Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apapun yang dihadapinya.<x id="w" />

Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin<x id="t" /> dan tulang-tulang dalam rahim<x id="u" /> seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.

Lalu aku berpaling untuk meninjau hikmat, kebodohan dan kebebalan<n id="1" />,<x id="k" /> sebab apa yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? Hanya apa yang telah dilakukan<x id="l" /> orang.

Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua.<x id="o" />

Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.<x id="t" />

Aku membenci segala usaha yang kulakukan<n id="1" /> dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku.<x id="u" />

Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum<x id="z" /> dan bersenang-senang dalam jerih payahnya.<x id="a" /> Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah<n id="1" />.<x id="b" />

Berkatalah aku dalam hati: "Allah akan mengadili<x id="v" /> baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan<x id="w" /> ada waktunya."

Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!

Aku melihat semua orang yang hidup di bawah matahari berjalan bersama-sama dengan orang muda tadi, yang akan menjadi pengganti raja itu.

(5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya,<x id="r" /> karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu<n id="1" />.<x id="s" />

(5-19) Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya.<x id="i" />

Dalam hidupku yang sia-sia<x id="n" /> aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya.<x id="o" />

Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau<x id="v" /> tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.

Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih.

Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu<x id="f" /> dengan hati yang senang<n id="1" />,<x id="g" /> karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.

oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat<x id="x" /> akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.

Selain Pengkhotbah berhikmat, ia mengajarkan juga kepada umat itu pengetahuan. Ia menimbang, menguji dan menyusun banyak amsal.<x id="l" />

Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah<x id="q" /> dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya<n id="1" />,<x id="r" /> karena ini adalah kewajiban setiap orang.<x id="s" />

Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan<n id="1" /><x id="t" /> yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi,<x id="u" /> entah itu baik, entah itu jahat.