Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 1398 ayat untuk berhak menerima (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.35) (1Sam 17:18) (ende)

Tanda bukti ialah tanda (keterangan), bahwa mereka sudah menerima bekal itu.

(0.35) (Mzm 5:3) (ende: dinihari)

waktu untuk bersembahjang, waktu mana djuga dianggap sebagai lebih baik untuk menerima anugerah2 Allah.

(0.35) (Ams 12:14) (ende)

Maksudnja: setiap orang akan dibalas menurut perbuatan2nja. Chususnja bitjara seorang bidjak akan menerima balasannja.

(0.35) (Mrk 1:34) (ende: Tidak membiarkan)

Itu tentu sebab orang belum matang, untuk menerima Jesus sebagai Mesias.

(0.35) (Rm 11:28) (ende: Musuh)

musuh Allah. "Demi kamu": supaja kamu mendapat kesempatan untuk mengenal dan menerima Indjil.

(0.35) (2Kor 11:4) (ende)

Umat terlalu bersikap masabodoh terhadap pengaruh "rasul-rasul palsu", malah menerima mereka dengan segala hormat.

(0.35) (1Raj 5:14) (endetn: (ia menerima penungkul))

ditambahkan menurut satu naskah terdjemahan Junani (Luc).) dan terdjemahan Syriah.

(0.35) (1Raj 4:34) (jerusalem: ia menerima upeti) Ini ditambahkan sesuai dengan terjemahan-terjemahan kuno.
(0.35) (Yeh 22:24) (jerusalem: yang tidak menerima hujan) Ini menurut terjemahan Yunani. Dalam naskah Ibrani tertulis: yang tidak ditahirkan.
(0.35) (Yoh 20:5) (jerusalem: ia tidak masuk) Murid itu menerima bahwa Petrus patut didahulukan. Bdk Yoh 21:15-17.
(0.33) (Yer 18:8) (full: MENYESALLAH AKU. )

Nas : Yer 18:8

Allah tetap bebas untuk mengubah keputusan-Nya yang sudah diumumkan dan mengatur tindakan-tindakan-Nya terhadap kita sesuai dengan tanggapan kita kepada tawaran pengampunan atau ancaman hukuman dari-Nya. Hal-hal tidak ditentukan sebelumnya dan bukannya tidak dapat diubah, bahkan di dalam pikiran Allah; Ia senantiasa mempertimbangkan perubahan-perubahan rohani di dalam orang. Sekalipun Allah sendiri tidak berubah (Bil 23:19; Yak 1:17), Ia tetap berhak untuk mengubah pikiran-Nya dan janji-janji serta ancaman yang telah dinyatakan-Nya. Jangan sekali-kali kita menerima teologi yang menyangkal kebebasan ilahi Allah ini (bd. Yeh 18:21-28; 33:13-16).

(0.33) (Ayb 2:1) (sh: Tubuh pun milik Allah (Rabu, 20 Agustus 2003))
Tubuh pun milik Allah

Luar biasa memang penderitaan Ayub. Harta benda ludes, anak-anak binasa, sekujur tubuhnya terkena penyakit yang menjijikkan. Lebih menyedihkan lagi istri tercinta pun menolak dia. Dalam kondisi demikian adakah alasan bagi kita untuk bertahan dalam kesetiaan kepada Allah?

Kesetiaan Ayub melampaui penderitaannya yang dahsyat. Ayub mengungkapkan kesetiaannya dalam kata-kata yang sungguh indah: "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" (ayat berhak+menerima&tab=notes" ver="">10). Suatu pernyataan sikap hidup yang sungguh luar biasa. Ayub bukan hanya percaya bahwa semua miliknya adalah milik Allah sepenuhnya, ia juga percaya bahwa tubuhnya pun milik Allah. Berarti Allah berhak sepenuhnya melakukan apapun juga terhadap tubuh Ayub, termasuk penderitaan, sakit penyakit bahkan kematian.

Sikap Ayub mengokohkan pernyataan Allah bahwa Ayub adalah seorang yang saleh dan tangguh imannya. Sikap seperti Ayub inilah yang harus kita, orang percaya masa kini, teladani. Karena kita masih seringkali menyimpan sesuatu sebagai milik pribadi kita, yang tidak boleh disentuh oleh siapa pun termasuk Allah. Tanpa kita sadari, sikap inilah yang membuat kita menderita. Harus kita camkan bahwa keterikatan kita kepada hal apapun, termasuk harta benda, yang melebihi ikatan kepada Allah tidak pernah membawa kedamaian. Sebaliknya hal tersebut hanya akan menimbulkan ketakutan dan kekuatiran yang terus menerus menggerogoti kita. Jika hal ini terus terpelihara maka akan hilanglah segala kedamaian yang seharusnya dimiliki anak-anak Allah. Apa solusi terbaik yang harus anak-anak Tuhan tempuh? Akuilah bahwa Allah berhak sepenuhnya atas hidup kita, kita akan merasakan damai sejahtera dan senantiasa mengucap syukur untuk segala berkat-Nya.

Renungkan: Sakit penyakit bukanlah alasan untuk kehilangan damai sejahtera Allah apalagi bersikap tidak setia kepada Allah.

(0.32) (1Kor 9:1) (sh: Menghargai hamba Tuhan. (Sabtu, 30 Agustus 1997))
Menghargai hamba Tuhan.

Sering kita jumpai hamba Tuhan yang diperlakukan jemaat yang dilayaninya seolah kuda beban. Ia harus bekerja giat melayani dengan baik. Bila tidak, segudang cercaan dan gosip segera diberondongkan kepadanya. Meski mereka dituntut melayani sedemikian, jerih lelah mereka sering hanya dianggap pengabdian. Kesejahteraan hidupnya mungkin tidak diperhatikan dengan baik. Paulus menasihati jemaat agar tidak hanya cepat menuntut tetapi juga sigap menghargai dan memenuhi kewajiban dengan baik.

Tidak menuntut. Jemaat Korintus adalah buah pelayanan Paulus. Seharusnya Paulus berhak menuntut dukungan mereka. Tetapi karena ada penginjil lain, jemaat itu agaknya lupa akan Paulus. Sebagai pelayan Tuhan yang baik, Paulus tidak undur karena kecewa, walau itu tentu menyakitkan. Apa kunci ketahanan Paulus? Ia memandang pelayanannya adalah bagi Tuhan dan demi perkembangan jemaat-Nya. Hanya satu obat penawar racun kekecewaan dalam pelayanan: pandanglah Kristus yang empunya pelayanan dan yang berhak menerima pengabdian terbaik kita.

Doa: Ajarkan kami, para hamba-Mu dan jemaat-Mu, tahu meniru teladan kasih-Mu dalam sikap kami satu kepada yang lain.

(0.31) (Kej 14:17) (sh: Keberhasilanku adalah anugerah Allah (Jumat, 30 April 2004))
Keberhasilanku adalah anugerah Allah

Keberhasilan bisa membuat orang lupa diri dan sombong. Mudah sekali untuk merasa bahwa semua keberhasilan adalah kerja keras, kemampuan dan ketrampilan diri sendiri. Dapat dipastikan bahwa tujuan akhir dari semua itu adalah bahwa kemuliaan hanya untuk diri sendiri. Tak tersisa sedikitpun untuk orang lain, apalagi Tuhan.

Tidak demikian dengan Abram. Keberhasilan yang dia raih seluruhnya dipersembahkan kepada Tuhan. Melalui persembahan persepuluhan kepada imam Allah yang Mahatinggi, Melkisedek ((ayat berhak+menerima&tab=notes" ver="">18-20), Abram membuktikan bahwa dirinya adalah seorang beriman yang mengembalikan segala hormat dan pujian kepada Allah yang diyakininya sudah memberikan kemenangan. Sikap terpuji Abram lainnya, adalah dia tak pernah melupakan kerja sama orang-orang di sekitarnya yang dia anggap juga sebagai rekan-rekan seperjuangan. Abram memastikan bahwa mereka mendapatkan pahala masing-masing sesuai dengan hak mereka yang menang perang (ayat berhak+menerima&tab=notes" ver="">24b).

Namun, Abram tidak memberikan kesempatan godaan untuk orang berdosa bermegah atas orang benar. Ia menolak untuk menerima ucapan terimakasih Raja Sodom, seakan-akan perbuatan Abram itu adalah jasa untuk Sodom (ayat berhak+menerima&tab=notes" ver="">22-24a). Abram bertindak oleh dorongan Allah untuk menyelamatkan Lot, oleh karena itu ia tidak merasa perlu menerima hadiah dari raja Sodom.

"Godaan" yang ditawarkan kepada Abram masih sering kita jumpai di masa sekarang ini. Celakanya, banyak orang Kristen yang meresponi positif hal demikian. Hati-hati menyikapi keberhasilan kita. Sebab itu bisa menjadi sumber kesombongan. Kita merasa berhak mendapatkan pujian, hormat, dan upah. Tanpa sadar kita telah terjual ke dalam perbudakan harta dan tahta.

Untuk direnungkan: Jangan pernah mau pelayananmu diukur oleh uang dan harta. Jangan pernah mau menerima kemuliaan pelayanan yang hanya milik Tuhan saja!

(0.31) (Ayb 5:1) (sh: Belajar menerima hajaran Tuhan (Selasa, 30 November 2004))
Belajar menerima hajaran Tuhan

Tuhan seumpama bapak atau guru yang baik. Ia membimbing anak-anak-Nya ke sasaran-sasaran yang mulia melalui proses belajar yang panjang dan berat. Pelajaran yang ingin Ia tanamkan dalam kehidupan anak-anak-Nya ialah bahwa tidak ada sumber andal lain di luar Allah yang darinya orang boleh mendapatkan pertolongan (ayat berhak+menerima&tab=notes" ver="">1). Ia menginginkan agar anak-anak-Nya berhikmat dan bukan bertindak bodoh (ayat berhak+menerima&tab=notes" ver="">3). Ia ingin anak-anak-Nya belajar memilih Dia dan merangkul jalan serta kehendak-Nya menjadi harta berharga hidup mereka (ayat berhak+menerima&tab=notes" ver="">8-16). Ajaran Tuhan itu sewaktu-waktu bisa berbentuk hajaran yang melukai dan berbagai kesukaran hidup lainnya. Namun, Ia baik adanya. Ia menghajar bukan untuk meremukkan tetapi untuk memulihkan dan menyempurnakan (ayat berhak+menerima&tab=notes" ver="">18).

Kira-kira demikianlah wejangan Elifas untuk Ayub. Tentu saja semua wejangan itu benar dan bukan barang baru bagi Ayub. Lebih lagi, kebenaran isi wejangan itu pun bukan teori lagi bagi Ayub, sebab ia saat itu justru sedang mengalaminya. Tidak salah bahwa Elifas mengingatkan orang seperti Ayub, kebenaran dan prinsip-prinsip hidup yang sudah diketahuinya bahkan sedang dijalaninya. Juga tidak salah mengingatkan kembali kepada orang yang sedang menanggung penderitaan, janji-janji pemulihan dari Tuhan. Orang yang hampir sempurna seperti Ayub pun, memang tidak sempurna, masih perlu diingatkan, ditegur, diteguhkan.

Ironis bahwa Elifas kini seolah mengambil posisi Sang Guru sejati. Ia terlalu cepat ingin mengajar orang lain padahal diri sendiri belum tentu sepenuhnya sudah menerima ajaran itu dan memahami secara mendalam. Hanya orang yang sepenuhnya menyatu dengan kebenaran yang berhak mengajarkan kebenaran. Kesalahan kedua adalah memutarbalikkan yang umum dengan yang khusus. Prinsip umum harus juga memperhitungkan konteks dan kekecualian seperti yang firman sendiri ajarkan. Demikian pun pengalaman khusus tidak dapat begitu saja boleh diangkat menjadi prinsip umum.

Camkan: Dengar dan terimalah dulu hajaran Tuhan buat diri sendiri sebelum bicara mengajar orang lain!

(0.31) (Kis 8:17) (ende: Merekapun menerima Roh Kudus)

Sebenarnja Roh Kudus sudah diterima ketika dipermandikan, tetapi oleh peletakkan tangan dan doa Rasul-rasul orang jang sudah dipermandikan menerima kekuatan Roh Kudus jang istimewa, biasanja dewasa itu kurnia-kurnia jang njata.

(0.31) (Kej 18:3) (ende)

Disini digambarkan sifat ramah-tamah suka menerima tamu seperti mendjadi adat-kebiasaan pada suku-suku setengah nomadis.

(0.31) (Kej 30:20) (ende)

Zabulon, dari "zabal" = memuliakan, mempertinggikan. Tafsiran lain: "menerima", atau "memperlakukan sebagai isteri jang sjah" (dari kata Assiria: "Zabalu").

(0.31) (Mzm 15:5) (ende: menerima hadiah)

ialah uang suap (hakim2 dan pegawai2).

(0.31) (Pkh 5:6) (ende: berdosa terhadap dirimu sendiri)

jakni dengan melalaikan kaul, hingga ditimpa hukuman.



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA