Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 41 ayat untuk (36-4) Perkataan AND book:43 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.74) (Yoh 6:1) (sh: Yesus dan kebutuhan fisik (Selasa, 8 Januari 2002))
Yesus dan kebutuhan fisik

Dalam narasi sebelumnya, kita sudah melihat pengaruh kesaksian Yesus. Istilah orang banyak yang muncul dalam ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2,5,22,24 menunjukkan tingkat popularitas Tuhan Yesus dan sekaligus juga akibat kesaksian-Nya selama ini. Sudah banyak kesaksian yang diberikan-Nya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2) sehingga tidak heran jika banyak orang berbondong-bondong mengikuti-Nya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5), bahkan lebih dari 5000 orang jika perempuan dan anak-anak diikutsertakan (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">10). Meski mereka hanya mengikut-Nya, Tuhan Yesus tidak menolak mereka.

Didorong oleh kasih kepada mereka Ia kembali bersaksi, kali ini tidak melalui perkataan, melainkan perbuatan. Ia memberi mereka makan. Dari 2 ekor ikan dan 5 roti jelai Tuhan Yesus membuat mereka semua dapat makan sampai kenyang. Pada masa itu makanan ikan dan roti jelai bukanlah merupakan makanan yang mewah. Tetapi, makanan ini diberkati oleh Tuhan Yesus sehingga berlipatganda dan cukup membuat mereka semua kenyang (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11). Jika ada sisanya bukan karena mereka tidak suka makanan ini, melainkan karena mereka semua telah kenyang. Perbuatan Tuhan Yesus memberi makan lebih dari 5000 orang merupakan suatu mukjizat. Perkataan Filipus menegaskan hal ini (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7).

Setelah orang banyak ini kenyang bagaimana reaksi mereka? Apakah mereka menyadari bahwa Yesus adalah Mesias dan kemudian percaya kepada-Nya? Kelihatannya tidak. Mereka hanya menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14). Tetapi, nabi dalam pengertian mereka sangat berbeda sekali. Mereka ingin menjadikan Yesus sebagai nabi yang dapat dinobatkan sebagai raja, bukan penyampai dan pemberita kehendak Allah (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15). Konsep nabi dan raja bercampuraduk dalam pengertian orang banyak. Orang banyak lebih tertarik pada pemberian ketimbang pemberi. Mereka lebih memperhatikan roti daripada Yesus yang memberi roti tersebut. Mereka hendak menjadikan Yesus sebagai raja agar setiap hari mereka dikenyangkan dengan roti. Mereka tidak ingin dikenyangkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Terhadap pemahaman yang demikian Tuhan Yesus tidak marah. Ia hanya menghindar dan pergi ke gunung (ayat 15).

Renungkan: Jangan terpesona oleh pemberian dan berkat dari Tuhan Yesus sehingga melupakan pemberinya. Janganlah berkat menjadi yang terutama dalam hidup sehingga Tuhan Yesus diabaikan.

(0.74) (Yoh 6:16) (sh: Yesus menampakkan ke-Allah-an-Nya (Rabu, 9 Januari 2002))
Yesus menampakkan ke-Allah-an-Nya

Melihat perbuatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika memberi makan lebih dari 5000 orang, kita tidak melihat reaksi murid-murid secara jelas. Kita tidak tahu apakah perbuatan Yesus membuat mereka semakin dalam mengenal Yesus. Jika dalam Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2:11 murid-murid yang melihat air berubah menjadi anggur semakin dalam imannya kepada Yesus, maka pada peristiwa kali ini tidak jelas efeknya terhadap murid-murid.

Ketika hari sudah mulai malam, murid-murid menyeberang ke Kapernaum dengan perahu (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16-17). Yesus tidak bersama dengan mereka. Di tengah perjalanan mereka melihat Tuhan Yesus berjalan di atas air. Kembali Yesus bersaksi melalui perbuatan dan bukannya perkataan. Melihat Yesus berjalan di atas air, mereka menjadi takut (ayat 19). Mereka menjadi takut bukan karena menghadapi danau yang sedang bergelora karena angin kencang. Mereka takut karena melihat Yesus berjalan di atas air. Mereka takut karena melihat Yesus mendemonstrasikan ke-Allahan-Nya. Yesus berjalan di atas air bukan karena hendak menyelamatkan mereka dari danau yang sedang bergelora. Yesus berjalan di atas air karena ingin bersaksi bahwa Ia adalah Anak Allah.

Ketika Yesus sudah dekat, Ia berkata kepada mereka, "Aku ini, jangan takut" (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20). Dalam bahasa Yunani frasa "Aku ini" adalah terjemahan dari `ego eimi'. Frasa ini muncul dalam Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">4:26 dalam kaitan dengan ke-Mesiasan-Nya. Dalam Yesaya 43, frasa ini adalah ucapan Allah. Kombinasi frasa ini dengan perintah untuk tidak takut mengungkapkan ke-Allahan Yesus. Melihat Yesus berjalan di atas air dan mendengar kalimat Yesus yang biasa muncul dari mulut Allah, murid-murid tidak memberikan respons apa pun. Mereka tetap membisu. Tidak jelas kepada kita apakah iman mereka semakin dalam melihat penyataan diri Yesus yang luar biasa. Di samping kedua hal ini, murid-murid juga mengalami mukjizat yang lain. Perahu mereka seketika tiba di tempat tujuan (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21). Meski mengalami 4 bentuk kesaksian (memberikan makan, berjalan di atas air, frasa ego eimi, dan tiba seketika), murid-murid tidak secara jelas mengungkapkan iman mereka.

Renungkan: Perkataan dan perbuatan Yesus merupakan bentuk kesaksi agar orang-orang percaya dan lebih dalam mengenal-Nya.

(0.74) (Yoh 12:44) (sh: Menyebar kasih (Kamis, 14 Maret 2002))
Menyebar kasih

Setelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para murid-Nya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, mengapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12:31), dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini — Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan.

Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1,33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama. Yesus menempatkan diri sebagai kepala keluarga. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya.

Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">34-35). Perintah-Nya adalah agar mereka saling mengasihi sesuai dengan teladan-Nya. Dengan komunitas kasih, orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah para murid Yesus. Jika Yesus telah pergi, apa lagi yang masih tersisa kalau bukan kasih-Nya yang terus-menerus hidup di dalam diri para murid? Dengan hadirnya komunitas kasih, misi Yesus bukan hanya tergenapi, namun menghasilkan dampak yang dahsyat — kehidupan komunitas yang dibaharui kasih menarik orang-orang lain untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Renungkan: Jika Anda telah menerima kasih Kristus, teladani kasih-Nya dengan menyebarkan kasih-Nya melalui saling mengasihi.

(0.74) (Yoh 6:35) (jerusalem: Akulah) Ungkapan Yunani "ego eimi" mengingatkan nama ilahi yang diwahyukan kepada Musa, Kel 3:14, bdk Yoh 8:24+. Tetapi di sini seperti dalam beberapa ayat lain ungkapan itu memulai juga penjelasan salah satu perbuatan atau perkataan, Yesus menyebut diriNya di sini roti sejati yang dilambangkan oleh manna dan roti yang kemarin diperbanyakNya. Lih Yoh 6:41,48,51; Yoh 8:12; Yoh 10:7-11; Yoh 11:25; Yoh 15:1
(0.74) (Yoh 10:22) (sh: Kebenaran: tak berubah dan tak dapat diubah (Kamis, 28 Januari 1999))
Kebenaran: tak berubah dan tak dapat diubah

Terang-terangan orang-orang Yahudi mempertanyakan apakah benar Yesus adalah Mesias yang ditunggu-tunggu. Jawaban Yesus malah balik bertanya dan memojokkan mereka. Dengan kata lain Yesus ingin mengatakan bahwa benar tidaknya tergantung pada siapa yang mengatakannya. Percaya kepada Yang Berkata, berarti percaya pada semua yang dikatakan-Nya. "Bagian mana dari pekerjaan-Ku yang tidak menyaksikan tentang Aku yang tidak kamu percayai?" Bagi Yesus kebenaran sejati itu dipercayai atau tidak dipercayai adalah tetap kebenaran, tidak berubah dan tidak dapat diubah.

Tentukan sikap. Bila orang telah diperhadapkan pada pemaparan jelas tentang Tuhan Yesus dan Injil-Nya, orang harus menentukan sikap: percaya dan mengasihi Dia atau menolak dan akhirnya membenci Dia. Percaya kepada Kristus dapat terjadi tanpa harus ada mukjizat sebagai bukti. Hal ini dibuktikan oleh Yohanes Pembaptis yang tidak pernah melakukan mukjizat apa pun, namun banyak yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, hanya melalui kesaksian perkataan-Nya. Ini juga membuktikan bahwa iman tidak tergantung pada penglihatan. Tentukan sikap, pegang teguh firman-Nya dan taat sepenuhnya atau sebaliknya.

Doa: Tuhan, tolong kami untuk sungguh-sungguh mengasihi-Mu.

(0.74) (Yoh 12:37) (sh: Pilihan bebas manusia (Sabtu, 27 Februari 1999))
Pilihan bebas manusia

"Tetap tidak percaya sekalipun telah melihat banyak mukjizat!" Kutipan Yesaya 6:10, seolah-olah menimbulkan kesan bahwa Allah sendirilah yang merencanakan pemberontakan dan penolakan percaya kepada-Nya. Benarkah demikian? Pada bagian ini dikatakan bahwa ketidakpercayaan manusia merupakan bagian dari rencana keselamatan Allah. Namun hal ini terjadi bukan karena kesalahan atau kegagalan Allah melainkan karena manusia sendiri yang memilih untuk tidak percaya. Manusia lebih memilih dan menjunjung kehormatannya, daripada kehormatan Allah (43).

Percaya atau tidak percaya. Setelah mendengar, memahami dan meyakini segala perkataan dan perbuatan Yesus dalam pasal-pasal sebelumnya, Kristen saat ini, diperhadapkan pilihan, percaya kepada Yesus yang diutus oleh Allah atau tidak percaya. Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa percaya kepada Kristus adalah jaminan memperoleh hidup kekal. Sebaliknya, tidak percaya kepada Kristus membawa kita pada penghakiman, dan kebinasaan kekal.

Renungkan: Bila hati nurani Anda meyakini kepastian percaya kepada Kristus, itulah pilihan Anda, pegang teguh, jangan goyah!

Doa: Tuhan Yesus, terima kasih bahwa Engkau menciptakan kami dengan baik dan sempurna. Tolong kami untuk senantiasa berjalan dengan-Mu.

(0.74) (Yoh 16:16) (sh: Tinggal sesaat saja ..." (Selasa, 09 Maret 1999))
Tinggal sesaat saja ..."

Kepada murid-murid-Nya Yesus mengatakan tentang suatu keadaan "waktu" yang sama ("tinggal sesaat"), namun menunjukkan akhir yang bertolak belakang ("kamu tidak melihat Aku" dan "kamu akan melihat Aku"). Maksud dari perkataan Yesus ialah bahwa "sesaat" Dia akan mengalami penderitaan; dan ketika kematian menjemput, para murid tidak akan melihat-Nya lagi. Suatu keadaan waktu yang menunjuk pada kesementaraan. Di saat inilah dukacita melanda. Dan, "sesaat" setelah kematian-Nya, yaitu dalam kebangkitan-Nya para murid akan melihat-Nya kembali. Suatu waktu yang menunjuk pada kekekalan. Di saat inilah sukacita merebak dan melingkupi seluruh umat manusia.

Sesaat namun kekal. "Sesaat" Yesus harus menderita dan mati. Namun dalam "sesaat" pula maut dikalahkan-Nya, dan Ia pun bangkit. "Sesaat" yang menciptakan kepercayaan utuh dan lengkap yang menghantar kita pada kekekalan abadi. Berhati-hatilah dengan "sesaat" yang dunia tawarkan. Memang dalam "sesaat" kita bisa memiliki kenikmatan dalam dunia, tetapi akan berakhir pada penyesalan bahkan kebinasaan kekal.

Renungkan: Suatu kemenangan yang memberikan sukacita yang menetap dan kekal bagi manusia yang percaya, tidak bergantung pada keadaan dunia, tetapi bersumber pada karya penebusan Kristus.

(0.73) (Yoh 2:1) (sh: Bertumbuh dalam kemuliaan (Jumat, 28 Desember 2001))
Bertumbuh dalam kemuliaan

Jika kita berbicara tentang iman yang semakin dalam dan kuat, apakah sebenarnya yang kita maksudkan? Apakah hanya sebatas semakin banyaknya informasi yang kita serap dan kuasai? Hari ini kita akan merenungkan apa artinya iman yang semakin bertumbuh.

Jika pada peristiwa sebelumnya kesaksian disampaikan melalui perkataan, maka dalam teks hari ini kita melihat bahwa kesaksian juga disampaikan melalui perbuatan. Dalam sebuah pesta pernikahan di Kana, Yesus menyatakan kemuliaan-Nya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11). Yesus bersaksi melalui perbuatan, yakni dengan mengubah air menjadi anggur (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">9). Ia bersaksi kepada pelayan-pelayan dan juga orang-orang yang hadir dalam pesta perkawinan. Tetapi, tidak dinyatakan bahwa mereka, sebagai akibatnya, menjadi percaya pada Yesus dan kemudian melihat kemuliaan-Nya. Mereka gagal melihat kemuliaan Yesus.

Apakah artinya melihat kemuliaan Yesus? Jika kita mengingat janji Yesus seperti tertera dalam Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:50-51, maka dapat dikatakan bahwa melihat kemuliaan Yesus identik dengan mengalami hadirat Allah. Melihat surga terbuka dan melihat malaikat- malaikat Allah turun-naik kepada Yesus merupakan pernyataan kehadiran Allah. Pada peristiwa sebelumnya, dinyatakan bahwa murid-murid telah percaya pada Yesus (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:35-51). Mengapa dalam ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11 dikatakan murid-murid percaya pada Yesus? Peristiwa di Kana bukanlah awal kelahiran iman murid-murid pada Yesus. Peristiwa ini memperlihatkan pendalaman iman. Iman murid-murid bertumbuh semakin dalam melalui dan oleh peristiwa di Kana. Ini sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sebelumnya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:50-51). Melihat kemuliaan Yesus menyebabkan iman murid-murid bertumbuh. Mereka yang percaya pada Yesus selanjutnya akan menikmati persekutuan bersama- Nya, mengalami hadirat Allah. Melihat kemuliaan Yesus berarti mengalami hadirat Allah. Inilah artinya iman yang bertumbuh.

Renungkan: Setiap manusia yang percaya pada Yesus akan melihat kemuliaan-Nya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:14). Belajarlah peka melihat kemuliaan- Nya dalam hidup Anda. Ucapan syukur Anda bisa jadi merupakan tanda bahwa iman Anda bertumbuh.

(0.73) (Yoh 4:16) (sh: Sang Mesias memperkenalkan diri (Minggu, 03 Januari 1999))
Sang Mesias memperkenalkan diri

Bila kita mengikuti alur percakapan Yesus dengan perempuan Samaria, mungkin hati kita turut berdebar menunggu bagaimana reaksi Yesus terhadap kerinduan perempuan Samaria itu. Mungkinkah keinginan perempuan Samaria ini -- yang menginginkan air yang tidak menghauskannya lagi dan yang tidak mengharuskannya menimba lagi -- terwujud?

Kuasa Yesus dinyatakan. Yesus tidak langsung menjawab keingintahuan si wanita tadi. Mula-mula Yesus menunjukkan kemahatahuan-Nya. Pengetahuan-Nya melampaui pikiran dan perkiraan manusia. Tanpa mendapat penjelasan sebelumnya, Yesus tahu dengan tepat, siapa dan bagaimana kehidupan perempuan Samaria itu (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16-18), ini menunjukkan bahwa sesuatu yang agung (kuasa Yesus) tidak selalu bisa dicerna begitu saja. Meskipun demikian, dengan penuh simpati, Yesus membimbingnya sampai menemukan kepuasan sejati dan mengalami kehidupan yang diperbarui. Tanpa sedikitpun keraguan, perempuan Samaria itu mengungkapkan pengakuan pribadi bahwa Yesus adalah Nabi (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">19).

Ibadah yang benar diperkenalkan. Langkah penting berikutnya yang diambil Yesus adalah memberi pengertian yang benar tentang ibadah. Ibadah yang sejati dan benar tidak harus dilakukan di Yerusalem (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21), tetapi dimulai dengan pemahaman yang benar tentang objek yang disembah. Perkataan Yesus ini juga meluruskan pandangan orang Yahudi yang memahami bahwa Allah hanya hadir di Yerusalem. Allah yang disembah bukanlah Allah yang sulit dijangkau, melainkan Allah yang hadir, yang persis berdiri di hadapan perempuan Samaria dan sedang bercakap-cakap. Kita dapat membayangkan betapa bahagianya wanita ini di depan Sang Mesias.

Renungkan: Yesus Tuhan yang kita sembah, begitu nyata kehadirannya bersama-sama dengan kita, tanpa ada batasan ruang dan waktu. Karena itu jadikanlah ibadah kita kepada-Nya bukan hanya ketika di gereja pada tiap hari Minggu.

Doa: Ya, Tuhan Yesus, biarlah kehadiran-Mu senantiasa membawa sukacita ibadah sejati dalam kehidupan kami.

(0.73) (Yoh 5:19) (sh: Aksi kesaksian (Minggu, 6 Januari 2002))
Aksi kesaksian

Kepada pemimpin-pemimpin agama yang ingin menganiaya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16) bahkan membunuh-Nya, Yesus tidak membalas dengan perbuatan yang sama. Ia mendorong mereka untuk menyelidiki kesaksian Yohanes, pekerjaan-pekerjaan-Nya, dan Kitab Suci. Semuanya itu bersaksi tentang-Nya. Dengan perkataan lain, Tuhan Yesus membalas kejahatan dengan kesaksian akan kebenaran. Di sini Tuhan Yesus memberikan sebuah teladan. Satukan kasih dan kesaksian akan kebenaran dalam reaksi kita terhadap aksi-aksi kejahatan orang.

Yesus mengatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan-Nya merupakan kesaksian bahwa Ia diutus Bapa. Bagaimanakah bentuk pekerjaan-Nya? Pekerjaan-Nya tidak hanya bersumber dari Bapa, melainkan juga pekerjaan yang dilakukan Bapa (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">19). Pekerjaan-Nya didorong oleh dan dilingkupi dalam suasana kasih (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20). Sama seperti Bapa adalah pemberi hidup demikian juga pekerjaan Tuhan Yesus (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21,24-26). Penghakiman juga adalah pekerjaan-Nya (ayat 22,27). Secara khusus Tuhan Yesus menyebutkan dua bentuk pekerjaan-Nya yang menimbulkan keheranan pemimpin-pemimpin agama. Pekerjaan tersebut adalah membangkitkan orang mati dan menghakimi seluruh manusia. Kedua bentuk pekerjaan ini adalah pekerjaan yang hanya berhak dan mungkin dilakukan Allah. Pemimpin-pemimpin agama terkejut karena dengan menyatakan bahwa Ia melakukan kedua pekerjaan ini, Yesus bersaksi bahwa Ia adalah Allah. Kedua bentuk pekerjaan ini pun sedang terjadi saat ini (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21,24-25,27) dan juga akan terjadi pada masa akan datang (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">28-30) sebab Yesus Allah fungsinya dan adanya.

Renungkan: Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Balaslah kejahatan dengan kesaksian bahwa Yesus adalah Mesias.

(0.73) (Yoh 7:1) (sh: Yesus tidak mencari ketenaran (Minggu, 13 Januari 2002))
Yesus tidak mencari ketenaran

Yesus tidak mencari ketenaran. Adik-adik Tuhan Yesus masih belum percaya kepada-Nya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5) dan mereka memandang kesaksian Yesus melalui perkataan dan perbuatan hanya sebagai upaya membangun popularitas, bukan sebagai suatu kesaksian untuk membawa manusia kembali kepada Allah. Ketika hari raya Pondok Daun tiba, adik-adik Yesus mengusulkan agar Ia pergi ke Yerusalem (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2-3). Hari raya Pondok Daun adalah salah satu dari tiga hari raya besar warga Yahudi dan wajib dirayakan di Yerusalem. Dengan demikian, pada hari raya Pondok Daun akan banyak sekali orang datang dan berkumpul di Yerusalem. Tidak heran jika adik-adik Yesus mendorong-Nya untuk memanfaatkan situasi hari raya guna meningkatkan popularitas-Nya.

Mereka melihat bahwa kesaksian Yesus di Galilea telah menarik banyak orang. Artinya popularitas Yesus di Galilea sudah begitu tinggi. Popularitas Yesus di Galilea sudah tidak mungkin ditambah lagi mengingat bahwa Galilea bukanlah pusat agama dan politik warga Yahudi. Yerusalem adalah ibu kota. Jika ingin menambah tingkat popularitas, maka Yesus harus pergi ke Yerusalem (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">4), apalagi pada saat itu akan berlangsung hari raya Pondok Daun. Usulan adik-adik-Nya kelihatan sangat baik sekali dan masuk akal.

Bagaimana reaksi Tuhan Yesus? Ia menolak. Ia mengoreksi pemahaman mereka akan pelayanan kesaksian-Nya. Yesus menegaskan bahwa pelayanan kesaksian-Nya sepenuhnya bergantung pada waktu Tuhan (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">6,8). Ia tidak ingin lepas dari pimpinan dan kehendak Allah. Lagi pula, tujuan kesaksian-Nya bukanlah untuk menambah popularitas (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7). Ia bersaksi agar dunia bertobat dari dosa-dosanya.

Renungkan: Bila kita sudah lebih populer daripada Yesus yang kita saksikan, segeralah bertobat!

(0.73) (Yoh 9:1) (sh: Yesus menjawab masalah penderitaan (Minggu, 20 Januari 2002))
Yesus menjawab masalah penderitaan

Tuhan Yesus dan murid-murid melihat orang buta sejak lahirnya. Masyarakat melihat bahwa orang ini menjadi buta karena dosa (ayat 2-4). Masyarakat menganggap bahwa penderitaan adalah akibat dosa. Ini bisa benar. Namun, penderitaan dapat juga tidak ada hubungannya dengan dosa. Kedua hal ini merupakan ajaran Kitab Suci.

Tuhan Yesus melihat penderitaan yang dialami oleh orang buta ini bukanlah disebabkan oleh dosa. Tuhan Yesus melihat rencana yang lebih besar. Penderitaan orang buta sejak lahir akan menjadi sarana untuk menyatakan pekerjaan Allah (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">3). Maka, Yesus meludah ke tanah, dan adukan tanah bercampur ludah disapukan pada mata orang buta (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">6). Lalu Tuhan Yesus memerintahkan orang buta ini pergi ke kolam Siloam untuk membersihkannya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7). Jelas bukan air kolam Siloam yang mencelikkan mata orang buta ini, melainkan perkataan Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah.

Ketika matanya dicelikkan, orang buta ini segera pulang ke rumahnya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7). Kelihatannya ia lupa mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkannya. Mungkin ia terlalu takjub melihat bentuk orang, matahari, rumah, dsb. yang belum pernah dilihatnya. Ketika tiba di rumahnya, tetangga-tetangganya bukannya memberinya suatu pesta ucapan syukur, malah meragukannya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8-9). Bahkan mereka membawanya ke hadapan para pemimpin agama karena peristiwa celik matanya terjadi pada hari Sabat (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13,14).

Renungkan: Yesus menghentikan rantai masalah penderitaan dengan memasukkannya ke dalam konteks rencana Allah yang agung. Namun, mengalami pekerjaan Allah tidak secara otomatis membawa orang kepada iman dalam Yesus. Tetapi, iman kepada Yesus akan membawa orang untuk mengalami pekerjaan Allah.

(0.73) (Yoh 6:54) (full: MAKAN DAGING-KU DAN MINUM DARAH-KU. )

Nas : Yoh 6:54

Kita menerima hidup rohani dengan percaya kepada Kristus dan mengambil bagian dalam manfaat penebusan dari kematian-Nya di kayu salib (Rom 3:24-25; 1Yoh 1:7). Kita tetap memiliki hidup rohani selama kita tetap bersekutu dengan Kristus dan Sabda-Nya. Bandingkan ayat Yoh 6:53 dengan ayat Yoh 6:63 di mana dikatakan-Nya, "perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup." Demikianlah kita mendapat bagian dalam Kristus selama kita terus beriman kepada-Nya dan menerima Firman-Nya dengan sungguh.

  1. 1) Yesus adalah Firman yang Hidup (Yoh 1:1-5); Alkitab merupakan Firman yang tertulis (2Tim 3:16; 2Pet 1:21). Di sini Yesus menyebut diri-Nya "roti hidup" (ayat Yoh 6:35) sedangkan pada bagian yang lain Dia menghubungkan roti ini dengan Firman Allah, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat 4:4). Oleh karena itu, kita memakan tubuh-Nya dengan tetap tinggal di dalam Dia sambil menerima dan menaati Firman Allah (ayat Yoh 6:63).
  2. 2) Kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah dan kuasa pembaharuan Roh Kudus ketika kita mendengar dan menerima Firman Allah (Yoh 1:12; Kis 2:41). Kita akan terus selamat dan menerima kasih karunia dengan tetap bersatu dengan Kristus serta makan dari Firman Allah terus menerus melalui membaca, menaati, dan menerima kebenarannya dalam hati kita (1Tim 4:13-16; Yak 1:21). Sangat fatal untuk menarik diri dari persekutuan dengan Kristus atau menjauhkan diri dari Firman-Nya.
(0.72) (Yoh 1:14) (sh: Berita Natal (Selasa, 25 Desember 2001))
Berita Natal

Rasul Yohanes telah menegaskan bahwa Yesus adalah Allah. Dalam ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14, ia menegaskan bahwa Yesus adalah manusia. Peristiwa Natal merupakan suatu rahasia besar tentang mengapa dan bagaimana Allah di dalam Kristus menjadi manusia sejati. Tidak dapat dikatakan bahwa Yesus hanya kelihatannya saja sebagai manusia. Juga, tidak dapat dinyatakan bahwa Yesus merupakan campuran Allah dan manusia. Yesus adalah sungguh- sungguh manusia 100%. Yesus, seperti ditegaskan Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1:1, 18, juga adalah Allah sejati. Peristiwa Natal membuktikan bahwa Allah dan manusia dapat bersekutu. Peristiwa Natal menyatakan bahwa Allah ingin berdamai dengan manusia. Berita perdamaian ini harus disampaikan kepada semua umat manusia. Allah mengutus utusan-utusan-Nya, yakni Yohanes dan Anak-Nya yang tunggal.

Yohanes kembali dilukiskan sebagai saksi (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15). Ia bukan seorang reformator atau pemimpin agama. Ia juga tidak mencetuskan gagasan keagamaan atau spiritualitas. Yohanes hanya menyaksikan Yesus. Tidak ada agenda atau berita lain. Yohanes menegaskan bahwa Yesus lebih utama (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15). Yohanes menyaksikan bahwa Yesus juga telah ada sebelum segala sesuatu ada (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15). Jelas bahwa hidup Yohanes berpusat pada Yesus.

Yesus, sama seperti Yohanes, juga diutus sebagai saksi. Kata kerja 'menyatakan' pada ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">18 penting sekali. Dalam bahasa Yunani, kata kerja ini tidak memiliki objek. Oleh karenanya, biasanya terjemahan Alkitab harus menambahkan objeknya. Di dalam terjemahan LAI-TB, kita membaca 'Dialah yang menyatakan-Nya'. Jelas ini merupakan terjemahan penafsiran. Jika tidak ada objeknya, akan muncul pertanyaan, "Apa atau siapakah yang dinyatakan Yesus?" Ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">18 menjawab bahwa yang dinyatakan adalah Allah yang tidak pernah dilihat manusia, yaitu Allah Bapa. Karena dalam ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1 dinyatakan bahwa Yesus adalah Allah, maka sebenarnya ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">18 memiliki objek ganda. Yesus menyatakan Bapa dan diri-Nya sendiri. Inilah kesaksian Yesus.

Renungkan: Perbuatan dan perkataan Yesus menyatakan keallahannya pada manusia. Jika ingin mengenal dan melihat Allah, maka manusia harus melihat Yesus. Tidak ada yang dapat datang ke Bapa kecuali melalui Yesus (Yoh. 14:6). Sampaikanlah berita Natal ini kepada orang-orang yang merasa mengenal Allah, tetapi menolak Kristus!

(0.72) (Yoh 4:43) (sh: Dua macam sikap terhadap Yesus (Jumat, 4 Januari 2002))
Dua macam sikap terhadap Yesus

Setelah 2 hari di Samaria, pada hari ke-3 Tuhan Yesus tiba kembali di Galilea (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">43). Di sana Tuhan Yesus mengalami dua bentuk penerimaan. Orang-orang Galilea menyambut-Nya dengan hangat (ayat 45), namun tidak percaya pada-Nya.

Bertolak-belakang dengan penerimaan orang-orang Galilea, seorang pegawai istana menerima-Nya. Di Kana, tempat Ia telah mengubah air menjadi anggur (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">46), Tuhan Yesus bertemu dengan pegawai istana. Pegawai istana ini telah berjalan dari Kapernaum ke Kana mencari Tuhan Yesus untuk memohon agar Tuhan Yesus menyembuhkan anaknya yang sakit kritis (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">47). Ketika Tuhan Yesus mengatakan padanya bahwa anaknya hidup, ia percaya pada perkataan-Nya (ayat 50). Dalam perjalanan pulang, pegawai istana ini bertemu dengan pelayan-pelayannya yang melaporkan bahwa anaknya telah sembuh. Kata yang dipakai tentang keadaan anaknya adalah "hidup", kata yang juga dipakai oleh Tuhan Yesus (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">50). Kata yang sama juga terungkap dalam laporan pelayan-pelayannya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">51). Kata ini juga yang diingat oleh pegawai istana ketika menyadari anaknya telah sembuh (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">53). Ternyata saat anaknya sembuh itu bertepatan dengan saat Tuhan Yesus menyatakan bahwa anaknya hidup. Mendengar itu, ia percaya kepada Tuhan Yesus (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">53).

Mengapa sampai dua kali dikatakan ia percaya? Pada istilah "percaya" yang pertama, yakni pada ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">50, pegawai istana percaya untuk pertama sekali pada Tuhan Yesus. Itulah saat imannya lahir. Meski dapat dikatakan bahwa upayanya mencari Tuhan Yesus merupakan perwujudan imannya, tetapi barulah pada ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">50 ia secara jelas menyatakan imannya kepada Tuhan Yesus. Sementara istilah 'percaya' yang kedua, yakni pada ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">53, merupakan momen ketika imannya semakin diperdalam. Peristiwa anaknya yang disembuhkan bukan merupakan kelahiran imannya, melainkan merupakan peristiwa ketika imannya semakin diperteguh. Iman yang semakin dalam ini mewujudkan diri dalam bentuk yang konkret. Iman ini bersaksi. Pegawai istana yang diperdalam imannya segera bersaksi tentang Yesus kepada seluruh keluarganya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">53). Indah sekali, seluruh keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus.

Renungkan: Iman sejati tidak hanya hiasan bibir, tetapi kesaksian kata dari hati yang di dalamnya Yesus memancarkan hidup.

(0.72) (Yoh 6:60) (sh: Kebenaran menyaring iman (Sabtu, 12 Januari 2002))
Kebenaran menyaring iman

Murid-murid-Nya juga sulit menerima bahwa Yesus adalah Allah dan kematian-Nya berdampak bagi keselamatan dunia. Istilah murid-murid dalam ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">60 jelas tidak hanya terbatas pada 12 orang murid. Kedua kenyataan ini merupakan ganjalan bagi beberapa murid untuk percaya kepada Yesus (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">60). Tetapi, Yesus menegaskan bahwa Ia datang dari surga (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">62). Beberapa murid pergi meninggalkan-Nya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">66). Namun demikian, ada murid-murid yang tetap percaya kepada-Nya. Malah iman mereka diperdalam melalui peristiwa ini. Murid-murid yang diwakili oleh Petrus menyatakan iman-Nya kepada Yesus.

Dalam masa yang sangat kritis ketika sebagian dari murid-murid meninggalkan Yesus, Petrus dengan tegas dan terbuka menegaskan iman-Nya. Petrus menyatakan iman-Nya dalam kaitan dengan akibatnya, yakni memiliki hidup kekal. Barangsiapa yang percaya kepada Yesus memperoleh hidup kekal. Dengan demikian, pernyataan Petrus mengindikasikan bahwa ia telah percaya kepada Yesus. Maka, pernyataan Petrus dalam peristiwa ini bukanlah momen lahirnya iman, melainkan merupakan momen pendalaman iman (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">69). Petrus semakin mengenal Yesus lebih dalam lagi. Pernyataan Petrus yang mengungkapkan bahwa imannya semakin dalam terlihat dari istilah Yang Kudus dari Allah yang ditujukan Petrus kepada Yesus. Mengapa? Dalam kesaksian-Nya di sinagoge di Kapernaum, Tuhan Yesus mengutip kitab nabi Yesaya 54:13. Dalam Yesaya 54:5, istilah Yang Kudus dari Israel muncul. Mungkin inilah yang menjadi dasar yang dipakai Petrus. Istilah Yang Kudus dari Israel merupakan tema dominan dalam kitab Yesaya (misalnya terdapat pada 1:4; 5:19,24; 10:20; 12:6; 17:7; 55:5). Istilah ini dalam kitab Yesaya jelas sekali dipakai untuk menunjuk kepada Allah. Jika Petrus mengenakan istilah ini kepada Yesus, maka dapat dikatakan karena Petrus menyadari Yesus adalah Allah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa berbagai kesaksian Yesus melalui perkataan dan perbuatan telah membawa Petrus sampai ke satu titik puncak iman bahwa Yesus adalah Allah.

Renungkan: Ketika Yesus dinyatakan sebagai manusia akan banyak manusia yang setuju. Tetapi, ketika Yesus menuntut bahwa Ia adalah Allah maka akan sedikit manusia yang setuju.

(0.72) (Yoh 7:10) (sh: Yesus menyebabkan manusia terbagi dua kelompok (Senin, 14 Januari 2002))
Yesus menyebabkan manusia terbagi dua kelompok

Kesaksian Yesus membagi manusia menjadi dua kelompok. Sebagian percaya kepada-Nya. Sebagian lagi menolak-Nya. Dalam renungan hari ini, penulis Injil Yohanes melukiskan kedua kelompok ini.

Yang pertama, kelompok yang tidak percaya kepada-Nya. Kelompok yang tidak percaya terdiri dari: orang banyak (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12,20), pemimpin-pemimpin agama (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15-24) dan sebagian masyarakat Yerusalem (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">25-27). Orang banyak tidak sampai percaya kepada Yesus. Sebagian mereka hanya berpendapat bahwa Yesus adalah orang baik (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12), sementara pemimpin-pemimpin memberikan penolakan yang lebih keras. Sebagian warga Yerusalem menolak-Nya. Bahkan mereka siap untuk berbeda pendapat dengan pemimpin-pemimpin agama seandainya mereka menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">26). Dalam pandangan mereka Yesus tidak mungkin seorang Mesias karena mereka tahu dari mana asal-Nya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">27). Dalam kesaksian Yesus kepada orang-orang di di Bait Allah (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14), ada satu hal yang sangat penting sekali. Yesus mengatakan bahwa mereka membunuh-Nya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">19). Kata yang dipakai bukan dalam bentuk kata kerja masa depan, melainkan bentuk kata kerja sekarang.

Apa maksudnya? Dalam kalimat sebelumnya Yesus mengatakan bahwa mereka tidak menjalankan hukum Musa (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">19). Pembacaan Yohanes (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">5:39,46-47) telah mengajarkan bahwa Kitab Suci dan tulisan-tulisan Musa bersaksi tentang Yesus. Kitab Suci menyatakan potret Yesus. Jika mereka tidak melakukan hukum Musa, ini sebenarnya sama dengan membunuh Yesus. Penolakan terhadap Yesus yang tergambar dalam Kitab Suci dan tulisan Musa sama dengan membunuh-Nya. Dengan perkataan lain, ketidakpercayaan kepada Yesus berarti membunuh Yesus.

Yang kedua, kelompok yang percaya kepada-Nya yang terdiri dari orang banyak (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">31). Orang banyak ini percaya karena melihat banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah yang diutus Bapa ke dalam dunia (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">28-29).

Renungkan: Kesaksian tentang Yesus tidak hanya membawa penolakan, namun juga penderitaan. Maukah kita menderita bagi nama-Nya? Tidak semua orang diberi kehormatan menjadi seorang martir. Jika kesempatan untuk menjadi martir terbuka, terimalah dengan sukacita!

(0.72) (Yoh 8:21) (sh: Hanya Yesus yang dapat mengatasi masalah dosa (Jumat, 18 Januari 2002))
Hanya Yesus yang dapat mengatasi masalah dosa

Kepada orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya, dan bahkan bermaksud membunuh-Nya, Tuhan Yesus berulang kali menyatakan ke-Allahan-Nya melalui frasa `ego eimi' yang muncul di Yohanes Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8:12,18,24,28. Dalam bagian ini Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah. Dalam ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21 dikatakan bahwa Ia berasal dari surga. Orang berdosa, yakni orang yang tidak percaya kepada-Nya, tidak dapat bersama dengan Allah. Orang yang tidak percaya kepada-Nya akan mati, artinya tidak dapat bersekutu dengan Allah dan Yesus. Persekutuan dengan Allah hanya dapat terjadi melalui persekutuan dengan Yesus.

Ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">23 menegaskan bahwa Yesus datang dari Bapa. Orang yang tidak percaya dikatakan berasal dari dunia ini. Dunia menolak Allah dan karenanya dikatakan dunia yang berdosa. Ada jalinan hubungan erat antara dosa, tidak percaya kepada Yesus, dan mati karena tidak memiliki persekutuan dengan Allah dan Yesus. Dosa, apa pun bentuknya, mengakibatkan kematian. Mati berarti tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan Yesus. Bagaimana persekutuan ini tercipta? Persekutuan hanya dapat lahir melalui iman kepada Yesus, bukan karena perbuatan baik, atau amal ibadah, atau moral yang tinggi, atau kesalehan spiritual yang keras. Tanpa Yesus ia akan mati. Tanpa percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, manusia tetap berada di dalam dosa.

Bagaimanakah ke-Allahan-Nya terungkap? Melalui perkataan dan perbuatan-Nya. Yesus berkali-kali mengatakan bahwa Ia berasal dari Bapa, diutus oleh Bapa (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">23,26,29). Terlebih lagi Tuhan Yesus mengajarkan bahwa ke-Allahan-Nya akan terungkap dengan jelas melalui salib (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">28,29). Melalui perbuatan Yesus di kayu salib akan terungkap jelas bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah. Perbuatan Yesus di kayu salib merupakan puncak pengungkapan diri-Nya. Di luar salib, manusia tidak dapat mengenal kedalaman ke-Allahan Yesus. Di luar salib, manusia tak dapat beroleh harapan kasih Allah yang menyelesaikan masalah dosa. Ketika Yesus menyaksikan hal ini, banyak yang percaya kepada-Nya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">30).

Renungkan: Tanpa iman kepada Yesus manusia tetap berada di dalam dosa. Berada di dalam dosa berarti mati, yakni tanpa persekutuan dengan Allah.

(0.72) (Yoh 9:13) (sh: Iman yang tumbuh dalam tekanan (Senin, 21 Januari 2002))
Iman yang tumbuh dalam tekanan

Menarik sekali melihat perkembangan pengenalan orang buta tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11). Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12). Kelihatannya ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa oleh pemimpin-pemimpin agama, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa. Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">17). Ketika ia diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">25). Yesus didengar Allah (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh pemimpin-pemimpin agama (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">34).

Namun, Yesus tidak membuangnya. Yesus mencarinya (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia tidak mempedulikan para pemimpin agama. Di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat Perkataan+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan pemimpin-pemimpin agama. Bukankah hanya Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembah-Nya? Semuanya ini mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembah-Nya.

Jika kita melihat perkembangan pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Ia mengenal Yesus bukan dari kesaksian murid-murid Yesus atau Tuhan Yesus sendiri. Pengenalannya akan Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus.

Renungkan: Iman sejati selalu tumbuh. Iman kepada Yesus akan membawa orang percaya menyembah-Nya. Iman melahirkan ibadah.

(0.72) (Yoh 12:37) (sh: Lebih suka kehormatan manusia daripada kehormatan Allah (Sabtu, 9 Maret 2002))
Lebih suka kehormatan manusia daripada kehormatan Allah

Perikop yang kita baca kali ini seluruhnya mengutip dari PL, nubuatan nabi Yesaya tentang kedegilan hati baik pemimpin Yahudi maupun orang Yahudi secara umum. Mereka memilih mendapatkan kehormatan dari manusia alih-alih percaya pada perkataan Yesus sebagai sabda Allah. Rasul Yohanes mengungkapkan kembali kebenaran nubuatan itu tatkala situasi makin memanas, mendekati hari raya Paskah.

Walau Yesus sudah membuat banyak mukjizat di depan mata mereka, tetap mereka tidak bisa percaya kepada Yesus bahwa Dia adalah Mesias bagi mereka. Ini membuat penolakan dan kedegilan mereka tragis dan tidak dapat dimaafkan. Kita melihat pola yang sama tentang kekerasan hati manusia, dari zaman Musa, zaman itu, sampai sekarang (Ul. 29:3-4). Yesaya bicara tentang kesulitan beriman kepada Kristus sebab kekuatan Allah dinyatakan di dalam Mesias yang ditolak, disiksa, dibunuh. Peringatan keras diberikan di sini. Allah membutakan dan mengeraskan orang atau bangsa yang terus mengeraskan hati (ayat 40). Kristen di Indonesia akhir- akhir ini diperhadapkan dengan situasi yang sulit: disalahmengerti, dituduh dengan tuduhan yang tidak benar. Kebaikan apa pun selalu dicurigai. Bahkan, lebih jauh, sudah sangat banyak korban berjatuhan, entah materiil bahkan sampai ke nyawa. Mengapa banyak orang tidak bisa melihat kasih Tuhan Yesus melalui hidup dan perbuatan kita? Apakah mereka sudah ditulikan dan dibutakan oleh Tuhan supaya mereka tidak mendengar dan melihat kebaikan Tuhan kepada mereka? Pertanyaan-pertanyaan itu akan terus mengiang di benak kita semua. Sampai kapan Tuhan menjawab doa-doa kita? Dari perikop ini kita belajar juga bahwa ada kelompok yang percaya kepada Yesus, tetapi takut kepada para penguasa (orang-orang Farisi) supaya mereka tidak dikucilkan. Inilah golongan orang yang lebih memilih kehormatan dari manusia daripada kehormatan dari Allah. Jangan-jangan ada di antara kita, Kristen di Indonesia ini, yang berperilaku seperti itu. Mungkin kita lebih memilih kompromi dengan dosa daripada melakukan yang benar karena merasa bahwa dalam keadaan terjepit, lebih baik menyangkali iman daripada harus menderita.

Renungkan: Akar segala keguncangan iman adalah sikap ingin lebih menyukakan manusia daripada Allah.



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA