebutkan dalam kitab ini namun Ia berkarya melalui situasi, waktu, ‘kebetulan’, dan pilihan manusia untuk mencapai tujuan-Nya. Kitab Ester mengajar kita untuk melihat Allah yang tidak terlihat namun menyatakan diri-Nya melalui pasang surut kehidupan manusia dan peristiwa dunia, dan untuk memuji Dia karena pemeliharaan-Nya tidak pernah berhenti. Ketaatan dan ketidaktaatan. Perbandingan antara ketaatan dan ketidaktaatan dapat dijumpai dalam keseluruhan kitab ini. Dimulai dari ketidaktaatan Wasti dibandingkan dengan ketaatan Ester kepada Mordekhai pamannya, hingga ia berani menantang undang-undang raja (kamu+menyambut&tab=notes" ver="">4:11, 16; 5:1, 2). Tema ini juga dapat dilihat dalam diri Mordekhai yaitu ia menolak untuk menaati perintah Haman namun menaati perintah Ester (kamu+menyambut&tab=notes" ver="">4:17) dan taat melayani raja Persia serta kepentingan bangsanya (kamu+menyambut&tab=notes" ver="">10:3). Hidup sebagai umat Allah. Melalui kehidupan Mordekai, kita dapat melihat bahwa hidup sebagai kaum minoritas dan dalam negara yang sedemikian pluralis seperti Media-Persia bukanlah halangan untuk berkarya baik bagi bangsanya maupun bagi negara dimana ia tinggal.

(0.21) (Mat 20:29) (sh: Semarak menghantar jalan salib (Senin, 26 Februari 2001))
Semarak menghantar jalan salib

Ada saat pujian datang, ada pula saat kecaman datang; demikianlah yang dialami Yesus. Ia tahu bahwa sudah tiba saat- Nya Ia harus ke Yerusalem untuk menempuh jalan salib, tetapi sesuai dengan nubuatan nabi, Yesus mengalami suasana semarak pujian orang banyak yang mengikuti-Nya. Namun sayangnya mereka hanya mengenal-Nya sebagai nabi dari Nazaret. Mengapa demikian?

Sebelum tiba di Yerusalem, ketika Yesus keluar dari Yerikho, dua orang buta berseru kepada-Nya. Mereka memanggil Yesus sebagai Anak Daud, suatu sebutan yang berkaitan dengan Kemesiasan-Nya. Berbeda dengan respons orang banyak yang sangat tidak bersimpati melihat orang buta yang membutuhkan pertolongan, Yesus tergerak hatinya oleh belas kasihan untuk menolong mereka. Walaupun Ia sudah tahu kebutuhan mereka, tetapi Ia bertanya lebih dahulu apa yang mereka kehendaki dari Yesus. Mereka mengatakan suatu kebutuhan utama, yakni supaya Ia mencelikkan mata mereka. Respons Yesus (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">34) semata-mata bukan karena teriakan mereka, tetapi karena kehendak-Nya untuk menjamah mereka dan menyembuhkan. Kemesiasan-Nya sungguh nyata melalui kuasa-Nya mencelikkan mereka.

Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya menuju Yerusalem. Tiba di Betfage, suatu desa di Bukit Zaitun, Ia menyuruh 2 murid-Nya untuk meminjam keledai betina dengan anaknya. Kemudian Ia menunggangi keledai tersebut. Segala sesuatunya terjadi di dalam rencana dan pengaturan-Nya sesuai nubuatan nabi (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">2-5). Sejumlah besar orang menyambut-Nya dan menyebut-Nya: Anak Daud dan Dia yang datang dalam nama Tuhan (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">9). Kedua sebutan ini sesungguhnya menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, namun ternyata sebutan ini hanya keluar dari bibir mereka tanpa pemahaman yang selaras dengan pengakuan. Ia menerima segala perlakuan mereka karena Ia datang sebagai penggenap nubuatan nabi, walaupun Ia tahu bahwa mereka menyambut-Nya hanya sebagai nabi besar dan bukan seorang Mesias (ayat kamu+menyambut&tab=notes" ver="">11).

Renungkan: Mungkin Kristen sering terlalu mudah menyanyikan pujian atau menyerukan haleluya sebagai respons atas kebenaran firman Tuhan, tanpa didasari pemahaman dan pengenalan yang benar, yang selaras dengan pengakuan melalui bibir.

(0.21) (Luk 5:1) (sh: Bukan sekadar pemberita tetapi sumbernya (Selasa, 4 Januari 2000))
Bukan sekadar pemberita tetapi sumbernya

Memberitakan Injil dan mempersiapkan Pemberita Injil Kerajaan Allah adalah tugas yang diberikan Bapa kepada Tuhan Yesus. Dari kota ke kota, Yesus berjalan untuk memberitakan Injil. Kali ini Yesus memberitakan firman kepada orang banyak di tepi danau Genezaret dari perahu Simon. Di atas perahu itu selain Simon ada juga beberapa teman nelayan lain.

Pemberitaan firman Allah tidak hanya di dengar oleh orang banyak, secara khusus ditangkap jelas oleh kawanan nelayan di perahu itu. Pengajaran firman Tuhan yang mereka dengar membuat pengenalan mereka kepada Yesus makin dalam. Oleh sebab itu Simon dan kawan-kawan taat pada perintah Yesus manakala Yesus memerintahkan mereka menebarkan jala di pagi hari. Meski semalaman mereka gagal, pagi ini hasilnya luar biasa. Jala yang kosong sepanjang malam, kini penuh ikan sampai koyak. Perahu yang sarat ikan mencelikkan "mata" Simon dan kawan-kawan bahwa Yesus bukan hanya pemberita firman Allah, Penyembuh penyakit, Pengusir setan, tetapi Ia adalah Tuhan. Simon menyadari keberdosaannya dan ketidaklayakannya di hadapan Tuhan Yesus yang Maha Mulia.

Menjadi pengemban misi Yesus, bukan karena memilih tetapi karena dipilih. Bukan karena mampu melakukan perkara besar tetapi karena dimampukan melakukannya. Bukan karena cakap tetapi karena anugerah. Bukan karena suci tetapi karena mau mengakui dosa dan menerima anugerah. Bukan karena suci tetapi karena mau mengakui dosa dan menerima pengampunan. Siapa Simon dan kawan-kawan? Manusia yang berdosa dan tidak layak menerima berkat Tuhan Yesus. Namun anugerah Allah diberikan kepada mereka. Status baru dianugerahkan, yakni menjadi penjala manusia. Tanpa ragu dan mengulur waktu tiga sekawan ini menyambut panggilan Yesus. Mereka meninggalkan perahu dan jala dan mengikut Yesus.

Renungkan: Mendengar firman Allah, mengalami kuasa Tuhan Yesus dalam hidup kita seharusnya mengiring kita untuk menyambut dan terlibat dalam misi Yesus bagi dunia ini. Kita Syukuri kesempatan dan kepercayaan istimewa yang Allah anugerahkan pada kita untuk merampungkan rencana kekal-Nya bagi dunia ini. "Nyatakanlah visi-Mu kepada umat-Mu. Panggillah hamba-hamba-Mu bagi penuaian ladang-mu", adalah bagian doa yang pernah dipanjatkan kepada Tuhan oleh salah seorang hamba Tuhan, kiranya menjadikan doa kita juga.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA