Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 241 - 260 dari 7200 ayat untuk akan menyatakan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.29) (Mzm 17:1) (sh: Doa mohon perlindungan (Minggu, 12 Januari 2003))
Doa mohon perlindungan

Dalam zaman yang chaos ini, apa yang dapat dilakukan orang benar? Mazmur ini memberikan kita model doa di tengah pergumulan sedemikian. Ada tiga inti kebenaran penting kita temukan dalam doa pemazmur.

Pertama, ia mendasari doanya atas pengujian Allah sendiri tentang ketidakbersalahannya (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">1-5). Memiliki hati nurani murni dan kesadaran tentang kehidupan kudus seperti yang disaksikan Roh dalam hati, tidak sama dengan merasa diri benar. Doa semacam ini lahir dari iman yang hidup yang kesungguhannya terwujud di dalam ketaatan kepada Allah.

Kedua, pemazmur memusatkan doanya kepada serangan pihak yang memusuhinya. Ia meminta tiga hal, agar Allah mendengar doanya, menyatakan diri-Nya untuk memberi pembebasan, dan melindungi pemazmur (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">6-8). Ia kini menggunakan lukisan mesra tentang sifat perlakuan yang diharapkannya dari Tuhan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">8). Jelas bahwa ia mampu mengucapkan kata-kata demikian sebab ia memperhitungkan kasih setia Allah dan hubungan perjanjian Allah dengan umat-Nya.

Ketiga, ia meminta kelepasan bagi dirinya (umat Tuhan) dan penghukuman terhadap para pelaku kejahatan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">13-15). Ada Tuhan yang akan menyatakan "hamba-Ku yang setia" kepada setiap orang yang bertahan dalam kehidupan yang benar, walaupun semua orang melawannya.

Renungkan: Manakah lebih berarti bagi Anda, sesuai dengan dunia meski melawan Tuhan atau serasi dengan Tuhan meski sedunia menentang?

(0.29) (Mzm 44:1) (sh: Puji Tuhan! Allah mengasihi kami! (Minggu, 8 Februari 2004))
Puji Tuhan! Allah mengasihi kami!

Demikianlah seruan pemazmur pada bagian pertama mazmur ini. Pemazmur mulai dengan mengaminkan pengalaman bangsanya pada masa lampau. Allah telah menopang nenek moyangnya dengan tangan kanan-Nya yang perkasa melawan musuh-musuh Israel. Semuanya itu perbuatan besar Allah (ayat akan+menyatakan&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-4).

Pemazmur juga menyatakan kepercayaannya bahwa pada masa kini pun Allah adalah raja Israel yang telah memberikan kemenangan demi kemenangan untuk mereka. Oleh karena itu pujian dan syukur dikumandangkan bagi Allah.

Namun, segera mazmur pujian ini berubah menjadi ratapan. Tuhan telah menyerahkan mereka ke tangan para musuh mereka. Bagi pemazmur, segala yang menimpa mereka ini adalah perbuatan tangan Allah sendiri melawan mereka (ayat akan+menyatakan&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-17).

Pemazmur mewakili umat Israel memeriksa diri, kalau-kalau ada dosa yang menyebabkan Allah berpaling melawan mereka. Setelah yakin tidak ada, pemazmur kembali menyatakan kesetiaan bangsanya kepada Tuhan. Mereka menerima hajaran tangan Tuhan dengan tetap memegang ikatan perjanjian yang pernah nenek moyang mereka adakan dengan Tuhan.

Akhirnya, dengan keyakinan bahwa Tuhanlah di balik semua penderitaan mereka, pemazmur memohon agar Tuhan jugalah yang menolong mereka dengan segera. Pemazmur mengingatkan Tuhan akan kasih setia-Nya, supaya Tuhan menolong umat-Nya.

Renungkan: Saat penderitaan menimpa Anda, percayalah Allah masih peduli pada Anda.

(0.29) (Mzm 106:1) (sh: Tuhan itu baik (Senin, 10 Mei 1999))
Tuhan itu baik

Pemazmur bersyukur atas kebaikan Tuhan yang telah ia dan nenek moyangnya rasakan. Kebaikan Tuhan bukanlah bayang-bayang karena hal itu sangat nyata dirasakan (bdk. Mzm. 34:9; 2Ptr. 2:3). Dalam bagian ini, pemazmur tidak sedang mengemukakan pandangan imannya mengenai kebaikan Tuhan, tetapi mengenai pengalaman pribadi dengan Tuhan. Dalam banyak hal Tuhan telah menunjukkan kebaikan-Nya kepada umat-Nya.

Kasih karunia Tuhan. Kebaikan Tuhan diekspresikan melalui kasih karunia-Nya (dalam bahasa Ibrani disebut Chesed). Kasih karunia telah dipahami oleh bangsa Yahudi sebagai karakter yang sangat khusus dari Allah. Karena kasih karunia-Nya, Allah membebaskan umat Israel dari penindasan bangsa Mesir dan memimpin mereka menuju tanah perjanjian. Tindakan pemazmur mengutip sejarah Israel membuktikan dua hal penting: (1) Kasih karunia Tuhan tidak bersyarat, tidak bergantung pada sikap bangsa Israel yang seringkali melupakan Tuhan dan beralih kepada allah lain; (2) Kasih karunia Tuhan bersifat kekal, dan tidak berubah. Artinya, Tuhan yang telah menyatakan kasih karunia-Nya beribu-ribu tahun yang lalu, tetap akan menyatakan kasih karunia-Nya sekarang.

Renungkan: Saat ini, marilah kita kembali mengingat bagaimana Tuhan telah melimpahkan kasih dan setia-Nya bagi kita.

