Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 269 ayat untuk Siapakah yang AND book:11 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.71) (1Raj 4:1) (sh: Perkembangan yang menjadi bumerang (Senin, 31 Januari 2000))
Perkembangan yang menjadi bumerang

Perkembangan yang menjadi bumerang. Di tengah masa pemerintahan Salomo, wilayah kerajaan Israel semakin luas. Bahkan pada masa itu juga janji kepada Abraham mengenai keturunannya yang banyaknya seperti pasir di laut sudah digenapi.

Kerajaan yang luas dengan bangsa yang besar pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit, khususnya yang berhubungan dengan biaya militer untuk menjaga dan mempertahankan wilayah kerajaannya. Untuk menutup biaya yang tinggi, Salomo membagi wilayah Israel menjadi dua belas distrik dan mengangkat seorang kepala daerah untuk masing-masing distrik. Tanggung jawab utama kepala daerah adalah memungut pajak untuk memenuhi biaya bagi Yerusalem dan menutup biaya rumah tangga istana.

Pembagian wilayah yang diterapkan Salomo memiliki sedikit unsur baik tetapi banyak unsur buruknya. Distrik yang baru ini tidak sama dengan pembagian wilayah Israel menurut 12 suku seperti yang terjadi di zaman Yosua. Tampaknya Salomo sengaja melakukannya agar rasa sukuisme tidak terbangun dan menjadi eksklusif. Dengan melemahnya rasa sukuisme, pemerintahan pusat pun menjadi kuat. Sekali lagi tampak upaya Salomo untuk mempertahankan takhta dan pemerintahannya. Namun Salomo melupakan satu hal yang kelak menjadi bumerang bagi kerajaan Israel, yaitu, kaum Yehuda yang dibebaskan dari beban pajak yang berat. Ini merupakan keputusan Salomo tanpa perundingan dengan kepala distrik lainnya. Tampaknya hanya suatu kesalahan kecil, tetapi sesungguhnya hal itu mempunyai dampak yang sangat buruk. Strategi Salomo inilah yang akhirnya menjadi pemicu terpecahnya kerajaan Israel di masa mendatang.

Salomo berhasil mencapai perkembangan dan perluasan wilayahnya secara luar biasa, namun ia gagal dalam mengatur dan memelihara perkembangan yang telah dicapai dengan cara yang sehat dan bijak. Akibatnya apa yang sudah dibangun justru menjadi bumerang yang fatal bagi kerajaan Israel.

Renungkan: Mungkin saat ini kita sedang berjuang mencapai perkembangan dalam pelayanan dan kegiatan usaha kita, ingatlah jangan sampai perkembangan itu justru nantinya menjadi bumerang. Pikirkan strategi yang tepat, cara yang sehat dan bijak, serta ketelitian dan kematangan dalam berencana.

(0.71) (1Raj 3:16) (sh: Yang sederhana di tangan yang bijak (Minggu, 30 Januari 2000))
Yang sederhana di tangan yang bijak

Yang sederhana di tangan yang bijak. Dalam konsep PL, hikmat adalah penerapan praktis dari pengetahuan yang dimiliki seseorang ke dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyatakan hikmat Salomo yang luar biasa, kitab 1 Raja-raja tidak mengetengahkan kemampuan arsitek Salomo di dalam membangun Bait Allah dan istana, namun memilih peristiwa ini.

Permasalahan yang dibawa kedua pelacur ke hadapan Salomo sangat pelik dilihat dari berbagai faktor. Salomo tidak mengenal latar belakang kedua pelacur tersebut, sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang benar dan yang salah. Bayi yang diperebutkan masih terlalu kecil untuk mengenali siapa ibu yang sebenarnya. Dan yang paling utama, tidak ada saksi yang dapat memperkuat argumentasi masing-masing pelacur itu. Dengan kata lain, Salomo sama sekali tidak mempunyai pengetahuan mengenai faktor-faktor yang terkait secara langsung dengan kasus itu. Namun tidak berarti ia tidak bisa menyelesaikan kasus ini.

Sebaliknya Salomo menggunakan pengetahuan yang paling sederhana yang pasti dimiliki oleh semua orang Israel. Pengetahuan itu ialah bahwa seorang ibu kandung rela melakukan dan berkorban apa saja asalkan anaknya dapat tetap hidup. Bahkan dengan tidak mengakui anaknya sekalipun akan dilakukan, asalkan anaknya dapat tetap hidup. Pengetahuan yang sederhana inilah yang diterapkan dengan sangat bijak pada waktu yang tepat. Hasilnya sangat mengagumkan. Siapa ibu kandung bayi itu terbukti dengan sendirinya. Kekuatan dan manfaat suatu pengetahuan tidak terletak pada tingkat kekompleksitasan masalahnya, namun pada tangan orang yang mempergunakan pengetahuan itu.

Renungkan: Orang dikatakan bijak bukan karena ia mengetahui segala sesuatu, namun karena ia dapat mengaplikasikan apa yang diketahuinya secara benar dan tepat, sehingga bagaimana pun kompleksnya suatu masalah tetap dapat dipecahkan dengan baik.

(0.71) (1Raj 7:21) (bis: Boas)

Boas: Nama ini bunyinya seperti kata Ibrani yang berarti "Oleh kekuatan dari Dia (Allah)."

(0.71) (1Raj 9:13) (bis: Kabul)

Kabul: Nama ini berbunyi seperti "Kebal" yang dalam bahasa Ibrani berarti "tak bernilai."

(0.71) (1Raj 1:1) (jerusalem) Bab 1-2 ini melanjutkan kisah yang tercantum dalam 2Sa 13-20.
(0.71) (1Raj 2:15) (jerusalem: akulah yang berhak) Yaitu sebagai anak sulung
(0.71) (1Raj 4:27) (jerusalem: semua orang yang ikut makan) Ialah seluruh isi istana, semua pejabat dan pegawai serta pasukan sewaan.
(0.71) (1Raj 5:18) (jerusalem: Gebal) Ialah kota yang oleh orang Yunani disebut Biblos dan terletak di sebelah utara Beirut sekarang.
(0.71) (1Raj 6:36) (jerusalem: pelataran dalam) Ialah pelataran sekeliling bait Allah yang dibedakan dengan "pelataran besar", 1Ra 7:12 yang mengelilingi bait Allah bersama-sama dengan istana raja
(0.71) (1Raj 7:23) (jerusalem: "laut") Ialah sebuah bejana besar yang berisikan air pembasuhan guna keperluan ibadat.
(0.71) (1Raj 8:4) (jerusalem: Kemah Pertemuan) Kemah yang dimaksud ialah kemah yang dipasang Daud sebagai kediaman bagi tabut perjanjian, 2Sa 7:18; 1Ra 1:39+. Salah seorang penyadur menyebut kemah itu dengan istilah yang dengannya disebutkan Kemah Suci di gurun dahulu, tetapi yang hilang waktu bangsa Israel menetap di negeri Kanaan.
(0.71) (1Raj 9:22) (jerusalem) Keterangan yang tercantum dalam ayat ini berasal dari tangan penulis 1Raja-raja dan tidak sesuai dengan keterangan-keterangan yang termaktub dalam sumber-sumber tua yang dipakai, 1Ra 5:13; 11:28. Keterangan-keterangan tua itulah yang sesuai dengan kenyataan.
(0.71) (1Raj 10:11) (jerusalem: kayu cendana) Yang dimaksud ialah sejenis kayu jarang dan mahal yang tidak dapat ditentukan lebih jauh. Menurut 2Ta 2:8 kayu itu terdapat di gunung Libanon dan ada keterangan-keterangan semacam dalam dokumen-dokumen orang Akad yang memakai kata yang sama (almuggim)
(0.71) (1Raj 13:23) (jerusalem: baginya) Dalam naskah Ibrani masih ada tiga kata lebih, yang maksudnya tidak jelas.
(0.71) (1Raj 14:27) (jerusalem: bentara) Ialah pasukan pengawal pribadi raja yang mengiringi kereta raja, bdk 1Ra 1:5.
(0.71) (1Raj 18:31) (jerusalem) Kedua ayat ini nampaknya sebuah sisipan yang berasal dari tangan seorang penyadur.
(0.71) (1Raj 20:3) (jerusalem: yang cantik-cantik) Kata ini tidak ada dalam terjemahan Yunani.
(0.71) (1Raj 21:15) (jerusalem: ambillah kebun anggur) Rupanya harta milik seseorang yang menjalani hukuman mati disita oleh raja.
(0.71) (1Raj 7:27) (sh: Semangat Salomo (Senin, 7 Februari 2000))
Semangat Salomo

Semangat Salomo. Berdasarkan uraian yang diberikan, sulit bagi kita untuk membayangkan bentuk perkakas-perkakas itu secara detail, apalagi tentang fungsi dari perkakas itu dan makna segala ukiran, gambar dan hiasan yang terdapat pada setiap perkakas tersebut. Betapa sulitnya kita membayangkan bagaimana bentuknya, apalagi pembuatannya di zaman itu di mana ilmu dan teknologi belum berkembang seperrti saat ini. Karena itu diperlukan keahlian, ketrampilan, seni dan ketekunan yang tinggi dari pembuatannya. Salomo menyadari bahwa pekerjaan ini tidak ada seorang pun di Israel yang mampu, termasuk dirinya sebagai seorang yang terkenal paling berhikmat. Karena itu Salomo tak segan-segan memanggil Hiram seorang ahli membuat perkakas tembaga dari Tirus. Semua perkakas itu sangat indah, baik dari bentuk, bahan yang dipakai, perhiasan dan mutu pembuatannya.

Yang sangat menarik untuk kita renungkan di sini adalah kalau segala perkakas itu bisa dibuat dalam bentuk dan ornanem perhiasan yang lebih sederhana, mengapa harus dibuat sedemikian rumitnya sehingga orang Israel sendiri tidak mampu mengerjakannya. Selain itu, hal lain yang patut direnungkan adalah Salomo mempekerjakan Hiram seorang "kafir" untuk membantu penyelesaian amanat dari Allah. Dan ternyata Allah tidak mengajukan keberatan karena Hiram hanya sebatas mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya (ayat 40). Tidak ada konsep atau pemikirannya sendiri yang dilaksanakan. Ini sangat penting karena berarti seluruh perkakas itu tidak ada yang mengandung unsur-unsur yang bisa membawa Israel kepda penyembahan berhala.

Salomo tidak mau setengah-setengah di dalam mengemban amanat yang diberikan Allah kepadanya. Inilah jawaban atas pertanyaan perenungan di atas. Karena dia memahami bahwa amanat yang ia terima itu merupakan suatu anugerah dan kepercayaan yang sangat besar yang diberikan TUHAN Allah kepadanya.

Renungkan: Berikan yang terbaik, jangan setengah-setengah, kerjakan dengan segala kemampuan dan modal yang Anda miliki, itulah semangat yang seharusnya mewarnai setiap pelayanan Kristus. Sebab jika kita saat ini mempunyai satu tugas baik kecil maupun besar, baik berat maupun ringan, baik nampaknya sangat penting atau tidak, tunaikan itu dengan semangat seperti Salomo

(0.70) (1Raj 6:1) (sh: Memberi yang terbaik (Sabtu, 31 Juli 2004))
Memberi yang terbaik

Memberi yang terbaik. Bila ada kesempatan untuk memberikan sesuatu kepada kepala negara, apa yang akan Anda persiapkan untuk diberikan kepadanya? Pasti Anda akan memberikan sesuatu yang terbaik, yang layak diberikan bagi seorang kepala negara. Mengapa kita ingin memberikan yang terbaik kepada kepala negara? Karena dia adalah kepala negara dan dia layak untuk mendapatkan yang terbaik.

Dalam perikop ini, kita menemukan bahwa Salomo ingin mendirikan Bait Suci bagi Allah. Apa tujuan dari membangun Bait Allah? Pertama, Bait Suci adalah simbol otoritas keagamaan umat Israel. Bait Suci adalah cara Allah untuk memusatkan penyembahan di Yerusalem, tujuannya adalah untuk memastikan kepercayaan mereka benar dan generasi mendatang dipelihara dalam kebenaran. Kedua, Bait Suci adalah simbol kehadiran Allah di tengah-tengah umat Israel (ayat 13). Bait Suci menjaga umat Israel untuk fokus kepada 10 hukum Allah yang diletakkan dalam Bait Suci (ruang mahakudus). Ketiga, Bait Suci adalah tempat berdoa sebagai penyembahan kepada Allah.

Salomo ingin memberikan yang terbaik bagi Allah sehingga ia membangun Bait Suci dengan memperhatikan kualitas keindahan dan kesempurnaan dari bahan yang berkualitas terbaik. Tujuannya untuk menghormati Allah dan untuk menarik orang lain menyembah-Nya. Suatu hal yang luar biasa telah dikerjakan Salomo dalam memberikan yang terbaik bagi Allah.

Di tengah-tengah zaman yang cenderung untuk menuntut berkat (materi) dari Allah, kita belajar dari Salomo tentang memberi yang terbaik bagi Allah. Ini merupakan perbuatan yang melawan arus zaman dan seharusnya menjadi semangat bagi setiap orang Kristen.

Sudahkah Anda memberikan yang terbaik bagi Tuhan? Pemberian yang terbaik tidak berarti harta benda saja, melainkan dapat memberi waktu, ide, tenaga, doa serta segala sesuatu yang diperlukan bagi pekerjaan-Nya.

Renungkan: Pemberian yang terbaik dimulai dengan taat kepada firman-Nya lalu mulailah berkarya dalam Allah!



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA