Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 261 - 280 dari 647 ayat untuk melakukan pula AND book:[1 TO 39] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.27) (Ams 13:1) (sh: Sayangilah anak-anak dengan sepenuh hati (Sabtu, 29 Juli 2000))
Sayangilah anak-anak dengan sepenuh hati

Sayangilah anak-anak dengan sepenuh hati. Orang Yahudi terkenal sebagai orang tua yang terbaik di antara bangsa-bangsa purba. Karena itu ucapan yang terdapat di dalam Amsal 13:24a tidak mengandung arti bahwa orang Yahudi mendukung penyiksaan atau pelecehan hak asasi anak-anak. Pengertian yang terkandung di dalam ayat itu adalah orang tua yang gagal mendisiplin anak-anaknya adalah orang tua yang tidak sayang kepada anak-anaknya.

Orang tua yang sayang kepada anak-anaknya tidak akan membiarkan mereka melakukan kesalahan, tapi bertindak tegas untuk mengoreksi. Karena itu penulis Amsal melalui ayat ini ingin menegaskan betapa penting dan mendesaknya untuk menghajar anak-anak supaya kelak jika dewasa mereka dapat tetap memilih jalan Tuhan. Harap diingat pula bahwa kata `tidak menggunakan tongkat' harus dipahami sebagai kiasan dan tidak menyarankan pukulan sebagai bentuk penghukuman, meskipun hukuman semacam itu diberlakukan juga pada zaman Israel purba. Jadi hajaran di sini bukan berarti kekerasan namun kasih sayang dan mempunyai tujuan demi masa depan sang anak. Hajaran ini harus meliputi seluruh aspek kehidupan manusia antara lain masalah ekonomi (25), masalah hubungan antar manusia (10), kehidupan moral (6), integritas (5), komunikasi (2-3) serta yang terpenting adalah menumbuhkembangkan kebiasaan membaca dan menerapkan firman-Nya (13).

Di kota besar seperti Jakarta, penerapan yang benar untuk firman Tuhan ini menjadi permasalahan yang sangat pelik. Di satu pihak untuk memenuhi tuntutan hidup baik dari segi ekonomi maupun sosial, suami dan istri harus melakukan berbagai kegiatan di luar rumah di samping bekerja. Di pihak lain, dari belajar firman Tuhan, mereka menyadari bahwa mereka harus mendidik anaknya di jalan Tuhan. Ketegangan terjadi di sini. Mereka mengirim anaknya ke sebuah lembaga pendidikan formal maupun non-formal yang memang bergerak dalam bidang pendidikan anak baik secara mental, jasmani, maupun rohani.

Renungkan: Tindakan ini nampaknya menyelesaikan ketegang-an yang mereka alami. Mereka merasa menemukan kembali damai sejahtera sebab mereka merasa berhasil memenuhi 2 kebutuhan secara bersama-sama. Ditinjau berdasarkan Ul. 6:7-9 menurut Anda sudah berapa persenkah tindakan mereka itu memenuhi tuntutan Allah?

(0.27) (Yer 31:18) (sh: Penggenapan sempurna di dalam Yesus (Kamis, 26 April 2001))
Penggenapan sempurna di dalam Yesus

Penggenapan sempurna di dalam Yesus. Masa depan Yehuda sangat cerah baik secara rohani maupun materi. Mereka bukan lagi sebagai bangsa yang hina di hadapan bangsa-bangsa lain sebab Tuhan yang Benar dan Adil kembali bersemayam di tengah-tengah mereka (23-24). Kehadiran-Nya adalah sumber kekuatan dan kepuasan bagi masyarakat Yehuda yang membutuhkan (25). Populasi Yehuda yang habis karena perang akan ditumbuhkan demikian pula ternak sebagai sumber makanan (27). Allah tidak lagi mencanangkan malapetaka atas mereka namun merencanakan pembangunan bagi Yehuda (28). Mereka yang lahir di tanah pembuangan mengenal Allah sebagai Allah yang adil sebab mereka tidak lagi menanggung dosa nenek moyangnya dengan hidup sebagai tawanan di negara asing. Mengapa Allah melakukan semua itu?

Pertama, Allah mengasihi mereka dengan kasih-Nya yang kekal (20). Kedua, Yehuda sendiri sudah bertobat. Mereka mengakui dan menerima penderitaan mereka sebagai hajaran Allah karena pemberontakan mereka terhadap Allah (18). Mereka menyadari betapa menjijikkannya diri mereka (19) sehingga mereka sadar kecuali jika Allah membawa mereka balik maka mereka tidak mungkin berbalik kepada-Nya. Pertobatan yang demikian terjadi karena Allah yang memanggil umat-Nya dan memberikan penyataan- Nya. Dengan kata lain pertobatan ini merupakan anugerah- Nya. Anugerah Allah tidak hanya membawa mereka kepada pertobatan namun juga memampukan mereka untuk hidup menjadi umat Allah sebab Allah akan menaruh firman-Nya dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hatinya (31- 34). Itulah perjanjian yang baru. Allah melakukan transformasi hati manusia yang merupakan pusat kehendaknya. Karena itu mereka dapat mengenal Allah secara pribadi, dosanya diampuni dan dapat meresponi Allah dengan hati yang murni.

Renungkan: Yehuda memang sudah kembali dari pembuangan. Bait Allah yang kedua memang kembali dibangun dan ditahbiskan. Namun pertobatan yang memimpin kepada transormasi hati manusia hanya digenapi di dalam kematian Yesus Kristus. Kini siapa yang percaya kepada Yesus, Allah akan memulihkan hidupnya dan memulai karya transformasi dalam hati orang percaya. Anugerah ini memungkinkan setiap manusia untuk menikmati hidup dalam persekutuan dengan Allah.

(0.27) (Kej 8:22) (ende)

Karena manusia sedjak masih kanak-kanak sudah mempunjai ketjenderungan kearah kedjahatan. Tuhan selandjutnja akan bersikap sabar terhadapnja, dan memberinja kesempatan akan bertobat. Hal ini mendjelaskan pula, mengapa Tuhan membiarkan orang-orang dosa hidup didunia ini disamping mereka jang terpilih olehNja. Dalam Perdjandjian Lama tjerita ini dianggap suatu lukisan penjelamatan para terpilih, demi penjelamatan Israel kelak kemudiannja (Wis 10:4; 14:6; Sir 44:17).

Dalam Perdjandjian Baru tjerita ini didjadikan pralambang penjelamatan kita karena iman (Ibr 11:7) dan karena air permandian (1Pe 3:20), pun pula menggambarkan pengadilan Tuhan pada achir djaman (Mat 24:37-39; Luk 17:26; 2Pe 2:4-10; 3:3-13).

Para Bapa Geredja menganggap perahu Noah lambang Geredja, satu-satunja jang dapat menjelamatkan kita dari kebinasaan.

Dalam Upatjara Baptis pada malam Sabtu Paskah, penjelamatan Noah diutarakan pula sebagai pralambang Baptis. Demikianlah dunia tak akan binasa lagi karena air, malah akan diselamatkan karena air.

(0.27) (Kej 14:18) (ende)

Malkisedek berarti: "Sedek adalah radja", atau mungkin djuga: "Radjaku adil". Sjalem = Jerusalem (lihat Maz 76:3).

Menjadjikan roti dan anggur melambangkan persahabatan dan penghormatan; menjambut seorang pemenang perang dengan resmi.

Jang Mahatinggi (El-elyon) adalah sebutan Tuhan jang sedjati. Dengan tampilnja kemuka seorang radja dari Jerusjalem, jang mendjadi imam pula, pengarang membajangkan adanja hubungan antara Bapa bangsa Israel dan kota Jerusalem, jang kelak akan mendjadi ibu kota keradjaan Israel. Dalam pribadi Malkisedek radja Jerusalem telah tampil kemuka pada djaman Abram. Seperti Malkisedek, begitu pula radja itu adalah imam djuga, jakni perantara Tuhan dan UmatNja, untuk menjampaikan Berkat serta Keselamatan dari Tuhan, meskipun radja tidak berasal dari keturunan imamat Aaron.

Abram mempersembahkan sepersepuluh harta-miliknja kepada Malkisedek. Suatu tanda bahwa Abram mengakui deradjat-kewibawaan Malkisedek. Demikianlah Abram telah menjatakan taatnja terhadap Radja-Imam di Jerusalem dikelak-kemudian hari.

Malkisedek djuga mendjadi pralambang Almasih-Radja, jakni keturunan dari dinasti keradjaan Dawud di Jerusalem lagi imam, bukan karena keturunan Aaron, melainkan karena deradjat sendiri, seperti djuga Malkisedek (Maz 110:4; Ibr 7).

Menurut beberapa orang Bapa Geredja, persembahan roti dan anggur melambangkan pula Ekaristi Sutji (Klemens dari Alexandria, Siprianus).

Penafsiran ini masih kita ketemukan djuga dalam tradisi Geredja (lihat Kanon Misa Sutji).

(0.24) (1Raj 5:1) (sh: Menabur angin, menuai badai (Rabu, 2 Februari 2000))
Menabur angin, menuai badai

Menabur angin, menuai badai. Persiapan pembangunan Bait Allah dilakukan secara teliti, cermat, dan dengan perhitungan yang matang. Untuk kayu dipilihlah kayu dari pohon aras yang terkenal sangat baik dan untuk dasar rumah dipilih pula batu-batu yang mahal. Untuk pekerja-pekerja utama dipilih orang-orang Sidon yang memang ahli menebang pohon. Persiapan ini juga melibatkan ratusan ribu pekerja termasuk di dalamnya 30.000 orang yang bekerja secara bergilir.

Tampaknya persiapan Salomo begitu sempurna sehingga segala sesuatu berjalan lancar, mulai dari pengadaan material yang dipakai sampai sumber daya manusia yang dibutuhkan. Namun bila kita amati dengan seksama, akan terlihat kekhilafan cukup fatal yang dilakukan Salomo. Untuk mendapatkan pohon aras dari raja Tirus, Salomo melakukan strategi pendekatan yang canggih terutama dalam soal pembayaran sehingga perjanjian kerja dapat disetujui dengan baik. Semua pihak disenangkan. Bahkan raja Hiram sampai memuji Tuhan sebagai pengakuan atas kehebatan Salomo. Sebaliknya ketika ia membutuhkan sumber daya manusia dari bangsanya sendiri, Salomo menggunakan pendekatan pemaksaan yaitu kerja rodi dengan sistem bergilir tanpa bayaran. Mereka tahu bahwa Bait Allah itu adalah untuk kepentingan kehidupan rohani mereka, namun demikian tak satu pun pujian keluar dari mulut bangsa Israel yang terlibat dalam kerja rodi, sebagai respons atas persiapan pembangunan Bait Allah.

Pembedaan dalam pendekatan ini menunjukkan keteledoran yang timbul dari sikap menganggap remeh dan semena-mena dari Salomo terhadap rakyat kecil. Walaupun konsekuensi secara langsung tidak dialami oleh Salomo, tindakannya itu bisa dianggap sebagai menabur suatu biji permasalahan yang nantinya akan berbuah yang menjadi pemicu perpecahan kerajaan Israel (1Raj. 12:4). Salomo sudah menabur suatu biji permasalahan yang tampaknya sepele, namun setelah kematiannya biji itu menjadi pemicu kesulitan besar dan perpecahan.

Renungkan: Dalam melaksanakan tugas pelayanan atau pekerjaan, terutama yang menyangkut manusia, pikirkan secara bijak dan untuk jangka panjang. Keteledoran sepele masa kini merupakan sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak, sehingga mengakibatkan kehancuran pelayanan atau pekerjaan yang sedang kita tekuni. Apa yang kita tabur kini, akan kita tuai kelak.

(0.24) (1Raj 15:1) (sh: Janji Tuhan YA dan AMIN (Kamis, 24 Februari 2000))
Janji Tuhan YA dan AMIN

Janji Tuhan YA dan AMIN. Abiam adalah generasi ke empat dari keturunan raja Daud. Karena dibesarkan dan dididik dalam keluarga penyembah berhala, Abiam juga mengikuti kepercayaan Rehabeam kepada dewa-dewa. Ia hidup bergelimang dosa dan dari satu peperangan kepada peperangan yang lain. Tidak ada pertobatan dalam masa pemerintahan Abiam. Di tengah realitas hancurnya kerajaan umat pilihan Allah, ternyata Allah masih beranugerah. Abiam masih memiliki keturunan untuk meneruskan dinasti kerajaan Israel yang tinggal satu suku. Mengapa? Bukan karena Abiam, tetapi semata hanya oleh janji Allah kepada Daud. Meski Daud berdosa dalam perselingkuhannya dengan Betsyeba, Daud adalah orang yang beribadah kepada Tuhan sampai akhir hidupnya. Janji bahwa kerajaan Daud akan tetap ada digenapi Tuhan. Kerajaan Israel terus berlanjut meski usia pemerintahan Abiam yang amat pendek, sebab generasi selanjutnya telah dipersiapkan Allah.

Allah berlimpah dalam kebaikan. "Sifat kebaikan adalah kecenderungan untuk memberi kepada orang lain bukan karena mempunyai motivasi mencari keuntungan; bukan pula karena kelayakan si penerima, tetapi dilakukan secara konsisten melampaui semua itu", demikian tulis J.L. Packer dalam buku Knowing God. Jadi kalau dinasti Daud masih bisa bertahan dan tetap dipakai Allah untuk merampungkan sejarah penyelamatan-Nya, itu adalah karena kebaikan Allah semata. Rehabeam dan Abiam diberi kesempatan untuk memegang tampuk kerajaan karena anugerah Allah. Sayang sekali mereka tak menghargai kesempatan emas ini. Bagi Abiam kesempatan itu berlalu seperti rumput yang tumbuh di padang, amat sangat singkat.

Renungkan: Allah baik dan penuh anugerah. Janji-Nya pasti digenapi. Ia tak berubah, Ia tak alpa pada janji-Nya. Seperti Allah memberkati kerajaan Daud, Ia juga akan memberkati negara Indonesia. Marilah kita mensyukuri anugerah kebaikan Allah ini dengan hidup tidak menyimpang dari segala yang diperintahkan-Nya kepada kita seumur hidup kita. Mulai dan tutuplah hari-hari yang Allah anugerahkan ini dengan melakukan apa yang benar dan membuang jauh-jauh segala unsur KKN dalam hidup kita sehari-hari. Dan jadikan Allah pusat penyembahan dan panutan hidup kita, maka berkat-Nya akan terus mengalir dari ge-nerasi kepada generasi selanjutnya. Peganglah janji-Nya YA dan AMIN.

(0.24) (1Raj 18:20) (sh: Ada saat diam, ada saat bertindak (Jumat, 3 Maret 2000))
Ada saat diam, ada saat bertindak

Ada saat diam, ada saat bertindak. Untuk menentukan kapan kita harus diam dan kapan harus bertindak dalam menghadapi suatu masalah bukanlah tindakan yang gampang. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu ketika banyak gereja dibakar dan dirusak massa, apakah Kristen harus diam atau harus bertindak? Pertimbangan apa sajakah yang diperlukan untuk menentukan tindakannya, sehingga berdampak positif bagi masyarakat Kristen secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum.

Elia di bawah pimpinan Allah sudah memberikan contoh yang patut diteladani. Ada saat dimana ia harus diam, pasif, bahkan bersembunyi. Namun ada saatnya pula ia aktif, keluar untuk menemui dan menantang Ahab beserta nabi-nabi Baalnya. Di dalam perikop ini jelas tergambar bagaimana Elia secara aktif menantang seluruh rakyat Israel, nabi-nabi Baal, dan Ahab untuk bertanding melawan dia. Apa pertimbangan Elia sehingga ia harus melakukan tindakan yang sangat membahayakan keselamatan jiwanya dan tentunya akan membawa kehancuran iman terhadap YAHWEH jika Elia dibunuh?

Pertimbangan pertama: Elia melihat bahwa Ahab secara sadar dan 'tulus' beriman kepada Baal, berarti ia secara sepenuh hati sudah berpaling dari Allah. Hal ini terbukti dengan kesediaannya untuk memanggil dan mengumpulkan nabi-nabi Baal dan seluruh rakyat Israel ke gunung Karmel. Ahab tidak mungkin disadarkan dengan bencana alam sehebat apa pun karena hati dan matanya sudah tertutup. Karena itulah Elia harus bertindak agar Israel tidak berlarut-larut menjadi korban hukuman Allah. Pertimbangan kedua: rakyat Israel telah terlibat dalam kompromi yang membahayakan. Mereka menyembah Allah namun secara bersamaan juga menyembah Baal. Kompromi ini akhirnya membawa Israel berpaling dari Allah. Israel akan menuju kehancuran iman, moral, dan akhlak.

