Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 321 - 328 dari 328 ayat untuk bunga api (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.05) (Mzm 69:1) (jerusalem: Doa dalam kesesakan) Mazmur ini sebenarnya terdiri atas tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain. Ada dua ratapan yang berlain-lainan iramanya, yaitu Maz 69:2-7,14-16 dan Maz 69:8-13,17-30. Masing-masing keluhan disusul suatu permohonan. Ratapan pertama dibawa oleh seseorang yang dianiaya musuh yang digambarkan dengan bahasa penghebat, Maz 69:5; pendoa hampir putus asa, Maz 69:4. Ratapan kedua diucapkan seorang saleh yang dihina dan diejek justru karena kesalehannya. Bagian ketiga mazmur, Maz 69:30-36 adalah sebuah tambahan yang berupa puji-pujian dan nyanyian syukur, yang diucapkan umat Israel. Perjanjian Baru banyak mengetrapkan Maz 69 pada Yesus, bdk Mat 27:34; Yoh 2:17; 15:25; Kis 1:20; Rom 11:9,10; 15:3.
(0.05) (Kid 1:12) (jerusalem) Dalam bagian ini mempelai perempuan dan mempelai laki-laki bergilir ganti angkat bicara. Mereka sedang bersama. Wangi-wangian yang mahal dan jarang terdapat (narwastu, mur, bunga pacar) mengibaratkan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan itu, Kid 1:12-14. Mereka saling memuji-muji, Kid 1:15-16; 2:1-3. Tempat pertemuan itu kurang jelas. Dikatakan tentang: petiduran sejuk (rindang), Kid 1:16, sebuah istana, Kid 1:17, dan rumah pesta, Kid 2:4+. Sebaliknya, jelaslah apa yang terjadi: kedua kekasih saling memeluk, Kid 2:6, dan mempelai laki-laki mengajak agar kekasihnya jangan dibangunkan orang, Kid 2:7. Ajakan itu menjadi semacam ulangan, Kid 3:5 dan Kid 8:3-4. Ajakan itu tidak perlu dianggap kurang sopan, mengingat bahwa lagu-lagu ini adalah syair pesta nikah. Dalam kumpulan syair-syair pernikahan yang tercantum dalam Kidung Agung tidak ada perkembangan atau kemajuan dalam cinta; masing-masing syair melukiskan seluruh pernikahan. Bdk Pengantar.
(0.05) (Bil 17:1) (sh: Tongkat Harun berbunga (Sabtu, 30 Oktober 1999))
Tongkat Harun berbunga

Kali ini konfirmasi Allah memilih dan menetapkan Harun sebagai pemimpin. Allah memiliki berbagai cara meresponi dan menangani ketidaktaatan manusia. Permasalahan yang terjadi sebenarnya berakar dari kesombongan dan ambisi kuat untuk mengambil alih kepemimpinan, khususnya tentang pengangkatan Harun. Allah bermaksud menghilangkan segala bentuk keraguan Israel sekitar pengangkatan Harun tersebut. Cara Allah unik yaitu dengan memberikan suatu tanda bagi mereka yang tak mungkin salah dan keliru (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">2-5). Allah berdaulat, itulah sebabnya dari sekian banyak tongkat para pemimpin suku Israel, tongkat Harunlah yang bertunas serta mengeluarkan bunga dan buah badam (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">8). Dan hal itu menandai pemilihan dan penyertaan Allah atasnya. Hanya dengan kuasa Allah saja semua itu dapat terjadi. Allah memiliki berbagai cara. Pemimpin umat yang sah haruslah didasarkan atas konfirmasi Allah. Sebab selain pemimpin tersebut dipanggil, ia juga diurapi dan diteguhkan Allah dengan kuasa dan tanda.

Renungkan: Tuhan berdaulat menegakkan dan meneguhkan kebenaran-Nya bagi umat-Nya.

Doa: Tolong hamba agar tidak menjadi pesungut, melainkan menjadi penurut pimpinan ilahi.

(0.05) (Ams 1:8) (sh: Perhatikan nasihat ayah-ibu (Selasa, 20 Juli 1999))
Perhatikan nasihat ayah-ibu

Setiap orang-tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Sekalipun pengajaran, pendidikan, nasihat, petunjuk orang-tua berada di bawah urutan otoritas Alkitab, anak seharusnya menaatinya. Orang-tua yang hidup takut akan Tuhan, pasti akan memberikan nasihat yang selaras dengan firman-Nya. Berbekal nasihat orang-tua itu, seorang anak akan belajar membedakan nasihat orang berdosa. Penulis Amsal menasihatkan agar nasihat orang-tua diperlakukan sebagai karangan bunga yang menghiasi kepala dan kalung yang mempercantik leher. Artinya nasihat mereka selalu melekat dan membekali sang anak kemana pun pergi. Nasihat itu juga menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan.

Waspada terhadap nasihat orang berdosa. Di tengah masyarakat, kita temui berbagai petunjuk dan nasihat yang dapat merasuki pikiran dan mendorong kita bertingkah laku sesuai nasihat itu. Biasanya bujukan itu bertujuan menguntungkan diri sekalipun merugikan orang lain. Bisa saja tidak sampai membunuh, tetapi memperdaya, menjatuhkan nama, mencelakakan orang lain; hanya supaya mendapat keuntungan. Berbagai model dapat kita amati di sekitar kita, di mana orang berlomba menggapai sukses dan keuntungan tanpa mempedulikan kepentingan sesama. Hati-hati dengan nasihat orang yang tidak takut akan Tuhan!

(0.05) (Mzm 15:1) (sh: Layak di hadapan Tuhan (Rabu, 19 Februari 2003))
Layak di hadapan Tuhan

Bagaimana kehidupan doa dan ibadah Anda kepada Tuhan? Jika Anda menyejajarkannya dengan ungkapan pemazmur dalam pasal ini, apakah Anda termasuk orang yang boleh menumpang di dalam kemah Tuhan?

Pemazmur menampilkan sejumlah karakter orang yang layak di hadapan- Nya. Kelompok karakter yang pertama (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">2-3) terdiri dari tiga positif: tidak bercela, adil, dan mengatakan kebenaran dengan segenap hati (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">2), dan tiga negatif: tidak menyebar fitnah, tidak berbuat jahat, dan tidak menimpakan cela (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">3). Kelompok karakter yang kedua (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">4-5) terdiri dari dua positif: memandang hina orang yang tersingkir (dari hadapan Allah = orang yang menolak firman Allah) dan memuliakan orang yang takut akan Tuhan (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">4a), dan tiga negatif: tetap setia pada sumpah (yang teledor) walau rugi, tidak meminjamkan uang dengan bunga, dan tidak menerima suap (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">4b,5). Orang yang berkarakter seperti di atas hidupnya berkenan kepada Tuhan (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">5b) Pemazmur menyadari bahwa untuk layak di hadapan Tuhan yang suci, hidup seseorang haruslah suci juga. Masalahnya, siapakah orang yang dapat sempurna sedemikian? Jawabannya, jelas tidak ada. Seperti yang sudah diulas dalam Mazmur 14, tidak seorang pun yang baik, apalagi mencari Allah. Yang melayakkan seseorang di hadapan Allah adalah anugerah dan kasih Allah.

Mazmur ini menunjukkan kepada kita betapa erat hubungan antara doa dan hidup, antara ibadah dan melaksanakan kehendak-Nya. Tidak ada doa dan ibadah yang benar kalau itu tidak dipersiapkan dan didukung hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.

Renungkan: Kesungguhan ibadah Kristen terletak dalam kasih. Kasih harus mendukung ibadah kita dan sebaliknya, ibadah harus bermuara dalam kasih. Kasih Kristus harus selalu menjadi sumber pertobatan kita setiap kali kita datang menghadap-Nya dalam doa dan ibadah.

(0.05) (Mzm 103:1) (sh: Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya (Senin, 17 Oktober 2005))
Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya

Zaman sekarang sulit menjumpai orang yang tulus hati di dalam memuji. Kebanyakan pujian hanya berupa lips service untuk menyenangkan orang bahkan Tuhan. Hanya orang yang pernah mengalami kasih karunia dan kasih setia Tuhan yang mampu memuji Tuhan sepenuh hati. Hal itu yang diungkapkan oleh pemazmur (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">1). Pemazmur memuji Tuhan karena dua hal utama, yaitu karena pengampunan-Nya luar biasa (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">3-4) dan karena kebaikan-Nya atas orang-orang yang sudah diampuni juga luar biasa (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">5).

Pengampunan Tuhan luar biasa. Tuhan yang adil seharusnya menghukum setiap dosa setimpal (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">6). Namun, Tuhan sangat mengasihi manusia. Ia sadar tidak ada seorang pun dalam kefanaannya (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">14) yang mampu bertahan terhadap hukuman dahsyat dosa. Oleh karena itu, Tuhan melakukan tindakan yang radikal: Ia mengampuni dosa. Pemazmur menggambarkan pengampunan Tuhan dengan dua ilustrasi yang indah. Kasih setia Allah itu setinggi langit dari bumi (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">11) dan pengampunan-Nya itu sejauh timur dari barat (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">12). Keduanya adalah jarak-jarak terjauh yang bisa dibayangkan manusia. Pemazmur menggambarkan rangkulan kasih Allah bagaikan pelukan bapa kepada anak-anaknya (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">13).

Kebaikan Tuhan luar biasa. Kepada manusia yang fana, bagaikan bunga rumput yang hanya mekar sekejab kemudian layu, Tuhan menyatakan kasih karunia yang kekal (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">17-18). Oleh sebab itu, kefanaan manusia tidak menyebabkan dirinya tidak berarti. Justru hari-hari singkat manusia yang percaya kepada-Nya menjadi penuh dengan semangat kemudaan yang hidup dalam berkarya bagi Dia.

Di dalam Kristus, kita telah menerima pengampunan tuntas dan oleh Roh-Nya kita menikmati hidup yang bermakna. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan anugerah yang begitu besar, sebaliknya bersama dengan segenap makhluk ciptaan-Nya kita menggemakan pujian hanya bagi Dia (ayat bunga+api&tab=notes" ver="">20-22).

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.05) (Yer 20:7) (sh: Teladan Yeremia (Minggu, 1 Oktober 2000))
Teladan Yeremia

Sepintas Yeremia nampak seperti orang yang tidak menyenangkan karena selalu cemberut, selalu mengeluh, dan selalu memberitakan penghukuman. Ketika kita membaca kata-kata Yeremia kepada Allah setelah ia dipasung oleh imam Pasyur, hampir selalu terdengar sungut-sungut atau keluhan di dalam perkataannya. Puncak keluhan Yeremia terjadi ketika ia mengharapkan ibunya melakukan aborsi saat ia masih dalam kandungan (17) dan menyesali mengapa ia keluar dari kandungan ibunya hidup-hidup (18).

Harus diakui bahwa kehadiran orang yang selalu mengeluh akan membuat kita lelah dan jengkel. Namun demikian dari keluhan-keluhan Yeremia kita bisa mendapatkan 2 pengajaran. Pertama, segala sesuatu yang dikeluhkan berdasarkan kenyataan. Dia sungguh-sungguh kesakitan dan didera berbagai kesulitan. Bila dibandingkan dengan kehidupan Yeremia, kehidupan kita bagaikan kebun bunga mawar. Seandainya kita berada dalam posisi Yeremia, kita pun pasti melakukan apa yang ia lakukan. Yeremia memberikan teladan yang indah buat kita yaitu meskipun banyak mengeluh karena sering mengalami depresi dan tekanan mental, ia tetap setia kepada Allah. Ia tetap memberitakan firman-Nya meskipun ia tahu bahwa mereka tidak akan mendengarkan, bahkan akan semakin mengalami kesulitan dan kesakitan. Yeremia tetap berkomitmen kepada Allah walaupun masalah menggunung. Kedua, ketika Yeremia mengeluh, Allah mendengarkan. Allah tidak menjadi marah atau kehilangan kesabaran sehingga menganggap sepi keluhannya.

Renungkan: Situasi dan kondisi bangsa kita berpotensi untuk menyebabkan Kristen mengalami apa yang dialami oleh Yeremia. Karena itu, ketika kita mengalami kepedihan dan kesakitan carilah telinga Allah. Ketika sesama kita yang mengalami kepedihan dan kesakitan,

jadilah telinga Allah bagi mereka.

Bacaan untuk Minggu ke-16 sesudah Pentakosta Yehezkiel 33:7-9 Roma 13:8-10 Matius 18:15-20 Mazmur 119:33-40 Lagu: Kidung Jemaat 438

(0.05) (Yak 1:1) (sh: Arti “bersukacita” yang sesungguhnya (Sabtu, 2 Juni 2001))
Arti “bersukacita” yang sesungguhnya

Benarkah himbauan: “Tetaplah bersukacita ketika Anda terpaksa kehilangan pekerjaan tetap akibat penolakan Anda melakukan KKN dalam perusahaan”, merupakan aplikasi yang tepat dari pernyataan Yakobus (2)? Tidak sepenuhnya benar, bila hanya sebatas pengertian bahwa Kristen harus meminimalkan dukacita yang dialaminya dan bersikap seolah-olah tidak pernah merasakan sedih, pedih, merintih, dan menangis. Benarkah bahwa Kristen tidak boleh berdukacita akibat pencobaan yang dialaminya? Apakah harus bersikap naif terhadap dukacita yang dialaminya?

Tidak benar demikian! Dalam menghadapi pencobaan dan pergumulan yang berat, Kristen harus hidup dalam dunia realita. Namun tidak terhanyut dalam perasaan yang menekan, gagal, dan suasana perkabungan. Mengapa demikian? Karena ada satu keyakinan bahwa pencobaan yang dialaminya diizinkan Tuhan untuk menguji imannya dan mendewasakan kehidupan rohaninya (3-4). Kristen mengalami proses pergumulan dari dukacita menjadi sukacita yang bukan bergantung pada situasi yang telah berubah menjadi menyenangkan, tetapi semata bergantung kepada pengenalan akan Allah yang memiliki tujuan mulia dan mampu memberi kekuatan untuk menghadapi segala pencobaan. Itulah sebabnya kata ‘berbahagia’ yang dipakai Yakobus bukan berdasarkan dukungan secara material tetapi kekayaan rohani, sehingga mampu menempatkan pencobaan sebagai batu uji iman (2-3). Progresif pengenalan seseorang akan Allah menolong dia menyikapi pencobaan dengan hikmat.

Bagaimana dengan seseorang yang tidak memiliki hikmat? Yakobus pun membahas dalam suratnya (5-8). Orang yang kekurangan hikmat hendaknya datang kepada sumber hikmat, Allah sendiri, yang tidak pernah kekurangan hikmat, atau terlalu pelit memberikannya kepada yang memintanya dengan iman.

Pencobaan tidak kenal status sosial, baik orang kaya ataupun orang miskin. Penggambaran status yang sama rendah dan fana seperti bunga rumput yang segera layu (9-11)

Renungkan: Pencobaan dan pergumulan apakah yang sedang Anda alami saat ini? Bagaimana Anda memandang dan menyikapinya, sangat bergantung pada persepsi Anda tentang pencobaan tersebut. Renungkan kata-kata Yakobus dalam suratnya ini!



TIP #08: Klik ikon untuk memisahkan teks alkitab dan catatan secara horisontal atau vertikal. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA