Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung<n id="1" />,<x id="o" /> yang telah melintasi semua langit,<x id="p" /> yaitu Yesus, Anak Allah,<x id="q" /> baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman<x id="r" /> kita.

Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi<x id="d" /> dengan Harun.

namun yang murtad lagi<n id="1" />, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat,<x id="k" /> sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah<x id="l" /> bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.

Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri,<x id="t" /> karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,

--sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan<n id="1" /><x id="y" />--tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan<x id="z" /> yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.<x id="a" />

Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa,<x id="h" /> Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,<x id="i" />

Sebab kamu memerlukan ketekunan,<x id="c" /> supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.<x id="d" />

Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman<x id="l" /> Allah<n id="1" />, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.

Sebab ia menanti-nantikan kota<n id="1" /><x id="a" /> yang mempunyai dasar,<x id="b" /> yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.<x id="c" />

Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati.<x id="s" /> Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak.<x id="s" /> Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?

dan kepada jemaat anak-anak sulung,<x id="t" /> yang namanya terdaftar di sorga,<x id="u" /> dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang,<x id="v" /> dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,<x id="w" />

Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan,<x id="h" /> marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.<x id="i" />

Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan<n id="1" /><x id="o" /> dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah<x id="p" /> akan dihakimi Allah.

Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan,<x id="p" /> sebab korban-korban<x id="q" /> yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.

Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara<x id="a" /> berbicara<x id="b" /> kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,<x id="c" />

Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah<n id="1" />, tetap untuk seterusnya dan selamanya,<x id="u" /> dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.

dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,<x id="e" />" dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku.<x id="f" />"

Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya.<x id="z" />"

Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya,<x id="f" /> sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.<x id="g" />