(0.29) (Dan 9:27) (full: MEMBUAT PERJANJIAN ... SELAMA SATU KALI TUJUH MASA. )

Nas : Dan 9:27

Ikatan perjanjian di antara "raja yang akan datang" (ayat Dan 9:26) dengan Israel akan menandai dimulainya "tujuh masa" yang ke-70, tujuh tahun terakhir masa ini. Mengenai peristiwa ini, Alkitab mengajarkan yang berikut:

  1. 1) Penguasa yang akan mengikat perjanjian dengan Israel adalah antikristus, tetapi ia tidak akan tampak saat itu (bd. 2Tes 2:3-10; 1Yoh 2:18). Rupanya suatu perjanjian damai akan dirundingkan oleh antikristus di antara Israel dan musuh-musuh mereka mengenai sengketa tanah (Dan 11:39).
  2. 2) Pada pertengahan tujuh tahun (yaitu, setelah tiga setengah tahun), raja itu akan melanggar perjanjiannya dengan Israel, menyatakan dirinya sebagai Allah, mengambil alih Bait Suci di Yerusalem, melarang ibadah kepada Tuhan (bd. 2Tes 2:4) dan menghancurkan Palestina; ia akan memerintah selama tiga setengah tahun (Wahy 11:1-2; 13:4-6;

    lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS).

  3. 3) Makna nubuat dari "kekejian yang membinasakan" hanya akan diketahui oleh orang yang percaya kepada Allah (Dan 12:10-11). Yesus mengatakan bahwa orang percaya harus memperhatikan tanda yang sangat penting ini karena itu akan memulaikan hitungan tiga setengah tahun terakhir sampai kedatangan-Nya kembali ke bumi dalam kemuliaan (lih. Mat 24:15). Dengan memperhatikan secara teliti, orang percaya dalam kesengsaraan besar akan mengetahui bahwa kedatangan Kristus sudah dekat, sudah di ambang pintu (Mat 24:33;

    lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

    Kedatangan Mesias (2Tes 2:8; Wahy 19:11-20) akan terjadi pada akhir tujuh tahun atau masa tiga setengah tahun yang kedua. Wahyu menegaskan waktu itu dengan menyatakan dua kali bahwa antikristus (yaitu "binatang") akan berkuasa hanya selama 42 bulan (Wahy 11:1-2; Wahy 13:4-6). Daniel kemudian menyatakan lagi bahwa hal itu akan terjadi tiga setengah tahun ("Satu masa dan dua masa dan setengah masa") dari saat kesengsaraan besar hingga akhirnya (Dan 12:7).
  4. 4) Selama tiga setengah tahun yang dijatahkan kepada antikristus, Yerusalem akan terus diinjak-injak oleh orang bukan Yahudi (Wahy 11:2).
  5. 5) "Kekejian yang membinasakan" menjadi tanda yang jelas bahwa kesengsaraan besar telah dimulai (Dan 12:11; Mat 24:15-21; bd. Ul 4:30-31; Yer 30:5-7; Za 13:8-9).
  6. 6) Masa kesengsaraan dan pemerintahan antikristus akan berakhir dengan kedatangan Kristus dalam kuasa untuk menghukum orang fasik (Mat 25:31-46), membinasakan antikristus dan memulai pemerintahan-Nya selama seribu tahun (Yer 23:5-6; Mat 24:27,30).
(0.29) (Im 9:1) (sh: Pelayan dan imamat yang kudus (Rabu, 11 September 2002))
Pelayan dan imamat yang kudus

Sebelum Harun dan putra-putranya dapat dan layak menjalani keimaman mereka, perlu terjadi dulu dua hal. Pertama, sabda Allah datang melalui Musa memberi petunjuk dan perintah. Ini menyatakan prinsip bahwa setiap pelyanan yang benar harus bersumber pada firman Allah dan berjalan sesuai perintah Allah. Kedua, sebelum layak memberikan berbagai kurban untuk pendamaian dan syukur mewakili umat, Harun sendiri harus memberikan dulu kurban-kurban yang sama bagi dirinya sendiri. Kurban untuk penghapus dosa bagi dirinya adalah lembu (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">20), mengingatkan kita akan lembu emas yang Harun buat demi memenuhi tuntutan dosa Israel. Kurban bakaran yang menandakan penyerahan diri penuh adalah seekor domba jantan, mengingatkan kita akan domb jantan yang dikorbankan sebagai ganti Ishak. Kedua korban ini menegaskan bahwa sebalum kita bisa melayani orang lain, kita harus lebih dulu dikurduskan dari dosa kita dan menyerahkan diri total kepada Allah.

Urutan kurban untuk umat Israelpun sama, hanya kini ada tambahan lain yaitu kurban keslamatan yaitu kurban yang menandakan terjadinya persekutuan dengan Allah yang menumbuhkan kedamaian di dalam hati dan kehidupan umat. Tujuan semua kurn ini adalah karena Tuhan akan menampakan diri kepada mereka (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">4,6). Jadi kurban-kurban bukan dimaksudkan supaya Tuhan berkenan atau datang kepada mereka tetapi karena Tuhan akan menampakan diri dan supaya mereka dapat melihat menikmati kemulianNya, mereka harus menyiapkan diri agar layak menyambut anugrah itu.

Anugrah Allah di dalam Yesus Kristus telah menyatakan kemuliaan dan penyelamatan dari Allah secara sempurna dan tuntas. Karena itu kita tidak lagi perlu upacara-upacara kurban seperti zaman PL itu. Namun prinsipnya terus berlaku hingga kini. Kurban keslamatan dari Tuhan Yesus adalah awal bagi kehidupan yang tumbuh dalam ketaatan dan kekudusan ke arah Dia.

Renungkan: Baik pelayan Tuhan penuh waktu maupun umat, sama perlu memelihara keslamatan dalam kekudusan agar dapat menghayati kehadiranNya secara penuh.

(0.29) (Mzm 7:1) (sh: Kedaulatan Allah, Hakim yang adil. (Sabtu, 18 Maret 2000))
Kedaulatan Allah, Hakim yang adil.

Banyak hal terjadi dalam kehidupan kita yang seringkali membuat kita bertanya: "Mengapa    semuanya ini terjadi dalam hidupku, padahal aku telah    mempertahankan hidup benar di hadapan-Nya?" Daud pun mengalami    pergumulan yang sama. Dalam perjalanan hidup iman dan kesalehan    hidupnya di hadapan Tuhan, ia mempertanyakan berbagai tragedi    yang dialaminya. Daud tahu kepada siapa ia mengadukan semuanya    ini.

Di tengah segala tantangan, ancaman, dan penderitaan yang    disebabkan para lawannya, Daud berseru kepada Tuhan yang setia    mendengarkan doanya. Ia berani mengadu dan menyatakan    ketidakbersalahannya, karena keyakinannya akan hidupnya yang    benar. Melalui pergumulan dan jawaban doa, pengenalannya akan    Tuhan semakin bertumbuh. Ia menyadari adanya kedaulatan Tuhan    yang melampaui tindakan, kebenaran, pengertian, dan standar    manusia. Orang benar diizinkan mengalami berbagai tekanan,    ancaman, tantangan, dan pergumulan agar semakin mengerti arti    hidup benar di hadapan-Nya. Justru melalui pergumulan inilah,    ada sesuatu yang begitu istimewa yang dibukakan oleh Tuhan    tentang misteri pergumulan. Orang benar tidak seharusnya    meragukan kehidupan benarnya atau kesetiaan Tuhan kepadanya,    ketika dalam pergumulan.

Daud kenal Tuhan sebagai Hakim yang adil, yang akan murka    kepada orang fasik dan meneguhkan orang benar. Pada akhirnya    Daud menyaksikan bagaimana Tuhan bertindak menyelamatkannya    dengan cara-Nya sendiri. Tuhan memakai berbagai rencana dan    tindakan kejahatan justru untuk menunjukkan keadilan-Nya dan    menyempurnakan pembentukan anak-anak-Nya. Daud dapat bersyukur    ketika ia mengerti dan mengalami bagaimana keadilan-Nya berlaku    dalam kehidupannya.  Betapa leganya ketika dia menyaksikan    bagaimana orang yang merencanakan segala kejahatan itu ternyata    "kena batunya".

Renungkan: Pengalaman dalam kehidupan silih berganti antara    suka dan duka. Kristen hampir tidak pernah lepas dari pergumulan    karena hidup dalam dunia yang berlawanan arus. Teladanilah sikap    pengaduan Daud dengan motivasi mencari jawab dan kepastian    keadilan Tuhan bagi orang benar seperti dirinya. Dan    bersyukurlah bila kita tetap memiliki pengharapan akan keadilan    Tuhan. Ia pasti menyatakan keadilan-Nya.

(0.29) (Mzm 105:1) (sh: Kebaikan Allah yang berlimpah (Kamis, 20 Oktober 2005))
Kebaikan Allah yang berlimpah

Mazmur sejarah ini unik karena tidak menyebut-nyebut sama sekali Daud dan keturunannya sebagai raja Israel. Mazmur ini ditulis pada permulaan masa sesudah pembuangan, ketika kerajaan Israel sudah hancur, tetapi umat Allah diizinkan oleh penjajah mereka kembali ke Tanah Perjanjian. Ada perasaan ketidakpastian dari umat, apakah Allah akan memimpin mereka pulang ke negeri mereka?

Pemazmur mengajak umat yang berada di persimpangan jalan itu untuk mengarahkan hati, pikiran, dan ibadah mereka kepada Allah. Dengan menggunakan berbagai kata kerja yang mengungkapkan aspek-aspek ibadah, seperti bersyukur, mengingat, bermegah, mencari, dst. (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">1-5), pemazmur ingin menggugah hati umat kepada perbuatan-perbuatan Allah pada masa lampau dalam hidup mereka. Betapa Allah telah menyatakan anugerah-Nya tak henti-hentinya kepada mereka sejak permulaan sejarah bangsa mereka (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">16-45), bahkan sejak cikal bakal mereka, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">7-15). Satu hal yang ditekankan berulang adalah dalam setiap tahapan sejarah hidup umat, Allah terus memberkati, melindungi, dan menyertai mereka (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">12-15).

Sejak awal, Allah telah mengikatkan diri-Nya dengan perjanjian kekal kepada umat-Nya melalui Abraham, bahwa merekalah pewaris Tanah Kanaan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">7-11). Perjanjian itu menempatkan Israel bukan hanya sebagai umat pilihan, tetapi juga yang diurapi (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">15), yaitu yang diutus untuk menjadi agen Allah menyatakan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Itu sebabnya, salah satu aspek ibadah adalah memperkenal-kan Allah dan perbuatan baik-Nya kepada mereka (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">1b).

Melalui penyembahan yang benar, kita diingatkan akan kebaikan dan kemurahan-Nya atas hidup kita. Kita akan di-mampukan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada tangan Allah yang berkuasa. Tangan yang berlubang paku itulah yang akan terus menopang hidup kita.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.29) (Mat 12:22) (sh: Yesus melucuti kebobrokan sang penjebak (Jumat, 2 Februari 2001))
Yesus melucuti kebobrokan sang penjebak

Mukjizat penyembuhan orang buta dan bisu yang kerasukan setan mengundang dua macam respons dari dua golongan yang berbeda. Pertama, respons takjub dari orang banyak yang menyaksikan bagaimana Yesus menyembuhkan orang tersebut, sehingga muncul pernyataan bahwa sepertinya Yesus adalah Anak Daud. Pernyataan ini mengandung makna bahwa Yesus sepertinya adalah Mesias yang dinantikan. Sebaliknya respons kedua datang dari orang Farisi. Mereka mengatakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Orang Farisi yang seharusnya lebih tahu bahwa setan hanya dapat diusir dalam nama Tuhan, justru tidak melihatnya seperti orang banyak.

Yesus tahu apa yang dipikirkan orang Farisi dan segera memberikan jawaban melalui beberapa ilustrasi yang logis untuk menyatakan siapa Diri- Nya dan siapa orang Farisi. (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">1) Ia memakai ilustrasi tentang kerajaan, kota, dan rumah tangga yang terpecah-pecah pasti akan hancur (ayat 25- 27). Demikian pula bila mereka mengatakan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa setan pula, berarti kerajaan setan terpecah-pecah dan akan hancur. Kemudian Yesus menanyakan apakah mereka juga ingin mengatakan bahwa pengikut mereka juga mengusir setan dengan kuasa setan? Pasti mereka akan menjawabnya tidak. Dengan demikian hanya tinggal satu kemungkinan, yakni kuasa Roh Allah, karena hanya ada dua kerajaan yakni kerajaan setan dan Kerajaan Allah. (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">2) Ilustrasi kedua artinya Yesus lebih berkuasa dari setan, karena Ia sanggup mengalahkannya, sekuat apa pun kuasa setan (ayat 29). Dan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">3), ilustrasi pohon dan buahnya menggambarkan bagaimana perkataan dan perbuatan orang Farisi telah menyatakan siapa diri mereka sesungguhnya, yang mulut dan hatinya jahat. Pada awalnya orang Farisi berada di atas angin untuk menjatuhkan nama Yesus, namun tidak berhasil, justru sebaliknya kebobrokan mereka dilucuti oleh Yesus.

Menyaksikan keajaiban dan keagungan perbuatan Yesus dapat menghantar seseorang kepada dua respons: pertama, menolak dan salah tafsir; kedua, semakin mengenal Yesus dan mengalami persekutuan yang indah dengan Dia.

Renungkan: Ketika seseorang mencobai-Nya, justru kebobrokan dirinya sendiri yang akan ditelanjangi.

(0.29) (Mat 13:10) (sh: Percaya dan mengerti (Selasa, 1 Februari 2005))
Percaya dan mengerti

Proses beriman mirip proses belajar. Di sekolah kita belajar banyak hal yang belum kita mengerti. Ketika kita tidak mengerti suatu pelajaran, seharusnya respons kita adalah bertanya. Jadi, orang yang tumbuh dalam pengertiannya adalah orang yang memelihara sikap haus belajar dan berani bertanya.

Para murid tidak mengerti mengapa Yesus mengajar dengan perumpamaan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">10). Yesus memakai perumpamaan untuk beberapa fungsi. Pertama, untuk menegaskan sifat rahasia Kerajaan Surga. Untuk masuk Kerajaan Surga, perlu pembukaan yang datang dari pihak Allah yang harus ditanggapi dengan iman (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">11). Jadi, inisiatif Allah mutlak diperlukan, baik untuk menyatakan rahasia Kerajaan Allah maupun untuk membimbing orang agar merespons pewartaan Kerajaan Allah itu dengan iman. Kedua, perumpamaan berakibat ganda. Kepada orang yang dikaruniai hati responsif akan terjadi proses bertanya, mencari, beroleh tuntunan, dan aktif mengimani. Orang itu akan mengalami pertumbuhan rohani. Untuk orang yang bebal, perumpamaan akan membuat Kerajaan Surga semakin tertutup baginya bahkan membuat orang itu mengalami proses pembutaan rohani lebih lanjut (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">14-15).

Dampak perumpamaan yang memisahkan pendengar ke dalam dua kelompok itu kini terjadi. Para murid langsung menyatakan ketidakmengertian mereka kepada Yesus. Ini adalah langkah iman. Akibatnya, Yesus memberikan penjelasan dan menerangi hati mereka. Orang banyak tidak demikian. Mereka bertahan dalam kegelapan pikiran dan hati mereka. Karena mereka tidak percaya, maka arti dan makna Kerajaan Allah tertutup bagi mereka. Bahkan, itu menjadi pesan penghukuman bagi mereka. Akan tetapi, bagi yang percaya perumpamaan menyingkapkan arti dan makna Kerajaan Allah.

Ingat: Peliharalah sikap terbuka untuk belajar dan diajar Tuhan, sebab itulah tanda iman yang bertumbuh.

(0.29) (Yes 19:1) (sh: Bila Allah bertindak. (Sabtu, 10 Oktober 1998))
Bila Allah bertindak.

Mesir dikenal dengan berbagai ilmu sihir dan penyembahan berhalanya. Ketika Tuhan bertindak semua harapan semu itu akan terbongkar kesia-siannya (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">1). Mesir akan mengalami perang saudara (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">2), yang membuka kesempatan bagi munculnya seorang tiran (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">4). Sungai Nil bukan lagi sumber pemberi hidup karena akan menjadi kering dan busuk (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">5-10). Raja dengan segenap penasehatnya yang memerintah negeri itu pun adalah orang-orang bodoh di mata Tuhan. Jadi, salah besar bila Yehuda mencari bantuan Mesir demi melawan Asyur!

Menjadi berkat atas bumi. Pertobatan Mesir yang terjadi karena kesadaran akan dosa melalui hajaran, dan kemudian berbalik kepada Tuhan adalah sangat penting (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">16-23). Anugerah mengalahkan dosa, kebenaran mengalahkan kesesatan. Tuhan akan menyatakan diri kepada mereka, dan Mesir akan mengenal Tuhan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">19-22). Hubungan damai akan tercipta antara Asyur, Mesir dan Israel (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">23). Bukankah di dalam Injil Yesus Kristus dikatakan bahwa sebagai akibat pendamaian dengan Allah, bangsa-bangsa dunia diperdamaikan di dalam persekutuan umat Allah yang baru, yaitu Gereja Tuhan Yesus?

Renungkan: Teguran Allah adalah anugerah kasih-Nya.

Doa: Tolong kami untuk terlibat aktif di dalam missi penginjilan tanpa memandang perbedaan suku bangsa.

(0.29) (Yes 19:18) (sh: Keselamatan di balik penghukuman (Minggu, 5 September 2004))
Keselamatan di balik penghukuman

Tidak ada yang menduga kalau pendeta di kapel kecil dalam penjara itu mantan napi. Ia pernah dipenjara selama lima belas tahun. Segala pengalaman getir yang menimpa dirinya di penjara adalah hukuman bagi kejahatannya. Namun, justru di tengah keputusasaan, ia bertemu Kristus.

Hukuman dahsyat yang menimpa Mesir membuahkan hasil yang mengejutkan, yaitu pertobatan (lih. ay. akan+menyatakan&tab=notes" ver="">16-17). Lima kota akan mengadopsi bahasa dari tanah Kanaan (negeri Israel) dan menyatakan sumpah setia kepada Tuhan. Mezbah yang didirikan di Mesir menandakan ibadah yang menyertai pertobatan sejati itu. Mesir akan berseru kepada Tuhan dan Dia akan mengirimkan juruselamat (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">20). Bahasa yang dipakai untuk menunjukkan hubungan Mesir dengan Tuhan adalah bahasa Perjanjian Sinai, yaitu "Orang Mesir akan mengenal Tuhan" (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">21), dan "Diberkatilah Mesir, umat-Ku..." (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">25). Mesir akan diperlakukan sama seperti Tuhan memperlakukan Israel (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">22). Bahkan Asyur dan Mesir akan bersama-sama beribadah kepada Tuhan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">23). Kedudukan Israel, Asyur, dan Mesir akan menjadi setara (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">24-25).

Perikop ini menggambarkan hal yang melampaui sejarah Israel sendiri, yang digenapi dalam Perjanjian Baru tatkala Kristus mempersatukan semua suku, bangsa, ras, dan bahasa di bawah kerajaan-Nya. Puji Tuhan. Kemurahan Tuhan tetap dinyatakan walaupun didahului dengan penghukuman dahsyat.

Renungkan: Berita Injil harus lengkap. Tuhan membenci dosa. Namun, Ia ingin semua orang berdosa dapat bertobat dan diselamatkan.

(0.29) (Yer 31:10) (sh: Hari depan yang lebih baik (Rabu, 25 April 2001))
Hari depan yang lebih baik

Di dunia ini tidak ada yang dapat menandingi kualitas kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya. Demikian pula tidak ada yang dapat menandingi duka seorang ibu yang kehilangan anak-anaknya. Namun dalam nas kita hari ini para ibu bangsa Yehuda diperintahkan oleh Allah supaya berhenti menangis karena kehilangan anak-anak mereka. Mengapa? Sebab masih ada harapan bagi masa depan mereka. Anak-anak mereka akan kembali. Penderitaan yang mereka alami bukanlah babak akhir bagi mereka, karena kebahagiaan dan kedamaian akan segera menggantikannya.

Firman kepada para ibu Yehuda merupakan bagian dari janji pengharapan yang diberikan kepada bangsa Yehuda. Semua janji Allah itu menyatakan bahwa masa depan mereka sangat cerah. Allah tidak hanya akan mempersatukan mereka kembali namun Allah sendiri yang akan memelihara dan menjaga keamanan mereka setelah dipersatukan, sehingga tidak akan ada lagi musuh yang dapat menghancurkanya (10). Jika Allah adalah gembalanya, apa yang harus ditakutkan oleh domba-domba-Nya. Mereka telah dilepaskan dari penguasa kuat yang menindas dan mengeksploitasinya (11). Kemerdekaan sebuah bangsa merupakan pintu gerbang menuju kebahagiaan di masa depan bagi sebuah bangsa. Apa yang akan terjadi pada taman yang diairi dengan baik? Itulah yang akan terjadi pada Yehuda sebab bukit Sion sudah dipulihkan. Ke sanalah Yehuda akan beribadah. Ke sanalah Yehuda akan menemukan sumber air kehidupan. Karena kebajikan Allah hidup mereka semuanya terjamin baik anak-anak, anak muda, hingga orang tua, baik yang dilayani maupun yang melayani.

Janji Allah ini pasti sebab Allah sendiri yang menjanjikan. Bahkan jika Allah tidak mau atau tidak dapat menepati janji-Nya, maka Nama Allah akan dipertaruhkan, sebab bukankah Ia sendiri sudah menyatakan semuanya bukan saja kepada bangsa Yehuda tapi juga kepada bangsa- bangsa lain di seluruh pelosok dunia (10)? Dialah Alaah pengharapan yang pasti bagi masa depan yang lebih baik.

Renungkan: Jika Yehuda yang telah memberontak kepada Allah dijanjikan masa depan yang penuh harapan, lebih-lebih lagi Kristen yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa tidakkah hari depan kita juga penuh harapan?

(0.28) (Yes 29:17) (sh: Pengharapan karena anugerah (Kamis, 16 September 2004))
Pengharapan karena anugerah

Krisis berkepanjangan bisa membuat kita menjadi skeptis. Kita akan merasa sepertinya keadilan tidak mungkin lagi diperjuangkan dan Tuhan seolah tiada. Sebaliknya kita cenderung beranggapan bahwa keadaan sial, gagal, dan celaka merajalela berjaya mengalahkan kebenaran. Keadaan seperti ini dapat membuat kita tidak lagi memercayai Tuhan dan tidak lagi mengharapkan kebenaran akan ditegakkan. Perikop ini menegur sikap skeptis dan mengajak kita menaruh harapan besar kepada anugerah Allah.

Tuhan akan menyatakan anugerah-Nya untuk memulihkan Israel. Kata "hanya sedikit waktu lagi" menyiratkan bahwa masa anugerah itu akan segera datang (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">17). Masa anugerah ini memberikan penghiburan bagi Israel yang saat itu berada dalam kesulitan. Orang-orang yang sengsara dan miskin akan bersukaria dan akan memuji Allah Israel (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">19). Sebaliknya, Allah akan menghabisi orang-orang yang menindas sesamanya dan menghina hukum-Nya. Dia juga akan membinasakan orang berdosa, orang yang suka memfitnah, orang yang mencegah perbuatan jahat dihukum, dan orang yang suka menyebarkan cerita bohong dengan tujuan supaya orang jujur tidak mendapat keadilan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">20-21). Masa anugerah ini juga akan membawa dampak perubahan yang lain. Yaitu orang-orang bodoh akan dapat mengerti dan menjadi bijaksana bahkan orang-orang yang sering menggerutu akan senang untuk diajari berbagai pengetahuan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">24). Pembelajaran yang terjadi dalam diri orang tersebut bukan karena paksaan, tetapi oleh kerelaan. Kerelaan yang "ditumbuhkan" karena anugerah Allah hadir bagi Israel.

Masa anugerah Allah tersebut juga terjadi bagi kita pada masa kini. Orang Kristen memiliki kepastian terhadap anugerah Tuhan itu oleh karena kematian dan kebangkitan Allah Yesus atas maut. Atas dasar karya Kristus itu, Roh Allah mengoperasikan anugerah Tuhan itu kedalam hidup kita.

Renungkan: Orang yang mengalami anugerah Allah akan meninggalkan sikap skeptis dan menjadi bersikap yakin bahwa kekudusan Allah pasti akan menang.

(0.28) (Rm 7:14) (full: HUKUM TAURAT. )

Nas : Rom 7:14

Ingatlah bahwa dalam pasal Rom 7:1-25 Paulus sedang membahas keadaan orang yang belum dibaharui yang masih di bawah hukum PL dan menerima kebenarannya, namun sadar bahwa ia tidak mampu hidup berkenan kepada Allah (bd. ayat Rom 7:1). Paulus sedang menggambarkan pertentangan seorang yang bergumul sendiri melawan kuasa dosa, yang menunjukkan bahwa kita tidak dapat mencapai pembenaran dan pengudusan dengan usaha sendiri melawan dosa dan menaati hukum Allah. Pada pihak lain, pergumulan yang dialami oleh orang Kristen berbeda sekali: itulah pergumulan dari orang yang bersatu dengan Kristus dan Roh Kudus melawan kuasa dosa (bd. Gal 5:16-18). Dalam pasal Rom 8:1-39 Paulus menggambarkan cara untuk beroleh kemenangan atas dosa melalui hidup dalam Roh.

(0.28) (Mzm 80:1) (sh: Tuhan sumber pertolongan (Kamis, 28 April 2005))
Tuhan sumber pertolongan


Kehancuran tidak menggoda peMazmur untuk memalingkan wajah dari Allah dan mencari sumber pertolongan yang lain. Belajar dari sejarah Israel, peMazmur mempergunakan metafora tentang Allah untuk melukiskan kepastian jaminan penyertaan-Nya.

Mazmur ini bisa dibagi tiga bagian, masing-masing ditutup dengan permohonan yang sama, "pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat" (ayat akan+menyatakan&tab=notes" vsf="TB" ver="">4,8,20). Pada bagian pertama, peMazmur menyatakan permohonannya karena Allah adalah Gembala sekaligus Raja yang bertakhta di atas Kerubim. Ia berdaulat penuh atas hidup mereka. Tidak ada sumber pertolongan selain Allah. Pada bagian kedua, peMazmur meyakini bahwa oleh murka Tuhanlah mereka mengalami semua penderitaan ini (ayat akan+menyatakan&tab=notes" vsf="TB" ver="">5-7). Oleh karena itu hanya pengampunan Tuhanlah yang dapat melepaskan mereka dari kesusahan ini.

Pada bagian ketiga, peMazmur menggunakan ilustrasi pohon anggur untuk menggambarkan bagaimana Tuhan telah melepaskan Israel dari perbudakan Mesir dan membawa serta menanamkan mereka di tanah perjanjian supaya mereka subur berkembang (ayat akan+menyatakan&tab=notes" vsf="TB" ver="">9-12). Akan tetapi, Tuhan jualah yang melanda mereka dan menyerahkan mereka ke tangan musuh sehingga kebun anggur Tuhan dilanda, dirusak, dan dibakar (ayat akan+menyatakan&tab=notes" vsf="TB" ver="">13-17). Oleh karena itu, peMazmur meminta supaya Tuhan mengindahkan milik-Nya sendiri (ayat akan+menyatakan&tab=notes" vsf="TB" ver="">15-16), supaya mereka dapat menyatakan kesetiaan lagi kepada-Nya (ayat akan+menyatakan&tab=notes" vsf="TB" ver="">18-19).

Gereja Tuhan tidak sekalipun boleh meragukan kesetiaan dan kasih Tuhan. Walaupun nampaknya saat ini Tuhan berdiam diri dan mengizinkan penderitaan menimpa kita, Dia tetap gembala umat-Nya masa kini. Dia tetap Raja yang bertakhta di atas kemuliaan dan Dia tetap pengusaha kebun anggur yang peduli akan milik-Nya.

Renungkan: Gembala yang baik telah menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Tak mungkin kini Ia membiarkan kita binasa. Berharap dan nantikan pertolongan-Nya!

(0.28) (Yes 45:1) (sh: Menerima rencana dan jalan Allah (Rabu, 3 Agustus 2005))
Menerima rencana dan jalan Allah

Semua anak Tuhan seharusnya ditandai oleh keinginan mencari tahu dan melakukan kehendak Allah dalam hidup mereka. Hal itu kita doakan, nyanyikan, bahkan ajarkan. Akan tetapi, tidak jarang ketika Tuhan menyatakan kehendak-Nya, kita merasa berat untuk menerima.

Hal yang sama terjadi pada Israel. Allah menyatakan kehendak-Nya, yaitu mengurapi Koresy menjadi alat-Nya. Hal ini sangat mengejutkan Israel sebab janji Allah untuk membawa Israel balik dari tawanan kini akan digenapi melalui raja bangsa yang tidak mengenal Allah. Koresy ditempatkan Allah di posisi hamba-Nya yang diurapi (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">1). Padahal Koresy adalah raja Persia yang tidak mengenal Allah, namun dipercayakan Allah mengemban peran Daud (2Sam. 7:8). Bagi Israel, tidak ada secercah pun harapan dalam rencana Allah itu. Jika Koresy, si penakluk itu menang, bagaimana mungkin Israel mengharapkan pemulihan.

Sebenarnya, Israel tidak perlu ragu menerima keputusan Allah itu. Allah sendiri akan membuat Koresy berhasil (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">1-3). Allah memiliki banyak tujuan, yaitu: agar raja itu mengakui Dia sebagai satu-satunya Allah yang benar (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">3); supaya bangsa-bangsa lain mengakui bahwa Allah Israel sejati adanya (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">6); dan bahkan semua itu demi kebaikan Israel sendiri (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">4). Oleh karena itu, meragukan apalagi mempertanyakan keputusan Allah itu sama bodohnya seperti tembikar mempertanyakan penjunan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">9), atau sama kurang ajarnya seperti anak mempertanyakan kelahirannya pada orangtuanya (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">10). Betapa pun sukar dipahami rencana Allah itu, Israel harus menerimanya sebagai keputusan yang berdaulat (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">13) yang merupakan curahan anugerah-Nya untuk kebaikan umat-Nya di bumi ini (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">8).

Betapa pun sukar kita menyelami rencana dan menerima jalan Allah, kita patut tunduk memercayai-Nya sebab Ia berdaulat, berkuasa, penuh hikmat, dan baik.

Responsku: __________________________________________________________________________________________

(0.28) (Mat 27:57) (sh: Tetap menolak atau makin mengasihi? (Sabtu, 26 Maret 2005))
Tetap menolak atau makin mengasihi?


Selama Yesus hidup dan melayani, sikap orang terhadap-Nya selalu terbagi dua. Di satu pihak, mereka yang menutup hati dan menolak Yesus. Di lain pihak, mereka yang membuka diri terhadap-Nya, sampai akhirnya menjadi pengikut Yesus. Dua macam sikap ini menjadi makin nyata pada peristiwa menjelang kematian Yesus sampai peristiwa sesudah Yesus mati dan bangkit.

Kelompok pertama diwakili oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka sudah "sukses" membunuh Yesus. Seharusnya mereka lega, saingan mereka sudah tiada. Namun, mereka meminta kepada Pilatus supaya kubur Yesus dijaga karena teringat nubuat Yesus tentang kebangkitan-Nya. Mereka takut akan pengaruh Tuhan Yesus yang begitu besar pada para pengikut-Nya (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">64). Mereka ingin memastikan bahwa Yesus dan pengaruh-Nya betul-betul sudah lenyap.

Berbeda sekali sikap tadi dengan sikap para pengikut Yesus. Yusuf, menurut catatan Lukas adalah seorang anggota mahkamah agama Yahudi yang tidak menyetujui tindakan mereka membunuh Yesus (Luk. 23:50-51). Dengan berani Yusuf meminta izin Pilatus untuk menguburkan jenazah Yesus di kubur miliknya sendiri (ayat 57-60). Menurut hukum Romawi, kubur yang sudah dipakai untuk penjahat, tidak boleh digunakan lagi. Tindakannya memberikan kuburnya dan permohonannya untuk menguburkan Yesus adalah persembahan yang sangat mahal dan tindakan kasih yang sangat berani. Para wanita yang hadir di depan kubur itu menyatakan kesedihan dan hormat mereka kepada Yesus (ayat 61).

Memang hidup dan karya penyelamatan Yesus menuntut orang untuk menentukan sikap terhadap-Nya. Terhadap Yesus tidak mungkin orang mengambil sikap netral. Entah orang akan tetap menutup diri dan akhirnya jadi pembenci Yesus, atau orang akan berani menunjukkan iman dan kasih-Nya kepada Yesus meski harus berkorban.

Renungkan: Lebih beranikah Anda kini menyatakan kasih kepada Dia yang telah berkorban bagi Anda, atau sebaliknya?

(0.28) (Mrk 8:27) (sh: Buat saya (Rabu, 19 Maret 2003))
Buat saya

Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kaisarea Filipi. Tempat ini adalah tempat politik penting di mana kaisar diakui sebagai Tuhan. Tempat ini juga merupakan supermarket berhala, tempat orang-orang memilih dewa-dewi untuk dibeli dan disembah. Maka, kita melihat bahwa pertanyaan Yesus mengenai siapa diri-Nya diajukan pada konteks yang tepat.

Yesus memulai dengan pertanyaan mengenai apa yang orang-orang katakan tentang Dia. Ini adalah kebiasaan masyarakat Mediterania purba. Zaman itu, identitas ditentukan bukan oleh diri sendiri, tetapi oleh komunitas. Identitas itu ditegaskan ulang oleh orang-orang lain. Maka, meskipun tentu Yesus mengetahui jawaban dari pertanyaan-Nya, di sini Ia benar-benar ingin mengetahui apa kata orang-orang dan ingin mendapatkan konfirmasi dan identifikasi dari murid-murid-Nya. Penilaian orang-orang lain menunjukkan ketidakmengertian mereka bahwa Yesus adalah yang akan menjadi penyelamat umat manusia sampai setuntas-tuntasnya.

Para murid pun ditanyai Yesus, "Menurut kamu ...". Petrus mewakili para murid dan menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, orang yang diutus dan diurapi Tuhan. Di sini Petrus menunjukkan bahwa bagi dirinya Yesus sungguh-sungguh bermakna. Kebenaran bukan hanya di otak, tetapi Petrus sungguh memahami bahwa Kristus itu adalah Mesias "bagi saya", "buat saya", "untuk saya". Sayang sekali, pemahaman Petrus keliru. Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah Mesias yang akan menderita, dan mati, tetapi akan menang. Petrus bingung. Ia tidak siap menghadapi kenyataan bahwa Mesias harus menderita. Memang, kebenaran itu sudah ditunjukkan dalam hubungan personal, hanya ia masih harus merevisinya.

Renungkan: Kristus bukanlah doktrin, tetapi Penyelamat Anda secara pribadi, sekarang dan di sini. Siapakah Kristus bagi Anda? Siapkah Anda merevisi pemahaman Anda tentang Dia?

(0.28) (Luk 2:25) (sh: Yang dekat Allah, mengerti rencana Allah (Rabu, 31 Desember 2003))
Yang dekat Allah, mengerti rencana Allah

Kehadiran Yesus di Bait Allah, saat masih berusia sangat muda, ternyata sudah menimbulkan pengaruh besar. Ada dua orang tua bernama Simeon dan Hana, yang dihormati dan dikenal masyarakat Israel saat itu sebagai orang benar dan saleh, mengenali bayi Yesus sebagai Juruselamat Israel. Masing-masing dengan caranya sendiri merespons terhadap kehadiran bayi Yesus.

Simeon, seorang yang selain dikenal sebagai orang yang benar dan saleh juga disebut penuh Roh Kudus. Ia mendapatkan janji bahwa dirinya tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Maka setelah ia melihat bayi Yesus, ia memuji Tuhan yang intinya adalah sukacita kepuasan karena diizinkan melihat dan mengenali Yesus. Ia juga menubuatkan bahwa Yesus bukan hanya Juruselamat bagi Israel tetapi bagi semua bangsa. Bahkan secara khusus ia mengatakan kepada Maria bahwa Yesus akan menimbulkan perpecahan di Israel. Hana, seorang nabiah, yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk beribadah, doa dan puasa, juga membicarakan akan karya Yesus sebagai Penyelamat umat.

Timbul pertanyaan menarik bagi kita: “Mengapa mereka bisa mengenali Yesus yang masih bayi itu sebagai Mesias dan pengharapan Israel? Kita menemukan jawaban yang menarik pula. Ada dua alasan yang secara jelas dipaparkan dalam bacaan kita: (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">1). Karena Roh Kudus menyatakan kebenaran ilahi itu kepada mereka (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">26); (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">2). Karena mereka memelihara kehidupan saleh dan dekat dengan Tuhan (ayat akan+menyatakan&tab=notes" ver="">25,37). Kedekatan mereka dengan Allah inilah yang menyebabkan mereka peka mendengar suara Roh Kudus yang menyatakan rencana Allah bagi bangsa mereka.

Renungkan: Zaman sekarang ini gereja Tuhan membutuhkan anak-anak Tuhan yang hidup dekat dengan Allah sehingga memiliki kepekaan terhadap isi hati Allah yang ingin diungkapkan-Nya lewat firman Tuhan. Andakah orangnya?

(0.28) (Luk 8:1) (sh: Kasih yang dialami dan dinyatakan (Sabtu, 15 Januari 2000))
Kasih yang dialami dan dinyatakan

Dalam tradisi Perjanjian Lama, -- bagi orang-orang Yahudi -- status dan kedudukan wanita berada di bawah kedudukan pria. Wanita adalah golongan masyarakat kelas dua, sebab tempat dan peran utama dipegang oleh pria. Tapi dalam perkembangan selanjutnya tradisi ini tidak lagi mutlak. Alkitab memaparkan tentang peran penting kaum wanita dalam keluarga, masyarakat, dan sejarah keselamatan. Meskipun demikian masih ada yang tetap berpegang pada tradisi ini hingga zaman Perjanjian Baru. Kaum Wanita tidak memiliki peluang untuk berkarya. Dalam perikop hari ini kita bertemu dengan beberapa wanita yang dilibatkan Yesus dalam pekerjaan-Nya. Yesus tidak pernah membedakan pria dan wanita, keduanya menjadi fokus pelayanan dalam misi keselamatan-Nya.

Dilibatkannya para wanita dalam misi pelayanan Yesus di beberapa desa dan kota kita belajar dua hal. Pertama, Yesus menepis anggapan yang mengatakan bahwa tidak ada kesempatan bagi kaum wanita untuk berkarya. Kedua, Yesus ingin menunjukkan bahwa wanita-wanita itu yang telah mengalami sentuhan kasih Yesus dan diselamatkan, akan mewujudkan kasih yang nyata dalam kehidupannnya yang baru. Sentuhan kasih dan keselamatan inilah yang telah mengubah mereka. Ungkapan syukur atas kasih dan keselamatan dari Allah itu mereka aplikasikan dalam wujud saling melayani. Setiap orang yang telah mengalami sentuhan kasih Allah dan diselamatkan pasti mengalami perubahan. Perubahan itu akan mendorong setiap orang yang telah merasakan dan mengalami kasih tak terselami dalam Kristus, untuk menyatakan kepada siapa pun yang ditemuinya betapa dalamnya kasih Kristus. Kerinduannya yang amat dalam membuat orang lain pun mengalami kasih Kristus.

Renungkan: Keselamatan yang Yesus anugerahkan kepada para wanita itu telah menghasilkan suatu perubahan dan menumbuhkan keyakinan iman yang luar biasa. Keyakinan akan keselamatan itu jugalah yang membawa diri mereka terlibat dalam pelayan Yesus. Kasih dan anugerah keselamatan dari Yesus, seharusnyalah membuat Kristen menyatakan perubahan dari hari ke hari dan makin mengleuarkan buah roh dalam setiap perkataan, pikiran, dan perbuatannya, serta mewujudkan anugerah keselamatan itu dengan terlibat serta dalam mendukung pelayanan Gereja dan masyarakat.



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA