Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 341 - 360 dari 13210 ayat untuk korban bakaran yang lengkap (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.09) (1Ptr 1:2) (jerusalem) Perhatikanlah bahwa ketiga diri ilahi disebut, bdk 2Ko 13:13+. Dalam ayat-ayat yang menyusul dikatakan lebih lanjut tentang Bapa, 1Pe 1:3-5, Anak, 1Pe 1:6-7, dan Roh Kudus, 1Pe 1:10-12. 1Pe 1:2 ini menyinggung upacara pengikatan perjanjian, Kel 24;6-8: Umat berjanji akan menaati perintah-perintah Allah (1Pe 1:7) dan untuk meneguhkan perjanjian itu Musa memerciki umat dengan darah korban-korban (1Pe 1:8). Mengenai pemakaian nas Keluaran ini oleh orang-orang Kristen, bdk Ibr 9:18 dst; Mat 26:28.
(0.09) (1Ptr 3:1) (sh: Jadilah teladan, bukan korban atau tiran (Selasa, 19 Oktober 2004))
Jadilah teladan, bukan korban atau tiran

Nasihat Petrus dalam nas ini tidak asing bagi kita pada masa kini. Ia memberikan sebuah nasihat kepada para istri dan suami. Perintah ini terkesan sesuai dengan kondisi mereka, meski tetap ada prinsip penting untuk zaman ini juga. Menurut hukum Romawi, budak, anak-anak, dan istri harus tunduk kepada pria yang menjadi kepala keluarga (sebagai majikan, ayah, suami). Para budak harus tunduk sampai dibebaskan; anak-anak tunduk sampai dewasa; para istri harus tunduk seumur hidup mereka. Lalu, bagaimana pasangan Kristen menerapkan perintah Petrus ini? Bagaimana seharusnya perbedaan sikap pasangan Kristen dengan pasangan lainnya yang tidak mengenal Tuhan? Pertama, Petrus menyatakan dengan jelas bahwa sikap "tunduk" istri di sini bukanlah suatu sikap yang pasif ataupun suatu mentalitas seorang "korban", melainkan suatu tindakan aktif karena menyatakan kesalehan dan kemurnian hidup sesuai ajaran Tuhan (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">1-2). Kedua, dorongan atau kekuatan untuk melaksanakannya bukan berasal dari luar (termasuk hukum Romawi) melainkan dari kuasa Roh Kudus yang telah mengubah hidup mereka dan "melahirkan" pembaruan sikap terhadap pasangan (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">3-4).

Petrus menutup bagian ini dengan teladan dari Sara, istri Abraham (Kej. 12:5) yang begitu setia dan tunduk kepada suaminya ketika mereka keluar dari tanah kelahirannya menuju tanah yang dijanjikan Tuhan. Sikap Sara ini terjadi karena ia "menaruh pengharapannya kepada Allah" (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">5). Hanya dengan cara itulah Sara mampu untuk berbuat baik, bukan karena desakan suami. Demikian juga sebaliknya, Petrus tetap mengingatkan bagaimana seharusnya suami Kristen bersikap terhadap istrinya, sebab hal ini menentukan tanggapan Tuhan terhadap doa suami (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">7). Dengan demikian, suami pun harus menjadi teladan bagi istrinya, bukan memanfaatkan kekuasaannya untuk menekan, menjajah dan menghancurkan istri. Jangan menjadi suami yang tiran.

Sudahkah kita menjadi teladan dalam hidup keluarga sebagai istri yang tunduk ataupun sebagai suami yang mengasihi istri?

Renungkan: Yesus mengasihi kita. Mari lakukan hal yang sama.

(0.09) (1Sam 13:13) (full: TIDAK MENGIKUTI PERINTAH TUHAN ... YANG DIPERINTAHKAN-NYA KEPADAMU. )

Nas : 1Sam 13:13

Tuhan secara khusus telah memerintahkan Saul untuk tinggal di Gilgal menantikan kedatangan Samuel yang akan mempersembahkan korban dan memberikan pengarahan (1Sam 10:8). Allah menguji ketaatan Saul dengan secara sengaja menunda kedatangan Samuel sampai melewati tujuh hari yang telah disetujui. Dalam perasaan putus asa (ayat 1Sam 13:8) dan angkuh (ayat 1Sam 13:9), Saul sendiri langsung mempersembahkan korban bertentangan dengan firman Allah. Karena Saul gagal menaati perintah Allah, Samuel memberitahukannya bahwa Allah akan mengambil kerajaan itu darinya (ayat 1Sam 13:13-14). Walaupun Saul tetap bertakhta hingga akhir hidupnya, putranya Yonatan tidak akan menaiki takhta sebagai penggantinya.

(0.09) (Am 5:21) (jerusalem) Para nabi kerap kali mengecam agama yang semu saja. Agama semu itu ialah: Orang menganggap hubungannya dengan Allah baik dan lurus, jika melakukan upacara-upacara dan kebaktian tertentu (korban, puasa dsb). Tetapi sementara itu orang menganggap sepi perintah-perintah yang paling penting, yaitu keadilan sosial dan kasih kepada sesama manusia, 1Sa 15:22; Yes 1:10-16; 29:13-14; 58:1-8; Hos 6:6; Mik 6:5-8; Yer 6:20; Yoe 2:13; Zak 7:4-6; bdk Maz 40:7-9; 50:5-15; 51:18-19. Para pemazmur juga menentang upacara-upacara semu, yaitu dengan meletakkan tekanan pada sikap hati yang mesti menjiwai korban, yakni: ketaatan, rasa syukur, sesal hati. begitu pula si Muwarikh, yang mengutamakan nyanyian dalam ibadat korban, oleh karena nyanyian itu mengungkapkan sikap hati pula. Perjanjian Baru memberi penegasan yang terakhir, Luk 11:41-42; Mat 7:21; Yoh 4:21-24.
(0.09) (Rm 12:1) (sh: Kemurahan Allah. (Jumat, 24 Juli 1998))
Kemurahan Allah.

Pernahkah secara mendalam kita renungkan kemurahan Allah dalam Yesus Kristus? Begitu luas, dalam, hebat kemurahan Allah. Dengan mengorbankan Putra-Nya, Allah telah menebus, mengampuni dan membuat kita selamat bahagia. Sudah selayaknya bila sekarang kita bersyukur dengan mempersembahkan tubuh, yaitu seluruh keberadaan kita kepada-Nya.

Yang hidup, kudus dan berkenan. Persembahan yang bagaimanakah yang layak kita berikan sebagai syukur atas korban penyelamatan Yesus? Persembahan tubuh yang hidup, yaitu seluruh hidup dan kapasitas kita. Juga persembahan yang kudus, yaitu bahwa seluruh kehidupan kita sudah dikhususkan bagi kemuliaan Nama Tuhan, sehingga berbuahkan moralitas yang memuliakan Allah. Juga persembahan yang berkenan kepada Tuhan. Itulah ibadah yang sejati.

Pembaruan budi. Ibadah sejati pasti akan menghasilkan pola pikir yang serasi dengan kebenaran Allah. Ibadah yang benar harus dilakukan dalam roh (yang telah dibarui Tuhan dan diwujudkan dalam persembahan totalitas hidup bagi-Nya) dan kebenaran (hidup yang dibangun sesuai dengan tingkat pengertian tentang kebenaran firman Tuhan). Itulah hidup yang Tuhan ingin, agar memancar dalam kita. Kristen tidak boleh hidup yang kompromi dengan dunia yang jahat ini.

(0.09) (Kej 15:17) (jerusalem: lewat di antara potongan-potongan daging itu) Ini sebuah upacara kuno untuk mengikat perjanjian (Yer 34:18): pihak-pihak yang bersangkutan melewati di tengah-tengah potongan-potongan daging berdarah sambil berseru supaya tertimpa nasib sama dengan binatang-binatang yang dipersembahkan sebagai korban itu, seandainya ia melanggar syarat perjanjiannya. Suluh yang berapi (bdk semak duri yang menyala, Kej 3:2, tiang api, Kel 13:21, gunung Sinai yang berasap, Kej 19:18) melambangkan berlalunya Tuhan. Tuhan sajalah yang lewat, oleh karena perjanjian yang diadakanNya itu adalah sepihak, lih Kej 9:9+. Secara resmi Tuhan mengikat diri dan janji itu diteguhkan firman pengutuk (lewat di antara potongan-potongan daging itu).
(0.09) (Kej 15:1) (sh: Ku tahu siapa yang kupercaya (Sabtu, 1 Mei 2004))
Ku tahu siapa yang kupercaya

Mengapa setelah menjadi anak Tuhan kita masih bermasalah? Di mana bukti dari janji-janji Allah yang memberikan pengharapan dan berkat-berkat? Apakah kenyataan di atas membuat iman kita ciut? Masihkah kita tetap percaya bahwa Tuhan kita dapat dipercayai?

Abram telah menerima janji TUHAN bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar dan keturunannya akan menempati tanah Perjanjian. Namun sampai saat itu, ia belum juga memiliki putra kandung. Kini TUHAN meneguhkan janji-Nya sekali lagi dan Abram percaya akan janji itu (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">6).

TUHAN meneguhkan janji melalui upacara peneguhan perjanjian (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">9-11, 17-19). Upacara serius itu sekaligus 'sumpah' TUHAN sepihak kepada Abram. Melalui lambang "perapian yang berasap dan suluh yang berapi" (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">17) yang melewati dan membakar korban berupa potongan daging yang dipersiapkan Abram (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">9-11), TUHAN seakan bersumpah, "Biarlah Aku terbakar seperti korban itu kalau Aku ingkar janji".

Bersama itu Allah bernubuat mengenai keturunan Abram yang harus menjadi bangsa yang diperbudak selama empat ratus tahun sebelum mereka menikmati tanah Perjanjian (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">13-16). Hal ini merupakan peneguhan bagi Abram, sekaligus penguat hati bahwa TUHAN dapat dipercaya. Memang jalannya panjang. Janji TUHAN tidak secara langsung digenapi, tetapi pasti digenapi.

Bukan saja umat Israel diingatkan tentang kesetiaan Allah pada janji-Nya, kita pun umat-Nya dalam Yesus Kristus dikuatkan hati. Kita tahu bahwa oleh kasih setia TUHAN di dalam Yesus, kita adalah pewaris sorga, tanah Perjanjian yang jauh lebih mulia, yang disediakan bagi kita Israel rohani. Juga bahwa berbagai 'penundaan' janji Tuhan adalah latihan agar kita makin bertekun dalam iman dan bertumpu kepada Ia yang berjanji.

Bersyukurlah: Kita, yang percaya kepada Tuhan Yesus, adalah ahli waris tanah perjanjian surga dan segala berkatnya.

(0.09) (Mat 21:12) (sh: Tempat beribadah yang Kudus (Rabu, 23 Februari 2005))
Tempat beribadah yang Kudus

Matius dan penulis Injil lainnya mengingatkan hubungan antara tindakan Yesus dengan fungsi Bait Allah yang benar seperti yang dikemukakan oleh nabi Yeremia (band. Yer. 7:1-10). Bait Allah dimengerti sebagai `rumah', juga sebagai `tempat kudus' Allah. Yesus ingin agar Rumah Allah itu benar-benar menjadi tempat kudus yang di dalamnya Allah berdiam.

Apa yang Tuhan Yesus lakukan? Ia mengejutkan pengunjung Bait Allah dengan tindakan-Nya mengacaukan dan menghentikan pasar serta kegiatannya di pelataran Bait Allah (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">12). Sepertinya kehadiran para pedagang di pelataran Bait Allah itu menolong orang yang datang dari jauh dengan menyediakan hewan yang akan dipersembahkan sebagai korban. Padahal para pedagang ini bersekongkol dengan para imam untuk mencari keuntungan semata. Yang terjadi adalah para pedagang itu memonopoli hewan korban tersebut dan menjualnya dengan harga yang sangat mahal. Para pengunjung itu seolah "dirampok." Itu sebabnya para imam jengkel dengan tindakan Tuhan Yesus (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">15). Tuhan Yesus tidak hanya menentang penyalahgunaan Bait Allah seperti ini, Ia ingin mengembalikan fungsi Bait Allah sebagai rumah doa (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">13). Ia juga memberikan pengajaran melalui perbuatan-Nya menjadikan Bait Allah sebagai tempat belas kasih Tuhan dinyatakan. Maka mereka yang dijamah Tuhan menyanyikan pujian dan bersorak hosana (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">14-16).

Gereja seharusnya menjadi tempat orang bertemu dengan Tuhan, menikmati dan mengalami karya Tuhan yang membebaskan manusia dari belenggu dosa. Kita yang adalah umat Tuhan dipanggil sebagai agen Allah untuk memfungsikan gereja sebagaimana seharusnya. Menjadikan gereja yang berfungsi sesuai firman Tuhan merupakan tugas kita sebagai jemaat dan bukan hanya tanggung jawab para rohaniwan.

Doaku: Tuhan, ajar kami menggunakan gereja pemberian-Mu dengan benar yaitu tempat kasih-Mu dipraktikkan.

(0.09) (Ezr 3:2) (full: MEMBANGUN MEZBAH ALLAH ISRAEL. )

Nas : Ezr 3:2

Prioritas utama orang buangan yang pulang itu ialah membangun mezbah untuk Tuhan. Mezbah adalah pusat penyembahan Yahudi, karena di atasnya korban dan darah pendamaian karena dosa dipersembahkan kepada Allah

(lihat cat. --> Kel 27:1).

[atau ref. Kel 27:1]

  1. 1) Umat itu terdorong untuk membangun mezbah, setidak-tidaknya sebagian, karena bahaya dari "penduduk negeri" (ayat Ezr 3:3). Mereka mengetahui bahwa Allah akan melindungi mereka dari bahaya hanya apabila mereka menghampiri-Nya dalam iman dan ketaatan (lih. Kel 19:5; Kel 29:43; bd. Ibr 4:16).
  2. 2) Mereka juga memahami maksud pokok eksistensi mereka. Mereka harus mempersembahkan korban kepada Allah selaku "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6). Hanya dengan memenuhi panggilan rohani ini mereka dapat menjadi umat sebagaimana dikehendaki Allah. Demikian pula, orang percaya kepada Kristus harus menjadi "imamat yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, sehingga kamu dapat memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib" (1Pet 2:9), dan untuk mempersembahkan "persembahan rohani, yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah" (1Pet 2:5; lih. Ibr 13:10). Dengan kata lain, gereja selaku umat Allah zaman PB merupakan ahli waris dan penerus Israel.
(0.09) (Hos 5:1) (sh: Hukuman bagi para pemimpin (Minggu, 7 November 2004))
Hukuman bagi para pemimpin

Pemimpin yang bijaksana membawa berkat bagi bangsa yang dipimpinnya, sebaliknya pemimpin yang bebal hanya membawa masalah saja.

Hukuman bagi para pemimpin pada nas ini ditujukan kepada para pemimpin Israel, yaitu kalangan imam dan keluarga raja. Ternyata, mereka adalah pemimpin yang jahat. Mereka mengeruk kekayaan dari orang-orang yang mereka pimpin (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">1-2). Mereka berbuat demikian meski mereka mengerti bahwa Allah melihat dan mengetahui semua perbuatan mereka (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">3). Mereka dibutakan oleh dosa mereka sendiri (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">4). Akibatnya mereka menjadi munafik dan bersikap sombong terus-menerus karena merasa hidupnya sudah benar di hadapan Allah (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">5). Mereka yakin korban-korban persembahan mereka pasti diterima Tuhan (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">6). Jelas Tuhan menolak ibadah palsu seperti itu. Bukan itu saja, Tuhan juga akan bangkit melawan dan menghancurkan mereka (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">8-14).

Pemimpin negara yang memanfaatkan wewenangnya untuk kepentingan diri dan kelompoknya sendiri merupakan hal yang biasa. Akan tetapi, patut disayangkan bila ada pemimpin rohani bersikap seperti itu di antara umat Tuhan. Jangan-jangan orang itu malah diri kita sendiri. Kita akan melakukan apa saja asalkan dapat memperkaya diri kita, mempertahankan posisi di gereja, kalau perlu dengan menghancurkan orang lain. Sementara itu kita tetap setia ke gereja, tampil saleh di depan jemaat, dan rajin memberikan persembahan. Hati-hati! Bertobatlah sebelum Tuhan menghancurkan hidup kita.

Camkan: Tuhan menentang perbuatan jahat para pemimpin yang menyengsarakan sesama.

(0.09) (Am 4:4) (full: PERHEBATLAH PERBUATAN JAHAT. )

Nas : Am 4:4-5

Banyak orang Israel menambah pada dosa-dosa mereka dengan pergi menyembah dan memberi korban dan persepuluhan sementara tetap hidup dalam dosa. Orang yang mengaku dirinya selamat dan menyembah Tuhan dan memberi persembahan, namun tetap mengasihi kesenangan dunia yang berdosa menjadi kekejian bagi Tuhan. Allah hanya menerima ibadah dan penyerahan orang yang mengasihi Dia dan mengabdi kepada jalan-jalan dan firman-Nya.

(0.09) (2Taw 7:1) (jerusalem) Pada kisah 1Ra 8:62-66 si Muwarikh menambah beberapa unsur, yaitu: kemuliaan Allah kembali menyatakan diri, 2Ta 7:2 sama seperti waktu tabut perjanjian ditempatkan dalam ruang yang maha kudus, 2Ta 5:14; turunnya api dari langit yang memakan habis korban 2Ta 7:1,3 sama seperti waktu mezbah yang didirikan Daud mulai dipakai, 1Ta 21:26; sebuah catatan mengenai musik dalam ibadat dan tentang lanjutan perayaan pentahbisan bait Allah, 2Ta 7:10+.
(0.09) (Mzm 4:1) (jerusalem: Doa pada malam hari) Mazmur 4 adalah sebuah doa kepercayaan dan syukur untuk segala karunia yang sudah diterima dari Tuhan, Maz 2,7-9. Agaknya kidung ini dipakai sebagai doa malam, Maz 5,9, dan mengirimkan korban perang. Pesajak mengingatkan kepada mereka yang suka foya-foya dan yang acuh-tak-acuh, di mana terdapatlah kebahagiaan sejati, Maz 3-6.
(0.09) (Mzm 116:1) (jerusalem: Terluput dari belenggu maut) Ini nyanyian syukur mengiringi korban syukur yang dipersembahkan untuk membayar nazar, Maz 116:12-14,17-19. Tuhan telah mengabulkan doa minta tolong, Maz 116:1-2, dari seseorang yang terancam bahaya maut (sakit?), Maz 116:3-4 dan yang sudah putus asa, Maz 116:10-11. Namun dalam keadaan itupun ia tetap percaya pada Tuhan dan begitulah ia dibebaskan dari bahaya, Maz 116:5-9,15-16. Dalam terjemahan Yunani dan Latin mazmur ini dengan kurang tepat dibagikan menjadi dua (Maz 114:1-115:18)
(0.09) (Yoh 19:34) (jerusalem: darah dan air) Dalam sejumlah naskah urutan terbalik: air dan darah. Makna kejadian itu dijelaskan dengan dua kutipan dari Kitab Suci, Yoh 19:36 dst. Darah itu Ima 1:5; Kel 24:8 menyatakan bahwa kurban anak domba yang dipersembahkan demi keselamatan dunia, Yoh 6:51, benar-benar terjadi; air yang melambangkan Roh Kudus menyatakan bahwa korban itu subur secara rohani. Banyak pujangga gereja mengartikan air itu sebagai lambang Ekaristi. Kedua sakramen itu melambangkan Gereja, Hawa baru yang lahir dari Adam baru. Bdk Efe 5:23-32. Penafsiran itu tidak terlalu jauh dari maksud penginjil.
(0.09) (Ibr 7:20) (sh: Yesus Imam Besar yang sempurna (Senin, 31 Oktober 2005))
Yesus Imam Besar yang sempurna

Penulis Ibrani menuntaskan uraiannya mengenai keunggulan imamat Yesus dari imamat Lewi. Imamat Yesus sempurna dan menyelesaikan apa yang tidak dapat diselesaikan melalui imamat Lewi. Dalam sistem Hukum Taurat, jabatan imam diturunkan dari ayah ke anak laki-laki keturunan Lewi. Oleh karena para imam itu manusia fana maka jabatan imam itu harus terus-menerus diganti. Akibatnya imamat Lewi tidak pernah bisa menjadi jaminan yang bersifat permanen. Tuhan Yesus adalah Imam berdasarkan penetapan Allah Bapa secara langsung (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">21) sehingga imamat-Nya bersifat permanen, sempurna, dan menjadi jaminan pasti (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">22,28). Oleh karena Kristus Anak Allah maka Ia bisa menjadi Imam yang kekal untuk mendamaikan setiap orang yang datang kepada Allah melalui-Nya secara sempurna (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">25).

Kelemahan imamat Lewi bukan hanya kefanaan para imamnya, tetapi juga keberdosaan mereka. Para imam besar keturunan Harun (Lewi) harus mempersembahkan korban pendamaian bagi diri mereka terlebih dahulu sebelum mereka bisa menjadi juru pendamai umat kepada Allah (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">27a). Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang tanpa dosa dan cela sehingga bukan hanya layak melakukan pelayanan pendamaian itu, tetapi juga layak menjadi korban yang dipersembahkan kepada Allah Bapa bagi pengampunan dosa (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">27b).

Apa pun keraguan yang dimiliki oleh pembaca surat Ibrani ini tentang imamat Yesus seharusnya sirna. Bagi orang Kristen masa kini, ada bukti kuat bahwa karya pendamaian Kristus tidaklah sia-sia, yaitu hidup anak-anak Tuhan yang sudah diubahkan. Keyakinan keselamatan oleh janji firman Tuhan dan suara Roh Kudus yang hadir di hati kita, status kita sebagai anak Allah, dan kepekaan kita terhadap dosa adalah tanda-tanda yang jelas bahwa karya keselamatan Kristus sudah berlaku dalam hidup kita.

Renungkan: Keselamatan kita bukan bergantung kepada ritual agama melainkan kepada Kristus yang tersalib!

(0.09) (Why 14:4) (jerusalem: seperti perawan) Zinah, percabulan secara tradisionil melambangkan penyembahan berhala, bdk Wah 2:14+, dan dalam Wah 17:1, dll, percabulan melambangkan penyembahan binatang. Keseratus empat puluh empat ribu orang yang ditebus, Wah 5:9, adalah perawan murni dan tidak bercela, Wah 14:5. Mereka tidak menyembah berhala dan karenanya dapat bersuamikan Anak Domba, bdk Wah 19:9; 21:2; 1Ko 11:2
(0.09) (Im 17:10) (sh: Darah yang sakral dan hidup yang suci (Kamis, 19 September 2002))
Darah yang sakral dan hidup yang suci

Sistim pegorbanan dalam Perjanjian Lama merupakan pemberian Tuhan yang penuh anugrah kepada UmatNya. Walaupun anugrah ini diberikan dengan cuma-cuma, namun tidaklah boleh diperlakukan dengan sembarangan. Tuntutan untuk memiliki pola hidup yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain, merupakan padanan dari anugrah tersebut.

Hal inilah yang mendasari mengapa Tuhan melarang Israel memakan darah. Melalui peraturan ini, Tuhan mengajarkan beberapa hal kepada Israel: [1] menghargai kesakralan kehidupan yang adalah milik Tuhan. Karena itu tidak memakan atau meminum darah merupakan penghargaan terhadap kehidupan dan penciptanya; [2] menghargai makna penebusan yang terkandung dalam penumpahan darah hewan korban. Darah merupakan lambang penebusan bagi nyawa manusia (ayat korban+bakaran+yang+lengkap&tab=notes" ver="">11). Darah anak domba yang tidak bersalah haruslah ditumpahkan untuk menggantikan kesalahan manusia. Lambang dan makna penebusan ini akan dirusakkan jika Israel memakan atau meminum darah; [3] menghargai anugrah Tuhan melalui gaya hidup yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Memakan darah merupakan kebiasaan praktik-praktik penyembahan berhala pada masa itu. Israel sebagai umat kudus Allah telah dipisahkan dan dibedakan dari bangsa-bangsa asing disekitar mereka

Peraturan yang memberikan perhatian terhadap kesakralan darah ini memiliki makna spiritual yang penuh bagi Kristen. Prinsip ini digenapi oleh kematian Kristus yang menggantikan dosa manusia (Rom 5:11). Kristen dibenarkan, diampuni dan diselamatkan melalui darah Kristus (Rom. 5:9; Ef. 1:17). Melalui darahNya kita memperoleh akses langsung dengan Allah (Ibr. 10:19–22), mengalamai kemenangan atas yang jahat (Wah. 12:10-11), dan berdiri melayani Tuhan dihadapan kemuliaanNya yang kekal (Wah. 7:14-15).

Renungkan: Pemahaman Teologis yang benar merupakan bagian esensial dalam kehidupan umat Tuhan, namun belumlah memadai jikalau tak diiringi oleh praktek hidup yang suci. Pemahaman yang teraplikasi melalui kehidupan praktis yang suci merupakan identitas umat Tuhan.

(0.09) (Hak 6:25) (jerusalem) Kisah kedua yang bersangkutan dengan ibadat ini agaknya mengenai tempat kudus yang sama dengan yang menjadi isi ceritera sebelumnya, Hak 6:11-24. Hanya ciri ceritera kedua ini sangat berbeda. Sebab ibadat kepada dewa Baal dengan kekerasan diganti dengan ibadat kepada Tuhan.
(0.09) (Im 16:1) (jerusalem) Bab ini menutup kumpulan peraturan mengenai kenajisan. Ia memuat tata upacara pentahiran tahunan. Upacara itu menyakitkan segala kenajisan. Dalam tata upacara ini sebenarnya dipersatukan dua tata upacara yang berbeda sekali baik sehubungan dengan pikiran yang melatarbelakanginya maupun sehubungan dengan usianya. Ada sebuah korban pendamaian, Ima 6,11-19; bdk bab 4, dan ada upacara pengusiran seekor kambing jantan yang diserahkan kepada Azazel, Ima 16:8-10; 20-22; 26; bdk catatan berikut. Upacara terakhir ini tua sekali, tetapi sama seperti tata upacara rangkap dua yang termaktub dalam bab 14, upacara kuno itupun dipersatukan dengan penetapan-penetapan yang sesuai dengan nada seluruh kitab Imamat. Penggabungan tsb berasal dari zaman belakangan, waktu orang Yahudi sangat teliti sehubungan dengan ketahiran, sehingga orang semakin banyak terkena kenajisan dan menciptakan berbagai upacara pentahiran. Memang hari raya Pendamaian itu tidak dikenal sebelum zaman pembuangan, sebab tidak ada satupun ayat tua yang menyinggungnya.


TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA