Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"

Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel: "Engkaukah Daniel itu, salah seorang buangan yang telah diangkut oleh raja, ayahku, dari tanah Yehuda?<x id="g" />

Lalu berkatalah para Kasdim itu kepada raja (dalam bahasa Aram<n id="1" />)<x id="r" />: "Ya raja, kekallah<x id="s" /> hidupmu! Ceriterakanlah kepada hamba-hambamu mimpi itu, maka kami akan memberitahukan maknanya."

Mereka menjawab pula: "Silakan tuanku raja menceriterakan mimpi itu kepada hamba-hambanya ini, maka kami akan memberitahukan maknanya."

Maka raja menjadi sangat geram<x id="c" /> dan murka karena hal itu, lalu dititahkannyalah untuk melenyapkan<x id="d" /> semua orang bijaksana di Babel.

Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego<n id="1" /> di wilayah Babel.<x id="d" />

Raja Belsyazar<x id="a" /> mengadakan perjamuan<x id="b" /> yang besar<n id="1" /> untuk para pembesarnya,<x id="c" /> seribu orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur.

Sesudah itu sangatlah cemas<x id="w" /> hati raja Belsyazar dan ia menjadi pucat; juga para pembesarnya terperanjat.

Ya tuanku raja! Allah, Yang Mahatinggi, telah memberikan kekuasaan sebagai raja, kebesaran, kemuliaan dan keluhuran<x id="o" /> kepada Nebukadnezar,<x id="p" /> ayah tuanku.

(6-10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu.

(6-13) Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: "Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?" Jawab raja: "Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut<x id="g" /> kembali."

(6-20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;

Binatang-binatang besar yang empat ekor itu ialah empat raja yang akan muncul dari dalam bumi<n id="1" />;

Apa yang diminta tuanku raja adalah terlalu berat, dan tidak ada seorangpun yang dapat memberitahukannya kepada tuanku raja, selain dari dewa-dewa<x id="b" /> yang tidak berdiam di antara manusia."

Ariokh segera membawa Daniel menghadap raja serta berkata kepada raja demikian: "Aku telah mendapat seorang dari antara orang-orang buangan<x id="a" /> dari Yehuda,<x id="b" /> yang dapat memberitahukan makna itu kepada raja."

Berkatalah raja kepada Daniel: "Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah<x id="i" /> dan Yang berkuasa atas segala raja,<x id="j" /> dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia,<x id="k" /> sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia<x id="l" /> itu."

Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja,<x id="r" /> para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah,<x id="s" /> untuk menghadiri pentahbisan patung<n id="1" /> yang telah didirikannya itu.

Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis itu.

Karena perkataan raja dan para pembesarnya itu masuklah permaisuri ke dalam ruang perjamuan; berkatalah ia: "Ya raja, kekallah hidup<x id="x" /> tuanku! Janganlah pikiran-pikiran tuanku menggelisahkan tuanku dan janganlah menjadi pucat;

sebab dalam kerajaan tuanku ada seorang yang penuh dengan roh para dewa<x id="y" /> yang kudus! Dalam zaman ayah tuanku ada terdapat pada orang itu kecerahan, akal budi dan hikmat<x id="z" /> yang seperti hikmat para dewa.<x id="a" /> Ia telah diangkat oleh raja Nebukadnezar, ayah tuanku menjadi kepala orang-orang berilmu, para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum,<x id="b" />