Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai,<x id="x" /> orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit,<x id="y" /> yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai<x id="z" /> dia."

Ia berdiri dan berseru kepada barisan Israel, katanya kepada mereka: "Mengapa kamu keluar untuk mengatur barisan perangmu? Bukankah aku seorang Filistin dan kamu adalah hamba Saul? Pilihlah<x id="m" /> bagimu seorang, dan biarlah ia turun mendapatkan daku.

Lalu Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi, seperti yang diperintahkan Isai kepadanya. Sampailah ia ke perkemahan, ketika tentara keluar untuk mengatur barisannya dan mengangkat sorak perang.

Tetapi Saul berkata<x id="l" /> kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."

Daud maju berperang dan selalu berhasil<x id="x" /> ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit.<x id="y" /> Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.

Berkatalah Saul kepada Daud: "Ini dia anakku perempuan<x id="v" /> yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi isterimu,<x id="w" /> hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan lakukanlah perang<x id="x" /> TUHAN." Sebab pikir<x id="y" /> Saul: "Janganlah tanganku memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan orang Filistin."

Ampunilah<x id="k" /> kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh,<x id="l" /> karena tuanku ini melakukan perang<x id="m" /> TUHAN dan tidak ada yang jahat<x id="n" /> terdapat padamu selama hidupmu.

Lalu Akhis menjawab Daud: "Aku tahu, engkau ini memang kusukai seperti utusan<x id="t" /> Allah. Hanya, para panglima<x id="u" /> orang Filistin telah berkata: Ia tidak boleh pergi berperang bersama-sama dengan kita.

Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah<x id="j" /> Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran."