Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 3141 - 3160 dari 3202 ayat untuk harus ia AND book:[1 TO 39] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12) (Yes 11:1) (sh: Pemulihan (Senin, 20 Oktober 2003))
Pemulihan

Pemulihan. Teks Alkitab hari ini berbicara mengenai pemulihan, mengenai suatu awal yang baru. Begitu indah kedengarannya: permulaan yang baru. Paling tidak ada tiga macam pemulihan yang dijanjikan oleh Allah, yang semuanya berkaitan dengan pemulihan hubungan. Setelah kehancuran, akan muncul sebuah tunas baru dari tunggul sebuah pohon. Tunas itu adalah keturunan Daud, seorang pemimpin yang akan menjadi wakil Allah yang setia di bumi. Pemulihan pertama adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah (ayat 1-5). Hal ini dinyatakan dengan seorang pemimpin manusia yang menaati Allah, yang digerakkan oleh Roh Allah. Ia tidak dapat melaksanakan tugasnya bila Roh Allah tidak menyertainya. Roh itulah yang memberikannya kemampuan dan ketaatan untuk menjadi seorang pemimpin yang berkenan di hadapan Allah, memulihkan masalah hukum dan keadilan.

Pemulihan kedua adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan alam (ayat 6-9). Di sini pertama-tama dilukiskan adanya sebuah harmoni antara alam dengan alam itu sendiri. Namun, dinyatakan juga bahwa manusia dan alam tidak akan bermusuhan lagi. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, alam menjadi musuh manusia. Pada akhirnya, hubungan antara manusia akan alam dipulihkan. Baik manusia maupun alam bercengkerama dan memuliakan pencipta mereka.

Pemulihan ketiga adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan manusia (ayat 10-16). Sisa-sisa orang yang selamat akan dihimpunkan lagi, dan hubungan antara Yehuda dengan Efraim/Israel dipulihkan. Komunitas diperbarui untuk bersama-sama bersyukur kepada Allah yang menyelamatkan mereka.

Renungkan: Pemulihan total baru akan terjadi ketika Kristus datang kedua kali. Hari ini, jadilah agen pemulihan Allah dengan mengajak satu orang teman Anda memulihkan hubungannya dengan Allah, alam dan sesama.

(0.12) (Yes 19:1) (sh: Tuhan, Allah bagi semua manusia (Rabu, 17 Oktober 2012))
Tuhan, Allah bagi semua manusia

Judul: Tuhan, Allah bagi semua manusia
Pada abad ke-5 SM, sejarawan Yunani yang bernama Herodotus berkata bahwa Mesir merupakan "berkat dari sungai Nil". Artinya tanpa sungai Nil, tidak akan ada negeri Mesir karena daerah ini menjadi daerah yang tidak dapat dihuni manusia. Juga bukan tempat yang baik untuk bercocok tanam serta menggembalakan ternak.

Orang Mesir percaya bahwa sungai Nil merupakan ciptaan dan pemberian para dewa yang mengasihi mereka. Jika dikaitkan dengan pernyataan Herodotus tadi, maka negeri Mesir merupakan berkat dari para dewa kepada penduduknya melalui pemberian dan pemeliharaan sungai Nil. Namun, dalam perikop ini dikatakan bahwa Tuhan datang ke Mesir (1) dan menyebabkan sungai Nil menjadi kering (5-7). Tentu saja kehidupan orang Mesir akan menjadi terganggu dan terancam (8-10). Kisah ini menggambarkan kekuasaan Tuhan yang mengalahkan kekuasaan ilah-ilah Mesir (berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya). Dikuasainya sungai Nil menggambarkan bahwa seluruh dewa Mesir telah dikalahkan. Ini juga memperlihatkan bahwa dewa-dewa tersebut merupakan ilah-ilah yang mati. Lagi pula sungai Nil bukanlah pemberian para dewa, melainkan ciptaan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu Tuhan adalah Allah yang harus disembah oleh seluruh umat manusia di bumi.

Setelah Tuhan menyatakan diri kepada orang Mesir, maka "pada waktu itu akan ada mezbah bagi Tuhan di tengah-tengah tanah Mesir" (19). Juga akan ada pertobatan! Tuhan mengirimkan juruselamat yang akan menyelamatkan mereka. Cerita perikop ini sama seperti cerita Yunus. Seperti dulu kota Niniwe bertobat, demikian juga negeri Mesir, negeri penyembah berhala tersebut, jadi "mengenal Tuhan" dan menyembah kepada-Nya. Terdapat sebuah jalan damai yang menghubungkan antara Asyur, Israel, dan Mesir. Semuanya menyembah kepada TUHAN.

Inilah tanda-Nya bahwa Allah mengasihi seisi dunia, yaitu dengan mengirimkan Juruselamat bagi manusia supaya bertobat dan datang kepada-Nya. Tak perlu seorang pun ragu karena Tuhan adalah Allah bagi semua bangsa.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/10/17/

(0.12) (Yes 23:1) (sh: Kesombongan manusia (Kamis, 9 September 2004))
Kesombongan manusia

Kesombongan manusia. Pasal ini merupakan nubuat Nabi Yesaya tentang apa yang akan terjadi pada Tirus dan Sidon. Tirus ialah sebuah kota yang kaya terletak di pesisir Laut Tengah dan selama berabad-abad menjadi kota yang diagungkan karena perdagangannya yang terkenal di belahan dunia pada waktu itu. Keterangan tentang Tirus dapat dibaca dari kitab Yosua yang menyebutkan Tirus sebagai kota yang kuat (Yos. 19:29). Selain itu, Tirus menjadi musuh Israel pada pemerintahan Daud dan Salomo. Pada awalnya Tirus ialah sebuah kota jajahan dari Sidon, tapi kemudian Tirus lebih terkenal melebihi Sidon.

Sedangkan, Sidon adalah kota pelabuhan yang terkenal pada waktu itu. Sidon memiliki dua pelabuhan utama yang menguasai rute pelayaran kapal-kapal dagang melalui laut. Pada waktu itu, Sidon merupakan kota pertahanan bangsa Kanaan (ayat 2-4). Tetapi, ketenaran, kekuatan dan kesombongan yang dimiliki oleh Tirus dan Sidon akan dihapuskan oleh Allah, karena mereka telah menjadi sombong atas kemampuan mereka itu (ayat 6-9). Tirus dan Sidon akan hancur, dan tempat kebanggaan mereka yaitu benteng dan pelabuhan tidak terlihat lagi (ayat 10,11). Tirus akan diserahkan kepada binatang-binatang gurun untuk dimusnahkan (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">13b). Benteng-benteng pertahanan Tirus sebagai lambang kekuatan mereka akan hancur (ayat 14). Kesombongan manusia akan luntur oleh keMahakuasaan Allah. Meskipun begitu, Allah akan menyediakan pemulihan Tirus kembali setelah lewat masa yang ditentukan-Nya yaitu tujuh puluh tahun (ayat 17). Inilah janji pemulihan yang Allah berikan kepada Tirus dan Sidon.

