Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 281 - 300 dari 9468 ayat untuk kita akan menjadi (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.31) (Mat 22:1) (sh: Menolak yang utama karena yang sepele. (Sabtu, 28 Maret 1998))
Menolak yang utama karena yang sepele.

Kembali Tuhan mengecam kebebalan orang Yahudi zaman-Nya. Semua orang Yahudi memiliki pengharapan kedatangan Kerajaan Allah. Apa yang mereka nantikan itu kini tiba, yaitu dalam bentuk undangan masuk dalam perjamuan Allah. Jelas yang Tuhan maksud ialah meresponi diri-Nya sebagai penggenap Kerajaan Allah itu. Itulah hal terpenting dan paling berharga yang dapat manusia peroleh dalam hidup ini. Tetapi mereka bukan saja mengabaikan Tuhan Yesus, kelak mereka malah membunuh-Nya karena alasan-alasan yang tidak dapat diterima.

Ajakan keselamatan. Undangan Tuhan Yesus bukan saja bagi mereka, tetapi juga kita. Sikap bodoh dan jahat seperti yang dilukiskan dalam perumpamaan ini bisa juga merupakan sikap dan tindakan kita. Menjadi Kristen bukan sekadar mengaku atau menerima tradisi Kekristenan. Menjadi Kristen berarti menyambut undangan Allah dalam Tuhan Yesus secara sangat pribadi. Selain kesibukan sehari-hari, merasa diri sudah cukup baik pun bisa menjadi alasan untuk mengabaikan tuntutan mutlak Tuhan Yesus atas hidup kita.

Renungkan: Allah akan menuntut pertanggungan jawab kita bila kita menolak pembebasan atas dosa dari-Nya.

Doa: Allah tolong kami meresponi Yesus Kristus dengan benar.

(0.31) (Pkh 4:1) (sh: Harus melakukan firman-Nya (Sabtu, 2 Oktober 2004))
Harus melakukan firman-Nya

Di dalam hidup ini ada tiga hal yang harus kita perhatikan dan bedakan dengan tepat: (a) apa yang ingin kita lakukan, (b) apa yang dapat kita lakukan, dan (c) apa yang harus kita lakukan. Kadang kita gagal membedakan ketiganya dan justru menggabungkannya. Kita lalai melakukan apa yang harus kita lakukan dan hanya memimpikan apa yang ingin kita lakukan (namun tidak dapat kita lakukan).

Iri hati dan ketidakpuasan bersumber dari selisih antara apa yang ingin kita lakukan dan apa yang dapat serta harus kita lakukan. Kita menggerutu karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa inilah yang dapat dan harus kita lakukan; kita tidak puas sebab kita membandingkannya dengan apa yang ingin kita lakukan. Firman Tuhan menyebut sikap seperti itu, "mengejar angin" yaitu suatu kesia-siaan (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">4). Pengkhotbah mencatat suatu tindakan kesia-siaan yang lainnya di bawah kolong langit (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">7). Yaitu, seseorang yang "mengejar harta benda" (ingin kaya). Namun, ketika tua ia sadar bahwa ia tidak dapat menikmati kekayaannya itu. Sayang sekali, karena yang harus ia kerjakan di masa mudanya mungkin justru tidak dilakukannya. Sebenarnya semua ini bisa diubah. Kita mulai dari apa yang harus kita kerjakan. Yaitu, melakukan kehendak Tuhan. Saat kita bersedia mengerjakan kehendak Tuhan maka Tuhan akan memampukan kita melaksanakannya. Sehingga kita dapat mengerjakan kehendak Tuhan itu oleh karena, kita terus-menerus mencari kehendak-Nya.

Sewaktu muda seorang pendeta terkenal dari Amerika, Billy Graham menerima banyak tawaran untuk bekerja di bidang umum dan adakalanya beliau tergoda untuk mengalihkan hatinya dari panggilan Tuhan dalam hidupnya. Namun puji Tuhan, beliau setia pada panggilan-Nya dan akhirnya beliau menyadari bahwa tugas yang Tuhan embankan padanya adalah menjadi pemberita Injil. Itulah yang harus, dapat, dan, ingin dilakukannya! Bagaimana dengan kita?

Renungkan: Mulailah dari yang harus dilakukan, yaitu melaksanakan firman-Nya. Anda pasti dapat dan ingin melakukan yang terbaik.

(0.31) (1Sam 20:12) (bis: menjadi saksi kita)

Sebuah terjemahan kuno: menjadi saksi kita; tak ada kata-kata itu dalam naskah Ibrani.

(0.31) (Ibr 6:9) (sh: Kepastian keselamatan (Jumat, 28 Oktober 2005))
Kepastian keselamatan

Iman yang sejati pasti terwujud melalui ketekunan kasih dan kepastian pengharapan. Walaupun surat Ibrani berisikan teguran keras bagi para pembacanya karena kedangkalan iman mereka, penulis surat ini tetap yakin bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan sejati (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">9). Dasarnya bukan perbuatan-perbuatan baik yang mereka perbuat melainkan karena keadilan Allah (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">10). Penerima surat Ibrani sudah mengalami pengampunan dosa karena Kristus dan tinggal di dalam Dia maka menurut keadilan Allah mereka adalah anak-anak Allah. Dengan demikian, pekerjaan kasih yang mereka telah lakukan dan terus mereka lanjutkan bagi umat Tuhan adalah bukti mereka sudah diselamatkan.

Kini, penulis surat Ibrani mendorong pembaca suratnya untuk mewujudkan kehidupan Kristen secara nyata dengan lebih sungguh. Mereka harus bertahan terhadap penganiayaan yang sedang menimpa mereka, dengan cara memandang akan pengharapan dari janji-janji ilahi yang kelak akan digenapi-Nya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">11-12). Selain itu, mereka harus ingat bahwa para pendahulu mereka sudah memperoleh penggenapan janji tersebut. Sebenarnya, janji Allah itu sudah diberikan-Nya sejak Ia memanggil Abraham, leluhur Israel (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">13-15). Sama seperti Abraham percaya dan menaruh harapannya kepada Allah, demikianlah pembaca surat Ibrani harus memercayakan diri kepada-Nya. Kepastian akan penggenapan janji itu menjadi makin teguh sebab Allah sendiri yang menjadi penjaminnya dan Yesus jaminannya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">17-20).

Keselamatan sudah dijamin oleh Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita. Keselamatan yang Ia berikan itu menyebabkan orang Kristen menjadi pewaris janji Allah. Perbuatan yang harus kita lakukan adalah mempraktikkan perbuatan kasih dalam hidup sehari-hari kepada sesama, bahkan meluas kepada orang-orang yang memusuhi Injil sebagai wujud ungkapan syukur kita akan anugerah-Nya itu.

Renungkan: Buktikan iman Anda dengan perbuatan kasih dan kepercayaan penuh kepada-Nya.

(0.31) (Why 4:1) (sh: Liturgi surgawi (ayat 1) (Selasa, 9 Agustus 2005))

Orang yang ingin tekun mengikuti Kristus harus tangguh menghadapi ancaman maupun prinsip hidup yang berbeda. Hal apa yang membuat para martir Kristen mampu meninggalkan kesaksian sangat mulia dalam jurang derita terkeji sekalipun? Mengapa para martir masa kini tekun mewujudkan nilai-nilai imannya dalam panggilan hidup mereka, meski harus tersingkirkan dan menjadi kurang sukses?

Penglihatan akan Kristus dalam kemuliaan-Nya, yakni: Gereja kini dan kelak dalam pemuliaan dan nasib dunia sesungguhnya, menjadi kekuatan orang Kristen tekun dan menang dalam kesulitan. Sesudah melihat Kristus, orang Kristen diajak melihat suasana surga. Di pusat terdalam surga terdapat Allah yang bertakhta dan dari pemerintahan-Nya yang mulia itu terpancar anugerah. Warna-warni yang terpancar dari berbagai batu permata itu bagaikan pelangi yang menunjuk kepada pelangi kasih Allah pada zaman Nuh (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">3). Oleh kemurahan-Nya, tercipta suatu umat yang telah dikuduskan dan dimuliakan. Umat tebusan itu secara simbolis digambarkan oleh dua puluh empat tua-tua yang menunjuk kepada dua belas suku Israel dan dua belas rasul.

Kedaulatan Allah juga terpancar dari takhta-Nya. Ia akan membuat laut sumber kekacauan itu takluk hening bagaikan kristal kaca (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">6). Terhadap mereka yang tidak tunduk, Allah adalah kilat dan guruh yang dahsyat. Ia akan menghakimi semua yang menolak kemurahan-Nya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">5). Di hadapan Allah yang Maha Mulia, penuh Kasih, Berdaulat, dan Maha Kudus itu, seluruh isi ciptaan tunduk mengumandangkan liturgi surgawi (6b-9). Hal itu menjadi simfoni utuh saat seluruh umat tebusan-Nya ikut dalam liturgi itu (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">10-11).

Apabila hati kita serasi dengan senandung liturgi surgawi tentang kedaulatan dan pemeliharaan Allah, kita akan beroleh kekuatan moral dan spiritual untuk tekun meninggikan Dia dalam hidup kita tiap hari.

Responsku: __________________________________________________________________________________________

(0.31) (Yer 31:35) (sh: Hanya Yesus dan hanya Gereja-Nya (Jumat, 27 April 2001))
Hanya Yesus dan hanya Gereja-Nya

Jika matahari terbit dari barat, maka aku akan memberikan apa pun yang engkau minta. Bagaimana respons Anda jika ada orang yang mengatakan ini kepada Anda? Pasti Anda akan berpendapat bahwa orang itu memang tidak pernah berniat untuk memberi Anda apa pun. Mengapa? Sebab tidak mungkin matahari terbit dari barat.

Bagaimana jika seseorang berjanji sepasti hukum alam? Kita yakin bahwa orang itu pasti akan menepati. Demikianlah janji Allah kepada Israel dan keturunannya. Mereka tidak akan pernah habis atau berhenti menjadi umat Allah. Kasih setia Allah yang seluas langit tak berbatas memberikan kepastian bahwa Israel tidak akan pernah ditolak sebagai umat-Nya. Tidak hanya itu Israel akan membangun kembali kota-kotanya dan wilayahnya akan semakin luas.

Janji yang diucapkan Allah ini masih merupakan bagian dari perjanjian baru yang ditetapkan oleh Allah. Karena itu penggenapannya tetap merujuk kepada karya Kristus. Ini berarti Israel di sini menunjuk kepada Israel rohani yaitu Gereja Tuhan. Yesus sendiri pernah menegaskan hal ini (Mat. 16:18). Artinya Gereja Tuhan di dunia ini tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun. Sejarah sudah membuktikan bahwa usaha apa pun untuk melenyapkan Gereja Tuhan tidak akan terlaksana. Bahkan gereja terus berkembang dalam arti penjangkauan berdasarkan wilayah. Banyak daerah yang dulunya belum terjangkau oleh Injil sekarang mulai dijangkau. Banyak gereja didirikan di tempat terpencil untuk menjangkau siapa pun yang belum mendengar Injil.

Penggenapan yang lebih utama dan yang sangat menguatkan iman kristen adalah hanya orang yang percaya kepada Yesus yang Allah akui sebagai umat-Nya. Artinya manusia dapat menjadi umat Allah jika ia percaya kepada Yesus. Janji Allah ini pasti dan tidak akan berubah sampai kapan pun seperti hukum alam.

Renungkan: Pembakaran dan pengeboman gedung-gedung gereja yang terjadi di negara kita tidak akan dapat memusnahkan Gereja Tuhan. Keturunan 'Israel rohani' tidak akan berhenti. Insiden ini justru semakin mengokohkan identitas kita sebagai umat Allah dan identitas mereka yang melakukan pembakaran dan pengeboman sebagai musuh Allah.

(0.31) (Mzm 122:1) (sh: Rumah Tuhan (Kamis, 2 September 1999))
Rumah Tuhan

adalah pusat berkumpulnya umat di Yerusalem, di mana mereka beribadah kepada Allah yang hidup, yang memelihara dan menyelamatkan mereka. Di rumah Tuhan inilah mereka bersyukur karena ditegakkannya keadilan (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">5) dan berdoa bagi kesejahteraan umat (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">6-7). Kesejahteraan dan sentosa hanya akan dialami umat bila keadilan ditegakkan sesuai kebenaran-Nya. Walaupun terdiri dari berbagai suku, namun umat bersatu menyatakan syukur atas pemeliharaan Tuhan. Inilah gambaran Gereja Tuhan yang memancarkan kemuliaan-Nya. Bagaimana dengan Gereja kita saat ini?

Gereja kelak. Gereja yang akan datang adalah suatu komunitas Ilahi yang dikehendaki Allah menjadi suatu masyarakat, di mana batasan etnis, ras, dan golongan tidak lagi menjadi hambatan. Mereka bersama-sama menyembah Allah yang satu dan kudus dengan norma yang satu di dalam Yesus Kristus. Di sana kita akan bersama-sama dengan Dia yang kini duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Itulah komunitas Ilahi. Marilah kita bersama berdoa bagi kesejahteraan dan kedamaian umat Allah di tengah dunia agar bersatu untuk mewujudkan komunitas Ilahi yang berkenan kepada-Nya.

Doa: Bapa, peliharakanlah umat-Mu dalam menegakkan keadilan, sehingga umat-Mu mendapatkan kesejahteraan dan sentosa.

(0.31) (Kel 20:4) (sh: Awas allah palsu! (Kamis, 15 September 2005))
Awas allah palsu!

Menurut Anda, dapatkah kehadiran Allah digantikan oleh makhluk ciptaan-Nya dan benda karya manusia? Siapakah yang paling tepat merepresentasikan Allah?

Makna perintah pertama yang melarang Israel menyembah allah lain itu menekankan karakter Allah yang Esa maka makna perintah kedua ini menekankan penyembahan kepada Allah yang Esa. Allah tidak bisa didekati dan disembah sembarangan oleh manusia. Pertama, Dia Allah yang Esa, tidak ada duanya. Oleh karena itu, tidak ada satu pun benda di du-nia ini yang dapat dan tepat merepresentasikan Allah. Bukan hanya tidak layak, benda-benda seperti itu bisa menjadi sebab kita jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. Penyembahan berhala adalah perzinaan rohani yang akan membangkitkan kecemburuan Allah. Kedua, Allah telah menciptakan manusia dalam gambar-rupa-Nya. Istilah rupa yang dipakai pada Kej. 1:26 sama dengan kata patung di nas kita hari ini. Oleh karena itu, manusia tidak perlu memakai sarana benda-benda apa pun untuk menyembah Dia.

Peringatan keras yang diberikan kepada pelanggar perintah kedua ini bukan ditujukan untuk menghukum anak karena dosa ayahnya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">5). Perintah ini menunjukkan keseriusan dosa ini bila dilakukan oleh orang tua karena akan mening-galkan teladan dan dampak buruk bagi mereka yang tinggal bersama-sama dengannya bahkan berlanjut kepada para cucu dan cicit, keturunan mereka. Akan tetapi, pernyataan kasih setia Tuhan tersedia bagi mereka yang setia beribadah kepada-Nya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">6).

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tepat merepre-sentasikan Allah selain Yesus. Yesus satu-satunya yang berhasil menghadirkan Allah ke tengah kita, ke dalam hidup kita. Berhala-berhala hanya akan melumpuhkan status terhormat yang Allah berikan kepada manusia. Hanya di dalam dan melalui Yesus, manusia dapat menjadi gambar Allah.

Responsku: Aku akan sepenuhnya menjunjung Allah melalui hidupku agar kemuliaan-Nya nyata dalamku.

(0.31) (Luk 12:15) (full: WASPADALAH TERHADAP ... KETAMAKAN. )

Nas : Luk 12:15

Menjadikan keuntungan dan kekayaan duniawi hasrat dari kehidupan adalah kesalahan fatal yang memimpin kepada kerugian kekal (ayat Luk 12:20-21).

  1. 1) Kata Yunani untuk ketamakan (_pleonexia_) secara harfiah berarti kehausan untuk memiliki lebih banyak.
  2. 2) Tamak bukan menunjuk kepada hal mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarga (bd. Ams 6:6). Akan tetapi, sementara kita bekerja untuk mencukupi kebutuhan kita, kita pun harus menjadi kaya terhadap Allah dengan cara mencari dahulu Kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya (ayat Luk 12:31; bd.

    lihat cat. --> Mat 6:33).

    [atau ref. Mat 6:33]

  3. 3) Masing-masing kita harus memperhatikan peringatan Yesus dan menyelidiki diri apakah ada sifat mementingkan diri dan tamak di dalam hati kita. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai pokok ini

    lihat art. KEKAYAAN DAN KEMISKINAN.

(0.31) (Mzm 14:1) (sh: Siapa yang benar? (Selasa, 18 Februari 2003))
Siapa yang benar?

Kata orang, tidak sulit mencari orang baik. Stok orang baik di dunia masih tersedia banyak. Yang sulit    adalah mencari orang yang benar, orang yang memperjuangkan    kebenaran, dan yang menegakkan kebenaran. Keadaan inilah yang    paling tidak sedang kita rasakan sekarang ini di Indonesia.    Orang baik, yang suka menyumbang, yang dermawan, yang suka    menolong orang lain memang banyak, tetapi kebanyakan juga sarat    dengan tujuan/muatan politis kepentingan diri/kelompoknya alias    tidak tulus. Pemazmur pun melihat sekeliling dirinya dan    menemukan betapa sedikitnya, atau -- di luar dirinya dan orang    percaya -- tidak ada orang benar. Tanda-tanda orang benar tidak    ada pada dunia ini, yaitu mengakui Allah dalam hati dan    perbuatan mereka (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">1), berakal budi dan mencari Allah (ayat    kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">2), hidup setia, bermoral dan berbuat baik (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">3), berbuat    yang benar dan tidak menindas umat Tuhan (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">4) serta tidak    menghina orang yang tertindas (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">6). Namun, pemazmur tidak    pesimis melihat semuanya ini karena ia mengetahui bahwa Allah    beserta dengan orang benar, betapa pun jumlah mereka sedikit,    dan hukuman akan menimpa orang bebal (julukan bagi orang yang    'tidak benar') dengan kejutan yang besar (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">5). Juga, Tuhan    akan memulihkan umat Tuhan yang tertindas, dan mendatangkan    keselamatan bagi mereka (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">7).

Mazmur ini menuturkan kepada kita bahwa kebebalan menjadi dosa asal    segala kejahatan dan penindasan oleh yang berkuasa dan kuat atas    yang lemah dan miskin, penyangkalan atas kekuasaan Tuhan dan    kehadiran-Nya yang menuntut dan mengadili perbuatan kita. Oleh    sebab itu, apabila kita menganggap diri kita "tuan", maka dengan    segera akan terjadi penindasan terhadap sesama kita.

Renungkan:    "Apakah yang kuat dan berkuasa akan terus menindas yang lemah    dan miskin?" Tidak, karena Allah menyertai angkatan "orang    benar". Jawaban Allah ini tidak akan menumbuhkan iman kita    apabila kita terlibat dalam permainan penindasan ini.

(0.31) (Rm 15:14) (sh: Dasar dan buah Pelayanan Paulus. (Minggu, 02 Agustus 1998))
Dasar dan buah Pelayanan Paulus.

Tanpa segan atau ragu Paulus memuji kelebihan dan keistimewaan Jemaat Roma. Mereka penuh dengan segala kebaikan, memiliki banyak pengetahuan dan karunia saling menasihati (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">1). Pujian rasul ini tentu sangat menyukakan hati jemaat. Paulus tanpa segan mengingatkan orang Roma tentang panggilannya sebagai rasul bagi orang non-Yahudi. Sebagian orang Kristen Yahudi meremehkan orang non-Yahudi, tetapi Paulus malah bangga boleh dipanggil menjadi rasul bagi mereka yang bukan Yahudi. Dengan girang ia menyaksikan perbuatan Tuhan yang sangat memberkati pelayanannya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">17-19), disertai kuasa dan tanda mukjijat. Pelayanan dalam panggilan dan penyertaan Tuhan memang tidak akan membuat kita kecewa atau menyesal. Sebagai Kristen pelayan Injil, hidup kita tidak luput dari tantangan atau salib. Panggilan yang jelas dan penyertaan Tuhan akan membuat kita kuat berjuang dan pada waktunya 'menuai' penuh sukacita.

Pelayanan yang Orisinil. Apa prinsip pelayananan Paulus? Ia berprinsip melayani Injil di wilayah (bidang) yang belum pernah dijangkau atau dijamah orang lain (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">20-21). Paulus rela keluar dari Yerusalem (pusat kehidupan budaya-agama Yahudi) dan melakukan perjalanan misi ke daerah-daerah baru wilayah orang kafir. Kadang tanpa sadar, kita memiliki kebanggaan semu akan status gereja dan pelayanan kita. Kita ingin bertahan di tempat yang di dalamnya kita merasa akrab, aman, bangga, berhasil, dlsb. Namun sungguhkah kita memang dipanggil untuk tetap di tempat itu? Mengapa banyak lulusan STT yang menganggur? Mengapa banyak intelektual Kristen berpotensi tidak punya sumbangsih apa pun di gerejanya? Seandainya mereka mau membekali diri dan memasuki wilayah-wilayah baru, kemungkinan besar tidak akan terjadi demikian.

Renungkan: Anda akan melayani Tuhan secara optimal jika melayani Tuhan pada tempat yang Tuhan mau, pada waktu dan dengan cara Tuhan."

Doa: Tuhan, beranikan kami menyambut tantangan pelayanan baru yang Engkau bukakan.

(0.31) (Kol 1:21) (sh: Konsekuensi atas pendamaian Allah (Sabtu, 7 Juli 2001))
Konsekuensi atas pendamaian Allah

Fakta bahwa Allah begitu mengasihi kita tidak berarti kita memperoleh hak penuh untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Ada konsekuensi-konsekuensi yang harus kita penuhi sebagai respons atas prakarsa pendamaian Allah tersebut. Hal inilah yang dikatakan Paulus kepada jemaat Kolose. Paulus mengingatkan bahwa kasih Allah itu di satu sisi memberi Kristen rasa aman, mengangkat rasa takut kita akan Dia, dan memastikan bahwa kita bukan lagi musuh Allah. Tetapi di sisi lain pendamaian itu berdampak munculnya banyak pergumulan dan kontradiksi baru karena menempatkan kita pada konsekuensi-konsekuensi iman. Benarkah Kristen mengalami kesulitan untuk menjalankan konsekuensi dari pendamaian Allah?

Sebelum menentukan jawaban seharusnyalah kita memahami dengan benar maksud pendamaian Allah, sehingga kita mengerti mengapa harus ada kewajiban-kewajiban yang harus kita penuhi. (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">1) Melalui pendamaian, Allah menginginkan respons manusia untuk berdiri teguh di dalam iman dan tidak melepaskan pengharapan akan Injil; (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">2) Melalui pendamaian, Allah memberi keyakinan kepada kita agar tidak pernah kehilangan keyakinan akan kasih-Nya. (ayat 3). Melalui pendamaian, Allah melahirkan kekuatan di dalam diri Kristen untuk memiliki kesetiaan yang tak tergoyahkan dan pengharapan yang tak dapat ditaklukkan.

Kini jelas bahwa seharusnyalah Kristen senantiasa siap menghadapi konsekuensi dari pendamaian yang Allah prakarsai. Memang banyak sekali tantangan, cobaan, dan pergumulan yang terjadi di sekitar kita yang berusaha melunturkan semangat juang iman. Tetapi cobalah untuk menjadikannya bukan sebagai penghalang tetapi sebagai pendorong dan batu uji untuk tetap setia kepada Yesus Kristus, agar kita semakin kudus, tidak bercela, dan tidak bercacat di hadapan-Nya.

Renungkan: Tidak ada alasan bagi Kristen untuk menghindari dan tidak siap menghadapi segala konsekuensi hidup iman kristen, karena di dalam kesetiaan dan ketaatan kita nyata kekuatan dan penyertaan-Nya. Tiada cara lain yang dapat menjadi batu loncatan bagi jemaat untuk menjaga hidupnya semakin layak di hadapan-Nya, kecuali berani meninggalkan segala kenikmatan dosa dan menerima segala risiko ketaatan dan kesetiaan kepada Kristus.

(0.31) (Mzm 99:1) (sh: Keadilan Tuhan (Kamis, 13 Oktober 2005))
Keadilan Tuhan

Hukum di Indonesia dapat dibeli dengan uang. Perbuatan yang salah bisa menjadi benar dan yang benar bisa menjadi salah. Adakah pemerintahan yang adil di dunia ini? Tentunya tidak ada. Akan tetapi, kita bisa berbesar hati karena Mazmur 99 mengajarkan kita tentang keadilan Tuhan.

Mazmur 99 sangat gamblang berbicara mengenai hukum dan kebenaran Tuhan. Secara garis besar mazmur ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu ay. kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">1-5 dan ay. kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">6-9. Pada setiap akhir bagian terdapat kalimat yang sama, yaitu meninggikan dan menyembah Tuhan sebab Dia kudus (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">5,9). Apa yang menjadi isi dari kedua bagian tersebut?

Bagian pertama adalah ajakan untuk menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja sehingga Ia layak untuk disembah. Pemerintahan Tuhan dengan dunia sangat berbeda. Takhta Tuhan membuat seluruh bumi goyang (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">1) karena Dia mengatasi semua bangsa. Inti sari bagian pertama ini adalah Tuhan mencintai hukum dan menegakkan kebenaran (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">4). Kekuatan dan kekuasaan Tuhan dipakai untuk menyatakan hukum dan kebenaran, bukan untuk menindas. Umat Israel telah mengalaminya sepanjang sejarah mereka.

Dalam bagian kedua, pemazmur mengingat para pemimpin Israel yang telah merespons Tuhan dengan benar. Musa, Harun, dan Samuel adalah orang-orang Israel yang dikenal karena doa mereka. Mereka mendengar suara Tuhan dan menaati setiap perintah Tuhan (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">7). Penyebutan ketiga tokoh ini juga mengingatkan pengalaman bangsa Israel di padang gurun. Dalam pengalaman tersebut, hukuman dan pengampunan selalu menyertai sejarah bangsa Israel (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">8).

Sama seperti Israel, kita diingatkan kembali bahwa Raja yang sesungguhnya adalah Tuhan. Pengampunan dan penghukuman-Nya secara adil akan selalu menyertai umat Tuhan maka kita perlu belajar merespons Dia seperti para hamba Tuhan masa lampau.

Doaku: Kiranya kerajaan-Mu datang dan ditegakkan di muka bumi.

(0.31) (Mzm 101:1) (sh: Tekad seorang pemimpin (Sabtu, 15 Oktober 2005))
Tekad seorang pemimpin

Dalam pemerintahan kita mengenal istilah sumpah jabatan, yaitu janji yang diikrarkan seseorang sebelum menduduki posisi jabatan tertentu. Tentu saja sumpah jabatan bisa hanya sekadar pemanis bibir dan suara merdu di telinga, tanpa kesungguhan di dalam hati.

Mazmur raja ini memuat ikrar seorang raja keturunan Daud untuk menjadi pemimpin yang baik bagi umatnya. Pemazmur mulai dari tekad raja untuk menjadi pribadi yang berintegritas (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">1-4). Integritas seseorang berakar dari hubungan pribadinya dengan Tuhan. Oleh karena itu, ukuran kesalehan adalah hidup tidak bercela di hadapan-Nya serta memelihara ketulusan hati. Ini yang disebut integritas hati (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">2). Selanjutnya raja bertekad untuk mewujudkan integritas hati ke dalam sikap dan perbuatan yang benar (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">3-4). Hal itu dimulai dari rumah tangga kerajaan itu sendiri. Kata rumah di ayat kedua bisa menunjuk kepada keluarga raja atau lebih luas lagi seluruh isi istana. Bahkan bisa juga menunjuk kepada seluruh wilayah kerajaannya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">7).

Sikap raja yang peduli terhadap sikap dan perbuatan orang-orang yang tinggal di dekat dan di sekitarnya merupakan sikap yang sangat penting mengingat seringkali korupsi dan berbagai kejahatan muncul dari orang-orang yang dekat dengan kekuasaan. Tekad raja kemudian adalah menegakkan keadilan bagi seluruh rakyatnya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">5-8). Raja akan membasmi kejahatan dari negerinya. Sebaliknya, orang yang hidup benar dan tidak bercacat cela akan dibelanya. Dengan demikian rakyat dituntut loyalitasnya kepada raja mereka melalui sikap dan perbuatan yang benar dan tepat.

Setiap Kristen dalam batas tertentu adalah seorang pemimpin. Kita masing-masing dipanggil untuk menjadi pemimpin yang berintegritas tinggi, setia kepada kebenaran dalam sikap dan perbuatan sehingga kita menjadi teladan bagi orang yang kita pimpin.

Renungkan: Kepemimpinan yang baik selalu mulai dari memberi diri dipimpin oleh Tuhan.

(0.31) (Luk 16:1) (sh: Hikmat dalam menggunakan harta duniawi (Senin, 8 Maret 2004))
Hikmat dalam menggunakan harta duniawi

Salah satu kesulitan mengerti perumpamaan ini adalah bagaimana mungkin bendahara yang licik ini bisa menjadi teladan bagi anak-anak Tuhan dalam berbisnis? Apakah kita harus pintar untuk mendapatkan hati pelanggan kita dengan cara merugikan atasan kita, seperti yang dilakukan oleh bendahara tersebut terhadap majikannya?

Ada hal yang menarik untuk kita simak di sini. Majikan si bendahara tidak memujinya oleh karena ketidakjujurannya, melainkan oleh karena kecerdikannya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">8a). Bendahara ini cerdik karena ia membuat orang menjadi berterimakasih kepada dirinya dengan cara memberikan pengurangan utang kepada orang itu (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">5-7).

Yesus sendiri berkomentar bahwa anak-anak dunia ini lebih cerdik daripada anak-anak terang (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">8b), oleh karena itu Ia menasihati para murid-Nya agar dengan cerdik memanfaatkan kekayaan dunia yang dimilikinya untuk mengikat persahabatan di dalam dunia ini (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">9). Lepas dari dunia ini, kekayaan tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Apakah orang Kristen dianjurkan untuk bersikap licik, memanfaatkan harta dunia agar diterima oleh orang dunia? Tentu saja tidak! Orang Kristen memiliki motivasi kasih untuk menjadi berkat bagi dunia berdosa yang membutuhkan keselamatan. Orang Kristen justru akan diterima oleh dunia ini bila kasihnya mewujud tidak hanya dalam panggilan pertobatan tetapi kepada kepedulian sosial yang tinggi. Jadi orang Kristen dipanggil untuk cerdik menggunakan harta dunia 'di dalam ketulusan kasihnya' menjangkau orang dunia ini. Orang dunia akan bisa melihat ketulusan Kristen ketika memberi, menolong, dengan menggunakan harta dunia. Demikianlah anak-anak Tuhan harus tulus dan cerdik di dunia ini untuk memenangkan dunia ini bagi Tuhan.

Renungkan: Sudahkah Anda dengan hikmat Allah menjadi berkat untuk orang-orang yang belum mengenal kekristenan?

(0.31) (Yeh 3:18) (full: ORANG JAHAT ITU AKAN MATI. )

Nas : Yeh 3:18

Yehezkiel ditugaskan menjadi penjaga, memperingatkan saudara sebangsanya bahwa mereka yang terus hidup di dalam dosa dan menolak Allah akan dihukum dengan kematian. Apabila Yehezkiel lalai memperingatkan orang fasik, ia akan diminta pertanggungjawaban atas kematian mereka.

  1. 1) Dalam perjanjian baru, hamba Allah yang setia juga harus memperingatkan orang-orang dalam jemaatnya yang hidupnya tidak benar bahwa mereka tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah dan keselamatan jikalau mereka tidak bertobat

    (lihat cat. --> 1Kor 6:9;

    lihat cat. --> Gal 5:21;

    lihat cat. --> Ef 5:5).

    [atau ref. 1Kor 6:9; Gal 5:21; Ef 5:5]

    Mereka yang mengajarkan bahwa orang percaya diperbolehkan hidup tunasusila dan tidak benar tanpa membahayakan keselamatan abadi akan langsung berhadapan dengan hukuman Allah yang keras.
  2. 2) Kita harus senantiasa ingat bahwa Allah telah memberikan kita amanat untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil (Mat 28:18-20; Kis 1:8), yang mencakup peringatan akan kematian kekal bagi semua orang yang tidak mau bertobat dan percaya kepada Kristus (bd. Kis 17:22-31); dengan demikian Allah telah menjadikan gereja itu penjaga

    (lihat cat. --> Mat 18:15).

    [atau ref. Mat 18:15]

(0.31) (Mat 24:29) (sh: Semesta gonjang-ganjing (Rabu, 9 Maret 2005))
Semesta gonjang-ganjing


Dampak kedatangan Yesus kelak sangat dahsyat. Seluruh kekuatan semesta akan tergoncangkan ke fondasinya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">29). Selain melukiskan apa yang akan terjadi secara fisik, segala sesuatu yang `di atas' sangat boleh jadi adalah objek ibadah manusia yang salah yang pada hari terakhir itu akan dihancurluluhkan karena satu-satunya yang boleh disem-bah, yaitu Tuhan Yesus menyatakan diri (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">30). Di zaman kita banyak orang mengembangkan spiritualitas yang digali dari `kuasa alam', `energi matahari, bulan, bumi', dsb. Ini bukan hal yang baru. Sudah sejak zaman dahulu manusia di luar Tuhan jatuh dalam penyembahan ciptaan yang dianggap sebagai sumber berlangsungnya kehidupan. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa alam bukanlah Tuhan.

Yesus Kristus akan datang kembali pada hari terakhir, bukan lagi sebagai bayi mungil yang serba terbatas, melainkan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan. Dia tidak lagi datang untuk mengampuni manusia berdosa melainkan datang untuk menghakimi. Semua bangsa di bumi akan meratap (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">30). Hari penghakiman sudah datang! Tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat! Namun, mereka yang percaya dalam nama-Nya, yaitu orang-orang pilihan-Nya akan dikumpulkan dari segala tempat untuk masuk ke dalam sukacita kekal bersama Dia (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">31).

Tuhan Yesus mengajarkan agar kita peka untuk membaca tanda zaman. Kita bukan hanya harus membaca Kitab Suci, melainkan perlu juga membaca situasi zaman yang sedang terjadi di sekeliling kita berdasarkan terang firman Tuhan. Waktu yang singkat menyadarkan kita untuk hidup bijaksana. Perkataan Tuhan Yesus adalah lebih pasti daripada eksistensi alam semesta. Justru karena tak seorang pun tahu saat kedatangan-Nya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">36), maka kita patut semakin waspada dan semakin mendalami kebenaran Alkitab.

Renungkan: Bila Anda ingin siap menyambut kedatangan-Nya, berhentilah menjadi praktisi penyembah segala manifestasi berhala!

(0.31) (Flp 3:12) (sh: Mengenal Kristus (Senin, 31 Mei 2004))
Mengenal Kristus

Apakah Anda sudah mengenal Kristus? Puaskah Anda dengan pengenalan itu? Bila Anda sudah puas, berarti Anda sudah berhenti dari belajar mengenal Dia. Anda sedang mengalami kemandekan, bahkan Anda sedang mundur. Mengapa? Karena Kristus adalah Anak Allah, jauh melampaui segala pengetahuan. Pengenalan dan pengalaman iman kita akan Dia tak akan pernah sempurna sampai kita jumpa Ia kelak.

Paulus menilai diri dengan benar, tidak berlebihan. Dia tidak menyatakan dirinya telah sempurna dan memperoleh pengenalan tuntas akan Kristus. Apakah Paulus mengenal Kristus? Ya. Apakah dia telah mengenal-Nya penuh? Paulus mengatakan belum, dan itulah yang terus dia kejar. Memang seorang yang telah mengenal Kristus, ingin mendapatkan pengenalan yang lebih dalam lagi. Ini bahkan lebih lagi daripada keinginan mengenal dan mengasihi lebih dalam orang-orang yang kita kasihi. Keinginan ini membuat ia melupakan apa yang telah di belakangnya. Paulus tidak mengijinkan apa yang sudah dicapainya menjadikannya puas diri, berbangga diri, tetapi pengenalan itu menjadi terhenti. Tidak, melainkan ia mengarahkan dirinya kepada apa yang masih dapat dia peroleh. Orang yang sedemikian akan maju terus, tidak mungkin mandek pertumbuhannya (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">12-14).

Paulus terus mencari meskipun ia telah mendapatkan. Dia bahkan memberi jaminan bahwa Tuhan akan menyatakan kepada kita jika tentang salah satu hal kita berbeda pandangan. Perbedaan pandangan tidak seharusnya mencegah dan menghambat kita untuk terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus. Setiap orang memiliki tingkat pengertiannya masing-masing dan Paulus mendorong jemaat untuk melanjutkan proses pengenalan yang bersifat progresif tersebut (ayat kita+akan+menjadi&tab=notes" ver="">15-16).

Renungkan: Tak ada gol hidup yang lebih berarti bagi orang yang kenal Kristus selain makin mengenal dan menyerupai Dia.

(0.31) (1Kor 7:17) (sh: Seperti semula. (Kamis, 28 Agustus 1997))
Seperti semula.

Orang yang benar-benar mengikut Kristus, artinya berjalan di belakang Kristus, pasti akan menampakkan perubahan dalam hidupnya. Hidup lama menjadi hidup baru. Seperti halnya jika kita mengikuti kehidupan seorang olahragawan yang harus selalu disiplin dengan latihan, tentu berbeda dengan bila kita mengikuti kehidupan penjudi. Perubahan yang Tuhan inginkan bukan yang lahiriah, tetapi yang terjadi di dalam hati. Status lahiriah mungkin saja tidak berubah, tetapi akan nyata sikap taat, pengabdian, dan penyerahan diri total kepada Kristus.

Singkatnya waktu. Karena peka akan daruratnya waktu hidup di akhir zaman, Paulus mengingatkan akan singkatnya waktu. Paulus tentu tidak memberi kesan bahwa ia tahu kapan Tuhan akan datang kedua kali. Namun yang ingin ditekankannya di sini ialah bahwa kita harus hidup dengan tingkat kemawasdirian dan kewaspadaan yang amat tinggi. Tiap orang memiliki batas tertentu bagi hidupnya masing-masing, karena itu wajib menggunakan waktu dengan baik selagi masih ada kesempatan. Nasihatnya juga bukan menghalangi orang dari kebebasan, tetapi untuk mengarahkan kebebasan itu bagi tujuan tertinggi.

Doa: Tolong kami melihat tujuan hidup dari-Mu dengan jernih.



TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA