Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia<x id="g" /> Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun<x id="h" /> Jemaat.

Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa,<x id="j" /> tetapi akal budiku tidak turut berdoa.

Tetapi manusia duniawi<n id="1" /> tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,<x id="j" /> karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan;<x id="k" /> dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani<x id="o" /> hadir, aku--sama seperti aku hadir--telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu.

Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita,<x id="p" />

orang itu harus kita serahkan<x id="q" /> dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis<n id="1" />,<x id="r" /> sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.<x id="s" />

Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait<x id="h" /> Roh Kudus<n id="1" /> yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?<x id="i" />

Tetapi menurut pendapatku,<x id="z" /> ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.

Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup<x id="r" />", tetapi Adam yang akhir<x id="s" /> menjadi roh<x id="t" /> yang menghidupkan.

Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu.<x id="t" /> Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan,<x id="u" /> kamu telah dikuduskan,<x id="v" /> kamu telah dibenarkan<x id="w" /> dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh<n id="1" /> Allah kita.

Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin<x id="m" />" atas pengucapan syukurmu?<x id="n" /> Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?

dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami<n id="1" /> dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa<x id="t" /> mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.