Manusia diciptakan penuh potensi oleh Tuhan bukan untuk menyombongkan dirinya, tapi untuk memuliakan nama-Nya. Kitab Mazmur menyebut orang-orang yang sombong sebagai musuh Allah (Maz. 22:30). Kita dipanggil menjadi anak-Nya untuk mengakui Tuhan di setiap bidang kehidupan kita (Ams. 3:6) maka Ia akan menunjukkan jalan-Nya kepada kita.

Renungkan: Kesombongan mengakibatkan kehancuran. Anak Tuhan juga tidak luput dari hukuman Tuhan kalau menyombongkan diri.

(0.12) (Yes 27:1) (sh: Kemenangan telak (Senin, 13 September 2004))
Kemenangan telak

Kemenangan telak. Di hari Tuhan yang dahsyat kelak, Allah akan bertindak dengan pedang-Nya yang ampuh (ayat 1), membuat Israel menjadi kebun anggur yang elok, memusnahkan semua ibadah palsu (ayat 9). Itulah masa ketika penuaian besar akan terjadi (ayat 12).

Allah telah menjanjikan pemulihan total atas umat yang setia kepada-Nya sejak ps. 24. Dalam pasal inilah diceritakan bahwa kemenangan telak umat Allah atas musuh mereka dinyatakan. Kata "pada waktu itu" menjelaskan dua hal. Pertama, menunjuk kepada waktu yang pasti ketika semua musuh Allah dikalahkan dan umat-Nya merayakan kemenangan telak. Hal ini menyatakan bahwa Allah yang sesungguhnya berperang bagi Israel. Allah juga yang mengalahkan "ular naga" dari laut. Ular naga adalah lambang kejahatan dari bangsa-bangsa yang melawan Allah (ayat 1). Kedua, memberitahukan tentang hasil kebun anggur yang telah berubah. Kebun anggur ini bukan menghasilkan buah yang tidak berguna lagi melainkan buah anggur yang dapat dinikmati seluruh dunia. Pembalikan keadaan "kebun anggur" ini menyatakan Israel akan berkembang dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2-6 band. harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5:1-7). Perbuatan Allah yang memulihkan keadaan Israel ini menyebabkan hadirnya sukacita dan pujian dari umat-Nya (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">13). Pada saat itu Allah juga akan menghapuskan semua dosa dari Israel dan memberikan keselamatan kepada mereka (ayat 9). Nabi Yesaya juga menubuatkan bahwa Allah akan menyatukan kembali orang-orang Israel yang telah terserak ke wilayah lain akibat peperangan dan kekalahan yang mereka alami menjadi satu bangsa yang utuh (ayat 11-12).

Kita dapat bersukacita karena Yesus telah menang atas maut ketika Ia mati dan bangkit dari kematian. Kemenangan Yesus inilah yang menjadi dasar kemenangan telak bagi kita yang kelak dinyatakan pada hari Yesus datang kembali kedua kali. Kenyataan ini menjadikan kita dapat bersukacita dan memuji Tuhan selama-lamanya (Wahyu 11:15).

Camkan: Keikutsertaan dalam perayaan dan kemenangan telak atas maut ialah iman di dalam Yesus.

(0.12) (Yes 33:1) (sh: Mazmur bagi sang penolong sejati (Selasa, 21 September 2004))
Mazmur bagi sang penolong sejati

Mazmur bagi sang penolong sejati. Sifat mazmur kita rasakan dalam pasal ini. Ciri utamanya ialah pujian kepada Allah dalam suasana penyembahan. Seiring dengan pemahaman akan kedaulatan Allah, cercaan celaka ditujukan kepada musuh-musuh-Nya (ayat 1) seiring dengan itu takut akan Allah menjadi keunikan umat-Nya (ayat 6).

Mengapa menaikkan pujian bagi Allah? Pertama, karena Ia akan mengadakan keadilan bagi umat-Nya dengan menyediakan masa damai. Hal ini didapatkan umat Allah karena mereka memiliki "takut akan Tuhan" yang menimbulkan hikmat dan pengetahuan (ayat 5-6). Kedua, karena Allah akan "bangkit" untuk melenyapkan manusia yang mengingkari perjanjian-Nya (ayat 7-9). Orang berdosa dan murtad, suku bangsa dan bangsa-bangsa gemetar oleh karena keperkasaan-Nya (ayat 10-14). Ketiga, karena Allah membela orang-orang yang hidup dalam kebenaran, tidak menerima suap, tidak turut dalam kejahatan meski mereka hidup dalam masyarakat yang bobrok moralnya. Orang-orang demikian akan ditinggikan-Nya sehingga kedudukan mereka kuat dan kokoh. Selain itu Tuhan memelihara hidup mereka dengan menyediakan kebutuhan hidupnya (ayat 15-16). Keempat, karena Allah akan memberkati kediaman umat-Nya menjadi tempat yang kuat dan aman sehingga semua orang akan melihatnya sebagai tempat keselamatan, tempat nama Allah dimuliakan, tempat sukacita, tempat keadilan (ayat 17-24).

Dapatkah kita menyadari pertolongan Tuhan tatkala kesesakan terasa menghimpit? Pertolongan Tuhan pada umat-Nya tidak terbatas pada zaman Nabi Yesaya saja atau hanya diberikan bagi umat Israel pada waktu itu saja, tetapi juga dapat kita terima pada masa kini. Bagaimana caranya? Kita berseru memohon pertolongan Tuhan. Takut akan Tuhan karena hal ini mendatangkan hikmat dan pengetahuan yang memberikan penyelesaian bagi masalah. Tetap setia menjalankan firman Tuhan meski keadaan sekitar kita "rusak".

Renungkan: Andalkan Tuhan dalam kesesakan. Jadikan kegelapan hidup melahirkan pujian tentang kemuliaan Tuhan.

(0.12) (Yes 43:1) (sh: Anugerah penyertaan Tuhan (Rabu, 6 November 2013))
Anugerah penyertaan Tuhan

Judul: Anugerah penyertaan Tuhan
Tuhan adalah Allah yang beranugerah. Walaupun umat-Nya tidak layak untuk mendapat penyertaan-Nya, namun dalam kemurahan-Nya Allah tetap menyertai dan melindungi mereka. Nas hari ini memperlihatkan bahwa dalam pembuangan Allah tetap menyertai dan melindungi mereka.

