Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 23 dari 23 ayat untuk greek:1713 [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.31239914285714) (Flp 2:1) (sh: Belajar merendahkan diri (Sabtu, 1 September 2012))
Belajar merendahkan diri

Judul: Belajar merendahkan diri
Setiap kita merupakan bagian dari komunitas yang memiliki identitas tertentu, entah itu keluarga, gereja, atau masyarakat. Kekuatan komunitas orang percaya terletak pada kesatuan hati, pikiran, kasih, jiwa, dan tujuan di antara para anggotanya (2). Jika kesatuan itu tidak dimiliki, maka kesatuan orang percaya berada dalam bahaya.

Paulus melihat adanya ancaman internal yang berpotensi mengoyak kesatuan jemaat Filipi, yaitu sikap yang mementingkan diri sendiri sehingga menganggap orang lain tidak penting. Sikap ini merupakan wujud kesombongan karena menganggap diri lebih baik dan lebih hebat daripada orang lain. Sikap sombong ini dapat menghancurkan hubungan antar pribadi dan berpotensi menghambat kemajuan dalam komunitas orang percaya.

Orang dengan sikap seperti ini senang mendapatkan pujian bagi dirinya sendiri (3). Ia menganggap dirinya yang paling hebat dan menginginkan orang lain pun menganggap dia demikian. Orang seperti ini biasanya sulit untuk bekerja sama dengan orang lain. Bagi orang tersebut keutuhan komunitas bukanlah prioritasnya.

Menanggapi ancaman tersebut, Paulus mengajak segenap jemaat Filipi untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus (5). Yesus sendiri rela melepaskan identitas dengan segala hak-Nya walaupun Ia adalah Allah. Ia rela mengosongkan diri-Nya supaya orang berdosa dapat diselamatkan. Ia mengabaikan kemuliaan diri-Nya dengan membiarkan diri dihina, direndahkan, disiksa, bahkan dibunuh. Perhatikanlah bagaimana Yesus telah merendahkan diri-Nya.

Merendahkan diri memang bukan perkara mudah, sebab itu kita perlu melatih diri untuk bersikap demikian dalam relasi kita dengan sesama, khususnya di antara orang percaya. Itu bisa ditunjukkan dengan kesediaan mengalah saat berbeda pendapat untuk hal-hal yang tidak prinsipiel. Dalam kehidupan berjemaat pun kiranya kita belajar untuk tidak menonjolkan diri sendiri saja, tetapi juga memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/09/01/

(0.22314223809524) (2Taw 7:14) (full: UMAT-KU ... MERENDAHKAN DIRI, BERDOA DAN MENCARI WAJAH-KU, LALU BERBALIK. )

Nas : 2Taw 7:14

Hukuman Allah atas umat-Nya pada waktu kemerosotan moral, ketidakacuhan rohani, dan kompromi dengan dunia adalah kekeringan, kemandulan, dan penyakit sampar (ayat 2Taw 7:13). Janji Allah (lih. catatan berikutnya), sekalipun pada mulanya diberikan kepada Israel, juga berlaku untuk umat-Nya pada setiap zaman yang, setelah mengalami hukuman-Nya, memenuhi keempat syarat berikut bagi kebangunan kehidupan rohani dan pemulihan maksud kudus dan berkat Allah bagi umat-Nya (bd. Kis 3:19):

  1. 1) "Merendahkan diri." Umat Allah harus menyadari kegagalan mereka, menunjukkan kesedihan atas dosa mereka dan memperbaharui komitmen mereka untuk melakukan kehendak Allah. Merendahkan diri di hadapan Allah dan Firman-Nya berarti mengakui kemiskinan rohani pribadi (2Taw 11:16; 2Taw 15:12-13,15; 34:15-19; Mazm 51:19; Mat 5:3).
  2. 2) "Berdoa." Umat Allah harus berseru dengan sungguh-sungguh kepada-Nya memohon kemurahan-Nya, dan harus sepenuhnya bergantung kepada-Nya dan percaya bahwa Dia akan turun tangan. Doa itu harus sungguh-sungguh dan tak berkeputusan hingga Allah menjawab dari sorga (bd. Luk 11:1-13; Luk 18:1-8; Yak 5:17-18).
  3. 3) "Mencari wajah-Ku." Umat Allah harus dengan tekun berbalik kepada Allah dengan segenap hati dan mendambakan kehadiran-Nya -- dan bukan hanya sekedar ingin luput dari kemalangan (2Taw 11:16; 19:3; 1Taw 16:11; 22:19; Yes 55:6-7).
  4. 4) "Berbalik dari jalan-jalannya yang jahat." Umat Allah harus sungguh-sungguh bertobat dengan berbalik dari dosa-dosa khusus dan semua bentuk penyembahan berhala, meninggalkan persesuaian dengan dunia, dan menghampiri Allah untuk menerima kemurahan, pengampunan, dan penyucian (2Taw 29:6-11; 2Raj 17:13; Yer 25:5; Za 1:4; Ibr 4:16).
(0.22314223809524) (Mat 4:3) (jerusalem: Anak Allah) Sebutan alkitabiah ini tidak perlu selalu mengungkapkan "anak" dengan arti sesungguhnya dan sepenuh-penuhnya. Dapat juga berarti "anak angkat" saja berkat suatu pilihan dari pihak Allah yang menciptakan hubungan khas antara Allah dan makhlukNya. Dengan arti sedemikian itu para malaikat disebut "anak Allah", Ayu 1:16, atau bangsa terpilih, Kel 4:22; Wis 18:13, atau orang-orang Israel, Ula 14;1; Hos 2:1; bdk Mat 5:9,45, dll, atau para pemimpin mereka, Maz 82:6. Kalau sebutan itu ditrapkan pada Raja Mesias, 1Ta 17:13; Maz 2:7; Maz 89:27, maka tak perlu bahwa Mesias itu lebih dari seorang manusia. Tak perlu juga bahwa sebutan itu mempunyai arti lain di mulut iblis, Mat 4:3,6, di mulut orang yang kerasukan roh jahat, Mar 3;11; Luk 5:7; Luk 4:41, atau di mulut kepala lasykar, Mar 15:39; bdk Luk 23:47. Bahkan perkataan sorgawi yang terdengar waktu Yesus dibaptis, Mat 3:17, atau dimuliakan, Mat 17;5, pada diriNya tidak mengandung arti lebih mendalam dari kerelaan ilahi khas, yang dikurniakan kepada Mesias-Hamba Tuhan; juga pertanyaan yang diajukan Imam Besar, Mat 26:63, kiranya tidak memikirkan sesuatu yang lain dari pada Mesias-manusia. Hanya sebutan "Anak Allah" terbuka untuk suatu arti yang lebih mendalam sehingga dapat berarti juga anak yang sesungguhnya. Dan Yesus sendiri menyarankan arti lebih mendalam itu dengan menyebut diriNya sebagai "Anak", Mat 21:37, yang mempunyai Allah sebagai BapaNya secara istimewa, Yoh 20:17 dan bdk "Bapaku", Mat 7:21, dll, sehingga Yesus melebihi para malaikat, Mat 24:36. Sebab Yesus dengan Allah mempunyai hubungan unggul, baik dalam hal pengetahuan maupun kasih, Mat 11:27. Keterangan-keterangan semacam itu didukung keterangan lain mengenai harkat ilahi Mesias, Mat 22:42-46, dan asal-usul sorgawi "Anak Manusia", Mat 8:20+, dan diteguhkan oleh kejayaan kebangkitan. Maka ungkapan "Anak Allah" mendapat arti ilahi yang sesungguhnya, sebagaimana juga terdapat misalnya dalam surat-surat Paulus, Rom 9:5+. Selama Yesus hidup, murid-muridNya tidak menyadari arti ilahi semacam itu dengan jelas (Mat 14:33 dan Mat 16:16, yang menambah sebutan "Anak Allah" pada teks lebih tua seperti tercantum dalam Markus, tentu saja memperlihatkan kepercayaan yang sudah berkembang). Namun demikian kepercayaan yang mereka peroleh sesudah Paskah dengan pertolongan Roh Kudus, sungguh-sungguh bertumpu pada perkataan dan keterangan Yesus sendiri. Yesus benar-benar menyatakan kesadarannya bahwa Ia sungguh-sungguh Anak Bapa, sejauh keterangan semacam itu dapat dipahami dan diterima oleh orang sezamanNya.


TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA