(0.09) | (Luk 9:37) |
(sh: Penyataan kemuliaan Allah dibutuhkan bangsa ini. (Selasa, 7 Maret 2000)) Penyataan kemuliaan Allah dibutuhkan bangsa ini.Peristiwa pengusiran roh jahat ini bukan sekadar peristiwa penyembuhan biasa. Karena peristiwa ini mengekspresikan 3 hal penting yaitu (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">1) hubungan yang khusus dan kasih yang besar dari seorang ayah terhadap anak tunggalnya, (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">2) akibat tragis dari roh jahat terhadap anaknya sehingga membuat hubungan anak dan ayah terputus, dan (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">3) hubungan ayah dan anak kembali terjalin mesra setelah anaknya disembuhkan. Bila dihubungkan dengan ucapan Yesus dalam ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">41, maka 3 hal itu memanifestasikan apa yang terjadi antara Allah dan bangsa Israel, yang dulunya mesra namun hubungan itu rusak karena dosa mereka. Dosa ini dimulai dari tidak tahu berterimakasih kemudian tidak percaya, lalu menjadi ketidaktaatan, pemisahan dari Allah dan kehilangan iman kepada-Nya. Maka agama dan tradisi mereka, kekuatan roh jahat dan takhayul lebih menarik bagi mereka daripada Allah Bapa sendiri. Untuk memulihkan keadaan ini tidak cukup dengan khotbah-khotbah moral dan nasihat-nasihat saja. Mereka membutuhkan penyataan Allah, penglihatan akan kebesaran dan kemuliaan-Nya untuk menghancurkan daya tarik dosa, perzinahan rohani, dan menyadarkan mereka kembali akan siapakah Allah. Dengan demikian akhirnya akan menumbuhkan kembali iman, penyembahan, dan ketaatan. Inilah yang dilakukan oleh Yesus. Setelah semua murid yang tidak ikut ke gunung untuk berdoa tidak mampu mengusir roh jahat, Yesus cukup menegur dengan keras dan anak itu sembuh. Tindakan Yesus berhasil membangkitkan ketakjuban semua orang akan kebesaran Allah. Dengan kata lain tindakan Yesus merupakan penyataan kebesaran Allah kepada umat-Nya. Inilah misi Yesus Kristus bahwa Dia datang dari kemuliaan yang tak terhampiri untuk menyatakan kemuliaan Allah kepada umat-Nya, agar mereka kembali kepada-Nya. Suatu bangsa yang sudah rusak secara moral dan akhlaknya, dimana kebenaran agama dan moral hanya dipandang sebagai kebenaran normatif membutuhkan terapi khusus agar bangsa ini dapat kembali kepada Allah dan melihat kembali kebesaran dan kemuliaan-Nya. Renungkan: Kristen di Indonesia seharusnya dapat memancar-kan kemuliaan Allah yang menakjubkan, sehingga bangsa kita dapat disadarkan kembali kepada jalan yang benar. |
(0.09) | (Luk 11:1) |
(sh: Yang terutama dalam hidup Kristen. (Rabu, 22 Maret 2000)) Yang terutama dalam hidup Kristen.Hal yang utama dan yang pertama dalam kehidupan Kristen adalah memberikan Allah kesempatan untuk berbicara kepada kita. Hal yang utama dan yang kedua adalah Kristen harus berbicara kepada-Nya. Kita harus berdoa, karena tujuan terpenting dalam hidup kita tidak dapat dicapai tanpa doa. Apa saja yang terpenting dan yang paling perlu dalam hidup kita? Seperti sebuah perjalanan panjang, kita senantiasa berjalan ke depan. Apakah tujuan hidup kita? Apa yang seharusnya menjadi ambisi utama kita? Dalam Doa Bapa Kami kita menemukan jawabannya, yaitu bahwa kepentingan Allah harus diutamakan (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">2). Kita berdoa agar nama- Nya dikuduskan, yaitu dikhususkan sebagai yang paling suci, paling bernilai, dan paling mulia. Nilai kehidupan manusia tidak akan dihargai secara pantas kecuali jika manusia memandang Nama- Nya sebagai yang paling berharga dan merupakan sumber dari seluruh nilai yang benar. Kepentingan pribadi merupakan hal utama yang kedua yang dipintakan dalam doa yaitu dengan urutan kebutuhan fisik, moralitas dan rohani (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">3-4). Yesus tidak menyangkal bahwa kebutuhan fisik merupakan kebutuhan dasar manusia. Setelah kebutuhan fisik, kita perlu pengampunan untuk masa lalu kita dan terlepas dari pencobaan di masa yang akan datang. Kita perlu pengampunan dan bimbingan-Nya setiap hari seperti kita perlu berkat jasmani-Nya tiap hari juga. Inilah prioritas yang benar dalam doa kita. Namun Yesus tidak berhenti sampai di sini, Ia menambahkan permintaan lain dalam doa yang akan menyatakan secara lebih nyata lagi apa prioritas utama kita dan perhitungan kita tentang apa yang paling penting dalam hidup ini, yaitu Roh Kudus. Yesus memahami bahwa murid- murid-Nya selama hidup di dunia ini akan mengalami segala macam pencobaan, masalah, dan marabahaya, yang selain membahayakan hidupnya juga dapat menggoyahkan imannya. Itulah sebabnya Ia mengajarkan bahwa Allah Bapa sudah siap memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya yaitu Roh Kudus jika mereka memintanya dengan sungguh. Meminta karunia Roh Kudus bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali dalam hidup. Renungkan: Dalam kehidupan di negara kita sekarang ini yang segala sesuatunya sangat tidak pasti, di mana Kekristenan terus- menerus di bawah ancaman, hal apakah yang senantiasa Anda minta kepada Allah? |
(0.09) | (Luk 11:14) |
(sh: Mereka yang berpihak kepada Yesus. (Kamis, 23 Maret 2000)) Mereka yang berpihak kepada Yesus.Mukjizat dalam perikop ini sesungguhnya untuk mendemonstrasikan eksistensi Allah dan Kerajaan-Nya. Juga untuk memberitakan bahwa Allah sudah datang untuk membebaskan manusia dari ikatan belenggu kuasa Setan. Terompet peperangan sudah ditiup dan peperangan rohani sudah dimulai. Sikap netral sangat mustahil dalam peperangan ini. Seperti mereka yang sudah menyaksikan penyataan kuasa Roh Kudus yang langsung dan nyata, kemudian mereka dituntut untuk menentukan sikap terhadap Kerajaan-Nya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">23). Demikian juga setiap pengikut- Nya. Untuk itu apa yang harus dialami oleh mereka yang berada di pihak-Nya? Mereka harus mengalami pembaharuan total di mana Roh Kudus tinggal dalam hidupnya. Tidak seperti keadaan orang yang didatangi kembali roh-roh lain yang lebih jahat karena hidupnya dibiarkan kosong (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">24-26). Di samping itu mereka harus juga mempunyai hubungan rohani secara pribadi dengan Kristus bukan hubungan secara fisik karena menjadi ibu dari Yesus (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">27). Dan hubungan ini harus dipelihara dengan jalan senantiasa mendengarkan dan memelihara firman-Nya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">28). Selain itu ada hal-hal yang harus dihindari oleh pengikut-Nya, di dalam menjalani kehidupan beribadahnya selama di dunia. Mereka tidak boleh menekankan simbol-simbol dan ritual agama, sehingga mengabaikan realita dan kewajiban moral yang dinyatakan oleh simbol-simbol keagamaan (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">38). Mereka juga tidak boleh menggantikan moralitas kehidupan dengan ketaatan terhadap tata ibadah lahiriah. Hal ini seperti orang farisi yang yakin kekudusan hidupnya karena mencuci cawan dan pinggannya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">39). Dalam menaati perintah-perintah-Nya haruslah seimbang. Janganlah melakukan satu hal yang kecil dengan ekstrimnya, namun justru mengabaikan perintah-perintah yang lebih hakiki (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">42). Orang percaya tidak boleh menjalankan kehidupan agamanya hanya untuk mendapatkan kemuliaan dirinya, kecuali untuk kemuliaan-Nya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">43). Renungkan: Karena itu dalam peperangan rohani zaman ini, mereka yang berpihak kepada-Nya adalah orang-orang yang hidup dipimpin oleh Roh Kudus, yang hidup mengagungkan dan menjalankan firman-Nya. Dan semua itu dimanifestasikan dalam kehidupan moral yang sesuai dengan standar Allah, bukan standar pribadi ataupun standar masyarakat. |
(0.09) | (Luk 17:20) |
(sh: Sifat manusia yang tidak pernah berubah. (Selasa, 4 April 2000)) Sifat manusia yang tidak pernah berubah.Jawaban Yesus atas pertanyaan orang Farisi tentang kapankah Kerajaan Allah akan datang (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">20-21) tidak dimaksudkan untuk mengingkari apa yang nantinya diajarkan-Nya kepada murid-murid-Nya, yaitu tentang penampakan Kerajaan-Nya di masa mendatang (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">24). Ia menyatakan bahwa walaupun Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, namun sesungguhnya sudah hadir di antara mereka dalam pribadi Yesus Kristus (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">21). Orang-orang Farisi tidak mampu melihat Kerajaan Allah karena pikiran mereka sebetulnya sudah terkontaminasi oleh gemerlapnya dunia yang mereka kejar, sehingga pemahaman mereka tentang Kerajaan Allah pun menjadi salah. Kesalahan orang-orang Farisi itu terus berulang pada generasi selanjutnya, walaupun berbeda wujudnya. Yesus sudah menegaskan bahwa kedatangan Kerajaan-Nya akan tergenapi. Ketika itu, banyak orang akan terkejut karena tidak siap. Mereka terlalu sibuk dengan urusan-urusan sendiri dan tidak bisa melepaskan diri dari perkara duniawi, seperti yang terjadi pada zaman Nuh dan Sodom Gomora. Sikap manusia terhadap harta di sepanjang segala zaman tidak pernah berubah. Bila kita melihat di sekitar kita sekarang ini, manusia-manusia terlalu sibuk dengan urusan, kepentingan, keuntungan, dan kepuasan pribadi yang semuanya berhubungan dengan harta. Mereka berlomba-lomba untuk mempunyai harta sebanyak-banyaknya dalam waktu dan dengan tenaga yang sekecil- kecilnya. Salah satu penyebabnya adalah merebaknya budaya konsumerisme dewasa ini. Hal ini semakin ditumbuhsuburkan dengan kemajuan media cetak dan elektronik. Akibatnya kehidupan mereka sehari-hari hanya dipenuhi bagaimana mendapatkan harta, menikmati, dan mempertahankan apa yang sudah dimilikinya; karena mereka tidak bisa membayangkan kehidupan tanpa segala kenikmatan dan kemewahan. Akibatnya mereka tidak dapat membayangkan bahwa Kerajaan Allah atau "Dunia yang lain" sudah di ambang pintu dan akan segera masuk ke dalam realita manusia dan menghapus segala ilusi yang ditawarkan dunia. Renungkan: Kedatangan-Nya kelak akan menempatkan "harta benda" dalam perspektif yang sesungguhnya. Ini dapat dipergunakan untuk kekekalan namun juga dapat menghancurkan manusia karena membuat mereka buta dan melupakan perkara-perkara rohani. |
(0.09) | (Luk 18:18) |
(sh: Apakah yang terutama dalam hidup ini? (Kamis, 6 April 2000)) Apakah yang terutama dalam hidup ini?Ini tampaknya merupakan strategi yang dijalankan oleh orang kaya dalam bacaan kita hari ini. Di hadapan masyarakat umum, ia mempunyai kehidupan moralitas yang tidak tercela karena ia telah mentaati Hukum Taurat yang berbicara tentang hubungan antar manusia (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">20). Sebagai pengusaha ia bersih luar dan dalam. Sebagai anak pun ia termasuk anak yang berbakti kepada orang-tua. Kehidupan moralitas yang mengagumkan ini bukan baru dijalani satu atau dua tahun. Sebaliknya ia telah menjalani kehidupan untuk waktu yang lama. Kesetiaan dan ketahanujiannya sudah terbukti. Apa yang orang kaya lakukan ini, bagi Allah tidaklah cukup. Allah masih menuntut kesempurnaan dalam menaati Hukum Taurat. Dalam hal ini si orang kaya itu masih belum mengungkapkan ketaatannya terhadap hukum yang pertama dan yang utama. Kualitas hubungan dengan Allah yang dituntutNya tidak sekadar suatu ketaatan agama seperti memberikan persembahan korban tiap bulan, bahkan tiap hari. Lebih lagi, Allah menuntut tempat terutama di dalam hati, jiwa, dan pikiran seseorang. Perintah Yesus kepada orang kaya itu untuk menjual seluruh hartanya, membagi-bagikan kepada orang miskin, dan mengikut Tuhan merupakan suatu ujian untuk mengetahui dimanakah orang kaya itu menempatkan hati, jiwa, dan pikirannya. Dari perintah itu terungkaplah bahwa ia tidak menempatkan Allah pada porsi utama dalam hidupnya. Bahkan bagi dirinya, nilai hidup kekal yang ia ingin dapatkan tidak lebih besar dari kekayaan yang ia miliki. Melalui ujian itu terungkaplah bahwa ia tidak sungguh- sungguh secara utuh menggenapi Hukum Taurat Padahal Allah menuntun ketaatan yang sempurna. Karena itulah murid-murid bertanya siapakah yang dapat diselamatkan. Yesus meresponi pertanyaan murid-murid-Nya dengan menegaskan bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bahkan Dia menambahkan bahwa ada banyak hal-hal lain yang jauh melebihi dari apa yang pernah mereka miliki baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang yang akan mereka terima (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">30). Itu semua dimungkinkan karena kuasa Allah. Renungkan: Allah telah membuat ketidakmungkinan menjadi kemungkinan melalui kasih-Nya yang melampaui segala kemungkinan yang dapat dipikirkan manusia. |
(0.09) | (Luk 19:1) |
(sh: Ada berapa Zakheus di Indonesia? (Sabtu, 8 April 2000)) Ada berapa Zakheus di Indonesia?Zakheus adalah seorang laki-laki yang secara fisik tidak sempurna karena pendek, namun ia seorang yang kaya karena ia seorang pemungut cukai. Walaupun kaya, tak seorang pun mau menerima dia, tidak juga Sinagoge. Lebih tragisnya lagi uang banyak yang ia miliki tidak dapat memberikan kompensasi atas penolakan yang ia alami. Dia telah jauh tersesat. Karena itu bagaimana mungkin seorang yang sudah jauh tersesat dapat menemukan jalan menuju Kerajaan Allah? Tentu saja ia tidak dapat, namun dia dapat ditemukan dan dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah oleh Yesus (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">9-10). Dengan kata lain oleh karena kasih karunia-Nya, Zakheus telah diterima oleh Allah masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Penerimaan Allah ini memberikan dampak yang luar biasa dalam diri Zakheus. Ia mampu melihat bahwa harta berlimpah-limpah yang telah ia cari dan dapatkan dengan susah payah, bahkan dengan pengorbanan hidup bermasyarakatnya selama ini ternyata sia-sia. Zakheus telah menemukan identitas dirinya yang benar yaitu anak Abraham (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">9) yang merupakan nenek moyangnya, yang dibenarkan oleh iman kemudian hidup sesuai dengan iman. Zakheus sudah membuktikan bahwa ia hidup sesuai dengan identitasnya. Keselamatan yang ia terima sudah membawa perubahan sikap yang total terhadap kewajiban sosialnya. Dan ini sangat penting karena jika ia nantinya akan memerintah bersama Kristus maka ia harus belajar dan melatih sikap Kristen terhadap harta dalam dunia sekarang ini. Bagaimana seorang percaya harus bersikap dan bertindak terhadap harta yang dimilikinya, dipertegas oleh Kristus dalam perumpamaan tentang uang mina (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">11-27). Setiap orang percaya haruslah bertanggungjawab untuk menggunakan dan mengembangkan dengan setia setiap kekayaan, waktu, dan talenta yang sudah dipercayakan Tuhan kepadanya, karena Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya. Itulah kewajiban yang sesuai dengan identitasnya. Renungkan: Anugerah yang besar itu juga telah memberikan identitas yang sama kepada Anda identitas yang juga diberikan kepada Zakheus. Berarti ada banyak Zakheus di bumi Indonesia. Berarti pula akan ada banyak orang yang berhasil dientaskan dari kemiskinan di bumi Indonesia tercinta. |
(0.09) | (Luk 21:1) |
(sh: Bahaya terbesar bagi Gereja Tuhan.(Rabu, 12 April 2000)) Bahaya terbesar bagi Gereja Tuhan.Berdasarkan penelitian, jauh lebih banyak manusia mati karena bakteri yang tidak kasat mata karena terlalu kecil, daripada karena diterkam harimau yang jauh lebih besar, lebih kuat, dan lebih seram penampakannya. Fakta ini menunjukkan bahwa bahaya yang tidak nampak sulit dihindari, karena dampak yang ditimbulkan tidak langsung maka sulit terdeteksi. Demikian pula bagi Gereja Tuhan. Bahaya yang tidak nampak akan membawa kehancuran yang fatal bagi misi dan keberadaannya di dunia. Dalam masyarakat yang sudah sedemikian korup, baik sistem sosial maupun agamanya, ternyata masih ada individu-individu yang mempunyai dedikasi penyembahan kepada Allah yang luar biasa, seperti yang ditunjukkan oleh janda miskin dengan persembahannya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">1-4). Ia memberikan dengan seluruh tekad kerelaan untuk mempersembahkan seluruhnya kepada Allah. Bukan seperti pada orang kaya yang tindakan dan sikap kehidupan beragamanya sama sekali tidak mencerminkan dedikasinya kepada Allah. Orang kaya di sini bisa dikatakan mewakili korupsi besar- besaran yang terjadi di dalam kehidupan beragama orang Israel. Korupsi yang demikian, yang tidak mau bertobat, nantinya akan membawa kehancuran Bait Allah seperti yang dinubuatkan oleh Yesus (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">5-6). Sejarah memang membuktikan bahwa Bait Allah akhirnya dihancurkan oleh Kaisar Roma. Betapa dahsyatnya dampak yang ditimbulkan dari korupsi dalam tubuh umat Tuhan. Ia mampu menghancurkan seluruh keberadaan dan misi umat Tuhan di dunia. Hal ini adalah bahaya terbesar bagi umat Tuhan sepanjang zaman. Yesus juga menjabarkan bahaya-bahaya lain yang akan mengancam kehidupan umat Tuhan seperti penyesat-penyesat, bencana alam, peperangan, bahkan bahaya penderitaan fisik dan mental yang akan dialami oleh murid-murid-Nya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">12-19). Namun itu semua tidak dikatakan Tuhan akan memberikan dampak yang menghancurkan bagi kehidupan umat Tuhan. Sebaliknya penderitaan fisik dapat menjadi kesempatan bagi umat Tuhan untuk bersaksi. Bahkan Yesus sendiri akan memberikan kekuatan untuk tetap menang dalam penderitaan. Renungkan: Karena itulah gereja Tuhan zaman kini harus memberikan porsi waktu, pikiran, dan dana yang besar bagi pembangunan rohani umat-Nya. Jangan biarkan korupsi rohani menggerogoti gereja kita. |
(0.09) | (Luk 22:54) |
(sh: Sikap manusia terhadap kebenaran. (Selasa, 18 April 2000)) Sikap manusia terhadap kebenaran.Setelah Yesus ditangkap dan dibawa pergi, hampir semua murid-Nya meninggalkan-Nya. Petrus masih mengikuti Dia, namun kemudian secara tiba-tiba ia menyadari bahwa dirinya berada di pihak yang salah. Dia tidak bermaksud demikian, namun ia tidak memahami dengan benar sifat dari peperangan itu dan senjata apa yang diperlukan untuk memenangkannya. Peperangan itu antara Kebenaran dan dusta dan Kebenaran itu secara mutlak ada di dalam seorang Pribadi Tunggal Yesus Kristus. Kebenaran tidak ditegakkan dengan kekuatan fisik, tetapi dengan kekuatan rohani. Di halaman rumah Imam Besar itu, Petrus menyangkal Yesus. Ketika seorang hamba berkata dengan penuh keyakinan 'Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia' (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">59), hamba itu menyatakan bahwa apa yang ia ketahui adalah benar. Ini merupakan kesempatan terakhir bagi Petrus untuk memenangkan peperangan dan tetap berdiri dalam Kebenaran. Namun ia telah menyangkal kebenaran dan bersembunyi di balik kepura-puraan atau kepalsuan. Itulah sikap Petrus terhadap Kebenaran. Ia mengenal Kebenaran, tetapi ia melarikan diri daripadanya, menghindarinya, bahkan menyangkalinya demi kepentingan pribadi. Ia telah kalah dalam pencobaan. Para tua-tua, ahli Taurat, dan imam sepertinya menunjukkan sikap ingin mengenal Kebenaran ketika mereka mengajukan pertanyaan kepada Yesus (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">66-67). Tetapi sesungguhnya mereka tidak berminat mendapatkan Kebenaran. Mereka tidak siap percaya atau pun mendiskusikan kebenaran itu bersama-Nya. Mereka hanya ingin mendapatkan alasan untuk menghukum-Nya. Karena itu Yesus tidak memberikan jawaban detail atau mempertahankan argumentasi- Nya. Respons Yesus terhadap dua jenis sikap manusia itu berbeda. Terhadap Petrus, Ia berjanji akan berdoa untuknya, agar imannya tidak jatuh sehingga ia bisa menguatkan saudaranya yang lain. Walaupun saat ini kalah, dikemudian hari ia bisa menang. Janji ini berlaku juga bagi semua orang percaya di dalam mempertahankan Kebenaran di dalam hidup. Renungkan: Inilah respons Kristus yang penuh kasih. Sedangkan terhadap sikap yang tidak acuh terhadap Kebenaran, Yesus pun tidak akan mengacuhkan mereka untuk menyatakan Kebenaran. Mereka dibiarkan dalam keadaan tersesat. |
(0.09) | (Luk 23:1) |
(sh: Sikap Kristen terhadap ketidakadilan. (Rabu, 19 April 2000)) Sikap Kristen terhadap ketidakadilan.Ketidakadilan dalam pengadilan dunia dapat dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana- rencana-Nya. Pilatus dan Herodes adalah orang-orang yang mempunyai wewenang mutlak untuk mengadili Yesus. Itulah sebabnya para imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua membawa Yesus kepada mereka untuk diadili. Tuduhan-tuduhan palsu dan berat ditimpakan kepada Yesus. Meskipun demikian Pilatus tetap tidak dapat menemukan kesalahan apa pun dalam diri Yesus. Segala tuduhan yang dilemparkan kepada Yesus tidak merupakan bukti yang otentik. Namun demikian, Pilatus tidak membebaskan, malah mengirim-Nya ke Herodes. Herodes pun tidak menemukan kesalahan. Sekali lagi, ia tidak membebaskan Yesus malahan mengirim balik ke Pilatus. Kedua penguasa ini sangat identik. Sama-sama berkuasa mengadili, membebaskan, atau menghukum terdakwa. Sama-sama tidak mendapati kesalahan Yesus. Namun juga sama-sama tidak membebaskan-Nya. Inilah ketidakadilan itu: Yesus tidak mendapatkan kebebasan yang menjadi hak-Nya, karena para penguasa tidak menjalankan apa yang menjadi kewajibannya. Hak Yesus dirampas demi kedudukan para penguasa, demi menghindari konflik atau permasalahan yang timbul jika Yesus dibebaskan. Dengan kata lain mereka mengorbankan kebenaran demi kebohongan. Namun demikian, tanpa mereka sadari ketidakadilan yang mereka jalankan itu dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana agung-Nya, yakni menyelamatkan umat manusia dari dosa. Di zaman kita sekarang ini, ketidakadilan juga banyak terjadi di sekitar kita. Hak rakyat kecil dirampas. Kebebasan beragama hanyalah kata-kata dusta. Tidak ada pengadilan bagi mereka yang membakar gereja, padahal sudah berapa ratus gereja yang dibakar di Indonesia. Namun demikian, janganlah kita memandang ketidakadilan itu sebagai tanda dari ketidakberkuasanya Tuhan atas negara Indonesia. Ia adalah Allah yang tetap berkuasa untuk menggenapkan segala rencana dan janji-Nya. Renungkan: Dalam negara yang penuh ketidakadilan Dia akan tetap berkarya, karena Ia mampu memakai setiap kesempatan bagi kebaikan umat-Nya. Marilah kita memandang kepada Dia yang sedang menggenapkan rencana-Nya di bumi Indonesia tercinta ini. Milikilah peran sebagai pelaku dan penegak kebenaran-Nya. |
(0.09) | (Luk 24:28) |
(sh: Kebenaran yang disingkapkan. (Selasa, 25 April 2000)) Kebenaran yang disingkapkan.Apa yang ditegaskan oleh "Yesus yang tidak mereka kenali" kepada kedua orang murid itu adalah mengenai Mesias dan berita tentang kebangkitan-Nya. Namun pertanyaan kedua murid itu adalah jika Yesus benar-benar bangkit bagaimana mereka dapat mengenali dan yakin bahwa itu adalah Yesus, jika mereka tidak melihat? Atau dengan pertanyaan lain bagaimana Yesus meyakinkan mereka bahwa Ia adalah Yesus? Yesus tidak menyatakan "Akulah Yesus" dengan kata-kata, namun dengan gerakan yang begitu khusus dan identik dengan diri-Nya. Ketika Ia duduk makan, mengambil roti, mengucapkan berkat, memecah-mecahkannya, dan memberikan kepada mereka, maka terbukalah mata kedua murid itu (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">30-31). Mereka mengenali Yesus bukan dengan melihat tanda paku di pergelangan tangan, namun dengan melihat cara Ia memecahkan roti. Apa yang Yesus lakukan di hadapan mereka berdua serupa dengan dua peristiwa besar yang pernah Ia lakukan dahulu. Pertama ketika Ia memberi makan 5000 orang (lih. sebagian+lain&tab=notes" ver="">9:16). Kedua ketika perjamuan malam berlangsung (sebagian+lain&tab=notes" ver="">22:14-23). Kemungkinan besar Kleopas dan temannya bukan saksi mata atas dua peristiwa itu. Namun mereka pasti sudah mendengar peristiwa itu dan percakapan Yesus setelahnya. Khususnya tentang pemberitaan bahwa Kristus mempersembahkan tubuh dan darah-Nya untuk menjadi tebusan bagi banyak orang. Semua berita itu nampaknya tidak masuk akal bagi mereka, bahkan setelah kematian Yesus sekalipun. Baru ketika Yesus mengungkapkan bahwa Perjanjian Lama kaya akan nubuat, upacara keagamaan, dan lambang-lambang yang sebenarnya menunjuk kepada pengorbanan Mesias sebagai persembahan yang hidup, maka gerakan yang dilakukan Yesus membuat mata mereka terbuka dan mereka mengenali-Nya. Mereka segera kembali ke Yerusalem, bukan untuk berharap agar Yesus membuktikan bahwa Dialah Raja dan akan menyelamatkan Israel. Sekarang mereka ke Yerusalem karena mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Raja dan penebusan yang Ia kerjakan jauh melebihi kemerdekaan bangsa Israel yang mereka dulu idam-idamkan. Renungkan: Iman dan pengharapan mereka sudah tertancap pada fondasi yang kuat yakni pengenalan akan Kristus yang bangkit. Bagaimana Anda meyakini bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia? |
(0.09) | (Luk 24:36) |
(sh: Kebangkitan dan misi Kristen. (Rabu, 26 April 2000)) Kebangkitan dan misi Kristen.Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-murid-Nya. Tujuan penampakan-Nya ini adalah untuk meyakinkan mereka sekali lagi bahwa Yesus yang sudah bangkit itu adalah Yesus yang memiliki tubuh, daging, dan tulang sama seperti dulu, walaupun sekarang sudah dalam bentuk yang mulia. Karena itu Ia mampu hadir di tengah-tengah murid-murid- Nya secara tiba-tiba. Yesus yang sekarang adalah Yesus yang sama ketika masih bersama-sama dengan mereka. Untuk mencapai tujuan-Nya Yesus pertama-tama menyatakan identitas-Nya secara lisan yaitu "Akulah Dia" (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">39). Identitas ini bukan hanya menunjuk pada roh Yesus, namun juga fisik dan tubuh Yesus. Karena itu Yesus mengundang murid-murid agar menggunakan indra peraba mereka untuk meyakini bahwa setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih mempunyai daging dan tulang. Ia pun meminta sesuatu untuk dimakan. Tindakan ini untuk memperlihatkan lebih jauh lagi bahwa dalam satu segi Ia sudah tidak bersama- sama mereka, walaupun sekarang Ia berdiri di tengah-tengah mereka (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">44). Ia sudah berada di dalam "dunia" yang lain, karena itu tidak terpengaruh lagi dengan hukum alam yang ada di dunia ini, maka Ia bisa muncul secara tiba-tiba. Peneguhan kebangkitan-Nya bukan untuk kepentingan mereka pribadi saja namun untuk kepentingan misi para murid dunia. Injil Kristus bukan berdasarkan logika filsafat namun berdasarkan peristiwa sejarah yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama dan yang digenapi oleh Yesus di dalam sejarah manusia melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Ini adalah inti Injil. Injil ini harus diberitakan kepada semua orang, supaya mereka yang bertobat mendapatkan pengampunan secara khusus di dalam nama Yesus yang sudah mati dan bangkit kembali (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">47), bukan di dalam nama kemurahan dan kasih Allah secara umum. Walaupun berdasarkan atas fakta sejarah, namun Injil yang diberitakan harus dibarengi dengan kuasa Roh Kudus. Setelah semua itu dikatakan maka selesailah karya Yesus di bumi sebagai Manusia, dan Ia naik ke surga. Murid-murid menyembah dan memuliakan Dia (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">52-53). Renungkan: Kebangkitan Kristus bukan saja merupakan berkat terbesar bagi hidup Kristen, namun juga memberikan dasar, arah dan kekuatan kehidupan bagi Kristen dan pelayanannya di dunia. |
(0.09) | (Yoh 1:14) |
(sh: Berita Natal (Selasa, 25 Desember 2001)) Berita NatalRasul Yohanes telah menegaskan bahwa Yesus adalah Allah. Dalam ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">14, ia menegaskan bahwa Yesus adalah manusia. Peristiwa Natal merupakan suatu rahasia besar tentang mengapa dan bagaimana Allah di dalam Kristus menjadi manusia sejati. Tidak dapat dikatakan bahwa Yesus hanya kelihatannya saja sebagai manusia. Juga, tidak dapat dinyatakan bahwa Yesus merupakan campuran Allah dan manusia. Yesus adalah sungguh- sungguh manusia 100%. Yesus, seperti ditegaskan sebagian+lain&tab=notes" ver="">1:1, 18, juga adalah Allah sejati. Peristiwa Natal membuktikan bahwa Allah dan manusia dapat bersekutu. Peristiwa Natal menyatakan bahwa Allah ingin berdamai dengan manusia. Berita perdamaian ini harus disampaikan kepada semua umat manusia. Allah mengutus utusan-utusan-Nya, yakni Yohanes dan Anak-Nya yang tunggal. Yohanes kembali dilukiskan sebagai saksi (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">15). Ia bukan seorang reformator atau pemimpin agama. Ia juga tidak mencetuskan gagasan keagamaan atau spiritualitas. Yohanes hanya menyaksikan Yesus. Tidak ada agenda atau berita lain. Yohanes menegaskan bahwa Yesus lebih utama (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">15). Yohanes menyaksikan bahwa Yesus juga telah ada sebelum segala sesuatu ada (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">15). Jelas bahwa hidup Yohanes berpusat pada Yesus. Yesus, sama seperti Yohanes, juga diutus sebagai saksi. Kata kerja 'menyatakan' pada ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">18 penting sekali. Dalam bahasa Yunani, kata kerja ini tidak memiliki objek. Oleh karenanya, biasanya terjemahan Alkitab harus menambahkan objeknya. Di dalam terjemahan LAI-TB, kita membaca 'Dialah yang menyatakan-Nya'. Jelas ini merupakan terjemahan penafsiran. Jika tidak ada objeknya, akan muncul pertanyaan, "Apa atau siapakah yang dinyatakan Yesus?" Ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">18 menjawab bahwa yang dinyatakan adalah Allah yang tidak pernah dilihat manusia, yaitu Allah Bapa. Karena dalam ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">1 dinyatakan bahwa Yesus adalah Allah, maka sebenarnya ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">18 memiliki objek ganda. Yesus menyatakan Bapa dan diri-Nya sendiri. Inilah kesaksian Yesus. Renungkan: Perbuatan dan perkataan Yesus menyatakan keallahannya pada manusia. Jika ingin mengenal dan melihat Allah, maka manusia harus melihat Yesus. Tidak ada yang dapat datang ke Bapa kecuali melalui Yesus (Yoh. 14:6). Sampaikanlah berita Natal ini kepada orang-orang yang merasa mengenal Allah, tetapi menolak Kristus! |
(0.09) | (Yoh 2:13) |
(sh: Kesaksian stereo: perkataan dan perbuatan (Sabtu, 29 Desember 2001)) Kesaksian stereo: perkataan dan perbuatanDalam teks hari ini kita melihat bagaimana Tuhan Yesus bersaksi melalui perbuatan (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">14-15) dan perkataan (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">19). Tidak dapat dikatakan perbuatan Tuhan Yesus di Bait Allah merupakan tindakan pengacauan yang memancing kerusuhan. Mengapa? Karena tidak ada reaksi yang keras dari pedagang- pedagang itu sendiri, dan juga yang terpenting, tidak ada reaksi dari tentara Romawi yang berjaga-jaga di Yerusalem. Dengan perkataan lain, tindakan Yesus dapat dilihat sebagai perbuatan religius, bukan perbuatan politik yang memancing kerusuhan massa. Bagi murid-murid, tindakan Yesus merupakan tanda yang memiliki makna lebih dalam. Dalam Injil Yohanes, tanda-tanda berfungsi untuk memperkenalkan dan memperdalam iman. Bagi yang sudah percaya, tanda-tanda berfungsi untuk memperdalam iman. Bagi yang belum percaya, tanda-tanda berfungsi untuk memperkenalkan iman. Tanda-tanda adalah semua kesaksian Yesus dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Benar bahwa peristiwa di Bait Allah ini tidak murid-murid pahami sebelum kebangkitan. Tetapi, setelah kebangkitan Yesus, mereka memahami perbuatan Yesus tersebut sebagai penggenapan nubuat PL (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">17, 22). Secara khusus, dalam ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">22 dikatakan bahwa perbuatan Yesus di Bait Allah dan perkataan- Nya pada para pemimpin agama membuat iman murid-murid bertumbuh. Kitab suci dan perkataan Yesus yang disejajarkan merupakan sumber pertumbuhan iman. Sedikit pun tidak ada keraguan di antara para murid untuk menyetarakan otoritas perkataan Yesus dan Kitab Suci. Orang banyak dikatakan percaya pada Yesus karena tanda-tanda yang dibuat-Nya. Berbeda dengan sebagian+lain&tab=notes" ver="">1:35-51, ketika orang-orang datang kepada Yesus secara perorangan, maka dalam sebagian+lain&tab=notes" ver="">2:23-25, orang- orang per-caya pada Yesus secara massal. Baik secara perorangan maupun secara massal, Yesus tetap mengenal mereka yang percaya pada-Nya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">1:42, 47, 48). Kesemuanya ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus yang kita sembah mengenal kita lebih daripada kita mengenal diri sendiri. Renungkan: Keselarasan perkataan dan perbuatan kita setiap hari, sebagai cerminan persekutuan kita dengan Yesus, adalah melodi yang indah di telinga orang-orang yang belum mengenal Kristus. |
(0.09) | (Yoh 6:16) |
(sh: Yesus menampakkan ke-Allah-an-Nya (Rabu, 9 Januari 2002)) Yesus menampakkan ke-Allah-an-NyaMelihat perbuatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika memberi makan lebih dari 5000 orang, kita tidak melihat reaksi murid-murid secara jelas. Kita tidak tahu apakah perbuatan Yesus membuat mereka semakin dalam mengenal Yesus. Jika dalam sebagian+lain&tab=notes" ver="">2:11 murid-murid yang melihat air berubah menjadi anggur semakin dalam imannya kepada Yesus, maka pada peristiwa kali ini tidak jelas efeknya terhadap murid-murid. Ketika hari sudah mulai malam, murid-murid menyeberang ke Kapernaum dengan perahu (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">16-17). Yesus tidak bersama dengan mereka. Di tengah perjalanan mereka melihat Tuhan Yesus berjalan di atas air. Kembali Yesus bersaksi melalui perbuatan dan bukannya perkataan. Melihat Yesus berjalan di atas air, mereka menjadi takut (ayat 19). Mereka menjadi takut bukan karena menghadapi danau yang sedang bergelora karena angin kencang. Mereka takut karena melihat Yesus berjalan di atas air. Mereka takut karena melihat Yesus mendemonstrasikan ke-Allahan-Nya. Yesus berjalan di atas air bukan karena hendak menyelamatkan mereka dari danau yang sedang bergelora. Yesus berjalan di atas air karena ingin bersaksi bahwa Ia adalah Anak Allah. Ketika Yesus sudah dekat, Ia berkata kepada mereka, "Aku ini, jangan takut" (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">20). Dalam bahasa Yunani frasa "Aku ini" adalah terjemahan dari `ego eimi'. Frasa ini muncul dalam sebagian+lain&tab=notes" ver="">4:26 dalam kaitan dengan ke-Mesiasan-Nya. Dalam Yesaya 43, frasa ini adalah ucapan Allah. Kombinasi frasa ini dengan perintah untuk tidak takut mengungkapkan ke-Allahan Yesus. Melihat Yesus berjalan di atas air dan mendengar kalimat Yesus yang biasa muncul dari mulut Allah, murid-murid tidak memberikan respons apa pun. Mereka tetap membisu. Tidak jelas kepada kita apakah iman mereka semakin dalam melihat penyataan diri Yesus yang luar biasa. Di samping kedua hal ini, murid-murid juga mengalami mukjizat yang lain. Perahu mereka seketika tiba di tempat tujuan (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">21). Meski mengalami 4 bentuk kesaksian (memberikan makan, berjalan di atas air, frasa ego eimi, dan tiba seketika), murid-murid tidak secara jelas mengungkapkan iman mereka. Renungkan: Perkataan dan perbuatan Yesus merupakan bentuk kesaksi agar orang-orang percaya dan lebih dalam mengenal-Nya. |
(0.09) | (Yoh 6:22) |
(sh: Iman, sebab dan akibatnya (Kamis, 10 Januari 2002)) Iman, sebab dan akibatnyaOrang banyak mencari Yesus bukan karena mereka ingin mengenal-Nya lebih dalam lagi. Mereka mencari Yesus karena ingin mengenyangkan perut mereka (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">26). Berkat yang diberikan Yesus lebih penting daripada diri Yesus sendiri. Tetapi, Tuhan Yesus membimbing mereka. Ia memberikan arah yang lebih jelas agar pengertian dan pengenalan mereka berjalan pada jalur yang benar. Tuhan Yesus mengarahkan perhatian mereka bukan ke berkat yang diberikan-Nya, melainkan kepada diri-Nya sendiri (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">27,29,33,35). Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia berasal dari surga (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">29,33,38). Ia tidak berasal dari dunia ini. Yesus mendorong mereka untuk percaya kepada-Nya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">29,35,40). Percaya kepada Yesus adalah kehendak Allah (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">40). Jika orang ingin melakukan kehendak Allah, maka ia harus percaya kepada Yesus. Orang-orang yang percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup kekal (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">27,33,39-40). Orang-orang percaya juga akan dibangkitkan pada akhir zaman (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">39-40). Dalam ayat-ayat ini, kata percaya muncul berulang kali (ayat 29,30,35-36,40). Ini mengindikasikan bahwa Yesus sangat menekankan hal ini dalam kesaksian-Nya. Secara khusus kita melihat bahwa percaya kepada Yesus merupakan pekerjaan Allah dan juga pekerjaan manusia. Kedua hal ini bukanlah dua hal yang bertolak belakang atau bertentangan. Keduanya harus tetap dipegang secara seimbang. Tidak perlu menekankan salah satu dan mengabaikan yang lain. Percaya adalah pekerjaan Allah (ayat 29). Hidup kekal sebagai akibat percaya kepada Yesus adalah pemberian Anak Manusia (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">27). Roti yang sejati yang turun dari surga adalah pemberian Allah (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">32-33). Semua yang percaya kepada Yesus adalah pemberian Allah (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">37,39). Di samping ini, percaya kepada Yesus juga merupakan tindakan manusia. Orang harus datang kepada Yesus (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">35,37). Tanpa tindakan manusia yang bersangkutan datang kepada Yesus, maka tidak mungkin percaya kepada Yesus timbul. Renungkan: Tidak perlu ragu untuk datang kepada Yesus betapa pun banyak dan besar dosa-dosa kita. Yesus tidak akan menolak bahkan membuang orang yang datang dan percaya kepada-Nya. Tidak perlu menunggu agar kita lebih baik dan lebih saleh dahulu baru kemudian percaya kepada-Nya. Seperti apa adanya kita, Yesus akan menerima kita. |
(0.09) | (Yoh 8:12) |
(sh: Status Yesus dan Bapa (Kamis, 17 Januari 2002)) Status Yesus dan BapaTuhan Yesus melanjutkan kesaksian-Nya dengan menyatakan bahwa Ia adalah terang dunia (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">12). Ia tidak hanya terang Israel. Artinya Yesus datang bukan hanya untuk bangsa Yahudi, melainkan untuk seluruh suku bangsa yang ada di dunia ini. Tanpa Yesus manusia hidup dalam kegelapan, tanpa terang. Namun, orang-orang Farisi menolak kesaksian Yesus. Mereka memprotes bahwa kesaksian Yesus tidak benar karena Ia hanya bersaksi tentang diri-Nya sendiri (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">13). Terlihat bahwa yang dipersoalkan oleh orang Farisi bukanlah arti terang itu, melainkan diri Yesus. Bagaimana Tuhan Yesus menanggapi keberatan orang-orang Farisi? Dalam Yohanes sebagian+lain&tab=notes" ver="">7:29, Tuhan Yesus telah menyatakan kehadiran Bapa dalam diri-Nya. Kemudian dalam bagian ini Tuhan Yesus menjelaskan kesatuan-Nya dan juga keterpisahan-Nya dengan Bapa. Sulit sekali bagi kita untuk memahami bagaimana kesatuan dan keterpisahan serentak terjadi. Ia dan Bapa adalah satu, namun Ia bukanlah Bapa itu. Begitulah kesaksian Yesus tentang status diri-Nya. Kita mulai dengan gagasan keterpisahan. Yesus mengatakan bahwa Ia diutus oleh Bapa. Pengutusan oleh Bapa ditegaskan berulang kali (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">7:16,18,28,33; 8:16,18,26,29). Hubungan Yesus yang unik dengan Bapa terungkap melalui tema pengutusan. Keterutusan Yesus berbeda dari yang diemban para nabi Perjanjian Lama. Ada kesatuan sempurna dalam kehendak dan tindakan Bapa dan Yesus yang tidak terdapat dalam para utusan Allah yang lain. Kesatuan Tuhan Yesus dengan Bapa juga dijelaskan dalam hal penghakiman. Ia dan Bapa bersama-sama menghakimi (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">16). Orang Farisi menghakimi menurut ukuran manusia (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">15), namun tidak demikian dengan Yesus. Kesatuan-Nya dengan Bapa menjadi dasar bahwa penghakiman-Nya tidak menurut ukuran manusia. Juga Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Bapa pun bersaksi tentang-Nya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">18). Jika orang Farisi mengenal Yesus, maka mereka akan melihat kesaksian Bapa. Semua penjelasan ini berpuncak pada pernyataan yang tertuang dalam ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">19. Dalam ayat ini Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang yang melihat dan mengenal-Nya berarti juga melihat dan mengenal Allah. Ia dan Bapa adalah satu. Renungkan: Melihat dan mengenal Yesus berarti melihat dan mengenal Allah. |
(0.09) | (Yoh 9:13) |
(sh: Iman yang tumbuh dalam tekanan (Senin, 21 Januari 2002)) Iman yang tumbuh dalam tekananMenarik sekali melihat perkembangan pengenalan orang buta tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">11). Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">12). Kelihatannya ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa oleh pemimpin-pemimpin agama, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa. Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">17). Ketika ia diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">25). Yesus didengar Allah (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh pemimpin-pemimpin agama (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">34). Namun, Yesus tidak membuangnya. Yesus mencarinya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia tidak mempedulikan para pemimpin agama. Di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan pemimpin-pemimpin agama. Bukankah hanya Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembah-Nya? Semuanya ini mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembah-Nya. Jika kita melihat perkembangan pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Ia mengenal Yesus bukan dari kesaksian murid-murid Yesus atau Tuhan Yesus sendiri. Pengenalannya akan Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus. Renungkan: Iman sejati selalu tumbuh. Iman kepada Yesus akan membawa orang percaya menyembah-Nya. Iman melahirkan ibadah. |
(0.09) | (Yoh 12:44) |
(sh: Menyebar kasih (Kamis, 14 Maret 2002)) Menyebar kasihSetelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para murid-Nya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, mengapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">12:31), dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini  Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan. Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">1,33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama. Yesus menempatkan diri sebagai kepala keluarga. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya. Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">34-35). Perintah-Nya adalah agar mereka saling mengasihi sesuai dengan teladan-Nya. Dengan komunitas kasih, orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah para murid Yesus. Jika Yesus telah pergi, apa lagi yang masih tersisa kalau bukan kasih-Nya yang terus-menerus hidup di dalam diri para murid? Dengan hadirnya komunitas kasih, misi Yesus bukan hanya tergenapi, namun menghasilkan dampak yang dahsyat  kehidupan komunitas yang dibaharui kasih menarik orang-orang lain untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Renungkan: Jika Anda telah menerima kasih Kristus, teladani kasih-Nya dengan menyebarkan kasih-Nya melalui saling mengasihi. |
(0.09) | (Yoh 13:1) |
(sh: Menerima kasih (Senin, 11 Maret 2002)) Menerima kasihPeristiwa di pasal sebagian+lain&tab=notes" ver="">13 ini terjadi pada Kamis sore sebelum Paskah. Yesus mengetahui bahwa waktu-Nya telah tiba untuk Dia keluar dari dunia. Ia mencintai murid-murid-Nya yang ada di dalam dunia sampai setuntas-tuntasnya. Kasih Yesus itu dilakukan-Nya meski di pihak lain Ia tahu tentang niat jahat Yudas Iskariot yang mengikuti dorongan iblis untuk mengkhianati Dia. Yesus juga tahu bahwa kuasa Allah ada penuh dalam diri-Nya dan bahwa Ia datang dari dan akan kembali kepada Bapa (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">3). Secara sangat dramatis, Yesus menjadi seperti seorang hamba yang mencuci kaki tuan-tuannya. Inilah tanda cinta-Nya yang mendalam: pekerjaan para budak kafir diambil-Nya. Para murid bahkan tidak mau saling membasuh kaki, bahkan terhadap Guru mereka pun, mereka enggan melakukan pekerjaan tersebut. Tindakan Yesus sungguh mengejutkan. Dapat kita bayangkan bagaimana kesan dan akibat yang timbul dari sikap dan tindakan Yesus itu dalam hati mereka saat itu. Lalu, reaksi yang muncul adalah pertanyaan (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">6). Maksud Petrus adalah menyatakan bahwa dirinya tidak pantas menerima perlakuan Yesus. Tetapi, menolak pelayanan Yesus berarti menolak cinta Yesus. Banyak segi pelayanan Tuhan terhadap kita yang tatkala kita mengalaminya, kita belum dapat memahaminya (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">7). Namun, paham atau tidak, mudah atau sulit menerimanya, menerima dengan patuh adalah sikap iman yang benar. Ucapan Yesus selanjutnya agak sulit dipahami. Apa maksud-Nya dengan pembasuhan dan mandi? Ada yang beranggapan bahwa mandi adalah penyelamatan, pembasuhan adalah pengakuan dosa sehari-hari. Tetapi, bagaimana bicara tentang penyelamatan bila salib belum terjadi? Ada pula anggapan bahwa mandi adalah kematian Yesus, pembasuhan adalah salib-Nya. Mungkin jawaban yang paling tepat adalah bahwa keduanya menunjuk pada pelayanan Yesus yang harus orang percaya terima agar beroleh bagian di dalam Dia. Karya Yesus untuk menyelamatkan dan menyucikan kita itu meliputi firman dan kurban salib-Nya, dan kita menerima itu dengan beriman dan melalui baptisan. Renungkan: Kristus menyaksikan ketuhanan-Nya dengan kasih dan kerendahhatian-Nya yang tak terhingga. Belajarlah menerima cinta- Nya, dan belajarlah mencintai sesama di dalam kerendahan hati! |
(0.09) | (Yoh 13:21) |
(sh: Menepis kasih (Rabu, 13 Maret 2002)) Menepis kasihUntuk ketiga kalinya dalam pasal ini Yesus menggunakan frasa “Sesungguh-sungguhnya …” (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">16,20,21). Juga Yesus kembali mengejutkan para murid ketika Ia mengatakan bahwa ada di antara mereka yang akan mengkhianati diri-Nya. Meskipun Yesus dikhianati dan diserahkan (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">21), Ia tidak menjadi korban yang pasif. Pada akhirnya bukan musuh-musuh-Nya yang membunuh Yesus, tetapi Yesus sendiri “menyerahkan nyawa-Nya” (ayat sebagian+lain&tab=notes" ver="">19:30). Terhadap kematian Lazarus, Ia menunjukkan kemarahan, terhadap pengkhianatan yang akan membuat-Nya mati, Ia menunjukkan kesedihan yang dalam. Keduanya menunjukkan kasih-Nya yang dalam, pertama kepada manusia (Lazarus), kedua kepada Allah. Di dalam kasih kepada Allah itu tercakup kasih-Nya yang tanpa syarat kepada para murid-Nya, termasuk kepada Yudas. Kasih itu menjadi kesedihan yang dalam karena ditolak dan dikhianati. Para murid bertanya-tanya, siapa yang akan melakukan hal sekeji itu. Maka, seorang murid yang dikasihi Yesus bertanya kepada-Nya. Yesus menjawab dengan simbol bahwa yang akan mengkhianati-Nya adalah orang yang dicintai-Nya. Yesus menunjukkan hal tersebut dengan memberikan roti kepada Yudas Iskariot sesudah mencelupkan ke dalam mangkuk yang mungkin berisi anggur. Sesudah peristiwa itu, dikatakan bahwa setan “memasuki” Yudas Iskariot. Tindakan Yesus bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, tindakan Yesus sungguh mencurahkan seluruh kasih-Nya kepada Yudas dan berusaha menarik Yudas kepada-Nya. Di sisi lain, tindakan itu merupakan suatu kesempatan bagi Yudas untuk memutuskan apa yang harus dipilihnya. Bila ia tidak memilih Yesus, tindakan cinta menjadi permulaan penghakiman dan penghukuman baginya. Sayang sekali, setanlah yang akhirnya dituruti oleh Yudas. Yudas Iskariot, yang dicintai Yesus, menerima roti itu, tetapi menepis cinta-Nya. Perintah Yesus agar Yudas segera melakukan apa yang akan dia kerjakan memperlihatkan bahwa semakin kejahatan menggalang kekuatan melawan-Nya, semakin penggenapan terang rencana Allah di salib mendekati kenyataan. Yudas segera menuju kehidupan gelap tanpa cinta. Ia makin menjauh dari sang sumber terang dan hidup. Renungkan: Jadikan kasih Ilahi pertimbangan utama dari tiap pilihan Anda. |