Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor<n id="1" /><x id="e" /> dia dengan ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?" Iapun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom.

Berkatalah suaminya: "Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru<x id="l" /> dan bukan hari Sabat." Jawab perempuan itu: "Jangan kuatir."

bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut.

Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya!<x id="w" /> Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota,<x id="x" /> tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?<x id="y" />"

Maka para pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berkata kepada Mordekhai: "Mengapa engkau melanggar perintah<x id="y" /> raja?"

Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya?<x id="x" /> Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?<x id="y" />

Tidak adakah balsam di Gilead?<x id="g" /> Tidak adakah tabib<x id="h" /> di sana? Mengapakah belum datang juga kesembuhan<x id="i" /> luka puteri bangsaku?

Engkau memang benar,<x id="h" /> ya TUHAN, bilamana aku berbantah<x id="i" /> dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan:<x id="j" /> Mengapakah mujur<x id="k" /> hidup orang-orang fasik<n id="1" />, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?

Cobalah tanyakan dan selidiki, adakah laki-laki melahirkan? Mengapakah setiap laki-laki Kulihat tangannya pada pinggangnya seperti seorang perempuan yang melahirkan?<x id="m" /> Mengapakah setiap muka berubah menjadi pucat?<x id="n" />

Mengapa kulihat mereka terkejut, mundur ke belakang? Pahlawan-pahlawan mereka terpukul kalah, lari<x id="d" /> kocar-kacir, tanpa menoleh; kedahsyatan<x id="e" /> dari segala jurusan!, demikianlah firman TUHAN.

Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa?<x id="w" /> Bukankah satu Allah menciptakan kita?<x id="x" /> Lalu mengapa kita berkhianat<x id="y" /> satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian<x id="z" /> nenek moyang kita?

Lalu pengerah-pengerah Firaun memukul<x id="y" /> mandur-mandur Israel, yang mereka angkat, sambil bertanya: "Mengapakah kamu pada hari ini tidak menyelesaikan jumlah batu bata yang harus kamu buat seperti kemarin?"

Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?"

"Mengapa tidak kamu makan korban penghapus dosa<x id="o" /> itu di tempat yang kudus? Bukankah itu sesuatu bagian maha kudus dan TUHAN memberikannya kepadamu, supaya kamu mengangkut kesalahan<x id="p" /> umat itu dan mengadakan pendamaian bagi mereka di hadapan TUHAN?

Berkatalah bani Yusuf kepada Yosua, demikian: "Mengapa engkau memberikan kepadaku hanya satu bagian undian dan satu bidang tanah saja menjadi milik pusaka, padahal aku ini bangsa yang banyak jumlahnya, karena TUHAN sampai sekarang memberkati aku?<x id="o" />"

Dikerahkanlah orang Efraim, lalu mereka bergerak ke Zafon.<x id="e" /> Dan mereka berkata kepada Yefta:<x id="f" /> "Mengapa engkau bergerak untuk memerangi bani Amon dengan tidak memanggil kami untuk maju bersama-sama dengan engkau?<x id="g" /> Sebab itu kami akan membakar rumahmu bersama-sama kamu!"

Tetapi pada hari sesudah bulan baru itu, pada hari yang kedua, ketika tempat Daud masih tinggal kosong, bertanyalah Saul kepada Yonatan, anaknya: "Mengapa anak Isai tidak datang makan, baik kemarin maupun hari ini?"

Sampailah Daud ke Nob<n id="1" /><x id="e" /> kepada Ahimelekh, imam itu. Dengan gemetar<x id="f" /> Ahimelekh pergi menemui Daud dan berkata kepadanya: "Mengapa engkau seorang diri dan tidak ada orang bersama-sama dengan engkau?"

Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya." Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?"

dan jikalau raja menjadi geram dan berkata kepadamu: Mengapa kamu demikian dekat ke kota itu untuk berperang? Tidakkah kamu tahu, bahwa orang akan memanah dari atas tembok?