Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2601 - 2620 dari 3053 ayat untuk telah beristerikan (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.11) (Mzm 119:33) (sh: Firman-Mu kehidupanku (Minggu, 22 Agustus 1999))
Firman-Mu kehidupanku

Firman-Mu kehidupanku Fungsi firman Tuhan. Ada beberapa pengertian dari kata-kata yang diungkapkan pemazmur tentang firman Tuhan: (1) petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu; (2) Taurat-Mu; (3) perintah-Mu; (4) jalan-jalan yang Kautunjukkan; (5) janji-Mu; (6) hukum-Mu; (7) titah-Mu; (8) keadilan-Mu; (9) firman-Mu. Penggunaan kata-kata ini menunjukkan bahwa pemazmur sungguh merasakan dan mengalami betapa pentingnya, kayanya, dalamnya pengertian, dan kuasa firman Tuhan dalam hidupnya. Tak ada buku lain yang memiliki kekayaan fungsi seperti firman-Nya, karena Allah sendiri yang berfirman. Ketika kita menyadari dan mengalami kekayaan fungsi dan keajaiban firman Tuhan, tak sedetik pun kita akan mengabaikan firman-Nya, karena firman-Nya terlalu berharga.

Sikap terhadap firman Tuhan. Keyakinan pemazmur akan pentingnya firman Tuhan mewarnai sikapnya terhadap firman-Nya: (1) memegang sampai saat terakhir; (2) memegang dan memelihara dengan segenap hati; (3) hidup menurut; (4) mencondongkan hati; (5) hidup sesuai; (6) rindu; (7) percaya; (8) berharap; (9) berpegang selamanya; (10) mencari; (11) bergemar; (12) mencintai; (13) bergemar; (14) merenungkan. Sikap-sikap ini muncul dalam diri seorang yang sungguh mengalami betapa indahnya firman-Nya, yang telah memimpin, menolong, memurnikan, dan menyucikan. Bila kita memiliki sikap terhadap firman Tuhan seperti pemazmur, maka kuasa firman-Nya akan menjadi bagian dalam kehidupan kita.

Hidup dalam kelegaan. Hidup karena firman Tuhan dan di dalam firman Tuhan akan memberi kelegaan sejati. Kelegaan Kristen bukan tergantung pada sepinya pergumulan atau lancarnya usaha, tetapi bila Kristen hidup sesuai dengan kebenaran firman-Nya. Kerinduan seperti inilah yang akan memotivasinya untuk sungguh-sungguh mencari dan memegang firman Tuhan sampai akhir, karena firman Tuhan adalah kehidupannya.

Doa: Ya Tuhan Yesus, berikanku firman-Mu, agar aku hidup berpegang dan menaatinya. Aku rindu firman-Mu mengubah hidupku.

(0.11) (Mzm 119:33) (sh: Taurat adalah segala-galanya (Selasa, 28 Mei 2002))
Taurat adalah segala-galanya

Taurat adalah segala-galanya. Pemazmur masih terus mengumandangkan keyakinannya yang mendalam pada Taurat Tuhan. Keyakinannya pada Taurat tidak hanya tiba pada kerinduan untuk mengerti dan memelihara, tetapi juga kerinduan untuk memeliharanya dengan segenap hati (ayat 33,34). Hati yang dimaksudkan di sini bukan liver, tetapi pusat hidup yang mengendalikan seluruh gerak dan tingkah laku manusia, sehingga bisa juga berarti akal budi. Pemazmur menyadari bahwa yang mengendalikan seluruh tingkah laku dan gerak hidup manusia adalah hati atau “akal budi”. Itu sebabnya jika hati dikuasai oleh dosa, maka seluruh tingkah laku, gerak, dan perbuatan manusia adalah kejahatan. Sebaliknya, jika hati manusia dipenuhi oleh Allah dan kebenaran-Nya, maka seluruh tingkah laku, gerak, dan perbuatannya adalah kebaikan. Karenanya, pemazmur meminta agar Tuhan membuat hatinya condong kepada Taurat-Nya, melakukan perintah-peri ntah- Nya, dan tidak kepada laba atau keuntungan (ayat 36). Jelas bahwa pemazmur menyadari tentang adanya kecenderungan dalam diri manusia untuk mengejar laba, harta dunia, atau keuntungan dalam berbagai cara. Orang sepertinya semata-mata bertujuan memajukan diri sendiri, kalau perlu mengurbankan, menindas, bahkan merampas kepentingan dan hak orang lain. Tindakan ini tentu saja menumpulkan kepekaan akan kebenaran dan kehendak Allah.

Pemazmur telah menunjukkan kepada kita bagaimana bersikap terhadap firman Tuhan. Firman Tuhan itu harus dipegang sampai akhir, dipelihara dengan segenap hati, bergantung dan berharap pada, mencintai, merenungkan-Nya, dan melakukan-Nya. Sikap seperti ini hanya muncul dalam diri seseorang yang sungguh mengalami dan mendalami keindahan firman Tuhan. Ini juga berarti bahwa Taurat tidak hanya untuk dimiliki seorang saja. Semua orang harus tahu tentang Taurat Tuhan.

Renungkan: Jika Anda ingin berakar dan bertumbuh dalam firman-Nya, seperti pemazmur, milikilah sikap terhadap firman Tuhan seperti yang pemazmur miliki. “Hiduplah menurut Taurat Tuhan, maka kamu akan hidup” (bdk. Luk. 10:25-28).

(0.11) (Mzm 119:81) (sh: Kesetiaan kepada Tuhan dan Taurat-Nya (Jumat, 31 Mei 2002))
Kesetiaan kepada Tuhan dan Taurat-Nya

Kesetiaan kepada Tuhan dan Taurat-Nya tidak hanya menghasilkan kebahagiaan, tetapi bisa juga penderitaan. Bagian ini menggambarkan tentang keadaan pemazmur yang begitu menderita karena perbuatan orang-orang yang tidak berpegang pada Taurat. Mereka tidak mendukungnya bahkan menginginkan kecelakaan dirinya yang tetap setia dan berpegang pada Taurat Tuhan (ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">84,85,95). Dalam kenyataannya, orang-orang jahat tidak menyukai kebaikan pemazmur yang bersumber pada Tuhan dan Taurat-Nya. Dalam keadaan seperti itu, pemazmur sungguh-sungguh menyadari bahwa ia sama sekali tidak mampu menahan penderitaannya sendiri. Karena itu, ia memohon kepada Tuhan agar menolongnya (ayat 81-84) sehingga ia tetap setia berpegang pada Tuhan dan Taurat-Nya. Keteguhan pemazmur ini didasari oleh keyakinan bahwa segala sesuatu telah diciptakan oleh Tuhan menurut hukum-hukum-Nya (ayat 90,91), termasuk hukum alam. Karena itu, apa pun d i bumi ini tidak ada yang dapat menggoyahkan Taurat Tuhan di surga (ayat 89). Bahkan segala sesuatu yang Tuhan adakan, khususnya mereka yang terhimpun dalam komunitas umat Allah, wajib melayani Tuhan (ayat 91). Keterpilihan umat menempatkan umat pada posisi yang istimewa; dan keistimewaan itu tampak dalam pelayanannya kepada Tuhan melalui ketaatan melaksanakan hukum-hukum-Nya. Dengan demikian, siapa pun yang terhisab dalam komunitas umat Allah memiliki panggilan untuk mengerjakan kehendak Allah sebagaimana yang terjabar dalam berbagai ketetapan dan peraturan hukum Taurat.