Pada ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">42:25 Allah menumpahkan murka kepada umat yang tidak mau mengikuti jalan-Nya dan menghanguskan mereka. Namun, Allah menyatakan bahwa Ia tetap menyertai dan melindungi umat yang sedang Ia hukum. Inilah anugerah! Allah setia dengan perjanjian-Nya. Allah telah menciptakan dan membentuk Israel, Ia telah menebus dan memanggil Israel dengan nama-Nya, dan mereka adalah kepunyaan-Nya (1). Oleh karena itu, dalam murka Ia tetap mengingat kasih sayang (bnd. doa Habakuk, Hab. 3:2), dan menyelamatkan umat-Nya dari air maupun api. Kontras antara air dan api merupakan sebuah idiom yang menyatakan totalitas dari kesulitan.

Penyertaan Tuhan juga dilandasi oleh apa yang telah Ia lakukan bagi umat-Nya di masa yang lampau. Istilah "TUHAN, Allah-mu" merupakan istilah yang dipakai dalam Keluaran (Kel. 20:2), untuk menyatakan penebusan yang telah dilakukan-Nya. "Yang Mahakudus, Allah Israel, " adalah istilah yang secara khusus Yesaya pakai untuk Allah, menyatakan realitas kekudusan Allah dan relasinya dengan Israel. Kedua istilah ini memberikan penghiburan. Walaupun Allah murka karena kekudusan telah dilanggar, relasi perjanjian-Nya dengan Israel tetap bertahan. Allah setia dengan kasih-Nya, maka Ia akan menyelamatkan Israel walau harus menghancurkan bangsa lain (4). Semua ini karena umat-Nya merupakan orang yang disebut dengan nama-Nya, yang telah Ia ciptakan untuk kemuliaan-Nya.

Puji Tuhan! Walaupun kita umat Allah yang sering tidak taat, Allah tetap memberikan anugerah penyertaan-Nya dan melindungi kita. Marilah kita bersyukur untuk anugerah-Nya yang begitu luar biasa ini. Berbaliklah dari dosa kita dan berkomitmenlah untuk lebih taat lagi kepada-Nya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

(0.12) (Yes 44:9) (sh: Kebodohan penyembah berhala (Senin, 1 Agustus 2005))
Kebodohan penyembah berhala

Kebodohan penyembah berhala Saat ini peradaban manusia semakin maju dan teknologi pun makin canggih, namun kepercayaan kepada dunia mistis masih dipegang oleh cukup banyak orang. Buktinya masih banyak orang yang mendatangi tempat-tempat keramat untuk meminta berkat.

Pada nas ini, kita membaca penilaian Allah tentang beberapa tindakan para penyembah dan pembuat ilah. Baik pembuat patung berhala maupun penyembahnya adalah orang-orang bodoh yang melakukan hal yang sia-sia (ayat 9). Pertama, siapakah para pembuat patung sesembahan itu? Bukankah mereka manusia ciptaan Allah. Sungguh tidak masuk di akal manusia menciptakan `allah' (ayat 10-11)!

Kedua, bagaimana mungkin orang menyembah kepada patung buatan tangannya sendiri. Baik dari bahan besi maupun dari kayu, berhala-berhala itu adalah benda mati yang dibuat dan diperlakukan sekehendak si pembuat (ayat 12-16). Sungguh ironis, kayu yang sama yang dipakai untuk membuat patung sesembahan dipakai juga menjadi kayu api untuk berdiang atau untuk membakar roti! Dan kayu itu kemudian disembahnya (ayat 17)! Allah menyebutkan mereka adalah orang yang tidak mengetahui dan tidak mengerti apa-apa hanya berpegang pada kayu kering dan dusta (ayat 18-20).

Penyembah berhala ialah mereka yang mengagungkan sesuatu yang fana lebih tinggi daripada Tuhan. Pembuat berhala adalah mereka yang mengadakan penyesatan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dua kebodohan itu akan menuai murka Allah sebab telah melanggar perintah Allah ke-1 dan ke-2 (lih. Kel. 20:1-6) dan menolak bergantung pada Allah (lih. Yos. 24:20). Seperti Yosua yang menantang bangsa Israel untuk memilih Allah Israel atau dewa dewi bangsa Kanaan maka pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah, "Layakkah menempatkan Allah dalam hati dan pikiran kita di tempat no. kesekian padahal Ia sumber hidup kita?"

Camkan: Dungu! Itulah komentar Allah terhadap Anda bila Anda berpaut pada berhala-berhala!

(0.12) (Yes 50:4) (sh: Pelayanan Hamba sejati (Minggu, 21 Februari 1999))
Pelayanan Hamba sejati

Pelayanan Hamba sejati Menjadi hamba Allah berarti bersedia memberi diri secara total untuk diperbarui senantiasa oleh Allah, dan bersedia menghadapi tantangan. Kese-diaan memberi diri total dan sedia menghadapi tantangan adalah kunci keabsahan pelayanan seorang hamba sebagai "mulut" Allah. Hamba Allah tidak berhak menyuarakan suara lain, selain suara Allah sendiri. Bila tidak, ia bukan lagi hamba Allah sejati, tetapi hamba palsu.

Hamba Sejati. Syair yang diungkapkan Yesaya ini mengingatkan kita kepada Yesus Kristus sebagai Hamba Sejati. Apakah rahasianya sehingga Dia dapat memberi semangat baru kepada yang letih lesu? Pertama, Dia memelihara hubungan dengan Bapa di sorga. Dia telah didisiplin untuk mengutamakan Allah dan mendengarkan firman Allah tiap pagi. Maka kata-kata yang diucapkan-Nya pada orang banyak bukanlah kata-kata-Nya sendiri, tetapi kata-kata dari lidah seorang murid. Kedua, Dia telah menerima semua proses pembentukan yang Allah ijinkan. Proses pembentukan itu berat, tetapi melaluinya Dia terbentuk tegar (6,7-9).

Derita Hamba sejati. Hamba Allah yang sejati taat kepada firman dan yang tabah menanggung derita itu memiliki wewenang illahi. Dia kini memanggil orang yang merindukan kebebasan dan mendambakan kehidupan yang berbahagia. Hamba Allah itu kini memperhadapkan kita dengan tawaran: hidup atau mati, terang atau gelap, berkat atau kutuk? Sudahkan Anda masuk dan menikmati karya penebusan Yesus Kristus?

Bukan sekadar percaya. Sekadar menjadi orang percaya adalah perkara mudah. Dibutuhkan kesediaan untuk dicemooh, dipukul, dilukai sebagai konsekuensi ketaatan kepada firman Tuhan. Dalam saat demikianlah hamba Tuhan belajar berteguh hati di dalam Tuhan. Rela menyerahkan diri dididik Tuhan, ditempa keteguhan imannya. Dan yakin bahwa Tuhan tak akan mempermalukan hamba-Nya.

Doa: Tuhan mampukan kami menghadapi penderitaan demi nama-Mu, karena Engkau telah terlebih dahulu menderita untuk kami.

(0.12) (Yes 66:1) (sh: Berfokus kepada Tuhan (Sabtu, 21 Desember 2013))
Berfokus kepada Tuhan

Judul: Berfokus kepada Tuhan
Satu hal yang dibanggakan orang Israel adalah Bait Allah yang megah. Namun Tuhan mengingatkan, seperti doa Raja Salomo saat penahbisan Bait Suci (1Raj. 8:27), bahwa bait itu tak ada artinya untuk Tuhan karena segala sesuatu di alam semesta ini adalah milik-Nya.

Dalam perikop ini, Yesaya sekali lagi mengangkat tema tentang penyembahan yang salah. Ia mengingatkan rakyat Yehuda bahwa tak ada gunanya mencoba menyogok Tuhan dengan kebaikan-kebaikan dan ritual keagamaan kalau hati mereka tidak dengar-dengaran akan Tuhan yang melihat menembus tindakan kita langsung ke lubuk hati terdalam.

Yesaya 66:2 menggaungkan penyataan diri Tuhan pada Yesaya 57:15. Ia ingin umat-Nya mengenal betul siapa Dia sehingga dari pengenalan itu akan lahir hati yang baru, yang selaras dengan pribadi-Nya. Sebagaimana Ia adalah Allah yang "bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, " maka seyogianya orang-orang yang telah ditebus-Nya juga berbuat hal yang sama. Jika kita sungguh mengenal Allah yang kita sembah, maka apa yang menyenangkan hati-Nya akan menyenangkan hati kita; sebaliknya, apa yang mendukakan hati-Nya akan mendukakan hati kita juga.

Mengikut jalan kebenaran bukanlah pilihan yang populer. Orang-orang terdekat kita pun bisa menjadi jerat untuk menjauhkan kita dari Tuhan. Pada ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5, Tuhan memberikan peneguhan kepada anak-anak-Nya yang "gentar kepada firman-Nya" agar tetap menjaga fokus yang tunggal kepada Dia kendati cobaan hidup datang merayu kita agar memilih kenikmatan dunia, kehormatan, dan ketenaran, ketimbang mengikut jalan Tuhan. Berhati-hatilah! Hal ini bisa terjadi baik di tengah dunia maupun di dalam gereja sekalipun. Si Jahat dengan berbagai cara akan memakai tipu dayanya agar kita berfokus pada hasil sebagai bukti penyertaan Tuhan (5). B. Chapell mengingatkan, "Kita dipanggil untuk hidup bagi Tuhan bukan cuma ketika kita harus mengorbankan segalanya, tetapi juga ketika [karya kita] tampaknya tidak mengubah apa pun."

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

(0.12) (Yes 66:17) (sh: Mari beritakan Injil (Senin, 5 September 2005))
Mari beritakan Injil

Mari beritakan Injil Perintah memberitakan Injil bukan terdapat di Injil Matius saja melainkan di Kitab Yesaya juga. Mengabarkan Injil berarti menceritakan kasih Allah bagi manusia yang Ia wujudkan dalam pengurbanan Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia.

Perintah untuk mengabarkan Injil itu ditujukan Allah kepada umat-Nya, yaitu orang-orang yang setia kepada Tuhan dan yang teguh menaati firman-Nya. Umat-Nya terdiri dari orang banyak dari berbagai bangsa, suku, dan bahasa. Meskipun orang-orang itu berasal dari budaya dan bahasa yang berbeda, namun mereka memiliki persamaan, yaitu mereka telah ditandai Tuhan sebagai milik-Nya (ayat 18-19). Tanda itu tampak di dalam sikap mereka menguduskan diri dengan tidak mengikuti perbuatan dosa yang dilakukan orang-orang di sekitar mereka. Mereka menolak mengikuti perintah para dewa sesembahan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (ayat 17).

Sasaran pengabaran Injil itu ialah orang-orang yang be-lum pernah mendengar tentang Tuhan dan orang-orang yang tidak mengenal-Nya. Allah menghendaki Injil diberitakan kepada bangsa-bangsa yang disebut sebagai bangsa Tarsis (keturunan Benyamin; 1Taw. 7:10), Pul (Bangsa Asyur; 2Raj. 15:19) dan Lud (keturunan Sem; Kej. 10:22), Mesekh (keturunan Yafet; Kej. 10:2) dan Rosh, Tubal dan Yawan, serta orang yang mendiami pulau-pulau yang jauh. Tujuan Injil diberitakan kepada segala bangsa adalah agar mereka memilih kemuliaan-Nya, kemegahan-Nya, dan kuasa-Nya (Yes. 66:19-23), sebaliknya mereka yang menolak berita ini akan binasa (ayat 24).

Indonesia dengan begitu banyak pulau, suku, budaya, dan bahasa di dalamnya adalah juga target dari Injil kasih karunia Allah tersebut. Berdoalah bagi pekabaran Injil di Indonesia dan bersiagalah bila Allah menginginkan Anda bersaksi tentang-Nya.

Renungkan: Siapa lagi yang mengabarkan Injil kalau bukan kita?

(0.12) (Yer 20:1) (sh: Penghiburan dan perintah (Sabtu, 30 September 2000))
Penghiburan dan perintah

Penghiburan dan perintah. Inilah peristiwa kekerasan fisik pertama yang diderita oleh Yeremia. Imam Pasyur memukul Yeremia di depan umum dan kemudian memasungnya di pintu gerbang Benyamin di atas rumah Tuhan. Pasung tidak hanya dimaksudkan untuk mengikat Yeremia namun juga untuk menghukumnya. Sebab pasung itu akan membuat leher, lengan, dan kaki Yeremia sakit luar biasa. Yeremia mengalami kesakitan fisik, penghinaan, pembrangusan, serta pembatasan gerak. Namun apakah dengan demikian kebenaran firman Tuhan dapat dibendung dan diberangus? Tidak! Kekuatan firman Tuhan tidak bergantung pada Yeremia yang memberitakannya. Yeremia dapat ditundukkan dan dikuasai oleh imam Pasyur yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan lebih tinggi. Namun firman-Nya mempunyai kekuatan luar biasa yang justru akan menguatkan dan memampukan Yeremia untuk tetap memberitakan firman-Nya. Otoritasnya tidak akan berkurang walaupun dibantah dan dibendung oleh manusia dengan kedudukan dan kekuasaannya, karena berasal dari Allah

Pelepasan dirinya diyakini Yeremia sebagai kesempatan untuk tetap memberitakan firman Allah. Karena itu ia langsung menegaskan kembali rencana penghukuman atas Yehuda (4-5). Bahkan kini ditambah dengan penghukuman atas Imam Pasyur yang dengan kedudukannya mencoba memasung dan menghentikan kebenaran firman-Nya. Yeremia berani dan mampu melakukan itu karena firman Tuhan yang menguasainya (bdk. harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">15:16).

Inilah berita penghiburan sekaligus perintah kepada Kristen di Indonesia. Kristen boleh diberangus, dibatasi geraknya, atau diberantas, namun kekuatan dan otoritas kebenaran firman-Nya tetap akan terus ada dan bekerja.

Renungkan: Kedudukan, kekuasaan, dan kekuatan lembaga manusia apa pun tidak akan mampu menghentikan dan menghadang kekuatan Injil Kristus yang menyatakan berita anugerah dan penghukuman bagi umat manusia. Sekalipun demikian, Kristen tidak boleh lengah atau menyia-nyiakan kesempatan yang tersedia untuk tetap memberitakan Injil-Nya. Kristen juga tidak boleh gentar sehingga mengendorkan aktivitas penginjilan demi rasa tolerani beragama, atau demi terciptanya keamanan dan ketertiban umum.

(0.12) (Yeh 7:1) (sh: Lenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihat (Minggu, 22 Juli 2001))
Lenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihat

Lenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihat. Ada satu kengerian yang dahsyat dalam perkataan `kesudahanmu tiba' (ayat 2), diikuti dengan `malapetaka datang' dan `waktunya datang' (ayat 7). Waktu demi waktu umat-Nya selalu mendapat kesempatan kedua, penghukuman dibatalkan ataupun ditangguhkan. Namun di tangan Allah yang konsisten, akan tiba saat-Nya dimana palu akan diketukkan.

Yehezkiel berseru `inilah saatnya bagi Yerusalem'. Mereka akan kehilangan pengharapan, ngeri, dan malu (ayat 17). Uang berapa pun jumlahnya tidak akan dapat menyelamatkan (ayat 19). Mereka akan berusaha keras untuk mendapatkan kedamaian namun sudah terlambat (ayat 25). Penderitaan mereka akan bertambah parah sebab pada masa itu 3 sumber kekuatan rohani bagi Israel yaitu penglihatan nabi, pengajaran Taurat Allah, dan nasihat para orang-tua akan lenyap. Hilangnya ketiga sumber itu merupakan pukulan yang lebih dahsyat dibandingkan malapetaka yang didatangkan Allah atas mereka (ayat 10-14). Apa yang akan terjadi pada umat Tuhan jika sumber-sumber kekuatan rohaninya lenyap? Lenyapnya penghiburan, tidak ada lagi bimbingan, dan tidak ada lagi pengarahan akan membuat bangsa ini terus terpuruk ke dalam jurang kehancuran yang lebih dalam (ayat 27). Semuanya serba gelap, tanpa arah, dan tidak ada pengharapan. Betapa mengerikannya jika saat ini tiba.

Renungkan: Apakah umat Tuhan masa kini mungkin mengalami penghukuman berupa lenyapnya sumber-sumber kekuatan rohani? Ya, sebab penglihatan, pengajaran, dan hikmat merupakan karunia Allah sehingga Ia berhak memberikan ataupun menahannya ketika umat-Nya tidak lagi percaya kepada-Nya. Betapa tragisnya bila Allah berhenti berfirman. Karena itu berdoalah agar kelaparan akan firman Allah tidak pernah terjadi sampai Kristus datang kembali.

Bacaan untuk Minggu Ke-7 sesudah Pentakosta

Yehezkiel 2:1-5

II Korintus 12:7-10

Markus 6:1-6

Mazmur 123

Lagu: Kidung Jemaat 49

PA 3 Yehezkiel 2:1-3:15

Pertumbuhan gereja di Indonesia berdampak meningkatnya berbagai aktivitas pelayanan. Untuk mendukung berbagai pelayanan tersebut, banyak Kristen segala usia yang sekarang terlibat di dalamnya. Itu adalah fakta yang menggembirakan. Namun kita harus waspada supaya pelayanan bukan sekadar aktivitas belaka atau bahkan sebagai ajang unjuk kebolehan maupun untuk mendapatkan kedudukan dan kuasa. Oleh karena itu kita perlu mempelajari hakikat pelayanan berdasarkan panggilan Yehezkiel.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Siapa yang berinisiatif dalam pelayanan Yehezkiel (ayat 3)? Kepada siapa Yehezkiel diutus (ayat 3)? Apa yang harus dilakukan oleh Yehezkiel dan siapa yang menentukan (ayat 4)? Kebenaran apa yang Anda dapatkan tentang hubungan Allah dengan pelayanan? Bagaimanakah pelayanan yang selama ini Anda lakukan?

2. Apa yang Yehezkiel alami dan sikap apa yang Yehezkiel perlihatkan (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1:28)? Pentingkah hal-hal itu terjadi sebelum ia mendapatkan panggilan Allah? Apakah ini yang Anda alami sebelum terlibat dalam pelayanan, ceritakanlah! Dengan sebutan apakah Allah memanggil Yehezkiel (ayat 1)? Apa makna sebutan itu? Mengapa sebutan itu senantiasa diulang-ulang? Apa maknanya bagi sikap Yehezkiel dalam menjalankan panggilan-Nya?

3. Apa yang Allah lakukan sebelum Yehezkiel pergi untuk melayani (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3:1)? Apa makna tindakan Allah bagi Yehezkiel pribadi dan pelayanannya? Apa lagi yang Allah perbuat bagi Yehezkiel (ayat 8- 9)? Pada masa kini, bagaimanakah Allah melakukan hal-hal di atas? Bagaimanakah pengalaman Anda dalam hal ini?

4. Apa yang Allah tuntut dari Yehezkiel (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2:6, 8 ; 3:2, 10)? Bagaimanakah Yehezkiel harus memandang keberhasilan dalam pelayanan (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5, 7)? Bagaimanakah konsep keberhasilan pelayanan dalam gereja sekarang?

5. Berdasarkan penggalian di atas bagaimanakah hakikat pelayanan yang benar? Bagaimanakah hakikat pelayanan yang selama ini Anda miliki? Bandingkanlah! Apa yang harus Anda perbaiki dan bagaimana Anda melakukannya?

(0.12) (Yeh 14:12) (sh: Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan (Senin, 30 Juli 2001))
Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan

Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan. Ketika berita bahwa penghukuman atas Yerusalem yang tidak dapat dielakkan diutarakan kepada bangsa Yehuda yang berada dalam pembuangan, mereka yang dalam pembuangan masih mencoba beragumentasi. Argumentasi mereka bukannya tidak berdasar sebab mereka menggunakan kebenaran firman Tuhan yang terdapat dalam Kejadian 18. Allah memperhatikan doa Abraham dan berjanji akan membatalkan penghukuman atas Sodom dan Gomora jika ada 10 orang benar hidup dalam kota Sodom. Terhadap Sodom saja Allah mau menunjukkan kemurahan-Nya apalagi terhadap bangsa-Nya yang sudah dipilih, dipanggil, dan diberikan tanah Perjanjian. Mereka berkeyakinan bahwa Allah pasti akan membatalkan penghukuman-Nya karena masih ada beberapa orang benar di Yerusalem. Apakah demikian?

Firman Allah kepada Yehezkiel menegaskan bahwa Yehuda yang ada di Yerusalem sudah sampai pada tahap dimana pengampunan tidak mungkin diberikan lagi. Pintu kesempatan sudah ditutup. Allah sangat serius dalam pernyataan-Nya sebab Ia menyebutkan tiga tokoh besar dalam sejarah Israel yaitu Nuh, Daniel, dan Ayub. Mereka adalah orang yang setia dan taat kepada Allah walaupun situasi dan kondisi menekan dan memaksa mereka untuk berlaku tidak setia. Namun kebenaran mereka tidak dapat membatalkan penghukuman Allah atas Yehuda. Kebenaran seseorang tidak dapat menyelamatkan orang lain yang tidak benar. Allah sangat konsisten dengan prinsip ini. Walau penghukuman dijatuhkan, tetap akan ada orang-orang yang terluput dari penghukuman yaitu orang-orang yang benar (ayat 22- 23).

Ketika kita mencoba memahami dan menerima prinsip ini memang tidak mudah. Yehezkiel sendiri pun nampaknya bersedih atas apa yang akan menimpa Yehuda yang ada di Yerusalem. Allah dengan kesetiaan-Nya menjanjikan penghiburan yang akan membuat Yehezkiel memahami prinsip Allah (ayat 22-23).

Renungkan: Kesempatan tidak selalu ada. Keputusan Allah tidak selalu akan dapat kita pahami. Kita tidak perlu merisaukan dan memperdebatkan masalah itu. Prioritas utama kita adalah bagaimana agar kesempatan pertobatan atas bangsa kita tidak ditutup dan keputusan Allah yang kadang sulit untuk kita pahami tidak dijatuhkan.

(0.12) (Yeh 18:21) (sh: Konsekuensi kekal (Minggu, 2 September 2001))
Konsekuensi kekal

Konsekuensi kekal. Perkembangan pemikiran argumen Yehezkiel dari ayat sebelumnya kini menuju kepada saran bahwa pribadi tidak perlu hidup di bawah bayang-bayang dosa para pendahulunya. Jika ia dapat berbalik dari dosa bapaknya, dia dapat pula berbalik dari dosa pribadinya (ayat 21-22). Bagaimana pun logika yang disampaikan oleh Yehezkiel ini bukanlah logika semu. Alasan dibalik semua pernyataannya adalah Allah menginginkan manusia untuk bertobat.

Hukum pertanggungjawaban pribadi yang telah Yehezkiel uraikan ini sangat jelas, sehingga setiap manusia dapat memiliki pilihan untuk hidup berkenan kepada Allah atau tidak. Dan manusia meninggalkan setiap jejak yang tidak hanya berimplikasi temporal, namun berkonsekuensi kekal karena Allah akan menghakimi setiap orang menurut jalannya (ayat 30).

Kombinasi dari fakta dan pengetahuan tentang Allah yang tidak menghendaki kematian seseorang (ayat 32) telah memimpin Yehezkiel kepada seruan terhadap manusia di dalam nama Allah agar yang tersesat segera bertobat dan kembali kepada jalan-Nya. Di mana ada pembaruan hati dan roh, di situ ada keselamatan (ayat 31). Sebagai pribadi kita dapat diarahkan hingga bertobat.

Renungkan: Setiap hari kita diperhadapkan dengan kebebasan memilih menu makanan, demikian pula Allah memberi kita kebebasan untuk memilih jalan hidup kita. Dengan kehendak bebas (free will) di dalam diri kita, kita dapat berbuat apa saja namun dengan catatan bahwa semua pilihan kita akan meninggalkan jejak kekal. Ada konsekuensi kekal di dalam setiap pikiran, perasaan, angan-angan, dan perbuatan yang kita lakukan. Wahai Kristen yang berbuat kebajikan, siapkan sukacitamu menerima pahala dan bagi yang berbuat jahat, siapkan pula dukacitamu menerima hukuman

Bacaan untuk Minggu ke-13 sesudah Pentakosta

Amsal 9:1-6

Efesusharus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5:15-20

Yohanes6:51-59

Mazmur 34:9-14

Lagu: Kidung Jemaat 416

(0.12) (Yeh 34:1) (sh: Gravitasi dan cinta (Minggu, 11 November 2001))
Gravitasi dan cinta

Gravitasi dan cinta. Di dalam dunia hanya ada 2 gaya: gravitasi dan cinta. Yang satu menarik ke dalam, yang lain memberi ke luar. Yang satu menghisap, yang lain tiada berharap. Kekuasaan pun ada 2 macam: kekuasaan black hole (eksploitasi) dan kekuasaan cinta (eksplorasi).

Nubuat Yehezkiel kini difokuskan pada para raja Israel yang digambarkan sebagai gembala-gembala yang tidak bertanggung jawab. Alih-alih mencintai domba-domba (rakyat Israel), mereka tidak acuh terhadap tugas penggembalaan, dan hanya bisa menikmati tanpa pernah memberi (ayat 3). Egoisme seperti ini menimbulkan kemarahan Allah. Raja-raja Israel tidak sadar bahwa mereka hanyalah gembala-gembala, dan bukan pemilik. Allahlah yang mempunyai domba-domba itu.

Allah mengambil alih dari sini. Ia akan menggembalakan domba- domba-Nya kembali "sebagaimana seharusnya" (ayat 16). Seorang gembala lain yang setia kepada tugasnya (ayat 23-24) akan diangkat (kemungkinan Yoyakhin -- 2Raj. 25:27-30). Di bawah pemerintahannya, rakyat akan sejahtera. Namun demikian, domba-domba itu pun memiliki tanggung jawab, suatu seni menjadi domba yang baik (ayat 17-22).

Pasal ini ditutup dengan janji Allah yang merentang sampai ke masa depan ketika bangsa Israel dipulihkan (ayat 25-31). Keadaan yang digambarkan mengingatkan pada Yes. 11:6-9. Tanpa kekerasan -- hanya cinta yang hadir. Manusia tidak lagi memperkosa alam dan sesamanya. Kasih setia Allah kukuh hingga kekal.

Renungkan: Waspadalah! Kekuasaan ala gravitasi seringkali mengatasnamakan cinta. Belajarlah sungguh-sungguh mencintai alam, diri, sesama, dan Allah. Kalahkan manipulasi gravitasi hari ini!

PA 1: Mazmur 86

Keadaan di Indonesia yang seringkali bergolak menimbulkan ketakutan dan perasaan was-was bagi rakyat. Di samping gonjang-ganjing politik, tingkat kriminalitas tidak pula menurun, kalau tidak dapat dikatakan meningkat. Hidup makin sulit. Tidak sedikit jumlah orang yang memutuskan untuk meninggalkan negeri ini dan menetap di negeri orang. Alasannya sederhana: keadaan tidak lagi aman, dan rakyat kecil tidak berdaya apa-apa ketika kejahatan menghadang. Ketidakberdayaan ini menimbulkan kekhawatiran yang kronis. Siapa yang dapat dimintai pertolongan? Bisakah rakyat hidup dalam damai sejahtera?

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Mengapa dalam ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2, 4, 16-17 Daud menyebut dirinya sebagai "hamba" (lih. Kej. 33:5, 2Raj. 8:13)? Jikalau Daud memposisikan diri sebagai hamba, bagaimanakah Daud melihat posisi Allah (ayat 4)? Apakah yang dimaksud dengan "sengsara" dan "miskin" dalam ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1 (kaitkan dengan keadaan Daud)? Pernahkah Anda mengalami situasi seperti yang dialami Daud (ayat 14)?

2. Melihat frekuensi doa Daud (ayat 3) dan permohonannya agar diberikan sukacita (ayat 4), bagaimana Anda memahami perasaan yang ia alami? Apakah seseorang boleh merasa takut? Jelaskan jawaban Anda! Mengapa Daud berbicara mengenai Allah yang mengampuni (ayat 5)?

3. Apakah yang diimani Daud mengenai Allah yang dipercayainya (ayat 8-10)? Jelaskan! Apakah Allah yang berkuasa hanya akan menolong jika seseorang berdoa kepada-Nya (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">14 seruan muncul dalam pasal ini)?

4. Ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">11 merupakan klimaks doa. Adakah hubungan sebab-akibat antara ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8-10 dan ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">11? Mengapa Daud meminta hati yang bulat (tak terbagi) sebagai inti doanya? Mengapa Daud bersyukur (ayat 12-13)?

5. Apa yang diminta Daud pada Tuhan (ayat 17)? Apakah yang dimaksud dengan "tanda" di sini bersifat alamiah atau supra alamiah atau dua-duanya? Jelaskan jawaban Anda, kaitkan dengan keadaan Daud! Apa yang diharapkan Daud dengan hadirnya tanda dari Allah (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">17b)?

6. Bayangkan: nyawa Anda diancam oleh orang-orang jahat tanpa sebab. Anda juga sadar bahwa Anda kerapkali berdosa menyakiti hati Tuhan. Anda sangat tidak berdaya. Apakah yang akan Anda lakukan?

(0.12) (Hos 7:3) (sh: Persekongkolan dalam kejahatan (Sabtu, 7 Desember 2002))
Persekongkolan dalam kejahatan

Persekongkolan dalam kejahatan.
Kecaman Hosea terhadap kejahatan bangsa itu tidak pernah berhenti. Kejahatan Israel makin bertambah, meski sudah sering diperingati, bahkan dicambuk oleh Tuhan dengan berbagai malapetaka. Nubuat Hosea pada pasal ini dilatarbelakangi oleh peristiwa-peristiwa historis perebutan kekuasaan yang berlangsung terus-menerus di Israel Utara (ayat 7). Persekongkolan para pemuka dengan para pembunuh dilakukan dalam pesta pora di istana raja. Setelah berpesta pora dan mabuk- mabukan, mereka membunuh raja dengan iring-iringannya yang juga sedang mabuk (ayat 5).Agaknya, Hosea melihat kejahatan seperti perebutan kekuasaan yang berakhir dengan tewasnya sejumlah raja merupakan suatu kejahatan politik, yang bisa dilihat sebagai pemberontakan kepada Allah sekaligus sebagai penghukuman Allah. Sayangnya, keadaan ini tidak membuat mereka berseru meminta pertolongan Tuhan ( 7,10). Mengapa? Karena mereka tidak berakal budi dan tolol (ayat 11)! Ketololan Israel tampak ketika ia berkoalisi dengan bangsa-bangsa lain. Krisis politik yang mereka alami—sebagai akibat dari kejahatan yang mereka lakukan—tidak membuat mereka berbalik mencari Allah dan kehendak-Nya, tetapi justru mencari pertolongan dari bangsa-bangsa yang sebenarnya akan menghancurkan mereka (ayat 9-11). Akar segala malapetaka adalah pemberontakan Israel kepada Allah, sehingga usaha apapun yang dilakukan Israel untuk mengatasi berbagai krisis tidak akan bermanfaat—termasuk meminta bantuan bangsa-bangsa lain. Jalan satu-satunya adalah kembali kepada Allah dan kasihnya yang mula- mula. Hanya dengan itu mereka mampu menghentikan semua kejahatan di berbagai bidang kehidupan termasuk politik.

Kita semua tentu pernah atau bahkan sedang mengalami krisis yang luar biasa dalam kehidupan kita, baik sebagai bangsa, masyarakat, gereja, atau pun dalam keluarga. Tanyakan pada diri kita apakah dalam mengupayakan penyelesaiannya kita sudah menempatkan Allah sebagai yang sentral?

Renungkan:
Utamakan kebaikan Allah yang nyata dalam cara berpikir, berbuat, dan berkata. Itulah yang dikerjakan Allah dalam natal.

(0.12) (Hos 11:1) (sh: Iman padang gurun (Rabu, 11 Desember 2002))
Iman padang gurun

Iman padang gurun.
Ayat-ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1,3,4 tidak hanya secara jelas kembali menggambarkan peristiwa keluaran dari Mesir tetapi juga menggambarkan kebahagiaan umat ketika mereka masih di padang gurun. Hosea memang memandang bahwa masa keemasan relasi antara umat dengan Allah adalah ketika mereka berada bersama Allah di padang gurun. Di sana mereka tidak tergoda untuk menyembah dewa atau ilah manapun. Inilah yang disebut iman padang gurun. Akan tetapi, kalau Hosea menekankan hal ini tidak berarti bahwa Hosea menganggap Allah Israel hanyalah Allah padang gurun. Justru dengan penekanan tersebut, Hosea bermaksud agar Israel tetap memelihara relasi yang ideal dengan Allah ketika di padang gurun itu, meskipun mereka sudah menetap di Kanaan. Sayangnya, Israel berubah total ketika mereka mulai mendiami tanah Kanaan (ayat harus+ia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2,7).Kasih Allah kepada Israel tidak pernah berhenti. Kecaman dan penghukuman yang ditimpakan kepada Israel adalah juga bagian dari perjalanan kasih Allah kepada Israel. Allah tidak sama dengan manusia yang suka menghajar sesamanya dengan dendam yang tidak pernah berkesudahan (ayat 8-11). Karena kasih-Nya, Allah menahan murkanya, dan menggantikannya dengan menyelamatkan. Hal itulah yang dinyatakan dengan kata-kata, "Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku (ayat 8)." Allah berubah pikiran, dari keinginan untuk menghukum kepada keinginan untuk menyelamatkan. Keadaan manusia pada umumnya suka memberontak dan terus memberontak, dan karenanya patut menerima penghukuman Allah. Tetapi karena kasih- Nya kepada dunia, Ia mengutus Anak-Nya sebagai Juruselamat dunia (bdk. Yoh. 3:16), sehingga dunia mengalami pengampunan Allah. Karena itu manusia hanya hidup oleh pengampunan Allah. Tanpa pengampunan Allah, manusia pasti binasa. Kebinasaan yang dimaksud tidak hanya dalam pengertian kematian kekal pada masa yang akan datang, melainkan juga binasa dalam arti relasi yang tidak sejahtera dengan sesama dan lingkungan di dunia kini dan di sini.

Renungkan:
Kristus yang datang dalam Natal itu telah menempatkan dasar pengampunan yang kokoh dan abadi.

(0.12) (Ob 1:17) (sh: Karakteristik nubuat para nabi (Rabu, 19 Desember 2001))
Karakteristik nubuat para nabi

Karakteristik nubuat para nabi. "Habis gelap terbitlah terang" merupakan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan karakteristik nubuat para nabi di Perjanjian Lama, bahwa setelah menyampaikan penghakiman Tuhan atas Israel, mereka pun memberitakan pengharapan dalam Tuhan. Di akhir kitab Obaja, kita pun menyaksikan pola yang sama: setelah penghukuman, ada pemulihan.

Pada perikop ini, Obaja memastikan kepastian firman Tuhan melalui dua hal. Pertama, kepastian hukuman bagi Edom. Kekuatan Israel digambarkan seperti api yang menghanguskan Edom, sehingga Edom tidak dapat tumbuh lagi karena mereka seperti jerami. Edom menjadi tidak berdaya pada saat Tuhan menentukan hari penghakiman tersebut. Bahkan Tuhan memakai bangsa asing lainnya untuk menghancurkan Edom. Kedua, pemulihan kembali bangsa Israel. Orang Israel dipulihkan Tuhan dan mereka memiliki kembali tanah pusaka mereka (ayat 19-21).

Sekali lagi kita membaca tentang kasih Tuhan yang menghukum orang-orang yang memusuhi dan mendatangkan penderitaan bagi umat-Nya. Kebenaran ini membukakan pengertian kepada kita bahwa kita mempunyai konsep yang keliru tentang Tuhan. Bagi kita, Dia adalah Tuhan yang gemar menghukum, bahkan kadang kita juga berpikir bahwa acungan tangan-Nya dan mata-Nya hanya tertuju pada kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Sungguh suatu pandangan yang sangat keliru! Coba kita lihat, bukankah segala tindakan Allah sarat muatan kasih? Kalau kita menerima hukuman-Nya dan menderita karena hukuman tersebut, itu semata-mata karena kesalahan kita. Namun, tujuan penghukuman itu sendiri bukanlah untuk menenggelamkan kita dalam penderitaan, tetapi memulihkan kita. Bukti paling akurat untuk menggambarkan kasih Allah kepada kita adalah ketika Dia menemui ajal-Nya di kayu salib, di bukit Golgota.

Renungkan: Ada kalanya kita pun mengalami penghukuman-Nya, namun Ia tidak pernah menghukum dengan hati bersukacita; Tuhan tidak pernah "menari di atas penderitaan kita". Percayalah bahwa setelah hukuman-Nya, akan ada pemulihan-Nya. Sambutlah kemurahan-Nya!

(0.12) (Hab 2:1) (sh: Bumi yang sunyi (Kamis, 19 Desember 2002))
Bumi yang sunyi

Bumi yang sunyi.
Menanti. Mungkin itulah yang menjadi pekerjaan manusia seumur hidupnya. Habakuk berdiam diri. Surga sunyi, bumi pun sunyi. Ia hanya bisa melihat, memperhatikan, menanti datangnya pencerahan. Tuhan pun angkat bicara. Suatu kepastian tiba: orang benar akan hidup oleh iman. Kebenaran itu bukan sekadar satu pemahaman, namun tindakan, kebergantungan penuh kepada Allah. Orang-orang tertindas memang lemah, mereka tidak berdaya. Namun, kala mereka beriman kepada Allah, maka kehidupan yang benar semacam itu akan menyelamatkan mereka – Allah siap sedia menjaga.Kesunyian dibalas oleh Allah dengan nyanyian-nyanyian, lima kutukan bagi Babel. Pertama, celaka bagi mereka yang meraup harta orang secara tak jujur (ayat 6-8). Para penjarah ini tak kenal belas kasih, kadang menyita harta milik seorang yang berhutang secara prematur begitu saja tanpa peri kemanusiaan lagi. Peringatan telah datang kepada mereka bahwa sisa-sisa korban yang tak berdaya akan bangkit dan menjadi pemenang. Kejahatan akan dibalaskan.

Kedua, celaka bagi mereka yang melakukan eksploitasi untuk kepentingan dirinya atau kepentingan dinastinya (ayat 9-11). Orang-orang semacam ini membahayakan hidup orang lain. Ketidakadilan menempel pada diri mereka, bahkan batu-batu rumah pun meminta kebenaran! Ketiga, ada pula orang-orang yang menyebarkan kekerasan (ayat 12-14). Kecelakaan juga akan menimpa mereka. Sebaliknya, pengetahuan akan kemuliaan Allah terpatri akan memenuhi bumi. Pengetahuan ini bukan teoretis sifatnya, namun aktual secara penuh dalam segala keadaan nyata. Kehidupan sepenuhnya akan memancarkan sifat-sifat kemuliaan Allah yang kudus dan adil. Kedamaian akan bertakhta. Keempat, kutuk akan datang kepada mereka yang meninggikan diri dengan mempermalukan orang lain (ayat 15-17). Terakhir, para penyembah berhala akan mendapatkan celaka. Mereka bicara kepada berhala-berhala yang bisu. Sebaliknya, seluruh bumi seharusnya diam. Allah telah berbicara!

Renungkan:
Allah ada di surga, dan kita di bumi. Dalam keheningan dan kesunyian batinlah suara Ilahi datang menyapa kita.

(0.12) (Dan 12:13) (ende)

Oleh sebab pada achir djaman pasti bangkit kembali akan keselamatan, maka Daniel boleh meninggal dengan tenang hati, meskipun tidak melihat keselamatan terlaksana.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA