Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 270 ayat untuk ia sendiri dengan anak itu AND book:46 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.76) (1Kor 1:1) (sh: Ucapan syukur jemaat dan kesetiaan Allah (Jumat, 29 Agustus 2003))
Ucapan syukur jemaat dan kesetiaan Allah

Apakah sebenarnya yang membuat gereja dapat bertahan sepanjang zaman? Apakah resep bagi langgengnya persekutuan orang percaya?

Sebelum menyampaikan keprihatinannya menjawab persoalan jemaat, Paulus menyampaikan alasan mengapa ia merasa berhak menyampaikan kata pengajaran dan nasihat kepada jemaat (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">1,2). Bagian ini penting karena akan menjadi semacam 'dasar hukum' bagi semua yang akan dipaparkannya dalam seluruh suratnya. Tanpa peranannya sebagai rasul Kristus yang ditunjuk oleh Allah sendiri (Kis. 9:1- 19a), ia tidak mempunyai wewenang atau wibawa rohani apapun.

Paulus menekankan adanya hubungan yang khas di antara orang-orang percaya yang dipanggil untuk dikuduskan. Semuanya menjadi bersaudara, saling mendengar karena mereka semua mempunyai satu Bapa (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">3), dan ber-Tuhankan Yesus Kristus yang memiliki semua kuasa dari Allah Bapa. Kini landasan relasi antara Paulus dan Sostenes yang datang bersamanya dengan para pembacanya telah diletakkan. Keterikatan di antara mereka semua tercipta karena berada dalam satu rumah tangga rohani, dengan damai sejahtera melingkupinya.

Paulus mengingatkan jemaat bahwa sebagai orang yang berutang kepada Yesus Kristus, karena anugerah keselamatan kekal-Nya, ucapan syukur merupakan hal vital dan tidak boleh terputus dalam kehidupan jemaat. Imbauan Paulus ini didasarkan pada dua hal. [1] jemaat memiliki kemampuan untuk saling bersaksi tentang Kristus. [2], dalam masa penantian kedatangan Kristus kembali iman jemaat tidak akan terombang ambing sehingga jemaat dapat memelihara kehidupan yang bersih dan tidak tercela. Paulus yakin dan optimis karena kesetiaan Allah memungkinkan itu terjadi.

Renungkan: Apakah sumbangan kita untuk menjadikan jemaat yang di dalamnya kita tergabung, suatu persekutuan yang lestari?

(0.76) (1Kor 15:20) (sh: Faedah buah sulung (Kamis, 2 Oktober 2003))
Faedah buah sulung

Kristus telah bangkit sebagai yang sulung menurut urutan kebangkitan orang-orang yang telah meninggal. Hal ini mengindikasikan bahwa orang-orang yang telah meninggal namun telah menjadi milik-Nya akan dibangkitkan kemudian. Yang dimaksud adalah waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, Kristus datang sebagai Raja dalam pemerintahan-Nya. Ia adalah Raja yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya. Ia menjadi Raja hingga musuh terakhir dibinasakan yaitu maut. Kristus juga adalah Anak yang menaklukkan diri-Nya di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah, Sang Pencipta dan Penguasa menjadi semua di dalam semua (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">20-28). Demikianlah Paulus menguraikan arti kebangkitan yang benar kepada jemaat.

Ada dua alasan bagi Paulus yang menganggap penting baginya memberikan pemahaman yang benar tentang kebangkitan. Pertama, tujuan dan manfaat baptisan bagi orang mati merujuk pada penggunaan simbol partisipasi Kristen dalam kehidupan kekal. Kedua, menjadi martir tiap-tiap hari dalam menghadapi bahaya maut demi pemberitaan injil. Pengharapan yang mendalam tentang apa yang kita percaya dan beritakan, akan menjadikan baptisan berfaedah dan menjadi martir tidak sia-sia. (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">29-32)

Demi mempertahankan kepercayaan pada kebangkitan Kristus yang membawa faedah itu, maka tugas orang-orang Kristen pada masa kini adalah bijak dalam menikmati kehidupan sekarang. Hedonisme dan pergaulan buruk yang mencakup pergaulan bebas dan perbuatan-perbuatan dosa harus segera dibuang dan ditinggalkan. Sebaliknya, nantikan kehidupan kekal yang kita harapkan dengan mawas diri terhadap dosa dan berusaha terus untuk hidup dalam pengenalan yang benar tentang Allah (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">33-34).

Renungkan: Memberi diri dibaptis dan menjadi martir demi faedah buah sulung tidak akan sia-sia.

(0.76) (1Kor 8:1) (full: DAGING PERSEMBAHAN BERHALA. )

Nas : 1Kor 8:1

Dalam pasal 1Kor 8:1-10:33 Paulus menangani pertanyaan jemaat Korintus mengenai daging persembahan berhala dan apakah dibenarkan untuk membeli atau makan daging itu dan ikut serta dalam pesta pora di kuil berhala (ayat 1Kor 8:10).

  1. 1) Dalam menangani pokok ini ia menyingkapkan suatu prinsip penting yang harus dipraktikkan oleh orang Kristen pada segala zaman. Prinsip ini berlaku untuk kegiatan yang diragukan, yang dapat mencobai beberapa orang percaya untuk berdosa dan membawa mereka kepada kehancuran rohani (ayat 1Kor 8:11). Roh Kudus, melalui Paulus, telah mengarahkan orang Kristen untuk selalu bertindak dengan kasih bagi orang percaya lain yang mungkin menuntut penyangkalan diri.
  2. 2) Penyangkalan diri berarti membatasi kebebasan diri dan menyingkirkan segala kegiatan yang meragukan agar tidak mengganggu pikiran atau melemahkan keyakinan tulus orang Kristen lain, yang mereka yakini didasarkan pada prinsip-prinsip alkitabiah. Lawan dari penyangkalan diri adalah mempertahankan hak pribadi untuk tetap terlibat dalam kegiatan yang meragukan, tindakan yang mungkin akan mengajak orang lain untuk ikut serta dan merugikan diri mereka sendiri (bd. Rom 14:1-15:3;

    lihat cat. --> Kis 15:29;

    lihat cat. --> 1Kor 9:19).

    [atau ref. Kis 15:29; 1Kor 9:19]

(0.75) (1Kor 15:9) (ende)

Perasaan jang mendjelmakan ungkapan "anakgugur" tersebut, dilandjutkan. Dengan itu Paulus menjimpang dari djalan pikiran lurus. Dimana sadja timbul suatu kesempatan, Paulus gemar menggunakannja untuk mengakui dengan sjukur hati kebesaran kerahiman Allah kepadanja dan ketakmampuan dirinja sendiri.

(0.74) (1Kor 14:16) (ende: Kaum takmahir)

Jang dimaksudkan agaknja saudara-saudara jang belum diberi dan belum sendiri mengalami keterharuan kurnia itu. Sebab itu mereka tidak mengerti maksudnja.

(0.73) (1Kor 2:15) (ende: Sendiri tidak dimengerti)

jaitu oleh orang-orang jang hanja mempunjai kebidjaksanaan duniawi, dan dengan itu tidak mungkin mengerti dan menghargai sikap hidup dan tjita-tjita orang-orang jang dihidupi Roh Kudus.

(0.72) (1Kor 7:7) (sh: Kudusnya pernikahan (Kamis, 11 September 2003))
Kudusnya pernikahan

Paulus kembali menegaskan kepada jemaat Korintus bahwa pernikahan itu kudus. Karena kekudusan sebuah perkawinan itulah maka perceraian tidak diperbolehkan, dengan alasan apa pun (ayat 10- 11). Atau bila perceraian itu telah terjadi, kepada mereka yang sudah terlanjur bercerai, Paulus minta agar masing-masing pihak tidak menikah lagi bahkan dianjurkan untuk hidup berdamai dengan mantan pasangannya.

Kepada mereka yang memiliki pasangan yang tidak seiman, Paulus mengajukan alasan teologis mengapa pernikahan harus dipertahankan. Harus diingat terlebih dahulu, bahwa ketidakseimanan pasangan yang dimaksudkan oleh Paulus adalah keduanya belum menjadi Kristen ketika menikah, lalu pada suatu waktu, salah seorang di antara mereka menjadi Kristen.

Alasan teologis itu adalah bahwa pihak yang beriman akan menguduskan pasangannya yang tidak seiman (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">14). Oleh karena itu dengan mempertahankan pernikahan itu, siapa tahu pihak yang tidak beriman itu menjadi beriman karena kesetiaan dan kasih dan doa- doa pasangannya (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">16). Tetapi hal-hal ini haruslah terjadi bukan dalam tekanan atau paksaan. Maksudnya, kalau pihak yang tidak seiman menuntut perceraian, maka pasangan yang beriman tidak terikat untuk mempertahankannya (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">15).

Di zaman modern ini, kita diperhadapkan pada dunia yang dengan mudahnya menemukan orang kawin - cerai - kawin lagi, orang-orang Kristen sebagai anak-anak Tuhan dipanggil untuk menjadi model pernikahan kudus. Justru Tuhan bekerja melalui pernikahan anak- anak-Nya untuk menyelamatkan pasangannya yang belum percaya. Tetapi hati-hati! Perikop ini bukan untuk dijadikan dalih untuk menikah dengan orang yang tidak seiman.

Renungkan: Berapa pernikahan bisa diselamatkan dari kehancuran dan perceraian bila anak-anak Tuhan menunjukkan keteladanan pernikahan yang kudus?

(0.72) (1Kor 12:27) (ende)

Jang agak samar-samar tergambar dalam ajat-ajat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="ende">12-26 (1Ko 12:12-26), kini dikatakan setjara langsung dan tegas. Paulus menekankan bahwa susunan lahiriah umat diatur oleh Allah sendiri, sebab itu tiap-tiap anggota harus takluk dan mentjukupkan diri dengan peraturan Allah itu.

(0.72) (1Kor 10:29) (jerusalem: Mungkin ada orang yang berkata) Ini oleh terjemahan ditambahkan untuk menjelaskan maksud Paulus. Harafiah: Mengapa kebebasanku diukur dengan hati-nurani orang lain? Ini juga dapat dimengerti sbb: Orang harus berlaku seperti yang dikatakan (tidak makan dari persembahan berhala) hanya untuk menghormati hati-nurani orang lain, bukan untuk menyesuaikan hati-nuraninya sendiri (yang tetap bebas) dengan pandangan orang lain itu.
(0.71) (1Kor 8:12) (full: ENGKAU PADA HAKEKATNYA BERDOSA TERHADAP KRISTUS. )

Nas : 1Kor 8:12

Mereka yang dengan teladannya memimpin orang percaya lain ke dalam dosa dan kehancuran rohani (ayat 1Kor 8:11) tidak hanya berdosa terhadap orang itu, melainkan juga berdosa terhadap Kristus sendiri. Suatu dosa yang besar telah dilakukan; maksud kematian Kristus dianggap bernilai kecil dalam perbandingan dengan hasrat diri seorang yang berpusat pada dirinya sendiri

(lihat cat. --> Mat 18:7).

[atau ref. Mat 18:7]

(0.71) (1Kor 10:16) (ende: Piala pemberkatan)

ialah jang berisi dan menjampaikan segala berkat dan rahmat.

(0.71) (1Kor 13:8) (sh: Karunia akan berakhir, tetapi kasih kekal! (Jumat, 26 September 2003))
Karunia akan berakhir, tetapi kasih kekal!

Salah kaprah tentang pengertian karunia dalam hidup orang-orang percaya masih seringkali terjadi. Ada yang beranggapan bahwa karunia itu sifatnya kekal. Anggapan ini cenderung membuat orang yang diberikan karunia khusus menjadi sombong.

Keadaan ini pun terjadi di tengah-tengah pelayanan Paulus di jemaat Korintus. Untuk meluruskan anggapan tersebut Paulus menjelaskan bahwa karunia adalah pemberian Roh Kudus yang berfungsi untuk memperlengkapi dan menunjang pelayanan, supaya anak-anak Tuhan dapat melayani lebih efektif dan efisien. Itu sebabnya karunia diberikan kepada orang tertentu untuk tugas tertentu. Bila tugas tertentu sudah selesai, maka karunia pun ditarik kembali. Tidak demikian dengan kasih. Kasih adalah karakter yang ditanamkan, dan harus ditumbuhkan, karena itu kasih harus menjadi bagian tidak terpisahkan dalam hidup anak-anak Tuhan.

Dalam bagian ini, Paulus mengingatkan jemaat Korintus yang terjebak kepada pengalaman-pengalaman rohani berupa karunia-karunia sebagai identitas Kristen. Jati diri Kristen adalah kasih, sedangkan karunia-karunia adalah sarana. Sarana akan mubazir ketika tidak dipakai, atau sudah tidak diperlukan lagi. Paulus mengambil contoh, karunia pengetahuan. Karunia pengetahuan diberikan karena keterbatasan kita mengenal Allah dan misteri rencana-Nya. Bila kita sudah kembali kepada Allah, maka karunia pengetahuan itu tidak diperlukan lagi (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">9-12). Tidak demikian dengan kasih sebagai jati diri Kristen. Siapa dapat menghadap Allah kalau tidak mengasihi Dia? Lagipula kasih adalah sikap respons personal Kristen kepada Allah dan sesama. Tanpa kasih, kita tidak bisa bergaul dengan Allah.

Renungkan: Kasih adalah hakikat kekal Allah. Karena itu, kasih Kristus haruslah menjadi ciri hidup orang-orang Kristen, dan kasih Kristus inilah yang harus selalu diutamakan dalam seluruh eksistensi hidup dan pelayanan kita.

(0.70) (1Kor 13:1) (sh: Yang terutama adalah kasih. (Minggu, 7 September 1997))
Yang terutama adalah kasih.

Kasih bukan saja salah satu dari ciri khas orang Kristen, tetapi jiwa dari jatidiri Kristen dan Kekristenan. Kasih mutlak untuk kualitas kehidupan di kalangan Gereja Kristen sendiri. Paulus menegaskan bahwa karunia yang paling utama yang harus dipraktekkan oleh setiap warga gereja untuk membangun tubuh Kristus adalah kasih (">1Kor. 12:31). Semua karunia sehebat apa pun, akan menjadi sia-sia (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">12:1" context="true">1), tidak berguna bagi orang lain (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">2), juga bagi diri sendiri (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">3) bila tidak dilakukan dalam kasih dan karena kasih. Pikirkan betapa ekstrim ajaran Paulus ini. Siapa dari kita yang tidak seperti jemaat Korintus, menganggap penting karunia berkomunikasi (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">1), karunia nubuat, hikmat, iman (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">2), atau karunia berkorban dalam pelayanan (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">3)? Semuanya itu penting bila berguna, dan berguna bila dilakukan dalam kasih dan digerakkan oleh kasih!

Aneka ragam kasih. Kasih akan berkaitan erat dan terwujud dalam beberapa sifat yang mencerminkan sifat Kristus sendiri. Sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri. Orang yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak memiliki kasih. Orang yang dihidupkan Kristus dan hidup bagi Kristus, itulah yang akan memiliki kasih. Orang demikian tidak mencemburui kemajuan atau kemampuan orang lain, melainkan sambil memuji Tuhan justru mendorong kemajuan orang lain.

Yang abadi adalah kasih. Seperti orang Kristen di Korintus, kita pun cenderung menganggap penting hanya hal-hal yang berdampak langsung. Yang utama dan karena itu yang terpenting sebenarnya ialah yang dampaknya lama bahkan abadi. Jauh melebihi nubuat, kesembuhan ilahi, hikmat, bahasa roh, adalah dampak kasih. Bahkan bila dibandingkan dengan iman dan pengharapan sekali pun, ternyata kasihlah yang abadi. Itu sebabnya kasih harus kita kejar, agar selalu menjiwai sikap dan tindakan kita dalam hidup dan pelayanan.

Renungkan: Bukan kasih manusiawi yang harus jadi ciri hidup Kristen, tetapi kasih Kristus sendiri.

Doa: Sungguh aku kekurangan kasih. Penuhi aku dengan kasihMu, ya Tuhan Yesus.

(0.70) (1Kor 3:21) (jerusalem) Dengan sengaja ayat ini mengulang kata-kata yang dipakai dalam 1Ko 1:12: kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus; Aku dari golongan Apolos; Aku dari golongan Kefas. Paulus menandaskan: justru kebalikannya yang benar. Kamu sebenarnya bukan seperti orang-orang itu. Mereka menjadi milik kamu (dan bukan kamu milik mereka), sebab mereka pelayanmu. Sama seperti seluruh ciptaan mereka hanya melayani kamu, supaya kamu menjadi milik Kristus yang sendiri milik Allah.
(0.69) (1Kor 1:12) (jerusalem: Kefas) Ialah Petrus. Boleh jadi Petrus sendiri pernah mengunjungi jemaat di Korintus, tetapi mungkin juga bahwa sementara orang Kristen di Korintus mencari dukungan kewibawaan Petrus yang umum di akui oleh semua jemaat
(0.69) (1Kor 11:27) (full: DENGAN CARA YANG TIDAK LAYAK MAKAN ... MINUM. )

Nas : 1Kor 11:27

Makan dengan cara yang tidak layak berarti tindakan ikut serta di meja Tuhan dengan sikap hati yang acuh tak acuh, mementingkan diri sendiri dan tidak hormat, tanpa maksud dan keinginan apa pun untuk meninggalkan dosa yang disadari dan kemudian menerima perjanjian kasih karunia dengan segenap janji dan tuntutannya. Mereka yang ikut serta dalam cara yang sedemikian tidak layak itu berdosa besar terhadap Tuhan. Mereka bersalah dalam hal menyalibkan Kristus kembali dan dengan segera akan berada di bawah hukuman dan pembalasan (ayat 1Kor 11:29-32). "Berdosa melawan tubuh dan darah Tuhan" berarti bertanggung jawab atas kematian-Nya.

(0.69) (1Kor 10:23) (sh: Hidup untuk Allah atau diri sendiri? (Jumat, 19 September 2003))
Hidup untuk Allah atau diri sendiri?

Memang banyak daging yang diperjualbelikan di pasar di kota Korintus adalah daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Namun, ada juga daging yang tidak dipersembahkan kepada berhala. Meskipun orang-orang Yahudi yang ada di Korintus mempunyai pasar sendiri untuk menghindari daging yang telah dipersembahkan kepada berhala.

Di tengah maraknya orang memilih makanan yang boleh dan tidak boleh di makan, Paulus memberitakan kabar sukacita yaitu bahwa semua makanan di dunia ini boleh dimakan termasuk yang telah dipersembahkan kepada berhala (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">26). Namun, Paulus juga memberitahukan kepada orang-orang di Korintus, kalau ada orang yang memberitahu bahwa makanan itu telah dipersembahkan kepada berhala, janganlah memakan makanan itu. Karena itu akan menjadi batu sandungan bagi orang yang ada di sekitarnya (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">28,32). Paulus mengajak orang Kristen di Korintus, untuk tidak mementingkan diri sendiri, tetapi melihat kepentingan orang lain juga. Terlebih lagi Paulus mengajak jemaat Korintus agar dalam melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah, supaya setiap orang yang berada di sekitarnya, beroleh selamat (ayat ia+sendiri+dengan+anak+itu+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">31,32).

Peringatan Paulus ini juga harus mendapatkan perhatian kita, orang- orang Kristen masa kini. Artinya, ada saat di mana kita melakukan sesuatu untuk kepentingan kita, tetapi ada pula saat di mana kita harus mengorbankan kepentingan diri kita untuk kepentingan bersama dengan sikap penuh hormat. Hidup seperti demikianlah yang Paulus inginkan dilakukan jemaat Tuhan di Korintus sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. Saat ini, kita tidak di tengah- tengah beragam agama, dan budaya. Karena itu janganlah hidup untuk diri sendiri.

Renungkan: Hendaklah hidup Anda saat ini dan selama-lamanya selalu terarah hanya demi dan untuk kemuliaan Allah.

(0.69) (1Kor 7:36) (bis: Kalau seseorang ... yang dirasanya baik)

Kalau seseorang ... yang dirasanya baik: atau Mengenai seorang laki-laki dan anak gadisnya: kalau ia merasa bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap anaknya itu, dan anak itu sudah cukup dewasa untuk kawin, maka ia harus melakukan kehendaknya dan mengawinkan anak gadisnya itu.

(0.69) (1Kor 12:3) (full: YESUS ADALAH TUHAN. )

Nas : 1Kor 12:3

Paulus memulai pembicaraan tentang karunia rohani dengan kebenaran bahwa karunia dan manifestasi Roh Kudus akan memuliakan Yesus sebagai Tuhan atas gereja. Kriteria tertinggi kegiatan Roh ialah adanya manifestasi yang terus berkembang mengenai pribadi, kehadiran, kuasa, kasih, dan kebenaran Tuhan Yesus Kristus. Dalam manifestasi karunia rohani, Kristus sendiri melayani oleh Roh itu melalui umat-Nya (lih. ayat 1Kor 12:12-27; Mat 25:40).

(0.69) (1Kor 14:39) (full: BERNUBUAT DAN JANGANLAH MELARANG ... BAHASA ROH. )

Nas : 1Kor 14:39

Dua perintah ini mengakhiri pembicaraan Paulus mengenai nubuat dan bahasa roh. Apabila jemaat Korintus menolak untuk mengakui bahwa perintahnya adalah "perintah Tuhan", maka mereka membuktikan bahwa mereka bukan nabi, atau umat Roh itu (ayat 1Kor 14:37-38). Gereja zaman sekarang yang mengaku hendak mengikuti Firman Allah, namun melarang orang untuk berkata-kata dengan bahasa roh dan tidak sungguh-sungguh merindukan jemaatnya bernubuat, harus bertanya kepada diri sendiri bagaimana ayat 1Kor 14:37-38 dapat diterapkan pada mereka.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA