"Sekarang ini keluh kesahku<x id="y" /> menjadi pemberontakan,<x id="z" /> tangan-Nya menekan aku, sehingga aku mengaduh.<x id="a" />

Kebenaranku<x id="z" /> kupegang teguh dan tidak kulepaskan; hatiku<x id="a" /> tidak mencela seharipun dari pada umurku.<x id="b" />

"Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam,<x id="h" /> seperti pada hari-hari, ketika Allah melindungi aku<n id="1" />,<x id="i" />

seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul<x id="k" /> karib dengan aku di dalam kemahku;<x id="l" />

Pikirku: Bersama-sama dengan sarangku aku akan binasa, dan memperbanyak hari-hariku seperti burung feniks.<x id="n" />

Oleh sebab itu jiwaku hancur<x id="g" /> dalam diriku; hari-hari kesengsaraan mencekam aku.<x id="h" />

Bukankah aku menangis karena orang yang mengalami hari kesukaran?<x id="x" /> Bukankah susah hatiku karena orang miskin?<x id="y" />

Batinku bergelora dan tak kunjung diam,<x id="a" /> hari-hari kesengsaraan telah melanda diriku.<x id="b" />

Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat.<x id="x" />

Jikalau mereka mendengar dan takluk,<x id="h" /> maka mereka hidup mujur<x id="i" /> sampai akhir hari-hari mereka dan senang<x id="j" /> sampai akhir tahun-tahun mereka.

Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari<x id="w" /> atau fajar kautunjukkan tempatnya<x id="x" />

Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir,<x id="k" /> dan jumlah hari-harimu telah banyak!

yang Kusimpan untuk masa kesesakan,<x id="o" /> untuk waktu pertempuran dan peperangan?<x id="p" />

Pada suatu hari datanglah anak-anak<x id="r" /> Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka<x id="s" /> datanglah juga Iblis<n id="1" />.<x id="t" />

Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan<x id="g" /> makan-makan<x id="h" /> dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,

Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya<n id="1" />.<x id="b" />

Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya.

Biarlah kegelapan dan kekelaman<x id="d" /> menuntut hari itu, awan-gemawan menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya.

Malam itu--biarlah dia dicekam oleh kegelapan;<x id="e" /> janganlah ia bersukaria pada hari-hari dalam setahun; janganlah ia termasuk bilangan bulan-bulan.

Aku jemu,<x id="u" /> aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya.<x id="v" /> Biarkanlah<x id="w" /> aku<n id="1" />, karena hari-hariku hanya seperti hembusan<x id="x" /> nafas saja.