Sering kali orang percaya memiliki pemahaman yang salah tentang posisi istimewa mereka. Misalnya, lebih sering menekankan hak istimewa untuk memperoleh berkat materi dan rohani yang membahagiakan dari Allah ketimbang menderita karena menjalankan kehendak Allah. Karena itu, tidak jarang orang menilai penderitaan sebagai akibat ketidaktaatan. Padahal penderitaan pun bisa terjadi karena kesetiaan dan ketaatan seseorang kepada Allah.

Renungkan: Yesus disalibkan karena ketaatan-Nya yang sempurna kepada Allah, Bapa-Nya. Maukah kita menerima risiko penderitaan karena ketaatan kepada kebenaran dan keadilan Allah?

(0.11) (Mzm 119:161) (sh: Setia dan taat = hidup damai sejahtera (Rabu, 5 Juni 2002))
Setia dan taat = hidup damai sejahtera

Setia dan taat = hidup damai sejahtera. Dari ayat-ayat awal sampai akhir Mazmur 119, tidak henti-hentinya pemazmur menggambarkan bagaimana bahagia dan nikmatnya seseorang yang berpegang dan hidup menurut Taurat Tuhan. Ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">161-176 ini pun menggambarkan hal yang sama.

Menurut pemazmur, damai sejahtera Allah itu antara lain tampak dalam beberapa bentuk. Pertama, keberanian menghadapi musuh-musuh yang mengejarnya tanpa alasan. Artinya ia tidak takut menghadapi ancaman apa pun (ayat 161). Inilah tanda orang yang pasrah kepada Tuhan dan kehendak-Nya. Dengan sendirinya orang seperti ini merasakan ketenteraman dan kenyamanan dalam kehidupannya (ayat 165). Kedua, tidak mengalami depresi, tidak merasa kalut, tidak melarikan diri dari keberanian untuk menerima kenyataan hidup, dan berusaha memecahkan persoalannya dengan sukacita. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa itu dilakukan bersama Tuhan. Seseorang yang melupakan kenyataan hidupnya dan tidak berusaha memecahkannya dengan dalih iman, sama dengan orang yang hidup di awan-awan, dan tidak ada bedanya dengan mereka yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Kecintaan dan kesetiaan pemazmur kepada Taurat sungguh-sungguh telah membawa dia pada damai sejahtera Allah (ayat 163,167). Karena itulah, pemazmur tidak bisa berbuat lain, kecuali memuji-muji Allah terus-menerus (ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">164,171,172,175). Perlu kita sadari bahwa pujian yang dilakukan pemazmur keluar secara spontan karena kekagumannya pada Allah dan Taurat-Nya. Memuji Tuhan yang dimaksudkan di sini tidak semata-mata dalam bentuk kata-kata dan nyanyian, sebab Tuhan tidak termakan oleh pujian. Memuji Tuhan di sini berarti mengerahkan segala kemampuan, kekuatan, dan segenap jiwa melalui perbuatan-perbuatan baik yang bersumber pada Allah dan Taurat-Nya. Allah sudah mengaruniakan kebaikan, keselamatan, keadilan, dan kebenaran yang nyata dalam Kristus kepada kita. Maka, sudah seharusnya kita memuji-muji Allah dalam perkataan, nyanyian, dan perbuatan kita.

Renungkan: Setia dan taat kepada Tuhan dan Taurat-Nya berarti hidup dalam damai sejahtera Allah.

(0.11) (Mzm 137:1) (sh: Merespons krisis (Kamis, 28 November 2002))
Merespons krisis

Merespons krisis.
Reaksi pertama seseorang yang sedang berada di dalam penderitaan dan krisis adalah mengasihani diri sendiri. Benarkah seharusnya demikian? Melalui mazmur ini kita melihat suatu keadaan yang menyedihkan dari orang-orang Israel yang ada di dalam pembuangan. Mereka menangis di tepi sungai-sungai Babel. Tiada sukacita, tiada musik dan tari-tarian di sana. Bahkan penderitaan semakin bertambah selain karena memori mereka tentang Sion, para penyiksa mereka memaksa agar mereka menyanyikan lagu dari tanah mereka. Itu membuat mereka berhadapan muka dengan muka dengan krisis yang menyengat. Bagaimana mereka bisa menyanyikan nyanyian iman dan sukacita ketika mereka berada dalam keterpurukan seperti itu? Jika mereka menyanyi pun, itu hanyalah melintas di bibir semata. Krisis ini menimbulkan dua respons. Pertama, Yerusalem kembali ditegaskan sebagai pusat untuk kehidupan orang beriman (ayat 5-6). Ini adalah sebuah pengharapan akan kembalinya sukacita. Pengharapan ini dinyatakan dalam bentuk sumpah khidmat: Yerusalem tidak akan dapat dilupakan. Kedua, suatu respons pahit (ayat 7-9). Kalau sebelumnya bangsa Israel menyatakan akan mengingat Yerusalem maka di sini Allah diminta untuk mengingat akan penghakiman yang adil bagi mereka yang menghancurkan tempat kediaman Allah. Ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">7 memusatkan perhatian kepada orang-orang Edom yang di dalam kitab Obaja jelas sekali dinyatakan ikut terlibat dalam pengepungan Yerusalem. Allah diharapkan akan membalaskan perbuatan mereka. Ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">8-9 berbicara tentang Babel, sang perusak, yang diharapkan akan memperoleh malapetaka sebagaimana mereka telah bertindak kejam terhadap bangsa Israel.

Kelihatannya ada sesuatu yang janggal ketika kita melihat bahwa dalam ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">9, kita diajak berbahagia kala musuh kita dihantam dengan sedemikian kejam. Bagaimana kita menjelaskan hal ini? Ini merupakan satu kejujuran diri dan kemarahan yang kudus karena keadilan harus ditegakkan dan kejahatan harus dihukum.

Renungkan:
Dalam krisis, jangan terjebak oleh perasaan Anda. Jadilah tuan atas diri Anda sendiri!

(0.11) (Mzm 147:1) (sh: Nyanyian syukur bagi Tuhan (Sabtu, 30 November 2002))
Nyanyian syukur bagi Tuhan

Nyanyian syukur bagi Tuhan.
Memuji Tuhan bisa dilakukan dengan kata, namun juga perlu terpancar dalam hidup. Pemisahan antara pujian dengan suara dan pujian dengan tindakan membuat hidup kita terpecah. Tidak demikian dengan mazmur yang kita baca ini. Mazmur ini dimulai dengan memusatkan perhatian pada ibadah di Bait Allah Yerusalem, dan merajut tema kemurahan hati Allah dan ciptaan-Nya. Allah berbelas kasih untuk memulihkan kembali mereka yang telah dibuang dan diserakkan (ayat 2-3). Ia berada luar jangkauan manusia, sehingga kasih setia-Nya sulit untuk dipahami.

Dengan alat musik dan nyanyian, sekarang jemaat diundang untuk menyanyikan nyanyian syukur kepada Allah (ayat 7-11). Kebaikan- Nya terlihat jelas dalam alam ciptaan, dengan menyediakan hujan dan makanan. Bahkan anak-anak gagak yang biasanya ditinggalkan induknya pun diberikan makanan oleh Allah. Betapa jauh lebih besar Allah mengasihi manusia. Allah juga tidak ingin manusia sombong dan hidup berdasarkan kekuatannya sendiri. Allah senang kepada mereka yang dengan rendah hati mau bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, yang berharap pada kasih setia-Nya.

Bagian ketiga mengundang Yerusalem untuk memuji Tuhan karena pemeliharaan-Nya yang senantiasa. Pemeliharaan ini terwujud dalam berbagai cara. Allah menjamin keamanan kota dan memberikan keyakinan bahwa akan ada populasi yang terus bertahan di kota itu. Allah memberikan shalom bagi seluruh daerah. Istilah shalom di sini berarti satu keadaan yang ideal, penuh bahagia dan semua kebutuhan tercukupi. Masyarakat damai dan sentosa. Siklus alam juga ada dalam pemeliharaan tangan Allah, mulai dari salju turun sampai mencair lagi dan demikian seterusnya. Allah mengendalikan alam secara sempurna.

Yang lebih mengagumkan, pemeliharaan Allah dinyatakan dalam hubungan perjanjian dengan umat-Nya. Umat-Nya harus hidup di bawah ketetapan Allah karena itu adalah hak istimewa Israel.

Renungkan:
Memuji Tuhan tidaklah berarti apa-apa jika tidak disertai dengan ketaatan mutlak.

(0.11) (Ams 2:1) (sh: Bersumpah sebelum bersaksi (Selasa, 18 November 2003))
Bersumpah sebelum bersaksi

Bersumpah sebelum bersaksi. Seseorang yang ditunjuk sebagai saksi dalam sebuah sidang di pengadilan, akan diminta bersumpah. Dalam sumpah itu, selain saksi berjanji untuk mengatakan yang benar dan hanya yang benar, ia juga membutuhkan pertolongan Tuhan. Saya menyukai isi sumpah ini karena dalam pernyataannya, kebenaran dan Tuhan dikaitkan bersama. Si saksi mengakui bahwa ia memerlukan pertolongan Tuhan untuk mengatakan kebenaran. Memang dapat kita simpulkan, orang yang mencari kebenaran adalah orang yang sedang mencari Tuhan dan orang yang mencari Tuhan adalah orang yang sedang mencari kebenaran (ayat 1-9). Hikmat tidak bertumbuh di tanah yang kotor. Hikmat tidak akan muncul dari hidup yang penuh dengan kejahatan dan dosa. Hikmat adalah buah hidup yang benar. Secara khusus pada bagian Firman Tuhan ini, kita belajar bahwa hikmat adalah penangkal terhadap kejahatan dan perzinahan (ayat 10-19). Hidup berhikmat sebenarnya adalah hidup dalam batas pagar kebenaran Tuhan. Orang yang berhikmat berdisiplin diri untuk hidup dalam batas pagar. Sebaliknya, orang yang tidak berhikmat melintasi batas pagar dan akhirnya terjatuh ke dalam dosa. Kadang kita tergoda untuk melewati batas pagar “sedikit saja.” Kita mulai berbohong dan membelokkan kebenaran. Kita melakukan hal yang salah dan memanggilnya “kesempatan”.

Hidup dalam batas pagar menuntut disiplin dan kedewasaan yang tinggi. Kita sendirilah yang menetapkan batasnya berdasarkan firman Tuhan dan kita sendirilah yang tahu bila kita melanggarnya. Jika kita telah telanjur salah melangkah, berhenti dan berbaliklah. Berhenti sekarang akan lebih baik daripada berhenti kemudian. Orang yang berhikmat dan takut akan Tuhan adalah orang yang berani berhenti dan kembali masuk ke dalam pagar (ayat 20-21).

Renungkan: Kebenaran pasti melahirkan kebenaran, dan dosa pasti melahirkan dosa.

(0.11) (Ams 3:13) (sh: Berhikmat = berjalan dalam kehendak Allah (Kamis, 20 November 2003))
Berhikmat = berjalan dalam kehendak Allah

Berhikmat = berjalan dalam kehendak Allah. Dalam bukunya, Twice Pardoned, Harold Morris menyaksikan hidupnya. Sebagai seorang pemuda ia bergaul dengan teman-teman yang nakal. Hingga suatu saat, bersama dengan teman-temannya, Morris merampok sebuah gudang. Dalam peristiwa itu, penjaga gudang mati terbunuh. Morris dituduh sebagai penyebab kematian itu sehingga ia dijatuhi hukuman mati. Di saat-saat penantian eksekusi itu, ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan Tuhan memberikan kesempatan padanya: ia mendapatkan grasi dan dibebaskan dari penjara. Sejak saat itu ia selalu menyaksikannya kepada anak-anak muda dan mengimbau mereka untuk bijaksana dalam memilih teman dan menentukan jalan hidup.Firman Tuhan mengingatkan kita tentang pentingnya hikmat. Hikmat lebih berharga daripada perak, emas dan permata (ayat 14-15). Hikmat memberikan kita kedamaian sehingga kita dapat tidur dengan nyenyak (ayat 24). Harold Morris mengakui, karena tidak berhikmatlah ia harus mendekam di penjara selama bertahun-tahun; ia telah membayar harga mahal untuk kecerobohannya. Firman Tuhan juga mengaitkan hikmat dengan penyertaan dan penjagaan Tuhan (ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">3:25-26). Dengan kata lain, hikmat yang dimaksudkan di sini bukanlah hikmat manusiawi yang lepas dari jalur kehendak Allah. Hikmat bukanlah kecerdikan akal manusia yang mungkin bisa membebaskan kita dari masalah; sebaliknya, kadang hikmat membawa kita masuk ke dalam masalah namun kita tahu, bahwa itulah kehendak Allah. Hikmat memberi kita ketenangan sebab kita yakin bahwa kita berada dalam kehendak Allah. Secerdik apa pun akal kita dan seberapa besar pun keberhasilan kita lolos dari masalah, jika itu bukan jalan Tuhan, itu bukan hikmat dan di dalamnya tidak akan kita jumpai sentosa.

Renungkan: Tempat yang paling aman di dunia adalah di tengah kehendak Allah.

(0.11) (Ams 8:1) (sh: Wejangan hikmat (Minggu, 1 Agustus 1999))
Wejangan hikmat

Wejangan hikmat Kembali kita diperhadapkan pada wejangan hikmat, suatu nasihat dan peringatan Tuhan. Pada ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">1-3 dijelaskan bahwa hikmat yang berseru-seru di segala tempat dan waktu itu ditujukan kepada semua orang. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa Tuhan senantiasa menyampaikan nasihat dan perintah-Nya untuk kebaikan umat manusia. Bagian ini senada dengan ucapan Yohanes Pembaptis tatkala ia berseru-seru dalam rangka mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Sesungguhnya hikmat itu tak jauh dari manusia, karena ada di sekitar manusia. Hikmat telah tersedia dan diberikan kepada manusia. Seorang yang menyadari kebutuhannya akan hikmat, akan mencari dan mendapatkan. Setelah didapatnya, maka hikmat itu adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, yang tak dapat disamakan dengan apa pun juga.

Nilai suatu hikmat. Kalau kita meneliti wejangan hikmat seperti yang diungkapkan dalam bacaan hari ini, tentu kita sepakat mengatakan betapa berharganya hikmat itu. Dalam ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">11 dikatakan bahwa nilai hikmat lebih besar daripada permata, bahkan semua yang menjadi keinginan manusia pun tidak dapat dibandingkan dengan nilai hikmat itu. Hikmat tidak dapat dibeli dengan uang karena terlalu berharga. Permata dan emas pilihan yang di mata manusia sangat berharga dan terlalu tinggi daya belinya, tetap bukan tandingan hikmat. Hikmat tidak akan dimiliki orang yang mengandalkan kekayaan, kekuasaan, kepandaian, atau kedudukannya; tetapi menjadi milik orang yang hidup takut akan Tuhan, yaitu: yang membenci kejahatan, membenci kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. Orang yang menghargai hikmat akan hidup dalam pimpinan hikmat-Nya, sehingga hidupnya menjadi berharga di mata Allah dan manusia.

Renungkan: Sepanjang hidup Anda, sudahkah Anda merasa bahwa hidup ini sangat berharga? Di mata dunia ataukah di mata Allah? Bagaimana Anda meresponi wejangan hikmat hari ini?

Doa: Ya, Tuhan, kuasailah diriku dengan hikmat Ilahi-Mu.

(0.11) (Ams 17:13) (sh: Seni membangun hubungan dengan sesama (Minggu, 6 Agustus 2000))
Seni membangun hubungan dengan sesama

Seni membangun hubungan dengan sesama. Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak akan tahan hidup tanpa berhubungan dengan sesamanya. Ironisnya, hubungan antar sesama inilah yang seringkali membuat manusia tidak tahan hidup. Tidak hanya itu, hubungan antarmanusia yang tidak `sehat' seringkali menjadi sumber bencana bagi orang-orang terdekat dan masyarakat sekitarnya. Itulah sebabnya Amsal menggambarkannya sebagai membuka jalan air (14). Akibat yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat dari pada yang diduga sebelumnya.

Pada prinsipnya, manusia dapat menjalin hubungan dengan sesamanya dengan penuh keharmonisan dan kedamaian, jika masing-masing individu memahami kedudukan dirinya di dalam masyarakat dan melakukan perannya dalam kedudukan itu secara sungguh-sungguh dan setia. Orang yang lemah dan menerima kebaikan dari orang lain seharusnya berterima kasih dan berusaha membalas budi bukan malah sebaliknya (13). Jika Anda adalah seorang pemimpin baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga, maka jalankanlah tugas dan tanggung jawab Anda dengan penuh keadilan, kehati-hatian, tidak memihak, dan tidak menerima suap (15, 23, 26). Anda pasti adalah seorang sahabat dari salah seorang manusia, karena itu tunjukkanlah bukti-bukti persahabatan yang sejati dalam segala keadaan (17) dan janganlah sekali-kali mengkhianatinya (20). Dan yang terakhir Anda juga pasti adalah seorang anak dalam sebuah keluarga. Sudahkah Anda menjadi anak kebanggaan orang tua Anda atau justru sebaliknya (21, 23)?

Renungkan: Harus diakui bahwa masih banyak terjadi perpecahan dan perselisihan dalam tubuh gereja, baik antarhamba Tuhan, antarjemaat, atau antara hamba Tuhan, aktivis, dan jemaat. Jika demikian, bagaimana mungkin gereja dapat bertumbuh? Serukan pertobatan kembali kepada prinsip sederhana yang Amsal telah ajarkan kepada kita!

Bacaan untuk Minggu ke-8 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:10-13 Roma 8:12-17 Matius 13:1-17 Mazmur 65

Lagu: Kidung Jemaat 432

Pemahaman Alkitab 5 -- Amsal 16:1-17

Memahami puisi hikmat mempertajam pemikiran, mengasah pertimbangan, dan mengolah keputusan bijak. Oleh karena itu untuk mendapatkan kekayaannya, kita perlu menggali dan menemukannya, dengan kesabaran dan keuletan. Pada akhirnya pun kita harus mengakui bahwa Allah sumber hikmat yang akan membukakannya bagi kita yang sangat terbatas, sehingga dapat mengerti hikmat itu.

Segala sesuatu dibuat oleh Tuhan untuk tujuan masing-masing. Manusia boleh merencanakan, menimbang, memikirkan jalannya, dan mengambil keputusan, tetapi Tuhan yang terlibat penuh dalam seluruh perjalanan hidup manusia menyediakan yang terbaik bagi setiap orang yang mau hidup berkenan kepada-Nya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Dalam ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">1-7, kata `Tuhan' diulang setiap ayat. Mengapa hal ini ditekankan? Dikaitkan dengan apa sajakah peran Tuhan dalam kehidupan manusia? Mengapa Tuhan mengambil peran tersebut?

2. Seperti dikatakan dalam telah+beristerikan&tab=notes" ver="">1:7: "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan", maka prinsip mendasar ini pun kembali diungkapkan dalam bagian ini. Makna apakah yang terkandung dalam "takut akan Tuhan"? Mengapa kata ini sering dihubungkan denngan hikmat? Jelaskan betapa berharganya hikmat? Sama seperti penuliskah Anda menganggap betapa berharganya takut akan Tuhan dan hikmat dalam hidup Anda? Jelaskan!

3. Ada raja yang berhasil memberi kehidupan bagi bangsanya tetapi ada pula raja yang membawa kematian. Menjadi raja yang berkenan harus memenuhi beberapa syarat: Berasal darimanakah keputusannya (10)? Mengapa timbangan dan neraca yang dipakai bukan standar manusia (11)? Bagaimana agar takhtanya tetap kokoh (12)? Dampak apakah yang akan dirasakan semua orang yang memiliki raja demikian (15)? Mungkinkah syarat-syarat ini bukan sekadar teori/pemahaman? Bagaimana mewujudnyatakan dalam pemerintahan di Indonesia? Sebagai pemimpin lembaga, perusahaan, gereja, atau apa pun juga, bagaimana prinsip di atas menjadi dasar kepemimpinan Anda?

(0.11) (Ams 31:1) (sh: Nasihat ibu bagi seorang raja (Kamis, 9 November 2000))
Nasihat ibu bagi seorang raja

Nasihat ibu bagi seorang raja. Seorang pemimpin yang bijaksana, adil, arif, dan benar menjadi dambaan setiap orang yang dipimpinnya. Kehidupan seorang pemimpin yang demikian tak lepas dari berbagai pengaruh, pembentukan, nasihat dari orang-orang di sekitarnya. Demikian pula dengan Lemuel, raja Masa yang menjadi tumpuan harapan ibunya dan rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu ibunya berpesan beberapa hal penting bagi Lemuel, dan selayaknya juga menjadi perhatian bagi setiap pemimpin segala zaman.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan seorang pemimpin yang ingin berhasil adalah: Pertama, jangan dikuasai perempuan. Beberapa pemimpin yang dahulunya berhasil, kemudian rusak namanya karena seorang `perempuan' yang hadir dalam hidupnya, sehingga beritanya tersiar kemana-mana dan mempermalukan dirinya, keluarganya, dan orang-orang yang dipimpinnya. Menghadirkan seorang `perempuan' biasanya juga menjadi strategi seorang musuh yang paling jitu untuk menjatuhkan kedudukan lawannya. Waspadalah! Kedua, jangan dikuasai anggur, minuman keras, dan narkoba. Kecanduan membuat hilang pikiran sehat, mudah dipengaruhi, dan berumur pendek. Betapa ironisnya bila seorang pemimpin meninggal bukan karena memperjuangkan nama bangsa dan negaranya, namun karena berjuang mengatasi kecanduan dirinya sendiri terhadap obat-obatan dan minuman keras. Bagaimana ia dapat memimpin orang lain dengan baik bila gagal memimpin dirinya sendiri. Ketiga, adil terhadap yang tertindas. Hal ini biasanya diabaikan seorang pemimpin yang telah mendapatkan banyak dukungan. Ia melupakan hak orang lemah, orang miskin, dan orang tertindas. Mereka yang diabaikan haknya tidak akan tinggal diam, mereka mungkin mengadakan pemberontakan untuk menuntut keadilan.

Di negara kita banyak terjadi pemberontakan arus bawah yang diabaikan haknya, sehingga mereka mengadakan aksi menuntut keadilan. Hal ini pun dapat menggoyahkan pemerintahan seorang pemimpin. Namun seorang pemimpin yang berhasil adalah yang mampu mengendalikan dirinya terhadap segala godaan yang mengancam kedudukannya.

Renungkan: Mewaspadai diri dari segala godaan yang menghancurkan, adalah sikap pemimpin sejati.

(0.11) (Pkh 7:23) (sh: Jujur menghasilkan keuntungan (Rabu, 6 Oktober 2004))
Jujur menghasilkan keuntungan

Jujur menghasilkan keuntungan. Untuk membuat suatu garis lurus kita memakai penggaris sebaliknya, untuk membuat garis yang bengkok kita tidak membutuhkan alat. Hal ini menunjukkan lebih mudah membengkokkan sesuatu daripada meluruskannya. Hal yang sama juga berlaku pada manusia. Untuk "membengkokkan manusia" tidak diperlukan banyak usaha, sedangkan untuk "meluruskan manusia" dibutuhkan usaha.

Judul renungan ini terkesan tidak mungkin bagi situasi dunia saat ini. Orang dunia menganggap remeh soal kejujuran, bahkan jika ada kesempatan untuk melakukan kecurangan maka mereka akan mengambilnya. Firman Tuhan dalam nas ini menegaskan bahwa Tuhan menjadikan manusia dengan dilengkapi kemampuan untuk bersikap jujur, tetapi manusia melakukan kebalikannya yaitu "mencari banyak dalih" (ayat 29). Mencari banyak dalih dapat diartikan melemparkan kesalahan pada orang lain; dan membuat rancangan tipu daya untuk mencari keuntungan diri sendiri. Orang-orang yang berlaku demikian akan mendapatkan balasannya (Lih. Ams. 22:8). Kejujuran mendatangkan keuntungan yang berkelanjutan, sementara kecurangan hanya akan memperoleh keberhasilan sesaat. Bukankah kita lebih mau membeli barang dari pedagang yang jujur daripada pedagang yang curang? Bukankah kita marah tatkala ditipu ketika membeli barang atau melakukan usaha dagang? Dan bukankah kita langsung bertekad untuk tidak akan menggunakan lagi jasa orang yang telah memperdaya kita?

Bagi anak Tuhan menerapkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, merupakan bukti bahwa ia adalah seorang yang takut akan Tuhan. Orang jujur menghormati Tuhan dengan melakukan firman-Nya dan tidak melanggar perintah-Nya dan percaya bahwa keuntungan anak Tuhan akan berasal dari pada-Nya. Kita mampu berlaku jujur karena kita ingin menyukakan Tuhan. Kita akan mendapat keuntungan berkelanjutan dalam pekerjaan atau keluarga justru bila kita jujur.

Ingat: Berapa pun "kerugian" yang harus kita bayar karena kita berlaku jujur, Tuhan tetap akan memelihara kita.

(0.11) (Pkh 11:1) (sh: Iman sejati adalah percaya kepada rencana Tuhan (Senin, 11 Oktober 2004))
Iman sejati adalah percaya kepada rencana Tuhan

Iman sejati adalah percaya kepada rencana Tuhan. Jim dan Elizabeth Elliot bersama seorang putrinya pergi menjadi utusan Injil ke Equador, Amerika Selatan. Dalam sebuah kunjungan ke pedalaman, Jim dan beberapa rekannya dibunuh oleh penduduk asli. Niat Elizabeth Elliot untuk memberitakan Injil tidak surut sehingga ia memutuskan masuk ke daerah pedalaman tersebut untuk meneruskan pekerjaan yang telah dirintis almarhum suaminya. Ia melayani Tuhan di sana dan akhirnya, orang yang membunuh suaminya pun menjadi anak Tuhan.

Dalam hidup ini ada banyak hal yang terjadi namun, sedikit yang mampu kita pahami. Seberapa pun kepandaian manusia memahami semua ilmu pengetahuan dan mampu menciptakan berbagai alat yang berguna bagi kehidupan, tetap ada banyak peristiwa hidup yang tak terselami. Keterbatasan tersebut disebabkan Tuhan yang mengatur kehidupan manusia dan di "tangan-Nyalah" nafas semua makhluk hidup. Firman Tuhan menyatakan "Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah" (ayat 5). Pekerjaan Tuhan terhadap dunia ini tak terselami, seperti kita juga tidak mampu mengatur pertumbuhan benih yang kita tabur di tanah (ayat 6) ataupun memahami gerakan alam semesta ini (ayat 3). Adakalanya kita lupa bahwa kita bukanlah pusat dari alam semesta; melainkan kehidupan kita di dunia ini hanyalah bagian kecil dari rencana Tuhan yang besar. Oleh karena itu, berbahagialah mereka yang memercayai Tuhan dalam segala lakunya (ayat 8).

Namun, ada satu penghiburan bagi kita anak-anak-Nya yaitu Tuhan itu kasih. Jika Ia bukanlah Tuhan yang kasih maka Ia tidak akan mau menjadi manusia untuk mengorbankan diri-Nya di kayu salib dan membayar hukuman atas dosa kita. Sebenarnya, Tuhan tidak harus menjadi manusia, tetapi Ia memilih untuk melakukan semua itu demi kasih-Nya kepada kita. Kendati Ia mengijinkan sesuatu yang buruk menimpa kita bukan berarti rancangan-Nya yang indah untuk hidup kita akan gagal.

Renungkan: Iman sejati berarti memercayai rencana Tuhan tetap yang terbaik bagi hidup kita pada saat kita sedang menderita.

(0.11) (Yes 2:1) (sh: Anak merdeka atau anak hamba? (Jumat, 30 September 2011))
Anak merdeka atau anak hamba?

Judul: Pemulihan pasti terjadi
Melihat kondisi di negara kita, para pemimpinnya saling bertengkar memperebutkan jatah kekuasaan, proyek, dan popularitas, kita merasa pesimis. Bayangkan untuk aji mumpung seperti itu, integritas dikorbankan, kebenaran diputarbalikkan, rakyat diperas dan ditindas, dijadikan alat untuk mencapai tujuan jahat mereka yang punya kuasa. Benarkah kita harus pesimis bahwa tidak mungkin lagi bangsa dan negara kita diperbaiki? Disterilkan dari nafsu serakah dan budaya korupsi? Dibersihkan dari oknum-oknum yang kerjanya memangsa orang-orang lemah?

Di Yesaya 1:5-6 Tuhan sendiri ‘mengeluh’: Mau diapakan lagi bangsa yang bejat luar dalam ini? Kalau Tuhan sudah bertanya seperti itu, apalagi yang bisa kita perkatakan? Justru Tuhan masih memiliki rencana akbar-Nya. Rencana yang tidak pernah pudar asanya, walaupun situasi kondisinya seperti tak berpengharapan. Penghukuman sekarang, penghakiman saat ini memang tidak kelihatan berdampak dahsyat, langsung dan menyeluruh. Namun, Tuhan sudah menetapkan suatu waktu, ’pada hari-hari terakhir’ akan terjadi Sion, tempat Bait Allah didirikan, yang oleh karena dosa-dosanya dihancurkan, kembali menjadi tempat di mana kemuliaan dan keadilan Allah dinyatakan ke seluruh dunia! Pemulihan yang dinubuatkan ini akan terwujud bukan secara nasional melainkan internasional bahkan universal!

Kapan hal itu akan terjadi? Para penafsir berbeda pandangan. Yang melihat teks ini secara harfiah menantikan penggenapannya saat Tuhan Yesus datang kembali, di mana Kerajaan Israel akan berdiri kembali. Yang melihatnya sebagai simbol kerajaan Allah di mana Kristuslah Rajanya menyatakan bahwa secara rohani kerajaan Allah sudah dimulai saat inkarnasi. Damai yang dibawa-Nya tercermin dari komunitas gereja yang memancarkan terang firman kepada dunia dalam kegelapan. Dalam Kristus hanya ada damai sejati, tak ada permusuhan dan peperangan. Yang penting saat ini adalah mengantisipasi penggenapan nubuat ini dengan mengikuti ajakan Yesaya: mari kita berjalan di dalam terang Tuhan! (5).

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/09/30/

(0.11) (Yes 4:2) (sh: Dibersihkan dan membersihkan (Rabu, 5 Oktober 2011))
Dibersihkan dan membersihkan

Judul: Dibersihkan dan membersihkan
Nas hari ini dimulai dengan kata-kata yang kontras sekali dengan nas kemarin. Ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">2 memakai kata-kata "kemuliaan, " "kebanggaan, " dan "kehormatan". Bukankah ini yang Tuhan ingin hapuskan dari Israel? Hari ini kita dapati kondisi Israel yang telah dimurnikan dan dibersihkan oleh Tuhan (4). Namun, mengapa hal-hal yang sama yang membuat Tuhan menghukum bangsa Israel justru kembali timbul setelah Tuhan menghukum mereka?

Jawabnya terletak pada apa yang menjadi alasan mereka untuk bermegah, bangga dan merasa terhormat. Sebelumnya mereka bermegah atas diri mereka sendiri, mereka bangga dengan kekuatan mereka dan dewa-dewa yang mereka ciptakan sendiri dan mereka mencari kehormatan dalam hal-hal lahiriah. Tetapi kini "tunas yang ditumbuhkan TUHAN" yang akan menjadi alasan mereka berbangga. Artinya, kebanggaan itu bukan terletak pada diri mereka atau kemampuan mereka, melainkan pada apa yang Tuhan sediakan bagi mereka – pada karya-Nya.

Proses pemurnian yang Tuhan lakukan tidaklah mudah (4): sangat mungkin menyakitkan dan tidak nyaman, bukan saja bagi orang-orang yang berlaku jahat dan para pemimpin, tetapi juga bagi seluruh masyarakat; terlepas dari keterlibatan maupun ketidakterlibatan seseorang di dalamnya, ia adalah bagian dari masyarakat itu. Di sisi lain, di ujung dari proses yang tidak menyenangkan itu, Tuhan menjanjikan masyarakat baru yang disegarkan dalam pengenalan mereka terhadap Tuhan. Masyarakat yang mengenal benar apa yang Tuhan kehendaki. Masyarakat yang kembali menjadi saksi Tuhan dalam kehidupan mereka secara pribadi maupun publik dalam interaksi mereka dengan pihak-pihak di luar mereka (5-6).

Waktu kita minta Tuhan membersihkan masyarakat kita dari kotoran, baiklah kita juga menyiapkan diri kita untuk terlibat, membersihkan dan dibersihkan, dengan ketidaknyamanan proses itu. Kita tahu di ujungnya akan ada satu masyarakat baru yang indah yang Tuhan telah siapkan untuk kita nikmati. Mari kita beranikan diri kita menjadi alat pembaruan yang Tuhan pakai.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/10/05/

(0.11) (Yes 14:1) (sh: Pembalasan Tuhan atas orang jahat (Senin, 30 Agustus 2004))
Pembalasan Tuhan atas orang jahat

Pembalasan Tuhan atas orang jahat. Anak Tuhan yang meminta Tuhan membela perkaranya atas orang jahat terkadang kecewa karena sepertinya pembalasan Tuhan kepada orang jahat itu lama terjadi. Karenanya, tidak jarang mengakibatkan anak Tuhan itu mundur dari persekutuannya dengan Tuhan.

Perikop ini menggambarkan nubuat Yesaya tentang pembalasan Tuhan kepada raja Babel yang selama ini menjajah bangsa Israel. Hal ini dilakukan karena Tuhan menyayangi Yakub dan keturunannya (ay. telah+beristerikan&tab=notes" ver="">1) dan membuat bangsa lain menjadi hamba laki-laki dan perempuan (ayat 2-4) dari Israel. Tuhan membalas perbuatan raja Babel dengan menyebabkannya jatuh sampai ke dunia orang mati. Ia membalikkan kemegahan Babel dengan kehinaan menjadikan ulat dan cacing sebagai alas tidur dan selimut (ayat 5-11). Tuhan memperlakukan raja Babel yang sombong seperti taruk (= tunas tumbuhan) yang menjijikkan dan bangkai yang terinjak-injak. Bahkan di dalam kuburpun tempatnya tidak bersama-sama arwah bekas raja (ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">12-20a).

Mengapa Tuhan membalas perbuatan raja Babel sedemikian dashyat? Pertama, karena raja Babel telah merusak negeri dan membunuh rakyat (ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">20b). Ini menyatakan raja Babel adalah seorang raja yang diktator, bertindak kejam dan tidak takut kepada Tuhan. Kedua, agar ia dan keturunannya jangan kembali memerintah bumi (ayat 21-23). Maksudnya kesempatan yang diberikan Tuhan kepada raja Babel dan keturunannya ada akhirnya.

Jika kita berada dalam penindasan dalam keluarga, pekerjaan, dan lingkungan tetaplah berharap kepada-Nya sebab orang yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya tak pernah kecewa. Tuhan akan membalas perbuatan setiap orang setimpal dengan perbuatannya.

Renungan: Jangan menganggap Tuhan tidak melihat dan tidak menghukum perbuatan orang jahat. Ia pasti menghukum orang jahat. Penghukuman-Nya tidak terlambat atau terlalu awal melainkan tepat pada waktu-Nya.

(0.11) (Yes 20:1) (sh: Jalan keluar terbaik ialah Allah. (Minggu, 11 Oktober 1998))
Jalan keluar terbaik ialah Allah.

Jalan keluar terbaik ialah Allah.
Hampir seluruh Timur Tengah kuno ada di bawah bayang-bayang Asyur. Etiopia dan Mesir yang berusaha menentang, berupaya menggalang persekutuan dengan negara-negara kecil di sekitarnya, termasuk Yehuda. Tetapi perintah Allah kepada Yesaya untuk berjalan telanjang selama tiga tahun justru merupakan jawaban Allah atas ajakan itu (ayat 1-3). Ini bukanlah sesuatu yang bersifat sewenang-wenang. Allah ingin menunjukkan secara terang-terangan kepada umat-Nya, apa yang sebenarnya akan terjadi terhadap Mesir dan Etiopia. Sia-sia saja bersandar kepada bangsa-bangsa yang akan hancur!

Perintah Allah jelas. Yehuda mengurungkan niat bersekutu dengan Mesir dan Etiopia untuk melawan Asyur bukan karena takut, tetapi karena tuntutan Allah demikian. Allah tegas mela-rang. Pesan dan isyarat yang Allah nyatakan, jelas tampak oleh mereka. Dari dengar-dengaran itulah mereka tidak dihancurkan. Sebaliknya justru Asyur akhirnya yang kelak akan meng-hancurkan Mesir dan Etiopia. Kepada siapa harus berharap? Kehancuran dan kehinaan yang dialami orang-orang Etiopia dan Mesir terjadi tepat seperti yang dinubuatkan Yesaya. Peristiwa ini yang di lain pihak telah menghancurkan harapan banyak bangsa, di pihak lain juga menunjukkan satu-satunya tempat seluruh bangsa menaruh percaya dan harap, yaitu Allah Semesta Alam! Umat Allah seharusnya tahu bahwa tidak ada tempat lain selain Allah yang mampu menjamin kehidupan masa depan mereka. Kecenderungan banyak orang Kristen untuk coba-coba berharap pada kuasa di tempat lain semata-mata karena tidak menghayati dan mengakarkan dalam dirinya arti hidup dalam Kristus.

Renungkan: Allah kita adalah Allah yang cemburu, karena itu jangan coba-coba meminta pertolongan pada kuasa lain di luar kuasa Allah.

Doa: Telanjangilah semua kekuatan dan kegemilangan dunia yang seringkali menggoda kami untuk alpa bergantung penuh kepadaMu.

(0.11) (Yes 21:1) (sh: Hanya Allah dan Allah saja (Jumat, 19 Oktober 2012))
Hanya Allah dan Allah saja

Judul: Hanya Allah dan Allah saja
Ucapan Ilahi ini ditujukan kepada negeri Babel (Mesopotamia), dan berisi nubuatan kejatuhan bangsa ini. Ucapan ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengepungan Babel oleh Elam dan Madai (1-5); lalu kejatuhan Babel (6-10).

Ucapan ini terjadi setelah penaklukan Asyur atas bangsa-bangsa di sekitarnya. Babel takluk di bawah bangsa Media-Persia (Elam dan Madai) yang pada waktu penaklukan itu diperintah oleh Koresy.

Babel adalah bangsa yang mengandalkan kekuatan berhala (9). Mereka yakin, bahwa berhala mereka akan melindungi dan melawan kekuatan dari luar yang ingin menaklukkan mereka. Percaya diri yang berlebihan dan ketergantungan akan berhala yang mati ini, mengakibatkan mereka kurang waspada. Kekurangwaspadaan ini dibuktikan ketika raja Babel mengadakan pesta pora dan mabuk-mabukan. Pada saat itulah Tuhan datang melalui bangsa Elam dan Madai, dan mengalahkan berhala-berhala yang menjadi andalan bangsa Babel tersebut.

Pertama, secara diam-diam bangsa Elam dan Madai mengepung Babel. Mereka tahu, bahwa Babel kurang waspada karena terlalu percaya diri akan berhala dan kekuatan diri mereka. Tiba-tiba datanglah seorang tentara dari menara pengawas untuk memberitahukan bahwa musuh telah mengepung. Saat itu Babel tidak siap menghadapinya. Untuk itulah ada seruan, "Sudah jatuh, sudah jatuh Babel, dan segala patung berhalanya telah diremukkan dan bertaburan di tanah" (9).

Penaklukkan Babel, menunjukkan bahwa Tuhan telah mengalahkan kekuatan ilah-ilah yang sebenarnya mati. Yesaya mengingatkan kepada bangsa Yehuda bahwa kekuatan kita asalnya dari Tuhan, dan hanya Tuhan saja.

Sesuai dalam syahadat umat Israel, "Tuhan adalah Allahmu, Tuhan saja!" (Ul. 6:4; terjemahan bebas!). Apakah Anda mengingat syair lagu God and God Alone (Hanya Allah dan Allah saja)? Artinya, kekuatan kita satu-satunya hanyalah Allah, bukan dari yang lain, ilah-ilah lain, atau kekuatan diri sendiri.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/10/19/

(0.11) (Yes 23:1) (sh: Kesombongan manusia (Kamis, 9 September 2004))
Kesombongan manusia

Kesombongan manusia. Pasal ini merupakan nubuat Nabi Yesaya tentang apa yang akan terjadi pada Tirus dan Sidon. Tirus ialah sebuah kota yang kaya terletak di pesisir Laut Tengah dan selama berabad-abad menjadi kota yang diagungkan karena perdagangannya yang terkenal di belahan dunia pada waktu itu. Keterangan tentang Tirus dapat dibaca dari kitab Yosua yang menyebutkan Tirus sebagai kota yang kuat (Yos. 19:29). Selain itu, Tirus menjadi musuh Israel pada pemerintahan Daud dan Salomo. Pada awalnya Tirus ialah sebuah kota jajahan dari Sidon, tapi kemudian Tirus lebih terkenal melebihi Sidon.

Sedangkan, Sidon adalah kota pelabuhan yang terkenal pada waktu itu. Sidon memiliki dua pelabuhan utama yang menguasai rute pelayaran kapal-kapal dagang melalui laut. Pada waktu itu, Sidon merupakan kota pertahanan bangsa Kanaan (ayat 2-4). Tetapi, ketenaran, kekuatan dan kesombongan yang dimiliki oleh Tirus dan Sidon akan dihapuskan oleh Allah, karena mereka telah menjadi sombong atas kemampuan mereka itu (ayat 6-9). Tirus dan Sidon akan hancur, dan tempat kebanggaan mereka yaitu benteng dan pelabuhan tidak terlihat lagi (ayat 10,11). Tirus akan diserahkan kepada binatang-binatang gurun untuk dimusnahkan (ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">13b). Benteng-benteng pertahanan Tirus sebagai lambang kekuatan mereka akan hancur (ayat 14). Kesombongan manusia akan luntur oleh keMahakuasaan Allah. Meskipun begitu, Allah akan menyediakan pemulihan Tirus kembali setelah lewat masa yang ditentukan-Nya yaitu tujuh puluh tahun (ayat 17). Inilah janji pemulihan yang Allah berikan kepada Tirus dan Sidon.

Manusia diciptakan penuh potensi oleh Tuhan bukan untuk menyombongkan dirinya, tapi untuk memuliakan nama-Nya. Kitab Mazmur menyebut orang-orang yang sombong sebagai musuh Allah (Maz. 22:30). Kita dipanggil menjadi anak-Nya untuk mengakui Tuhan di setiap bidang kehidupan kita (Ams. 3:6) maka Ia akan menunjukkan jalan-Nya kepada kita.

Renungkan: Kesombongan mengakibatkan kehancuran. Anak Tuhan juga tidak luput dari hukuman Tuhan kalau menyombongkan diri.

(0.11) (Yes 28:1) (sh: Nubuat terhadap Samaria (Selasa, 14 September 2004))
Nubuat terhadap Samaria

Nubuat terhadap Samaria. Apakah yang terjadi jika penduduk satu kota mabuk termasuk pemimpin bangsa bahkan pemimpin agama? Nubuat Nabi Yesaya diarahkan kepada Samaria karena mereka telah menghancurkan diri sendiri bahkan seisi kota dengan kebiasaan mabuk.

Nabi Yesaya mengarahkan nubuat terhadap Samaria khususnya kepada satu kota yang terletak di lembah yang subur (ayat 1). Mengikuti gaya hidup Samaria yang terbiasa dengan meminum anggur, para nabi tidak dapat lagi memahami penglihatan yang diberikan Allah dan para imam tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang dihadapkan kepada mereka (ayat 7-10). Jika para pemimpin agama mabuk, ajaran seperti apa yang akan mereka berikan? Akan dibawa ke mana umat Allah? Kemabukan para pemimpin Samaria, lebih parah daripada pemimpin Yehuda di Yerusalem, yakni membuat perjanjian dengan maut dan mengadakan persetujuan dengan dunia orang mati (ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">14-15a). Agama sesat mengakibatkan keyakinan dusta bahwa kemalangan tidak akan menimpa mereka. Mereka juga memakai tipu muslihat untuk melindungi diri sehingga merasa seolah-olah tidak ada yang bisa "menyentuh" mereka (ayat telah+beristerikan&tab=notes" ver="">15b). Siapa pun bisa menutupi kebobrokannya dengan kebohongan, tetapi Allah melihat semuanya.

Seperti Israel dan Yehuda, banyak dari umat Tuhan masa kini menganggap Allah tidak akan tega menghukum umat-Nya sendiri. Allah akan selalu mengampuni sebab pada hakekatnya Ia kasih adanya. Memang Ia adalah kasih dan ingin umat-Nya sejahtera, tetapi Ia tidak dapat berkompromi dengan dosa. Kebohongan akan dibersihkan (ayat 17). Hanya umat yang bersedia terus menerus dimurnikan oleh-Nya yang akan mengalami damai pengampunan-Nya (ayat 16). Kita perlu menjaga diri agar tidak mengalami keadaan seperti yang menimpa penduduk Samaria. Waspadalah terhadap hal lain yang memabukkan, seperti: fasilitas hidup, seksualitas, popularitas, uang, ajaran dan falsafah hidup yang bertentangan dengan isi Alkitab, dsb.

Renungkan: Awasi bagaimana masyarakat kini menyambut godaan dunia ini! Ingatkan mereka resiko kehancuran karena dosa!



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.12 detik
dipersembahkan oleh YLSA