dan tanpa perumpamaan<x id="m" /> Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya<x id="s" /> tentang arti perumpamaan itu.

Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: <span class="red">"Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?<x id="q" />span>

Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan<n id="1" />:

Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?"

Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat<x id="e" /> kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:

Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati.<x id="s" /> Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

<span class="red">Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.<x id="b" />span>

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: <span class="red">"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama<x id="l" /> orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.span>

supaya genaplah<x id="u" /> firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.<x id="v" />"

<span class="red">Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara<n id="1" />: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.span>

Jawab-Nya: <span class="red">"Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah,<x id="x" /> tetapi kepada orang-orang luar<x id="y" /> segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,span>

Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak,<x id="a" /> jadi mereka pergi<x id="b" /> dan membiarkan Dia.

<n id="1" />Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar<x id="m" /> dan memandang rendah semua orang lain,<x id="n" /> Yesus mengatakan perumpamaan ini:

<n id="1" />Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada orang banyak: <span class="red">"Seorang membuka kebun anggur;<x id="m" /> kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk waktu yang agak lama.<x id="n" />span>

Itu adalah kiasan<x id="n" /> masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan<x id="o" /> korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani<x id="p" /> mereka,

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: <span class="red">"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama<x id="n" /> biji sesawi<n id="1" />,<x id="o" /> yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.span>

Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: <span class="red">"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama<x id="q" /> ragi<n id="1" /> yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu<x id="r" /> tiga sukat sampai khamir seluruhnya.<x id="s" />"span>

Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan<x id="w" /> tentang lalang di ladang itu."

<n id="1" /><span class="red">"Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka<x id="y" /> kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga<x id="z" /> di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.<x id="a" />span>