Tujuan dari tindakan Elia tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk membawa bangsa Israel kembali kepada Allah yang benar. Untuk itulah Elia berani mengambil risiko yang besar sekalipun. Umat Kristen di Indonesia dapat meneladani apa yang Elia lakukan.

Renungkan: Jika perlakuan yang kita terima sudah membahayakan keteguhan iman umat Allah, maka Kristen harus berani bersuara, agar umat Tuhan di bumi Indonesia dapat terus berdiri kokoh.

(0.24) (2Raj 10:1) (sh: Peran Kristen sebagai Yonadab di Indonesia (Selasa, 30 Mei 2000))
Peran Kristen sebagai Yonadab di Indonesia

Peran Kristen sebagai Yonadab di Indonesia. Bagaimana sikap Kristen terhadap para elit politik di negeri ini? Apakah Kristen diperbolehkan ikut serta di dalam proses politik bangsa ini? Ataukah Kristen hanya bisa diam saja dan memasrahkan seluruh proses itu kepada pihak lain? Seperti Yonadab, Kristen adalah orang asing dan pengembara di dalam dunia yang penuh dengan kekerasan dan kejahatan. Kristen dapat meneladani sikap dan tindakan yang dilakukan oleh Yonadab sebagai respons atas sepak terjang Yehu.

Yehu semakin mempertontonkan siapakah dia sebenarnya. Sebagai pemimpin baru kerajaan Israel, ia terbukti sangat taktis bahkan cenderung licik di dalam mencapai tujuannya. Ia berantusias untuk melaksanakan tugasnya (2Raj. 9:9-7) namun sekaligus ingin pula menjadi pemimpin baru Israel yang mendapat simpati dan ditakuti seluruh rakyat. Untuk mendapatkan itu ada beberapa tindakan strategis yang dilakukan secara simultan. Ia memperdayai para pembesar, penatua, dan pengasuh anak-anak Ahab sehingga seakan-akan mereka juga ikut memberontak kepada Ahab. Ini membuat mereka mau tidak mau bertekad hidup-mati untuk dia.

Ia benar-benar menikmati posisinya sehingga ia perlu memperkokoh takhtanya dengan melenyapkan pihak-pihak yang mungkin membalas dendam atau membalaskan dendam di kemudian hari (11-14). Melihat semua itu, Yonadab segera menemui Yehu untuk melihat apakah sungguh-sungguh terjadi kebangunan rohani di Israel dengan dilenyap-kannya seluruh keturunan Ahab. Yonadab adalah anggota sebuah kelompok orang Israel yang berkomitmen penuh terhadap Allah dan melepaskan diri dari hal-hal duniawi (Yer. 35). Ia mau seiring dengan Yehu hanya sebatas misi Yehu untuk melenyapkan keturunan Ahab dan menghapuskan penyembahan Baal (melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">10:23).

Renungkan: Sesuai dengan Yonadab, Kristen seharusnya mendukung para pemimpin politik sejauh program mereka membawa kebaikan bagi masyarakat. Kita dapat melakukan apa pun untuk mempromosikan perbaikan mental-spiritual masyarakat. Namun hendak-nya kita tidak menaruh harapan sepenuhnya kepada reformasi total, karena rencana agung Allah bagi dunia khususnya bagi Indonesia tidak selesai dengan siapa yang akan memenangkan pemilu 5 tahun mendatang.

Minggu Paskah 6

(0.24) (1Taw 24:1) (sh: Tugas penatalayanan (Rabu, 20 Februari 2002))
Tugas penatalayanan

Tugas penatalayanan. Dalam setiap pribadi Tuhan telah memberi karunia-karunia khusus dan unik sebagai perlengkapan untuk tugas-tugas yang akan diberikan kepada mereka di kemudian hari. Tetapi yang membuat kualitas diri mereka berada di atas teman dan saudaranya yang lain adalah taraf di mana mereka telah mengembangkan karunia-karunia dan rahmat Allah melalui ibadah dan disiplin terhadap diri sendiri.

Selain membagi tugas menurut keturunan, Daud mengatur pembagian kelompok penatalayanan tersebut juga sesuai dengan jumlah yang ada dalam keturunan Eleazar dan Itamar. Dengan demikian, Daud menjalankan prinsip keadilan yang Tuhan ajarkan di dalam kitab Musa juga ke dalam pembagian tugas. Di samping untuk menghindari kecemburuan sosial atau rohani, pembagian tugas yang adil ini juga membuat setiap kelompok mendapatkan beban tanggung jawab yang sesuai dengan keberadaan dan kemampuan mereka.

Bagian ini membangkitkan beberapa pertanyaan prinsip penting tentang ibadah. Dalam sudut pandang Perjanjian Baru kita paham bahwa ibadah terjadi tidak saja dalam kegiatan rohani tetapi di dalam seluruh segi kehidupan kita. Demikian pula ibadah yang kita laksanakan di gereja tidak saja tugas segelintir orang yaitu para pejabat gereja tetapi adalah hak dari setiap orang beriman karena masing-masing kita adalah imamat yang rajani. Ini mungkin dilambangkan oleh kegiatan ibadah 24 jam di Bait Allah waktu itu (ayat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">23:30-31; Mzm. 134:2). Apabila zaman itu penugasan dilakukan dengan juga menggunakan undian, kini kita melakukan pemilihan secara "demokratis." Jika contoh pembagian tugas pelayanan ibadah dalam bagian ini kita gabungkan dengan contoh dan ajaran Perjanjian Baru, kita perlu terus memeriksa dan membina bahwa kelangsungan penataan pelayanan gerejani kita melalui para pendeta, penginjil, majelis, diaken, guru sekolah Minggu, dlsb., sungguh menerapkan prinsip pimpinan Allah, kesesuaian dengan karunia, kesalehan hidup dan keterpaduan melayani.

Renungkan: Seorang pemimpin yang benar dan dapat dipercaya mungkin sekali adalah orang yang tidak ingin memimpin, tetapi dipimpin dan didorong Roh Kudus dari dalam dan melalui kondisi luar. Orang-orang seperti itu adalah Musa dan Daud serta beberapa nabi PL dan mungkin juga termasuk Anda.

(0.24) (Ams 15:1) (sh: Keinginan dan air laut memiliki kesamaan (Selasa, 1 Agustus 2000))
Keinginan dan air laut memiliki kesamaan

Keinginan dan air laut memiliki kesamaan. Air laut, bila semakin banyak diminum, justru semakin membuat haus sebab air laut membuat kerongkongan semakin kering. Demikian pula keinginan, semakin dipenuhi, justru semakin bertambah. Maka kepuasan yang diharapkan menjadi semakin jauh.

Manusia tidak mungkin mendapatkan kepuasan dengan cara memenuhi segala keinginannya karena sifat keinginan tidak terbatas, tidak ada habisnya, dan tidak akan pernah berhenti selama manusia masih bernafas. Karena itu manusia harus berhati-hati dengan keinginannya. Sebab banyak yang mengalami tekanan jiwa karena keinginannya tidak terpenuhi. Banyak juga yang melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri atau masyarakat demi memenuhi keinginannya seperti mencuri, korupsi, manipulasi, atau menggelapkan uang. Berdasarkan uraian di atas maka keinginan harus dikontrol bukan ditekan agar tidak mengontrol tindakan manusia. Satu-satunya cara yang paling tepat adalah manusia harus belajar untuk memuaskan diri dan menikmati apa pun yang dimiliki (17).

Ada 3 hal yang harus dimiliki manusia agar ia dapat puas dengan segala yang dimilikinya. Pertama, takut akan Tuhan memberikan hati yang tenang. Hati yang tenang adalah tanda dari hati yang puas. Karena hatinya sudah terpuaskan maka ia tidak memerlukan hal-hal lain untuk memuaskan dirinya. Jadi sedikit atau banyak barang yang dimiliki, tidak akan berpengaruh (16). Kedua, kebutuhan utama manusia adalah dikasihi dan mengasihi. Karena itu jika kasih ada di dalam kehidupan seseorang, tidak ada lagi yang akan memberikan kepuasan hatinya (17). Ketiga, hati manusia menentukan suasana kehidupannya (13) sebab hati adalah pusat dari kehendak manusia. Karena itu penting untuk mempunyai hati yang dekat dengan Allah. Ini akan memuaskan hatinya sehingga tidak ada lagi yang diinginkan untuk memuaskan dirinya.

Renungkan: Kapankah terakhir kalinya Anda ingin sekali membeli sesuatu? Setelah Anda membelinya tentunya Anda puas bukan? Namun berapa lama kepuasan itu dapat bertahan? Ketiga hal di atas harus ada dalam kehidupan kita supaya kita tidak dikuasai oleh rupa-rupa keinginan kita. Manakah dari ketiga hal itu yang belum ada dalam diri Anda? Apa yang harus Anda lakukan untuk memilikinya?

(0.24) (Ams 25:8) (sh: Lidah: bagian kecil tapi besar perannya (Rabu, 1 November 2000))
Lidah: bagian kecil tapi besar perannya

Lidah: bagian kecil tapi besar perannya. Berkata, bernyanyi, berteriak, bersorak, berkomentar, bertanya, memuji, mengutuk, mengeluh, memfitnah, menyindir, menghina, dll., semuanya menggunakan lidah. Kita menyadari bahwa tidak mudah mengendalikan lidah walaupun merupakan bagian kecil dalam tubuh kita. Dengan lidah yang sama kita bisa melakukan hal yang positif dan negatif bersamaan, pada orang yang sama pula.

Beberapa hal dikemukakan penulis Amsal dalam perikop ini. 1). Ketika kita bermasalah dengan orang lain (8-10), ada beberapa nasihat: tidak terburu-buru menghadapkan orang sebagai `terdakwa' karena belum sampai kesalahannya diakui, justru kita yang dipermalukan; dan bila kita harus membela perkara kita jangan sampai kita menceritakan kejelekan orang lain, sehingga justru umpatan berlaku bagi kita seumur hidup. 2). Ketika kita mengatakan sesuatu tepat waktu akan menjadi suatu perkataan yang sangat indah (11, 12, 15, 25). Teguran pun yang biasanya dihindari orang akan indah di telinga orang yang ditegur bila dikatakan dengan bijaksana. Perkataan yang lembut juga dapat memenangkan hati yang keras. Dan kabar baik dari kerabat yang lama tidak memberi kabar melegakan pengharapan seseorang. 3). Ketika kita salah mempergunakan lidah, misalnya: berkata dusta atau membual demi gengsi (14, 18); menyanyi bagi orang yang sedih akan menambah kepiluan hatinya (20); suka menimbulkan pertengkaran membuat kita dijauhi relasi (24); mengobral kata pujian (27). Penulis juga menghubungkan antara lidah, mata, hati, dan keberadaan diri seutuhnya. Apa artinya? Apa yang kita nyatakan melalui lidah hendaklah berdasarkan kecermatan mata, kemurnian hati, dan totalitas diri. Mengendalikan diri berarti mengendalikan lidah, mata, dan hati. Inilah proses pengendalian diri yang sesungguhnya..

Bagaimana kita dapat belajar mengendalikan diri kita? Pelajari dengan cermat apa yang kita lihat sebagai dasar respons lidah kita, sehingga kita tidak terlalu gegabah meresponi sesuatu. Kemudian nyatakan dengan lidah yang dikendalikan oleh hati yang murni dan bijaksana, sehingga tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat kata.

Renungkan: Dengan lidah kita dapat mempermalukan diri sendiri, tetapi juga dapat membangun citra diri dan masa depan orang lain, semuanya bergantung pada kita sebagai pengendali.

(0.24) (Yer 3:14) (sh: Pertobatan sejati bukan gampang tapi harus (Rabu, 30 Agustus 2000))
Pertobatan sejati bukan gampang tapi harus

Pertobatan sejati bukan gampang tapi harus. Ada sebuah anekdot yang beredar di masyarakat kita yang menyatakan demikian: mengapa orang-orang bisa melakukan KKN di Indonesia secara menyolok mata dan berkali-kali? Sebab 'syaraf malu' orang-orang itu sudah putus. Atau bahasa indahnya: mereka tidak mempunyai budaya malu.

Orang-orang yang hidup sezaman dengan Yeremia tetap tidak mau berpaling kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Namun Yeremia melihat jauh ke depan bahwa nantinya umat Allah itu akan berbalik kepada-Nya.Identitas mereka sebagai umat Allah kembali dipulihkan yaitu sebagai umat yang bersaksi bagi dunia dan yang hidup menurut jalan-Nya (17-18). Allah menerima mereka kembali dan memulihkan keadaannya (22).

Hal-hal apa saja yang ada di dalam pertobatan yang sejati? Pertama, keputusan tegas yang datang dari dirinya untuk berbalik kepada-Nya (22b). Bukan kepura-puraan, bukan karena paksaan atau tekanan dari orang lain, bukan pula karena terhimpit oleh keadaan tertentu. Keputusan yang tegas ini merupakan tindakan awal yang mutlak penting. Jika masih ada keraguan atau ketidaksungguhan, maka tindakan selanjutnya pasti tidak akan terjadi. Namun harus diingat bahwa keputusan ini juga bukan tindakan yang dapat dicapai secara otomatis. Harus ada proses yang mengawalinya yaitu hal kedua dan ketiga berikut ini. Kedua, pemahaman dan kesadaran yang sungguh bahwa segala jalan dan tindakan yang sudah dijalani itu adalah salah dan sia-sia (23-24). Ini nampaknya merupakan alasan utama mengapa orang sulit bertobat. Sebagai contoh: orang yang korupsi akan kesulitan meyakini bahwa tindakannya itu sia-sia sebab siapa bilang bahwa uang tidak berguna? Ketiga, harus ada rasa malu. Bukan sekadar rasa malu melainkan rasa malu yang dalam ketika mengenang dosa-dosa yang telah dilakukannya.

Renungkan: Tanpa keputusan yang tegas, tanpa pemahaman dan kesadaran, dan tanpa rasa malu yang dalam, pertobatan sejati tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan manusia. Buktinya adalah bangsa Yehuda. Dalam pengalaman hidup kekristenan Anda, ketika suatu saat Anda jatuh dalam dosa dan kemudian Anda bertobat, apakah ketiga hal di atas terjadi di dalam hidup Anda? Jika tidak, Anda perlu mengevaluasi kembali apakah Anda sungguh sudah bertobat?

(0.24) (Yeh 3:16) (sh: Antara tugas, tanggung jawab, dan hasil (Rabu, 18 Juli 2001))
Antara tugas, tanggung jawab, dan hasil

Antara tugas, tanggung jawab, dan hasil. Allah sangat memahami perasaan dan gejolak hati hamba-Nya (ayat 16). Ia memberikan kesempatan kepada Yehezkiel untuk berdiam diri selama tujuh hari sama seperti Ia memberikan kesempatan kepada Paulus untuk berdiam diri selama tiga hari sebelum menyatakan panggilan-Nya. Ini menandakan bahwa Allah tidak selalu menuntut, namun Ia sudi menunggu waktu yang paling tepat bagi hamba-Nya untuk mendengarkan lebih rinci tanggung jawabnya. Allah begitu sabar dan memperhatikan kebutuhan hamba-Nya demi mengemban misi- Nya

Apa tanggung jawab Yehezkiel? Ia diangkat menjadi penjaga kaum Israel -- baik orang jahat maupun orang benar. Ia harus mengobati orang sakit dan mencegah agar orang tidak sakit. Ini bukan tanggung jawab yang ringan sebab berdasarkan pernyataan Allah sebelumnya (ayat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2:3-8), tidak mustahil Yehezkiel akan mengalami berbagai tantangan dari bangsanya. Yehezkiel juga mempunyai pola kerja yang sudah ditetapkan oleh Allah yaitu mendengarkan firman- Nya dan memperingatkan bangsa Israel atas nama Allah. Pola ini tidak dapat dibolak-balik urutannya. Tahap pertama merupakan legitimasi bagi dirinya sebagai wakil Allah. Pola ini juga mempunyai implikasi bahwa Yehezkiel tidak boleh berbicara apa pun jika Allah tidak memberikan firman-Nya. Allah sangat serius dengan pola ini sehingga Ia menegaskan dengan membuat Yehezkiel bisu dan akan membuatnya dapat berbicara jika firman-Nya siap untuk diberitakan (ayat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3:26-27). Tugas yang diemban sangat berat demikian pula pola kerja yang harus diikuti sangat ketat, namun tanggung jawab yang dituntut bukanlah keberhasilan dalam misinya melainkan kesetiaan dalam menjalankan misi yang sudah Allah berikan.

Renungkan: Apa yang telah Allah lakukan terhadap Yehezkiel juga masih Allah lakukan terhadap hamba-Nya pada masa kini. Ia tidak akan memaksa kita untuk memikul suatu tanggung jawab pelayanan sampai kita benar-benar siap. Ia juga mau supaya kita mengikuti pola kerja-Nya dengan disiplin dan melakukan semua tugas dengan setia. Berapa jumlah orang yang berpaling dari dosa, bukanlah menjadi tanggung jawab kita. Berapa jumlah orang yang berkomitmen untuk taat kepada-Nya, bukanlah tanggung jawab kita.

(0.24) (Im 7:22) (sh: Kurban dan kekudusan (Senin, 9 September 2002))
Kurban dan kekudusan

Kurban dan kekudusan. Larangan untuk memakan lemak dan daran kembali disampaikan. Perlu diketahui bahwa lemak yang dimaksud disini, sebagaimana yang dimaksud pula dalam melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3:3-4, bukan sekadar lemak yang menempel dalam daging, tetapi lemak yang menyelubungi isi perut dan usus binatang. Lemak demikian harus dikhususkan bagi Tuhan semata, dan penggunaan lemak ini untuk keperluan yang lain dilarang dengan keras. Hal ini berlaku bukan hanya untuk binatang kurban, tetapi juga untuk semua binatang yang tahir. Darah dilarang untuk dikonsumsi di mana pun, kecuali darah ikan dan beberapa jenis serangga.

Selanjutnya, dalam ayat 28-34 penjelasan perintah tetang kurban salam. Berbeda dari kurban-kurban maha-kudus yang di jelaskan dalam melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">6:8-7:10, yang hanya dikerjakan oleh mereka yang memangku jabatan iman saja, bagian ini melibatkan orang-orang awam pula. Karena mereka yang bukan imam tidak boleh meletakan persembahan diatas mezbah, maka mereka diikut sertakan secara terbatas didalam persembahan-persembahan yang tidak termasuk jenis persembahan mahakudus. Dengan tangannya sendiri, seseorang mebawa kurban, dan bagian dada kurban menjadi persembahan unjukan bagi Allah. Lemaknya kemudian dibakar. Urutan prosedurnya penting untuk diperhatikan: imam harus mengambil dada dan paha kanan kurban setelah lemak dibakar dimezbah, karena lemak adalah bagian Tuhan (bdk. 1Sam. 2:15-17).

Bagian ini ditutup dengan suatu rangkuman (ayat 35-38). Bgaian Harun dan keturunannya telah dijelaskan. Bangsa Israel harus memperhatikannya dengan seksama. Demikian pula, ritus-ritus mengenai kurban-kurban telah digariskan. Tujuan dari semua ini adalah agar bangsa Israel beribadah kepada Allah dengan setia melalui pemberian kurban-kurban, menguduskan diri mereka.

Renungkan: Ketika anda mengambil keputusan untuk hidup kudus, Anda tidak dapat menjadi kudus dengan cara anda sendiri. Renungkan firmanNya setiap hari karena itu menyukakan hati Allah agar anda menjalani hidup sebagai ibadah yang berkenan dihadapan Allah.

(0.24) (1Taw 29:20) (sh: Pemerintahan bagi Allah (Rabu, 27 Februari 2002))
Pemerintahan bagi Allah

Pemerintahan bagi Allah. Daud tidak hanya memuji Allah sendirian, namun mengajak semua jemaat (ayat 20). Di sini ditunjukkan pentingnya ibadah kepada Allah dalam komunitas pascapembuangan, sekaligus hubungan yang erat antara raja dengan ibadah Bait Suci.

Pada hari berikutnya, semua orang berkumpul untuk mengangkat Salomo menjadi raja (ayat 21-25). Pertama, ditunjukkan proses persiapan penahbisan Salomo (ayat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">21-22a). Rakyat mempersembahkan berbagai macam kurban (ayat 21). Untuk menekankan kesatuan, dinyatakan bahwa tindakan ini dilakukan demi seluruh Israel (ayat 21). Sebagaimana Daud didukung oleh seluruh rakyat, penahbisan Salomo pun demikian. Selain persembahan kurban, dilakukan pula pesta dengan sukacita karena seorang raja akan diangkat dan persiapan pembangunan Bait Suci sudah lengkap.

Kedua, Salomo diangkat sebagai raja (ayat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">22b-25). Zadok, yang mengurapi Salomo, dinyatakan sebagai imam untuk kerajaan Daud. Status Zadok amat penting karena nantinya Yosua, seorang keturunan Zadok, bersama-sama Zerubabel, seorang keturunan Daud, akan membangun kembali Bait Suci pada periode awal pascapembuangan. Salomo akhirnya naik takhta. Ia makmur (ayat 23) dan ditinggikan (ayat 25), menunjukkan bahwa Allah begitu memberkatinya dan menyetujui pengangkatannya. Ia juga adalah raja Israel yang paling memiliki keagungan kerajaan (lih. 2Taw. 1:12).

Di atas semuanya ini, kualitas pemerintahan Salomo dinyatakan. Setiap orang Israel tunduk pada pemerintahannya (ayat 23) dan meninggikan dia (ayat 25). Demikian pula, semua anak buah Daud mendukung pemerintahan yang baru ini, menunjukkan adanya kesinambungan antara pemerintahan Daud dan Salomo. Kerajaan Salomo sama idealnya dengan kerajaan Daud, dan akan menjadi model pula bagi komunitas pascapembuangan. Sebagai penutup, penulis Tawarikh merangkumkan pemerintahan Daud (ayat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">26-28a), mencatat pengganti Daud (ayat 28b), dan menunjukkan catatan-catatan pendukung lainnya (ayat 29-30). Di sini ditunjukkan lagi kemuliaan Daud yang berumur panjang dan memiliki kemuliaan yang besar (ayat 28). Komunitas pascapembuangan meneladani model kerajaan Daud dalam pemulihannya.

Renungkan: Ketika Anda memerintah kehidupan Anda sendiri atau memerintah orang lain, biarlah Allah yang menjadi pemerintah Anda!

(0.24) (Yeh 18:21) (sh: Konsekuensi kekal (Minggu, 2 September 2001))
Konsekuensi kekal

Konsekuensi kekal. Perkembangan pemikiran argumen Yehezkiel dari ayat sebelumnya kini menuju kepada saran bahwa pribadi tidak perlu hidup di bawah bayang-bayang dosa para pendahulunya. Jika ia dapat berbalik dari dosa bapaknya, dia dapat pula berbalik dari dosa pribadinya (ayat 21-22). Bagaimana pun logika yang disampaikan oleh Yehezkiel ini bukanlah logika semu. Alasan dibalik semua pernyataannya adalah Allah menginginkan manusia untuk bertobat.

Hukum pertanggungjawaban pribadi yang telah Yehezkiel uraikan ini sangat jelas, sehingga setiap manusia dapat memiliki pilihan untuk hidup berkenan kepada Allah atau tidak. Dan manusia meninggalkan setiap jejak yang tidak hanya berimplikasi temporal, namun berkonsekuensi kekal karena Allah akan menghakimi setiap orang menurut jalannya (ayat 30).

Kombinasi dari fakta dan pengetahuan tentang Allah yang tidak menghendaki kematian seseorang (ayat 32) telah memimpin Yehezkiel kepada seruan terhadap manusia di dalam nama Allah agar yang tersesat segera bertobat dan kembali kepada jalan-Nya. Di mana ada pembaruan hati dan roh, di situ ada keselamatan (ayat 31). Sebagai pribadi kita dapat diarahkan hingga bertobat.

Renungkan: Setiap hari kita diperhadapkan dengan kebebasan memilih menu makanan, demikian pula Allah memberi kita kebebasan untuk memilih jalan hidup kita. Dengan kehendak bebas (free will) di dalam diri kita, kita dapat berbuat apa saja namun dengan catatan bahwa semua pilihan kita akan meninggalkan jejak kekal. Ada konsekuensi kekal di dalam setiap pikiran, perasaan, angan-angan, dan perbuatan yang kita lakukan. Wahai Kristen yang berbuat kebajikan, siapkan sukacitamu menerima pahala dan bagi yang berbuat jahat, siapkan pula dukacitamu menerima hukuman

Bacaan untuk Minggu ke-13 sesudah Pentakosta

Amsal 9:1-6

Efesusmelakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5:15-20

Yohanes6:51-59

Mazmur 34:9-14

Lagu: Kidung Jemaat 416

(0.24) (Kej 1:2) (ende)

Dahulu kala, djuga di Israel, dunia ini dilukiskan bagaikan tjakram jang terapung-apung diatas samudera purba, membentang dibawah tjakrawala, jakni lengkungan besar dari bahan amat keras, tempat peredaran matahari, bulan, serta bintang-bintang. Djuga diatas tjakrawala ini terdapat air, jang kadang-kadang masuk melalui lubang-lubang: air hudjan jang turun diatas bumi. (ajat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="ende">6-7) (Kej 1:6-7). Dalam melukiskan alam-semesta pengarang sutji tentu sadja menggunakan gambaran ini djuga.

(0.24) (Kej 11:7) (ende)

Ibadat kepada Tuhan jang Maha Esa, monoteisme, adalah dasar persatuan para bangsa. Politeisme memetjah-belah umat manusia. Seperti halnja dalam Kej 3:14 dsl., begitu pula disini keadaan umat manusia sekarang ini didasarkan atas adanya dosa. Persatuan batu akan dibangun lagi dalam Israel, dan kelak- kemudian pada djaman messianis akan meliputi seluruh dunia (ump. Yes 2:1- 4). Begitu djuga oleh beberapa Bapa Geredja mukdjidjat bahasa pada hari Pentekosta (Kis 2:4 dsl.) dipandang sebagai pentjiptaan persatuan berkat rahmat Roh Kudus, jang melaksanakan djandji-djandji messianis.

(0.24) (Kej 22:9) (ende)

Banjak para Bapa Geredja menganggap peristiwa ini pralambang Korban Jesus. Ia Putera Tunggal terkasih oleh Bapa (ajat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="ende">2)(Kej 22:2), jang mengangkat sendiri salibNja ke Kalvaria (ajat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="ende">6)(Kej 22:6) sebagai Anak Domba Allah (ajat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="ende">8)(Kej 22:8) dan menderita dikaju salib (ajat melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="ende">9)(Kej 22:9). Lihat pula Rom 8:32.

Tipologi jang sama kita ketemukan dalam lukisan-lukisan kristiani kuno.

Djuga dalam teologi jahudi dari kalangan para Rabbi korban Ishak dihubungkan dengan Anak Domba Paskah.

(0.24) (Kel 13:1) (ende)

Ajat-ajat ini mempersiapkan ajat. melakukan+pula+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="ende">11-16 (Kel 13:11-16). Wadjib mengorbankan anak sulung tidak dari semula berhubungan dengan pesta Paskah. Maksudnja: mengakui Allah sebagai Tuhan segala sesuatu jang hidup, dan memohon berkatNja atas hidup didunia ini, pun pula meminta kesuburan. Dalam hal ini ada persamaannja dengan pesta-pesta roti-roti tidak beragi. Bahwa sementara itu orang teringat akan anak-anak sulung Mesir jang binasa, sedangkan anak-anak sulung Israel diselamatkan, tidak sukar difahami. (Lihat Kel 11:5 tjatatan; dan Bil 3:13; 8:17). Demikianlah peraturan ini dimasukkan dalam rangka perajaan Paskah.



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.16 detik
dipersembahkan oleh YLSA