Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 25 dari 25 ayat untuk Kalau begitu AND book:[40 TO 66] AND book:43 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.76) (Yoh 12:9) (sh: Sang raja masuk kota Yerusalem (Rabu, 6 Maret 2002))
Sang raja masuk kota Yerusalem

Sang raja masuk kota Yerusalem. Situasi makin panas karena pemimpin Yahudi merencanakan pembunuhan bukan terhadap Yesus saja, tetapi juga terhadap Lazarus (ayat 10). Orang yang beriman dan mengasihi Tuhan tidak saja menerima berkat dalam bentuk yang disukainya, tetapi juga dalam bentuk berbagai risiko yang tidak enak. Tuhan Yesus tahu rencana pembunuhan tersebut, tetapi kini Ia menampakkan diri tidak lagi di kalangan terbatas, namun di kalangan publik di Yerusalem. Itu dilakukannya pada hari raya Paskah, salah satu hari raya penting ketika orang Yahudi melimpah ruah berdatangan ke Yerusalem. Suasana makin ramai karena banyak orang dari berbagai kota datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah.

Orang banyak segera menyambut Yesus dengan meriah. Seruan mereka mengandung makna pengharapan. “Hosana” secara harfiah berarti selamatkanlah atau “tolong”. Mereka melambai-lambaikan daun palem, menandakan bahwa mereka sedang menyambut raja yang datang dalam kemenangan. Mungkin seruan Hosana dan lambaian daun palem tidak begitu jelas, namun seruan mereka selanjutnya jelas menunjukkan bahwa mereka menyambut Yesus sebagai raja Israel (ayat 13). Seruan orang banyak itu mengacu pada firman Tuhan dalam PL, Mazmur 118:26, yang menunjuk pada kehadiran Mesias yang dijanjikan oleh Allah, yaitu Juruselamat yang diurapi, Raja bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Namun demikian, konsep mereka politis sifatnya dan itu berbeda dari maksud Tuhan sesungguhnya.

Ini terlihat dari sikap Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menaiki seekor keledai muda. Apabila Yesus datang ke Yerusalem dengan maksud menunjukkan bahwa Ia menginginkan kuasa politis, tentu Ia akan mengendarai kuda. Tidak sulit bagi-Nya mendapatkan seekor kuda untuk maksud itu. Tetapi, kini Yesus sengaja mencari seekor keledai muda. Saat menulis Injil ini, Yohanes menjadi paham bahwa kejadian itu menggenapi Zakharia 9:9. Sungguh Yesus adalah Raja dan datang sebagai penggenap nubuat mesianis. Namun, Ia datang dan menggenapi dengan cara lain, dalam cara yang di mata manusia rendah dan lemah.

Renungkan: Yesus yang bagaimanakah yang kita sambut dan akui sebagai Tuhan kita?

(0.75) (Yoh 1:1) (jerusalem)

INJIL YOHANES

PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES

Injil Yohanes

Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yohanes dan begitu menempatkannya di dalam keseluruhan Perjanjian Baru. Sama seperti pewartaan yang paling tua demikianpun kitab ini tetap sebuah "Injil", artinya: pewartaan tentang Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Pewartaan itu berpangkal pada "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus dan bermaksud mengembangkan iman akan Kristus supaya orang mendapat hidup. Meskipun ciri-cirinya menyatakan bahwa disusun di zaman agak belakangan, namun injil keempat ini berdekatan dengan pemberitaan atau "kerygma" pada awal mula agama Kristen. Tata susunan dan pokok utama injil Yohanes dan pemberitaan semula itu pada pokoknya sama: Yesus ditunjuk sebagai Mesias oleh turunnya Roh Kudus sebagaimana disaksikan Yohanes Pembaptis, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:31-34; karya dan perkataan Yesus menyatakan "kemuliaanNya", Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:35- 12:50; menyusul kisah tentang wafat, kebangkitan dan beberapa penampakan Kristus, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13:1-20:20; akhirnya pengutusan para rasul yang diberi Roh Kudus dan kekuasaan mengampuni dosa, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20:21-29. Terlebih injil ini terjamin oleh seorang saksi tak bernama ialah "murid yang dikasihi Yesus", yang ikut serta dalam drama sengsara Yesus, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13:23; 19:26, 35; bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">18:15 dst, melihat makam yang kosong, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20:2 dst, dan Kristus yang dibangkitkan, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21:7,20-24, ia barangkali adalah seorang dari kedua murid yang paling dahulu mengikuti Yesus, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:35 dst. Kesemuanya itu sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan Kis 1:8+, supaya kesaksiannya itu boleh disebut "rasuli".

Namun demikian karya Yohanes mempunyai beberapa ciri yang merupakan kekhasannya dan jelas membedakannya dengan ketiga injil sinoptik. Rupanya pengarang injil keempat terpengaruh sekali oleh sebuah alam pikiran yang tersebar luas di beberapa kalangan Yahudi dan pengungkapannya baru-baru ini ditemukan dalam naskah-naskah yang berasal dari sekelompok kaum Eseni di zaman itu yang berdiam di Qumran. Dalam naskah-naskah itu diberi perhatian khusus kepada "pengetahuan", dan perbendaharaan-katanya berdekatan dengan perbendaharaan-kata yang lazim dalam aliran dan alam pikiran yang disebut "gnosis"; terdapat di dalamnya semacam perseduaan (dualisme) yang terungkap dalam pertentangan-pertentangan seperti: cahaya-kegelapan, kebenaran-kebohongan, malaikat cahaya-malaikat kegelapan (Beliar namanya); khususnya di Qumran ditekankanlah mistik persatuan dan perlunya kasih persaudaraan sementara orang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Segala pokok tersebut ditemukan kembali dalam injil Yohanes dan merupakan milik khas lingkungan Yahudi-kristen, yang kiranya menghasilkan injil itu.

Masih ada hal lain lagi. Lebih dari injil-injil sinoptik, injil keempat ingin menonjolkan manakah makna kehidupan, perbuatan dan perkataan Yesus. Kejadian- kejadian kehidupan Yesus merupakan "tanda"; maknanya tidak segera jelas sehingga baru dipahami setelah Kristus dimuliakan, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:22; 12:16; 13:7. Banyak perkataan Yesus mengandung makna rohani yang baru kemudian dipahami, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:19+. Roh Kudus yang berkata atas nama Yesus yang dibangkitkan bertugas memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran dengan mengingatkan dan mengajar mereka akan semua yang telah dikatakan Yesus kepada mereka, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14:26+. Itulah tahap perwahyuan yang tercermin dalam injil Yohanes. Di lain pihak injil keempat lebih banyak terpengaruh oleh ibadat dan sakramen-sakramen Kristen dari pada injil-injil sinoptik. Kehidupan Yesus sendiri diberi kerangka ibadat Yahudi; dalam hubungan dengan hari-hari raya utama dan kerap kali dalam bait Allah Yesus mengerjakan mujizat-mujizat dan menyampaikan wejangan-wejangan yang paling penting; selanjutnya Yesuspun mengajar bahwa Ia sendiri menjadi pusat suatu agama dan ibadat baru "dalam roh dan kebenaran", Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">4:24; agama dan ibadat baru itu mengungkapkan dan mewujudkan dirinya melalui sakramen-sakramen. Pembicaraan Yesus dengan Nikodemus mengandung segala unsur yang cocok dengan sebuah pengajaran yang menyiapkan atau menyertai baptisan, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">3:1-21; dan gagasan bahwa baptisan berupa sebuah penerangan, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">9:1-39, atau kebangkitan, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5:1-14; 7:21-24, rupanya memberi latar belakang kepada cerita tentang penyembuhan orang yang lahir buta dan orang lumpuh. Sebuah ringkasan lengkap dari pengajaran mengenai Ekaristi tercantum dalam bab 6. Misteri Paskah Kristen yang mengganti Paskah lama meresap ke dalam seluruh injil itu, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:29, 36; 2:13; 6:4; 19:36. Upacara pembasuhan Yahudi yang lazim pada perayaan Paskah, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:6; 3:25, diganti dengan pembersihan jiwa oleh firman, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15:3, dan Roh, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20:22 dst. Dengan demikian maka kehidupan Yesus dihubungkan dengan misteri Kristen yang dihayati dalam ibadat dan sakramen-sakramen jemaat.

Jelaslah injil keempat merupakan karya yang majemuk : berdekatan dengan bentuk pewartaan Kristen yang paling dahulu, tetapi juga menjadi penyelesaian suatu usaha yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk mencari pemahaman lebih mendalam dan lebih jernih tentang misteri Yesus.

Setiap penginjil mempunyai suatu pandangan utama mengenai Yesus serta karyaNya. Menurut pandangan Yohanes, maka Yesus adalah Firman yang telah menjadi daging untuk menyampaikan hidup kepada manusia, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:14. Maka rahasia penjelmaan menguasai seluruh pemikiran Yohanes. Teologi tentang penjelmaan itu terungkap dengan menggunakan gagasan "pengutusan" dan "kesaksian". Yesus ialah Firman yang diutus oleh Bapa ke dunia, lalu setelah karyaNya selesai kembali kepada Allah, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:1+. Tugas itu tidak lain kecuali memaklumkan kepada manusia misteri-misteri ilahi. Yesus menjadi saksi tentang apa yang dilihat dan didengarNya pada Bapa, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">3:11+. Untuk mengesahkan pengutusanNya maka Allah memberi Yesus kekuasaan mengerjakan sejumlah karya ialah "tanda-tanda" yang memang melampaui apa yang mungkin bagi manusia. Maka terbuktilah Yesus benar-benar diutus oleh Allah yang berkarya dalam diri Yesus, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:11+. Tanda-tanda itu menjadi pernyataan terselubung dari kemuliaan Yesus yang penyingkapan lengkapnya dinantikan pada hari kebangkitan, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:14+. Sebab sesuai dengan nubuat Yes 52:13 (LXX), Anak Manusia harus "ditinggikan", dan melalui salib kembali kepada Bapa, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12:32+. Lalu ia menemukan kembali kemuliaan yang ada pada Allah "sebelum dunia ada", Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">17:5+, 24. Kemuliaan itu sudah dinyatakan kepada para nabi dahulu, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5:39, 46; 12:41; 19:37 serta catatan-catatannya. Penyingkapan kemuliaan itu berupa penampakan Allah yang menyempurnakan dan menggenapkan semua penampakan Allah dahulu, penampakanNya dalam penciptaan, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:1, penampakanNya kepada Abraham, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8:56, Yakub Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:51, Musa Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:17, para nabi. Kemuliaan "Hari Yahwe", bdk, bdk Ams 5:18+, menjadi lengkap pada Hari Yesus, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8:56, khususnya pada "SaatNya", Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:4+, saat "peninggian" dan "pemuliaanNya"; pada saat itu tersingkaplah keluhuran transenden yang menjadi milik "utusan", bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8:24+; Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">10:30+, yang datang ke dunia untuk membawa hidup, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">3:35+, kepada mereka yang dengan kepercayaan menyambut kabar keselamatan yang disampaikan olehNya, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">3:11+. Dan justru oleh karena seluruh "pengutusan" Anak itu terarah kepada suatu karya keselamatan maka pengutusan itu menjadi penyingkapan kasih Bapa terhadap dunia, yang terakhir dan paling lengkap, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">17:6+.

Dalam injil-injil Sinoptik penyingkapan kemuliaan Kristus terutama dihubungkan dengan kembaliNya pada akhir zaman, bdk Mat 16:27 dst. Memanglah dalam injil Yohanespun unsur-unsur utama dari eskatologia tradisionil ditemukan juga: orang menantikan "hari terakhir" Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">6:39 dst; Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11:24; 12:48, hari "kedatangan" Yesus, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14:3; 21:22 dst, dan kebangkitan orang-orang mati, 5, 28 dst; Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11:24, serta penghakiman terakhir Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5:29, 45; 3:36. Namun demikian mudah saja orang melihat dalam injil keempat suatu tendensi rangkap dua, yakni: mengaktualisasikan dan menginteriorisasikan eskatologia tradisionil. Kedatangan Yesus ke dunia melalui penjelmaan, peninggiannNya di salib dan kembaliNya melalui Roh Kudus dianggap sebagai "kedatangan" Anak Manusia; penghakiman sekarang sudah terjadi di dalam hati orang, hidup kekal (yang dalam injil Yohanes mengganti istilah "Kerajaan" yang digemari para Sinoptisi) sekarang sudah dimiliki oleh karena iman. Maka drama yang dipentaskan di Palestina menjadi inti drama eskatologis. Memang di belakang orang-orang Yahudi yang menolak Yesus itu tampillah sebuah kenyataan yang lebih luas, yakni "dunia", bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:9-10+, atau "kegelapan" bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8:12+, yang dikuasai oleh Iblis, "penguasa dunia", bdk 1Yoh 2:13 dst, yang melawan Allah serta MesiasNya. Setiap orang terlibat dalam drama rohani itu: di hadapan Firman yang menjadi daging terlaksanalah "penghakiman dunia", Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12:31-32, pengutukan dan kekalahannya, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16:7-11, 33. Kalau Kristus dengan rela menyerahkan nyawaNya, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">10:18+, dan kalau "ditinggikan" di kayu salib, maka maksudnya ialah memperoleh kemuliaanNya, bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12:32+, yang sejak itu menjadi nyata di hadapan sekalian orang untuk mendatangkan malu kepada dunia yang tidak percaya serta secara definitip mengalahkan Iblis. Kemenangan Allah atas yang jahat dan keselamatan dunia terwujud melalui kebangkitan yang mulia, sehingga kembaliNya Kristus di akhir zaman hanya merupakan penggenapannya.

Agak sukar juga menemukan bagan yang dituruti Yohanes dalam membentangkan misteri Kristus. Terlebih dulu perlu dicatat bahwa urutan peristiwa-peristiwa dalam injil keempat menimbulkan beberapa kesulitan: urutan bab 4, 5, 6, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7:1-24 sukar dimengerti; tidak tepat juga bahwa bab 15-17 menyusul Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14:31, tepat Yesus sudah berangkat; kepingan-kepingan seperti Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">3:31-36 dan 12:44-50 ternyata kurang sesuai dengan konteksnya. Mungkin kekacauan itu disebabkan oleh cara Injil Yohanes digubah dan diterbitkan. Kiranya injil itu merupakan hasil perkembangan yang lambat laun sehingga di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berasal dari masa yang berlain-lainan, penyaduran dan tambahan serta penyusunan ajaran yang sama namun dengan cara yang berbeda-beda, sedangkan keseluruhannya akhirnya diterbitkan bukanlah oleh Yohanes sendiri melainkan oleh murid-muridnya setelah Yohanes meninggal dunia, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21:24. Dengan demikian maka murid-murid itu memasukkan ke dalam kerangka injil yang asli berbagai kepingan yang berasal dari Yohanes dan yang oleh para muridnya tidak dibiarkan hilang sama sekali. Tempat kepingan- kepingan itu dalam keseluruhan belum juga ditentukan dengan saksama.

Para ahli sudah mengemukakan beberapa pembagian injil Yohanes. Semua memang mengandung sedikit kebenaran, tetapi sering kali berat sebelah, oleh karena terlalu mau mensistematisasikan injil keempat. Paling baik kiranya orang membiarkan dirinya dibimbing oleh petunjuk-petunjuk jelas yang ditemukan dalam injil sendiri. Di satu pihak jelas, bahwa injil mau menonjolkan hari-hari raya ibadat Yahudi, yang menjadi pedoman kisahnya: tiga kali ada hari raya Paskah, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:13; 6:4; 11:55, ada sebuah perayaan yang tidak disebut namanya, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5:1, dan sekali ada perayaan Pondok Daun, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7:2, dan hari raya Pentahbisan Bait Allah, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">10:22. Di lain pihak pengarang beberapa kali dengan saksama mencatat urutan hari-hari untuk membagikan riwayat hidup Yesus menjadi berkala-kala. Misalnya: minggu pertama karya Yesus di depan umum, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:19-2:11, pekan perayaan Pondok-Daun, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7:2, 14, 37, pekan sengsara Yesus Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12:1, 12; 19:31, 42, yang ditempatkan antara lambang penguburan Yesus, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12:7, dan penguburan yang sesungguhnya, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">19:38 dst. Begitu pula perlu diperhatikan disebutkannya perayaan Paskah yang pertama, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">4:45, yang jelas menutup bagian-bagian yang mulai dengan Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:13 -25, tempat dikatakan bahwa hari raya Paskah itu sudah dekat. Dengan mempertimbangkan kedua gejala tersebut (catatan mengenai urutan hari-hari dan hari-hari raya Yahudi) maka injil keempat dapat dibagi sebagai berikut:

Prakata, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:1-18: "Pada mulanya............"

I Karya Yesus :

1. Tata penyelamatan baru diberitakan, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:19-4:54: Pekan pembukaan
kejadian-kejadian yang berkisar pada Perayaan Paskah yang pertama.
2. Perayaan kedua, pada suatu hari Sabat, di Yerusalem: perlawanan pertama
terhadap pernyataan, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5:1-47.
3. Di Galilea, Paskah yang kedua: perlawanan baru terhadap pernyataan,
Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">6:1-71.
4. Perayaan Pondok-Daun: pernyataan besar tentang Mesias, yang ditolak
mentah-mentah Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7:1-10:21.
5. Hari Raya Pentahbisan Bait Allah: keputusan membunuh Yesus, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">10:22-
Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11:54.
6. Akhir karya Yesus dan persiapan untuk Paskah yang terakhir, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11:55-12:50
II Saat Yesus: Paskah Anak Domba Allah (Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13:1-20:31):
1. Perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13:1-17:26
2. Penderitaan, 18-19
3. Cerita-cerita mengenai kebangkitan dan kebahagiaan mereka yang percaya. Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20:1-29
4. Penutup injil yang pertama, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20:30-31.
III Kata penutup Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21:1-25: Hidup Gereja diberitakan dan kedatangan kembali Yesus diharapkan.

Ada sebuah gagasan yang dapat ditarik dari pembagian tersebut ialah: Yesus mengakhiri lembaga-lembaga keagamaan Yahudi dengan menggenapinya.

Adakah injil keempat berupa sebuah sumber tersendiri dan asli yang menyampaikan informasi khas, di samping ketiga injil sinoptik? Kalau benar demikian, manakah nilai historis injil Yohanes? Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang dirumuskan di muka, dengan hati-hati dapat diajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

Dalam Injil Yohanes ditemukan banyak petunjuk yang memberi kesan bahwa Yohanes mengenal tradisi yang tercantum dalam ketiga injil lain. Khususnya perlu diperhatikan bahwa injil keempat meninggalkan beberapa hal penting yang tercantum dalam injil sinoptik. Ini hanya dapat dimengerti, kalau Yohanes mengandaikan bahwa sidang pembaca sudah tahu akan hal-hal itu ; di lain pihak ada kalanya Yohanes ternyata mau memperincikan dan melengkapi tradisi para sinoptisi. Namun demikian penyelidikan-penyelidikan modern semakin menonjolkan ciri asli tradisi Yohanes yang tidak tergantung pada tradisi sinoptik. Bahkan dalam menceritakan kejadian-kejadian yang sama Yohanes nampak begitu asli, sehingga tak mungkin ia bergantung pada sinoptisi. Pengarang injil keempat mengenal kejadian-kejadian itu melalui jalan lain dari jalan-jalan injil sinoptik. Ia pantas dianggap sebagai sumber tersendiri, saksi asli dari tradisi purba. Memanglah hubungan antara injil Yohanes dan Injil Lukas jauh lebih erat dan boleh jadi Lukas dalam menggubah injilnya mengenal dan menggunakan paling sedikit tradisi-tradisi Yohanes (teristimewanya dalam kisah sengsara dan kisah kebangkitan) yang sudah lama ada, meskipun kiranya tidak mengenal injil keempat seperti sekarang ada. sebaliknya juga mungkin bahwa penggubahan injil Yohanes yang terakhir terpengaruh oleh injil karangan Lukas.

Semakin mengakui bahwa injil keempat tidak tergantung, semakin para ahli mengakui pula nilai historisnya. Sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa riwayat hidup Yesus, Yohanes kerap kali memerincikan lebih jauh apa yang dikisahkan para sinoptisi: misalnya lamanya karya Yesus dan urutan peristiwa dalam kisah sengsara dalam injil Yohanes nampaknya lebih tepat dari pada apa yang diceritakan injil-injil lain. Sehubungan dengan penyucian Bait Allah injil keempat memuat keterangan mengenai waktunya yang paling tepat di antara semua injil, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:20, dan yang bersesuaian dengan keterangan yang tercantum dalam Luk 3:1. Demikianpun mengenai keterangan-keterangan mengenai tempat peristiwa- peristiwa terjadi dalam injil keempat lebih terperinci dari pada keterangan- keterangan yang disampaikan oleh injil-injil lain. Penggalian-penggalian modern di Palestina sudah beberapa kali membenarkan keterangan injil Yohanes (bdk kolam yang ada lima serambinya, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5:2). Seluruh injil berisikan petunjuk-petunjuk kongkrit yang terperinci, sehingga jelaslah si pengarang tahu baik-baik akan adat istiadat keagamaan Yahudi, mentalita para rabi, akan caranya para ahli Taurat menafsirkan menterapkan hukum Taurat. Akhirnya diri pribadi Yesus tetap seorang manusia sejati dengan kerendahan hati dan kesederhanaan yang mengharukan, bahkan dalam adegan-adegan yang paling "mulia" di mana Yesus yang dibangkitkan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Dan demikian halnya, meskipun pengarang injil keempat memang menonjolkan transendensi Yesus. Selanjutnya karya Yohanes ini sama sekali tidak dapat dipahami, kalau orang menyangkal bahwa Yohanes yakin tentang kenyataan historis kejadian-kejadian yang diceritakannya.

Tetapi orang jangan keliru. Pengertian tentang "sejarah" yang diandaikan injil keempat tentunya sangat berbeda dengan pengertian seorang sejarawan modern. Apa yang paling penting bagi si penginjil ialah: menonjolkan makna sebuah sejarah yang baik ilahi maupun manusiawi; memang sebuah sejarah, tetapi juga sebuah teologi; berlangsung dalam waktu, tetapi berurat-berakar dalam kekekalan. Pengarang injil keempat dengan teliti mau menceritakan dan menyampaikan kepada kepercayaan manusia peristiwa rohani yang terjadi di dunia oleh karena kedatangan Yesus Kristus, ialah penjelmaan Firman demi keselamatan manusia. Karena itulah maka penginjil memilih dan khususnya menonjolkan kejadian-kejadian yang menurut pendapatnya dapat mengandung suatu nilai simbolis; dengan jalan itu pengarang memberi kejadian-kejadian itu suatu kedalaman dan gema baru. Maka mujizat-mujizat yang diceritakan berupa "tanda", yang menyingkapkan kemuliaan Kristus dan melambangkan karunia yang diberikanNya kepada dunia (pembasuhan yang baru, roti hidup, terang, hidup). Pengarang injil sungguh mempunyai bakat untuk menangkap makna rohani yang terkandung dalam kejadian-kejadian dan untuk menemukan di dalamnya rahasia-rahasia ilahi, juga dalam peristiwa-peristiwa yang bukan mujizat (bdk Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:19-21; 9:7; 11:51 dst; Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13:30; 19:31-37, dan catatan- catatannya). Pada kejadian-kejadian nyata dan historis ia melihat sebuah dimensi rohani; Yesus ialah terang, yang datang ke dunia; perjuangan Yesus tidak lain kecuali perjuangan terang melawan kegelapan; kematian Yesus ialah penghakiman dunia; seluruh kehidupanNya tidak lain merupakan pemenuhan lambang-lambang Mesias yang terungkap dalam Perjanjian Lama: Dialah Anak Domba Allah. Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:29, Bait Allah yang baru, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:21, ular penyelamat yang ditinggikan di padang gurun, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">3:14, roti hidup yang mengganti Manna, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">6:35, Gembala yang baik, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">10:11, pokok anggur yang benar, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15:1, dll. Gambaran Yesus yang baik ilahi maupun manusiawi itu memberikan kepada tokoh historis itu segenap dimensinya sebagai Penyelamat dunia. Jadi sehubungan dengan Yohanes tidak bolehlah "simbolis" diperlawankan dengan "historis"; simbolismenya ialah simbolisme kejadian-kejadian sendiri; simbolisme itu berpancar pada sejarah, berurat-berakar di dalamnya serta mengungkapkan makna sejarah itu. Bagi saksi unggul Firman yang menjadi itu simbolisme itu tidak ada artinya, kecuali dengan pra-syaratnya dalam sejarah.

Soal terakhir yang perlu dikupas ialah: siapakah pengarang injil yang begitu berisi dan majemuk itu? Hampir seluruh tradisi Gereja bersehati menjawab: Rasul Yohanes bin Zebedeus. Sudah dalam pertengahan pertama abad II injil keempat dikenal dan dipergunakan oleh beberapa pujangga: Ignatius dari Antiokhia, pengarang "Ode Salomo", Papias, Yustinus; barangkali Klemens dari Roma sudah mengenal dan menggunakan Yohanes. Maka terbuktilah bahwa injil itu sudah mempunyai wibawa rasuli. Saksi pertama yang menyatakan hal itu dengan terang ialah Ireneus di sekitar th. 180. Katanya: "Selanjutnya Yohanes murid Tuhan ialah murid yang bersandar dekat kepadaNya, juga menerbitkan sebuah injil selama tinggal di Efesus". Hampir pada masa yang sama Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius dengan jelas menyatakan bahwa injil keempat dikarang oleh rasul Yohanes. Kalau pada peralihan dari abad II ke abad III ada sementara orang yang berpendapat lain, maka mereka mau menentang pengikut- pengikut Montanus yang menyalah-gunakan injil Yohanes untuk mendukung ajaran sendiri. Hanya pendapat lain itu tidak seberapa artinya dan oleh karena berdasarkan pertimbangan teologis tidaklah berakar dalam tradisi.

Dalam injil sendiri tidak terdapat sesuatu yang berlawanan dengan tradisi itu. Sudah dikatakan di muka, bahwa injil itu memperkenalkan diri sebagai kesaksian seorang murid yang dikasihi Tuhan, seorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejadian-kejadian yang dikisahkannya. Bahasa serta gaya bahasanya menyatakan bahwa injil itu berasal dari lingkungan ke-Yahudia-an; ia baik-baik mengenal adat-istiadat Yahudi dan juga keadaan setempat di Palestina di zaman Kristus. Nampaknya ia bersahabat dengan Petrus, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13:23 dst; Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">18:15; 20:3-10; 21:20-23. Dan Lukas memberitahukan bahwa memanglah demikian halnya dengan Yohanes, Luk 22:8; Kis 3:1-4, 11; 4:13, 19; 8:14. Akhirnya, bagaimana dapat dijelaskan kenyataan bahwa injil keempat sama sekali mendiamkan kedua anak Zebedeus? Keterangan yang paling tepat ialah: seorang di antaranya menuliskan injil itu. "Murid yang dikasihi Yesus... dialah yang menuliskan semuanya", Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21:24 ialah murid yang bersama dengan Petrus dan Yakobus diutamakan oleh Yesus, Mrk 5:37; 9:2; 13:3; 14:33. Ada sementara orang yang berkata bahwa tak mungkin rasul Yohanes menulis injil keempat. Sebab ada berita bahwa rasul Yohanes mati sahid lama sebelumnya. Jadi mustahillah ia menulis injil yang dikatakan karangannya. Dan benar juga, ada sebuah tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes mati sahid. Hanya adakah tradisi itu lebih berwibawa dari pada tradisi lain yang menyatkaan bahwa Yohanes hidup di kota Efesus sampai usia lanjut? Dan kalau ada tradisi yang berkata tentang Yohanes sebagai martir, namun ia tidak berkata apa-apa tentang kapan itu terjadi. Dari lain pihak sebagaimana sudah dikatakan di atas, tradisi-tradisi Yohanes pasti sudah terbentuk di masa lalu, kalaupun injil baru digubah dan diterbitkan jauh kemudian dari itu dan kiranya oleh murid-murid Yohanes. Dari sebab itu tetap mungkin bahwa injil keempat benar-benar berasal dari Yohanes, juga seandainya rasul itu sendiri mengalami kemartiran.

Surat-surat Yohanes

Di samping injil masih ada tiga surat yang oleh tradisi diperkenalkan sebagia surat-surat Yohanes. Memanglah ditinjau dari segi sastra dan ajaran karangan- karangan itu sangat berdekatan dengan injil keempat, sehingga sukar memisahkannya dari injil serta pengarangnya, ialah rasul Yohanes. Surat kedua dan ketiga tentu menimbulkan kebimbangan dan keraguan, sebagaimana sudah ternyata dalam karya Origenes, Eussebius dari Kaisarea dan Hieronimus; lama sekali kedua surat itu hanya diterima oleh jemaat di Antiokhia dan jemaat-jemaat lain di Siria sebagai Kitab Suci. Tetapi karena cirinya sebagai surat-surat kecil saja yang tidak penting sama sekali untuk ajaran Kristen, maka tidak dapat dipahami bagaimana surat-surat itu akhirnya berhasil diterima, kalau bukan benar-benar karangan Yohanes.

Surat ketiga kiranya surat yang ditulis paling dahulu. Maksud surat itu ialah membereskan suatu pertikaian mengenai kewibawaan yang timbul dalam salah satu jemaat yang termasuk wewenang rasul Yohanes. Surat kedua berupa sebuah peringatan tertuju kepada jemaat lain, supaya hati-hati terhadap propaganda yang dilancarkan oleh sementara pengajar sesat yang menyangkal penjelmaan Kristus yang sesungguhnya. Adapun surat pertama adalah jauh lebih penting. Nampak sebagai macam surat edaran yang tertuju kepada jemaat-jemaat di Asia kecil yang terancam perpecahan akibat bidaah-bidaah pertama. Dalam surat itu Yohanes menyarikan unsur-unsur hakiki pengalaman keagamaan. Dengan bertitik-tolak beberapa pokok sejalan yang susul menyusul (terang, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:5 dst, "pembenaran", 2:29 dst, kasih, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">4:7-8 dst, kebenaran, Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5:6 dst) ia mau memperlihatkan hubungan erat yang tidak dapat tidak terjalan antara kita sebagai anak Allah dan akhlak benar, yang tidak lain kecuali kesetiaan rangkap dua pada iman akan Kristus. Anak Allah, dan pada kasih persaudaraan (bdk catatan-catatan pada Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:3, 7). Karena gaya bahasa dan ajarannya maka surat inilah yang paling dekat dengan injil. Maka surat pertama itu dikarang pada masa yang sama, tetapi tidak lagi dapat dipastikan apakah surat mendahului injil atau sebaliknya.

(0.75) (Yoh 9:13) (sh: Iman yang tumbuh dalam tekanan (Senin, 21 Januari 2002))
Iman yang tumbuh dalam tekanan

Iman yang tumbuh dalam tekanan. Menarik sekali melihat perkembangan pengenalan orang buta tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat 11). Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat 12). Kelihatannya ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa oleh pemimpin-pemimpin agama, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa. Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 17). Ketika ia diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat 25). Yesus didengar Allah (ayat 31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah (ayat 33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh pemimpin-pemimpin agama (ayat 34).

Namun, Yesus tidak membuangnya. Yesus mencarinya (ayat 35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan (ayat 38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia tidak mempedulikan para pemimpin agama. Di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat 41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan pemimpin-pemimpin agama. Bukankah hanya Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembah-Nya? Semuanya ini mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembah-Nya.

Jika kita melihat perkembangan pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Ia mengenal Yesus bukan dari kesaksian murid-murid Yesus atau Tuhan Yesus sendiri. Pengenalannya akan Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus.

Renungkan: Iman sejati selalu tumbuh. Iman kepada Yesus akan membawa orang percaya menyembah-Nya. Iman melahirkan ibadah.

(0.75) (Yoh 20:11) (sh: Arti kebangkitan Yesus (Senin, 1 April 2002))
Arti kebangkitan Yesus

Arti kebangkitan Yesus. Maria Magdalena menangis karena kasihnya kepada Yesus. Saat itu malaikat di depannya dan Yesus sendiri di belakangnya. Baik ucapan malaikat maupun sabda Tuhan Yesus menekankan belas kasih terhadap Maria. Jawaban Maria menunjukkan imannya kepada Yesus meski dalam keterbatasannya ia berpikir Yesus sudah mati. Tetapi, Yesus yang sama tetap adalah “Tuhan” baginya (ayat 13). Semula Yesus dianggapnya salah seorang tukang kebun Yusuf Arimatea (ayat 14-15). Tetapi, begitu Yesus menyebut namanya, segera ia mengenali Yesus dan memanggil-Nya sebagai Guru (ayat 16). Kesedihan betapa pun dalamnya tidak akan selamanya membutakan sebab Maria sungguh adalah domba Yesus yang mengenali suara Gembalanya (Yoh. 10:3-4).

Semula Maria berpikir bahwa sifat hubungannya dengan Yesus akan sama seperti ketika Yesus belum mati. Tetapi, penjelasan Tuhan menandaskan terjadinya perubahan radikal dalam hubungan tersebut yang juga berakibat dalam hubungan mereka dengan Bapa. Pertama, isyarat itu Yesus berikan dalam respons-Nya terhadap sentuhan Maria. Mungkin saat itu Maria memegang lengan Yesus atau bertelut memegang kaki Yesus. Tetapi, Yesus melarangnya untuk terus memegangi-Nya demikian. Yesus mengisyaratkan bahwa Dia harus kembali kepada Bapa ke dalam status kekal-Nya. Maka, Maria tidak bisa menahan-Nya agar tetap di dunia seperti sebelum Ia bangkit. Kini Maria dijadikan utusan (rasul) yang mewartakan kebangkitan Yesus kepada para rasul. Betapa terhormat posisi Maria, menjadi pengantara berita kebangkitan kepada para rasul yang belum tahu atau belum percaya tentang hal itu. Kedua, Yesus menegaskan untuk pertama kalinya ungkapan penting yang bersifat kristologis, yang berakibat secara soteriologis. “Aku akan kembali kepada Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu” (ayat 17). Keunikan hubungan diri-Nya dengan Bapa dan kebangkitan-Nya membuat para pengikut- Nya memiliki hubungan anak-bapa dengan Bapa di surga dan menjadi para saudara Kristus (ayat 17). Ketiga, kenaikan Yesus ke surga juga merupakan sumber sukacita bagi para murid-Nya sebab menyatakan bahwa Ia berhasil memenuhi rencana Bapa dan kemenangan itu dapat mereka cicip dengan hadirnya Roh Kudus (ayat Kalau+begitu+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16:7).

Renungkan: Pengenalan akan Dia yang bangkit berdampak luas atas hidup kita.

(0.74) (Yoh 8:12) (jerusalem) Dalam Perjanjian Baru tema "terang kegelapan" berkembang menurut tiga garis pokok, yang lebih kurang dapat dibedakan. 1) Seperti matahari menerangi sebuah jalan, demikianpun apa saja yang menerangi jalan kepada Allah disebutkan sebagai "terang": Dalam Perjanjian Lama hukum Taurat, Hikmat dan firman Allah dikatakan "terang", Pengk 2:13; Ams 4:18-19; 6:23; Maz 119:105; bdk Yoh 2:19; dalam Perjanjian Baru disebutkan sebagai "terang" Kristus sendiri, Yoh 1:9; 9:1-39; 12:35; 1Yo 2:8-11; bdk 2Ko 4:6. Mat 17:2 yang dibandingkan dengan awan bercahaya di waktu keluaran, Yoh 8:12; bdk Kel 13:21 dst; Wis 18:3; dan juga setiap orang Kristen yang memperlihatkan Allah kepada dunia Mat 5:14-16; Luk 8:16; Rom 2:19; Fili 2:15; Wah 21:24. 2) Terang melambangkan hidup, kesejahteraan dan kegembiraan, kegelapan melambangkan kematian, kemalangan dan dukacita, Ayu 30:26; Yes 45:7; bdk Maz 17:15; dengan kegelapan perbudakan di pertentangkan terang kebebasan dan keselamatan di zaman Mesias, Yes 8:22-9:1; Mat 4:16; Luk 1:79; Rom 13:11-12, dan terang itupun sampai kepada bangsa-bangsa lain, Luk 2:32; Kis 13:47, melalui Kristus yang adalah Terang, Yohanes (ayat-ayat yang bersangkutan telah dikutip): Efe 5:14 dan terang itu mencapai kesempurnaannya dalam Kerajaan Sorga, Mat 8:12; 22:13; 25:30; Wah 22:5; bdk Yoh 21:3-4. 3) Perseduaan (dualisme) "terang-kegelapan" menjadi ciri khas dua dunia yang bertentangan satu sama lain, dunia Kebaikan dan dunia kejahatan (bdk naskah-naskah dari Qumran). Begitu pula dalam perjanjian Barupun tampil dua "kerajaan", yang masing-masing dikuasai oleh Kristus, atau Iblis, 2Ko 6:14-15; Kol 1:12-13; Kis 26:18; 1Pe 2:9, dan yang satu berusaha mengalahkan yang lain, Luk 22:53; Yoh 13:27-30. Manusia terbelah menjadi "anak-anak terang" dan "anak-anak kegelapan", Luk 16:8; 1Te 5:4-5; Efe 5:7-8; Yoh 12:36, sekedar mereka dikuasai oleh "Terang" (Kristus) atau "kegelapan" (Iblis) Mat 6:23; 1Te 5:4 dst; 1Yo 1:6-7; 2:9-10; mereka dapat dikenal oleh karena pekerjaan-pekerjaannya, Rom 13:12-14; Efe 5:8-11. Perpecahan (penghakiman) di antara manusia itu menjadi nampak karena kedatangan Terang, yang mewajibkan setiap orang memilih menjadi kawan atau lawan, Yoh 3:19-21; 7:7; 9:39; 12:46; bdk Efe 5:12-13. Namun demikian pandangan tetap optimis; pernah kegelapan kalah terhadap terang. Yoh 1:5; 1Yo 2:8; Rom 13;12.


TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA