Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2561 - 2580 dari 4642 ayat untuk hebrew:bdk (0.006 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.28084746666667) (Dan 3:23) (jerusalem) Sesudah Dan 3:23 ini terjemahan Yunani dan Siria menyisipkan (Aza 1:1-68) sebuah doa yang dipanjatkan Azarya (Abednego) dan (dengan catatan peralihan) suatu lagu pujian yang dinyanyikan ketiga pemuda itu sementara dalam perapian. Bagian ini aselinya ditulis dalam bahasa Ibrani atau Aram. Lihat Tambahan pada Kitab Daniel, hal 752
(0.28084746666667) (Yun 2:2) (jerusalem: katanya) Nyanyian berikut, Yun 2:2-9, terdiri atas kutipan-kutipan dari berbagai mazmur (bdk Maz 120:1; 42:8; 31:23; 5:8; 69:2; 30:4; 22:26; 3:8) dan berupa ucapan syukur yang tersusun sebagaimana nyanyian semacam itu lazimnya tersusun: Diingatkan kesusahan yang sudah-sudah lalu menyusullah kisah mengenai cara pemazmur dilepaskan. Pemazmur membandingkan bahaya-bahaya yang dihadapinya dengan kematian, sedangkan penyelamatan dibandingkan dengan pembangkitan, bdk Yun 2:6,7,8. Laut yang semula merupakan musuh Allah, bdk Ayu 7:12+, dianggap sebagai wilayah kekuasaan maut atau setidak-tidaknya jalan menuju wilayah itu. Begitulah ungkapan-ungkapan hebat yang dipakai dapat dipahami. Dapat dimengerti pula mengapa hal-ihwal Yunus oleh Yesus dikemukakan sebagai lambang tinggalnya Yesus "di dalam rahim bumi" (artinya: di dunia orang mati, bdk Yun 2:2-3, bukannya di kubur), Mat 12:40 (bdk Yun 2:3-9+); Luk 11:30. Dunia orang mati dibandingkan dengan binatang raksasa yang menelan orang. Tetapi ia tidak sanggup menahan Yesus sehingga melalui kebangkitan Yesus dilemparkan ke luar lagi. Atas dasar kesamaan kebangkitan Kristus dengan baptisan Kristen, maka hal-ihwal Yunus diartikan juga sebagai lambang baptisan.
(0.28084746666667) (Mat 11:25) (jerusalem) Bagian ini tidak bersangkutan dengan apa yang mendahului atau menyusul (bdk tempatnya yang berbeda dalam Lukas). Maka ungkapan "semuanya" itu (Mat 11:25) tidak mengenai apa yang dikatakan lebih dahulu, tetapi harus dimengerti secara umum yaitu: rahasia Kerajaan, Mat 13:11. Rahasia itu disingkirkan kepada "orang kecil", ialah para murid, bdk Mat 10:42, sedangkan tersembunyi bagi "yang bijak dan yang pandai", ialah orang Farisi serta ahli-ahli Kitabnya. Baik pernyataan Yesus tentang hubunganNya yang erat dengan Allah, Mat 11:26-27, maupun seruanNya supaya orang menjadi muridNya, Mat 11:28-30, mengingatkan beberapa nas dari Kitab-kitab Kebijaksanaan, Ams 8:22-36; Sir 24:3-9,19-20; Wis 8:3-4; Wis 9:9-18, dll. Dengan demikian Yesus mengatakan bahwa Ia berperan seperti Hikmat Allah, bdk Mat 11:19+, tetapi dengan cara yang unggul. Hikmat Allah itu tidak lagi pempribadian (=personifikasi), tetapi Pribadi, yakni Anak Bapa yang tunggal, bdk Mat 4:3+. Seluruh bagian ini bernada Yohanes, bdk Yoh 1:18; Yoh 3:11,35; Yoh 6:46; Yoh 10:15, dll, dan termasuk dalam lapisan paling tua dari tradisi sinoptik. Di dalamnya terungkap kesadarannya Yesus akan dirinya sebagai anak Allah, sebagaimana juga terungkap dalam Injil Yohanes.
(0.28084746666667) (Flp 2:7) (jerusalem: mengosongkan diriNya) Ini tidak mengenai inkarnasi sendiri, melainkan caranya inkarnasi terwujud. Apa yang dengan rela ditinggalkan Kristus dengan menjadi manusia bukanlah hakikat ilahiNya, melainkan kemuliaan yang merupakan hakNya dan dimilikiNya dalam kepra-adaanNya, bdk Yoh 17:5; pada diriNya kemuliaan ilahi itu juga memancar dari kemanusiaanNya (bdk Yesus yang dimuliakan di atas gunung, Mat 17:1-8 dsj). Kristus menanggalkan kemuliaan itu untuk hanya menerimanya dari Bapa, (bdk Yoh 8:50,54) sebagai ganjaran korbanNya, Fili 2:9-11
(0.2719294) (Kej 17:10) (jerusalem: harus disunat) Mula-mulanya sunat adalah upacara inisiasi atau pemasukan orang ke dalam hidup berkeluarga dan ke dalam hidup marga dan suku, Kej 34:14 dst; Kej 4:24-26; Ima 19:23+. Tetapi dalam ayat ini sunat menjadi sebuah "tanda" yang mengingatkan kepada Allah bahwa telah mengikat perjanjian (sama halnya dengan pelangi dalam Kej 9:16-17). Sekaligus "tanda" itu mengingatkan kepada manusia bahwa menjadi anggota umat terpilih dan wajib melaksanakan segala kewajiban yang bersangkutan. Hukum Taurat hanya dua kali menyinggung sunat, Kel 12:44; Ima 12:3; bdk Yos 5:2-8. Baru sesudah masa pembuangan sunat menjadi unsur yang mahapenting dalam hidup keagamaan dan kebangsaan orang Yahudi, bdk 1Ma 1:60 dst; 2Ma 6:10. Paulus mengartikan sunat sebagai "meterai kebenaran berdasarkan iman", Rom 4:11. Mengenai hati yang bersunat bdk Yer 4:4+.
(0.2719294) (Kej 26:1) (jerusalem) Ishak hanya berperan dalam riwayat Abraham, Kej 26:21; 22:24, dan dalam riwayat anak-anaknya sendiri, Kej 25:19-28; 27; 28:1-9; 35:27-29. Bab 26 ini melulu yang langsung berbicara tentang Ishak. Kisah ini pada pokoknya berasal dari tradisi Yahwista, kecuali Kej 26:34-35 (Para Imam). Ada tiga ceritera, tetapi ceritera-ceritera itu ada yang sejalan dalam riwayat Abraham. Ketiga ceritera itu tersambung melalui Abimelekh, raja Gerar, bdk Kej 20:2, dan melalui orang Filistin, bdk catatan pada Kej 21:22. Ceritera pertama sejalan dengan Kej 12:10-20 dan 20 (lih catatan-catatan di sana). Ceritera ini lebih halus dari pada kedua yang lain. Bdk Kej 12:10-20,20; 21:25-31,32-33.
(0.2719294) (Im 1:5) (jerusalem: haruslah ia menyembelih) Yeh 44:11 menetapkan bahwa para kaum Lewi menyembelih binatang. Para imam baru berperan dalam menyiramkan (memercikkan dsb) darah pada mezbah. Ini sebuah penetapan yang menyangkut semua korban. Hanya imam saja yang naik ke atas mezbah
(0.2719294) (Im 5:15) (jerusalem) Mana kala hak Allah atau sesama manusia diperkosa, bdk Ima 4:1+, sehingga mereka mendapat rugi yang dapat diganti, maka pada korban penghapusan dosa ditambahkan sejumlah uang sebagai ganti rugi, bdk Ima 16,24. "Uang korban penebus salah" dan "uang korban penghapusan dosa" yang disebutkan dalam 1Ra 12:16 kiranya menyinggung denda berupa uang yang menyertai korban-korban itu. Jadi di zaman sebelum masa pembuangan sudah ada korban semacam itu. Barangkali korban itu disinggung juga dalam Hos 4:8.
(0.2719294) (Ul 26:1) (jerusalem) Sama seperti anak sulung manusia dan ternak menjadi milik Tuhan, Kel 13:11+, demikianpun hulu hasil bumi (yang pertama) dikuduskan bagi Tuhan, Kel 22:29; 23:19; 34:26; Ima 2:12,14; 23:10-17; Ula 18:4. Menurut Bil 18:12 hasil bumi pertama itu diberikan kepada para imam, bdk Yeh 44:30. Persembahan hulu hasil dalam penanggalan dahulu, bdk Kel 23:16 dan Kel 19, bergandengan dengan pesta musim menuai dan pemetikan buah-buahan (pesta-pesta itu berasal dari bangsa Kanaan). Tetapi dalam Ulangan persembahan hulu hasil itu dihubungkan dengan peristiwa dalam sejarah penyelamatan, yaitu masuknya umat Israel ke dalam Tanah Suci, Ula 26:1,3,9-10. Kembali terungkap pikiran pokok seluruh kitab Ulangan, yaitu Pemberian Tanah yang dijanjikan kepada umat Israel, bdk Ula 1:5+.
(0.2719294) (Yos 14:6) (jerusalem) Kaleb adalah seorang Kenas (Kain),Yos 14:6 dan Yos 14, jadi bukan seorang Israel, bdk Bil 24:21+. Kelompok Kaleb berasal dari bagian selatan negeri Palestina dan bersaudara dengan orang Edom, bdk Kej 36:11 Kelompok Kaleb dihubungkan dengan Israel, khususnya dengan Yehuda, semenjak orang Israel tinggal di Kadesy, Bil 13-14. Kaleb menduduki daerah sekitar Hebron, di sini dan Yos 15:13-19; Hak 1:12-15. Hebron berdekatan letaknya dengan "Tanah Negeb Kaleb", 1Sa 30:14. Agaknya kaum Kaleb melebur ke dalam suku Yehuda, bdk silsilah-silsilah yang tercantum dalam 1Ta 2:18 dst, 1Ta 2:42 dst; Yos 4:11 dst; lih juga Yos 15:13+.
(0.2719294) (1Sam 14:41) (jerusalem) Sebagai ayat ini dalam naskah Ibrani hilang dan dipilihkan menurut terjemahan-terjemahan kuno. Ayat ini menggambarkan bagaimana orang meminta keterangan dari Tuhan dengan memakai efod itu berisikan dua buah undi (batang kayu kecil, dadu-dadu?) yang sebut urim dan tumim (mana arti kata-kata itu tidak diketahui), yang diberi makna tertentu. Undi yang ditarik memberi jawaban Allah (ya, atau tidak) atas pertanyaan yang diajukan dahulu, bdk 1Sa 23:10-12. Dapat jadi bahwa semuanya makan agak banyak waktu. Hanya imam keturunan Lewi yang berwewenang untuk membuang undi suci itu, Bil 27:21; Ula 33:8. Sesudah zaman pemerintahan Daud adat itu lama-kelamaan hilang dan tidak pernah dipulihkan kembali, bdk Ezr 2:63 = Neh 7:65. tetapi nama urim dan tumim itu diberikan kepada sepotong pakaian imam besar, bdk Kel 28:30; Ima 8:8 dan Kel 28:6+.
(0.2719294) (1Taw 6:33) (jerusalem: yang memegang tugas itu) Ketika penyanyi Daud, yaitu Heman, 1Ta 6:39, dan Etan, 1Ta 6:44 (dalam 1Ta 25:1,3 disebut Yedutun, bdk bab 16) oleh si Muwarikh dihubungkan dengan ketiga anak Lewi, yaitu Kehat, Gerson dan Merari. Tetapi dalam 1Ra 4:31 Heman dan Etan disebut sebagai orang berhikmat-penyanyi pada zaman dahulu dan Etan dikatakan "orang Ezrahi", yang kiranya berarti: pribumi, jadi orang asli Kanaan, bdk Maz 89:1. Rupanya bait Allah di Yerusalem mula-mula memanfaatkan keahlian orang Kanaan. Dalam 1Ra 2:6 Etan dan Heman dianggap keturunan Yehuda. Tetapi ini kiranya suatu kekeliruan yang disebabkan oleh kesamaan antara kata ezrah dan Zerah, nama seorang anak Yehuda, bdk Kej 38:30,46:12.
(0.2719294) (1Taw 24:3) (jerusalem: bani Itamar) Zadok dan Ahimelekh di sini tampil bersama dengan sederajat. Ini berdasarkan kenyataan bahwa pada akhir masa pembuangan kedua kaum imam yang dahulu bersaing itu, sudah sepakat. Sebelum masa pembuangan keturunan Zadok saja yang pertugas dalam bait Allah di Yerusalem, sedangkan keturunan Abyatar (dan Eli) disingkirkan oleh raja Salomo, 1Ra 2:27. Lalu keturunan Zadok dan keturunan Abyatar (Eli) masing-masing diberi seorang anak Harun sebagai moyang bdk 1Ta 24:1: Zadok dihubungkan dengan Eleazar, bdk 1Ta 6:4-8,50-53, dan Abyatar yang memang keturunan Lewi, bdk 1Sa 2:27, dihubungkan dengan Itamar, meskipun silsilahnya tidak sampai disajikan. Begitu semua imam dijadikan keturunan Harun.
(0.2719294) (2Taw 14:9) (jerusalem) Ceritera ini tidak terdapat dalam 1Raja-raja. Namun ia bukan ciptaan si Muwarikh sendiri. Tempat-tempat yang disebutkan namanya memang tepat; perang itu tidak sesuai dengan apa yang dikatakan dalam 2Ta 14:5-6 mengenai keamanan dan kedamaian di masa pemerintahan Asa, bdk 2Ta 15:19. Tetapi orang tidak tahu siapa sebenarnya Zerah yang disebut dalam 2Ta 14:9. Boleh jadi "orang Kusy" (=Etiopia) itu ialah seorang sewaan dari negeri itu yang menjadi komandan pasukan penduduk yang ditempatkan raja Sisak di bagian selatan Palestina, bdk 2Ta 12:3; 16:8. Tetapi nama "Kusy" juga nama sebuah suku Badui di daerah Negeb (bdk perempuan Kusy yang diperistri Musa, Bil 12:1). Boleh jadi suku itu datang merampoki negeri Yehuda, 2Ta 14:15. Bagaimanapun juga jumlah pasukan yang bertempur itu pasti berlebih-lebihan.
(0.2719294) (Ezr 2:63) (jerusalem: kepala daerah) Begitu diterjemahkan kata Ibrani: hath-thirsyata Ini sebuah kata dari bahasa Persia dan merupakan gelar kehormatan gubernur propinsi. Boleh diterjemahkan dengan: Yang Mulia. Gelar itu terdapat pula dalam Neh 7:65,70,8:10; 10:1. Gubernur menyerahkan kepada para imam keputusan-keputusan dalam masalah-masalah agama. Petunjuk-petunjuk yang dahulu diberi nabi Yehezkiel, Yeh 45:7-17; 46:1-10,12,16-18 ternyata diperhatikan juga
(0.2719294) (Ezr 9:1) (jerusalem: Sesudah semuanya itu) Bab 9-10 memuat laporan Ezra mengenai tindakan yang diambilnya terhadap perkawinan campuran (orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi), bdk Mal 2:10-12. Perkawinan semacam itu dahulu tidak terlarang, Kej 41:45; 48:5 dst; Bil 12:1 dst; Rut 1:4; 2Sa 3:3. Baru kitab Ulangan melarangnya untuk menanggulangi pemujaan berhala yang kerap kali dibawa serta oleh perempuan-perempuan asing. Ula 7:1-4; bdk Ula 23:3 dst. Habis masa pembuangan bahaya itu bertambah besar oleh karena a.l kebanyakan orang yang kembali dari pembuangan adalah laki-laki. Tindakan Ezra yang menceraikan perkawinan campuran itu berdasarkan perimbangan keagamaan, Ezr 9:1,11. Tetapi tampil juga pertimbangan lain, Ezr 9:2, yaitu kemurnian bangsa Yahudi
(0.2719294) (Ayb 33:23) (jerusalem: malaikat, penengah) Harafiah: malaikat juru bicara/juru bahasa. Malaikat itu membuka bagi si sakit makna penderitaannya, membuka mata manusia sehingga menyadari kesalahannya, Ayu 33:27; iapun menjadi pembicara baik di hadapan Allah, Ayu 33:24; bdk Ayu 5:1+. Pikiran mengenai "malaikat penengah" itu ada dasarnya dalam Perjanjian Lama. Orang benar menjadi perantara, Ayu 42:8+; orang dapat memberi silih guna orang lain, Yes 53:10; malaikat-malaikat menjadi perantara dalam menyampaikan firman Allah kepada nabi (dalam kitab Yehezkiel, Daniel, Zakharia); mereka turun tangan untuk menangkis bahaya, Maz 91:11-13+, dan membawa doa manusia ke hadapan Allah, Tob 12:12+; bdk Wah 8:3 dst. Agama Yahudi selanjutnya mengembangkan ajaran itu. Dalam sorotan wahyu Kristen malaikat-malaikat penengah itu menjadi malaikat pelindung, bdk Tob 5:4+; Mat 18:10; Kis 12:15.
(0.2719294) (Mzm 1:1) (jerusalem)

KITAB MAZMUR

PENGANTAR

Sama seperti bangsa tetangganya - Mesir, Mesopotamia, Kanaan - demikian juga bangsa Israel sejak awal mula menciptakan sajak-sajak lirik yang bermacam-macam bentuknya. Beberapa sajak semacam itu berhasil masuk ke dalam kitab-kitab sejarah yang tercantum dalam Alkitab, misalnya Nyanyian, Kej 15, Nyanyian Sumur, Bil 21:17-18, Nyanyian Kemenangan Debora, Hak 5, Ratapan Daud atas Saul dan Yonatan, 2Sam 1, dll, dan lagi lagu-lagu pujian bagi Yudas dan Simon Makabe, 1Mak 3:3-9 dan 14:4-15. Dalam Perjanjian Baru masih terdapat Lagu Maria (Magnificat). Lagu Zakharia (Benedictus) dan Lagu Simeon (Nunc dimittis). Banyak bagian kitab para Nabi juga termasuk jenis Sastera itu. Dahulu kala sudah ada kumpulan-kumpulan sajak, yang hanya kita kenal judulnya atau beberapa kepingannya saja, misalnya Kitap Peperangan Tuhan, Bil 21:14, dan Kitab Orang Jujur, Yos 10:13; 2 Sam 1:18. Akan tetapi khazanah lirik keagamaan bangsa Israel ialah kitab Mazmur.

Judul

Kitab Mazmur (dalam bahasa Yunani "Psalterion", kata yang sebenarnya berarti alat musik bertali yang mengiringi nyanyian) adalah sekumpulan mazmur yang berjumlah 150. Mulai dengan Mzm 10 sampai dengan Mzm 148 nomor urutan mazmur dalam Alkitab Ibrani (yang diikuti terjemahan ini) mendahului nomor urutannya dalam Alkitab Yunani (dan Latin) dengan satu satuan. Sebabnya ialah: Alkitab Yunani (dan Latin, Vurgata) menyatukan Mazm 9 dan 10 dan Mzm 114 dan 115, dan membagikan Mzm 116 dan 147 menjadi dua mazmur tersendiri.

Dalam bahasa Ibrani kitab Mazmur disebut "Tehillim", artinya "Puji-pujian". Tetapi sebutan itu hanya sesuai dengan sejumlah mazmur saja. Dalam judul- judulnya mazmur-mazmur paling sering disebut "Mizmor", yang menjadi asal kata Arab-Indonesia "Mazmur". Sejumlah mazmur dalam judulnya disebut "nyanyian" dan hanya kata ini dibubuhkan pada masing-masing lagu dalam kumpulan "Nyanyian- nyanyian Ziarah", Mzm 120-134. Nama-nama lain agak jarang muncul dan kata Ibrani yang bersangkutan sering sulit dimengerti.

Gaya sastera

Pengelompokan mazmur-mazmur yang paling tepat, diperoleh dengan jalan mempelajari gaya sasteranya. Ditinjau dari segi gaya sasteranya yang berbeda- beda dapat kita bedakan tiga jenis utama, yaitu: Puji-pujian, Doa (permohonan) dan Ucapan syukur. Pengelompokan ini tidak mencakup semua mazmur, sebab terdapat juga jenis-jenis campuran, mazmur-mazmur yang menyimpang dari jenis-jenis tersebut atau yang secara lain berbeda. Selain itu pengelompokan tersebut tidak selalu sesuai dengan suatu pengelompokan berdasarkan isi, tema dan ujud mazmur- mazmur.

1. Puji-pujian. Ke dalam kelompok ini termasuk antara lain Mzm 8, 19, 29, 33, 46-48, 76, 84, 87, 96-100, 103-106, 113, 114, 117, 122, 135, 136, 145-150. Susunan mazmur-mazmur ini agak tetap. Setiap mazmur puji-pujian mulai denganbagian pembukaan yang mengajak untuk memuji Tuhan. Bagian ini mazmur puji- pujian mengungkapkan berbagai alasan mengapa Allah harus dipuji, yaitu karya- karya yang dilakukan Allah dalam alam, khususnya karya penciptaannya, dan karya- karya yang dilakukanNya dalam sejarah, teristimewanya penyelamatan yang dianugerahkan Allah kepada umatNya. Bagian penutup ada kalanya mengulang bagian pembukaan dan kadang-kadang berupa doa.

Menurut temanya kelompok mazmur-mazmur ini dapat dibagikan menjadi dua macam yaitu: Nyanyian-nyanyian Sion, Mzm 46, 48, 76, 87 yang dengan nada eskatologis meluhurkan Kota Suci, yaitu tempat kediaman Yang Mahatinggi dan tujuan para peziarah, bdk Mzm 84 dan 122; mazmur-mazmur Kerajaan Allah, khususnya Mzm 47, 93, 96-98, yang terdapat gaya bahasa yang mengingatkan gaya bahasa para Nabimengagungkan Yahwe sebagai raja dunia semesta. Oleh karena mazmur-mazmur ini memakai kata dan gambaran-gambaran yang lazim dalam melukiskan raja-raja manusiawi yang naik tahta, maka pernah ada usaha menghubungkan mazmur-mazmur tersebut dengan suatu pesta pelantikan Yahwe sebagai raja, yang kanon dirayakan oleh bangsa Israel, serupa dengan pesta pelantikan dewa Marduk di Babel. Akan tetapi adanya perayaan semacam itu di Israel merupakan hipotesa yang tidak terbuka.

2. Doa-doa (permohonan) atau mazmur-mazmur penderitaan atau juga ratapan- ratapan. Latin dari pada Pujian-pujian, mazmur-mazmur permohonan itu tidak memuji kemuliaan Allah tetapi ditujukan kepadaNya. Pada umumnya bagian pembukaan mazmur-mazmur ini berupa seruan yang disusul seruan minta tolong, suatu doa atau ucapan kepercayaan. Dalam bagian inti mazmur maka pendoa berusaha menggerakkan hati Allah dengan melukiskan di hadapanNya keadaan gawat si pendoa. Dalam menggambarkan keadaan itu dipakailah macam-macam kiasan yang sudah lazim, sehingga jarang dapat ditentukan keadaan historis dan konkrit manakah yang di dalamnya doa itu diucapkan. Dikatakan tentang air, jurang, jerat-jerat maut atau jerat-jerat dunia orang mati (syeol), musuh-musuh atau binatang-binatang (anjing, singa, banteng dan sebagainya) yang mengancam atau menerkam; dikatakan pula mengenai tulang-tulang yang menjadi kering dan jantung yang berdebar-debar ketakutan. Ada mazmur di mana si pendoa menegaskan bahwa ia seorang benar, Mzm 7, 17, 26 dan juga yang berupa pengakuan dosa, Mzm 51 dan mazmur-mazmur tobat yang lain. Kepada Allah diingatkan karunia-karunia yang dahulu dianugerahkanNya atau Ia ditegor karena rupa-rupanya Ia lupa dan tidak hadir, misalnya Mzm 9-10, 22, 44. Tetapi pemazmur juga dapat menegaskan bahwa ia tetap percaya dan mengharap, Mzm 3, 5, 42-43, 55-57, 63, 130, dll. Ada kalanya mazmur-mazmur permohonan itu hanya berupa suatu seruan kepercayaan dan pengharapan, Mzm 4, 11, 16, 23, 62, 91, 121, 125, 131. Sering kali permohonan berakhir, ada kalanya tiba-tiba dengan mencetuskan keyakinan bahwa doa sudah dikabulkan dan dengan ucapan syukur, misalnya Mzm 6, 22, 69, 140.

Mazmur-mazmur permohonan tersenut dapat berupa doa bersama atau doa perorangan.

a). Doa bersama misalnya Mzm 12, 44, 60, 74, 79, 83, 85, 106, 123, 129, 137. Doa-doa ini dicetuskan dengan alasan suatu bencana nasional, misalnya dikalahkannya atau dibinasakannya umat dalam perang, atau dengan alasan suatu keperluan bersama. Maka umat memohon keselamatan atau pemulihan bangsa. Setidak- tidaknya Mzm 74 dan 137, yang serupa dengan Ratapan yang dikatakan karangan nabi Yeremia, mencerminkan keadaan yang disebabkan oleh kehancurannya kota Yerusalem pada tahun 587. Mzm 85 mengucapkan rasa hati kaum buangan yang sudah kembali ke tanah airnya. Mzm 106 berupa suatu pengakuan dosa umat.

b) Doa perorangan misalnya Mzm 3, 5-7, 13, 17, 22, 25, 26, 28, 31, 35, 38, 42-43, 51, 54-57, 59, 63, 64, 69-71, 77, 86, 102, 120, 130, 140-143. Jumlah mazmur ini cukup besar dan pokok isinya bermacam-macam, seperti bahaya maut, penganiayaan, pembuangan, usia lanjut, dan khususnya orang mohon dibebaskan dari penyakit, fitnah dan dosa. Sukar memastikan siapa sesungguhnya musuh-musuh, yaitu "mereka yang berbuat jahat", yang menjadi sebab keluhan atau kemarahan si pendoa. Tetapi bagaimanapun juga musuh-musuh itu bukanlah - seperti dikatakan sementara ahli - tukang-tukang sihir guna-gunanya mau ditangkis oleh mazmur- mazmur itu. Demikian pula mazmur-mazmur itu bukanlah doa bersama, seolah-olah "aku" yang angkat bicara di dalamnya sesungguhnya suatu kelompok dan bukan orang perorangan, sebagaimana belakangan ini dikemukakan sementara ahli. Dan "aku" yang angkat bicara dalam mazmur-mazmur itu bukan pula raja yang berbicara atas nama seluruh rakyatnya, sebagaimana juga sudah diketengahkan oleh sementara ahli belum lama berselang. Di satu pihak doa-doa itu bernada terlampau pribadi dan di lain pihak sekali-kali tidak menyinggung diri raja atau keadaan pribadinya, sehingga hipotesa tersebut tidak dapat diterima. Memang benar bahwa sejumlah doa pribadi kemudian disesuaikan dengan keadaan rakyat secara menyeluruh dan dipakai sebagai ratapan umat, misalnya Mzm 22, 28, 59, 69, 71, 102. Benar pula bahwa ada mazmur-mazmur rajawi, sebagaimana akan dijelaskan nanti. Benar juga bahwa semua doa perorangan itu akhirnya dipakai oleh umat bersama (karena itulah mazmur-mazmur itu tercantum dalam kitab Mazmur). Tetapi aselinya mazmur-mazmur itu diciptakan bagi salah seorang secara perorangan atau oleh orang tertentu sesuai dengan salah satu keperluan tertentu dan khusus. Mazmur-mazmur itu berupa seruan hati dan ungkapan kepercayaan pribadi. Memanglah mazmur-mazmur itu tidak pernah berupa ratapan melulu, melainkan seruan kepercayaan kepada Allah dalam keadaan gawat.

3. Ucapan syukur. Sudah dikatakan di atas bahwa doa permohonan dapat berakhir dengan suatu ucapan syukur kepada Allah yang telah mengabulkan doa. Adapun ucapan syukur itu dapat menjadi pokok inti lagu, seperti halnya dengan mazmur-mazmur yang berupa ucapan syukur. Jumlah mazmur-mazmur itu cukup besar juga, misalnya Mzm 18, 21, 30, 33, 34, 40, 65-68, 92, 116, 118, 124, 129, 138, 144. Jaranglah mazmur-mazmur ini mendapat sifat kolektip. Kalau demikian, maka umat mengucap syukur atas pembebasan dar bahaya, atas panenan yang melimpah, atas karunia-karunia yang dilimpahkan kepada raja. Lebih sering mazmur-mazmur itu bersifat perorangan. Setelah si pendoa melukiskan kemalangan yang dideritanya dan bagaimana doanya dikabulkan, maka ia merumuskan rasa terima kasihnya dan mengajak kaum beriman, supaya turut memuji Allah. Bagian terkhir ini kerap kali memberi kesempatan untuk menyisipkan unsur-unsur yang mau membina akhlak para penyerta. Ditinjau dari segi sastera susunan ucapan syukur itu berdekatan dengan susunan mazmur-mazmur puji-pujian.

4. Jenis mazmur yang menyimpang dan jenis campuran

Perbedaan antara jenis-jenis mazmur yang disebut di atas sesungguhnya kurang tegas. Karenanya terjadi bahwa umpamanya ratapan melanjutkan suatu ucapan kepercayaan, Mzm 27, 31 dan ratapan yang disusul nyanyian syukur, Mzm 28, 57. Mzm 89 mula-mula berupa suatu lagu puji-pujian, tetapi kemudian mazmur itu menjadi suatu firman Allah dan berakhir dengan ratapan. Mzm 119 yang panjang tentu saja memuji-muji hukum Taurat, tetapi sekaligus berupa ratapan perorangan dan membentangkan ajaran mengenai hikmat. Memang beberapa unsur yang pada dirinya tidak sesuai dengan jenis sastera lirik berhasil menyusup ke dalam kitab Mazmur. Nanti akan dikatakan barang sedikit mengenai hal-hal yang berdekatan dengan sastera kebijaksanaan dan di atas sudah dikatakan bahwa unsur semacam itu ditemukan dalam mazmur-mazmur yang berupa ucapan syukur. Unsur-unsur yang berdekatan dengan sastera kebijaksanaan dapat menjadi begitu menyolok, sehingga orang dengan kurang tepat sampai berkata tentang Mazmur-mazmur didaktik. Memang Mzm 1, 112 dan 127 merupakan karya murni dari kalangan para bijaksana. Tetapi ada lain mazmur serupa yang tetap memiliki ciri-ciri dari jenis lirik: Mzm 25 berdekatan dengan ratapan, Mzm 32, 37, 73 berdekatan dengan ucapan syukur, dan lain-lainnya.

Dalam mazmur-mazmur lain diketemukan firman-firman Allah dan bahkan ada yang berupa firman Allah yang diuraikan lebih lanjut, misalnya Mzm 2, 50, 75, 81, 82, 85, 95, 110. Belakangan ini ada sementara ahli yang berpendapat bahwa mazmur-mazmur semacam itu sungguh-sungguh firman Allah yang dibawakan para imam selama berlangsungnya upacara-upacara dalam Bait Allah. Ahli lain berpendapat bahwa mazmur-mazmur itu hanya memanfaatkan gaya bahasa para nabi, tetapi sebenarnya tidak bersangkutan dengan ibadat. Masalahnya tetap dipersoalkan. Tetapi di satu pihak orang harus mengaku bahwa kitab Mazmur berdekatan dengan sastera kenabian, tidak hanya sehubungan dengan firman-firman Tuhan, tetapi juga sehubungan dengan bermacam-macam pokok lain, misalnya penampakan Allah, kiaan "cawan" yang melambangkan murka Allah, kiasan "api", "kui", dan sebagainya. Di lain pihak juga perlu diakui bahwa ada hubungan erat antara kitab Mazmur dan ibadat dalam Bait Allah, sebagaimana nanti akan diuraikan.

Mazmur-mazmur rajawi

Terserak-serak dalam kitab Mazmur dan termasuk bermacam-macam jenis ada sejumlah mazmur yang bersangkutan dengan raja. Ada firman-firman Allah mengenai raja, Mzm 2 dan 110, ada doa untuk raja, Mzm 20, 61, 72, ada sebuah doa syukur untuk raja, Mzm 21, ada doa yang diucapkan raja, Mzm 18, 28, 63, 101, sebuah nyanyian yang ngiringi perarakan raja, Mzm 132, sebuah lagu puji-pujian yang dibawakan raja, Mzm 144, dan bahkan ada sebuah nyanyian yang diciptakan untuk memerintahkan pernikahan di istana raja, Mzm 45. Ini semua agaknya mazmur-mazmur yang tua, yang berasal dari zaman para raja dan yang gaya bahasanya sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dipakai dalam upacara di istana. Mazmur-mazmur itu mengenai raja yang sezaman; Mzm 2, 72 serta Mzm 110 barangkali mazmur-mazmur pelantikan raja. Raja dikatakan anak angkat Allah, kerajaannya tidak berkesudahan dan kekuasaannya meluas sampai ke ujung-ujung bumi. Raja akan memenangkan keadilan dan kedangkalan dan menjadi penyelamat rakyatnya. Ungkapan-ungkapan semacam itu nampaknya berlebih-lebih, tetapi sebenarnya ungkapan-ungkapan itu sesuai dengan apa yang oleh bangsa-bangsa tetangga dikatakan tentang raja mereka dan yang oleh bangsa Israel diharapkan sehubungan dengan raja mereka juga.

Akan tetapi raja Israel menjadi orang urapan Tuhan yang menjadi dia wazirnya di bumi. Raja di Israel adalah orang yang diurapi Yahwe (Ibraninya: Mesyiah). Hubungan keagamaan antara Allah dan raja itulah yang menentukan pengertian bangsa Israel terhadap rajanya dan membedakan pengertian itu dengan pengertian di negeri Mesir dan Mesopotamia walaupun cara bicara tentang raja di Israel serupa dengan cara bicara di Mesir dan Mesopotamia. Pengharapan akan "Mesias- Raja" yang muncul dengan nubuat Natan, 2 Sam 7, menjadi terungkap dalam tafsiran atas nubuat itu sebagaimana diberikan dalam Mzm 89 dan 132, dan khususnya dalam Mzm 2, 72 dan 110. Mazmur-mazmur itu memupuk pada rakyat pengharapan berdasarkan janji-janji yang diberikan Allah kepada wangsa Daud. Apabila pengharapan akan Mesias diartikan sebagai penantian akan seorang raja di masa mendatang, akan raja terakhir yang akan membawa keselamatan definitif dan menegakkan kerajaan Allah di bumi, maka tidak ada satupun dari mazmur-mazmur tersebut yang sungguh-sungguh "mesion". Akan tetapi beberapa dari nyanyian rajawi yang tua itu terus dipakai, kendati lenyapnya kerajaan di Israel. Nyanyian-nyanyian itu dimasukkan ke dalam kumpulan mazmur resmu, walaupun barangkali disesuaikan dan disadur. Dengan jalan itu mazmur-mazmur itu tetap memupuk pengharapan akan seorang Mesias, keturunan Daud. Menjelang tarikh masehi pengharapan itu hangat sekali pada rakyat Israel dan orang-orang Kristen berpendapat bahwa semua digemari dalam diri Yesus Kristus (Kristus berarti: orang urapan, Mesias). Khususnya Mzm 110 paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru. Nyanyian pernikahan, Mzm 45, dipakai untuk mengungkapkan persatuan Mesias dengan Israel baru, sejalan kiasan perkawinan yang digemari para nabi. Mzm 45 dalam Ibr 1:8 langsung diterapkan pada Kristus. Dengan meneruskan pandangan semacam itu Perjanjian Baru dan tradisi Kristen selanjutnya masih menterapkan pada Kristus mazmur-mazmur lain yang sebenarnya bukan mazmur- mazmur rajawi, tetapi yang terlebih mengungkapkan perasaan hati Mesias, Orang Benar yang unggul, Misalnya Mzm 16 dan 22 dan bagian-bagian banyak mazmur lain, khususnya Mzm 8, 35, 40, 41, 68, 69, 97, 102, 118, 119, diterapkan pada Kristus. Begitu pula mazmur-mazmur yang mengenai Yahwe sebagai Raja diterapkan pada Kristus sebagai raja. Pengeterapan semacam itu kiranya bukan lagi arti dan makna mazmur-mazmur sendiri. Namun pengeterapan itu boleh dibenarkan juga, sebab segenpa pengharapan yang menjiwai kitab Mazmur akhirnya tidak sepenuh-penuhnya terwujud, kecuali melalui kedatangan Anak Allah di bumi.

Hubungan mazmur-mazmur dengan ibadat

Kitab Mazmur tidak kecuali kumpulan nyanyian-nyanyian keagamaan Israel. Kita tahu juga di antara petugas Bait Allah ada juga para penyanyi. Tentu baru sehabis masa pembuagan penyanyi secara langsung disebut. Namun pasti juga bahwa mereka sejak awal mula termasuk kalangan para petugas Bait Allah. Orang merayakan perayaan Yahwe dengan tarian dan nyanyian, Hak 21:19-21; 2 Sam 6:5, 16. Menurut Am 5, 23. Menurut Tawarikh raja Sanherib maka di masa raja Hizkia Bait Allah yang dibangun Salomo memang memunyai penyanyi-penyanyinya, sama seperti semua tempat suci di dunia Timur memiliki penyanyi-penyanyinya. Ada sejumlah mazmur yang dipertalikan dengan Asaf, Bani Korah, Herman dan Etan (atau Yedutan). Menurut kita Tawarikh semua tokoh itu termasuk kalangan para penyanyi Bait Allah di masa sebelum pembuangan. Ada sebuah tradisi yang menyatakan bahwa banyak mazmur adalah karya Daud. Dan tradisi yang sama menyatakan juga bahwa Daudlah yang mengorganisasikan ibadat Bait Allah, termasuk para penyanyi, 1Taw 25. Tradisi itu agak sejalan dengan keterangan-keterangan yang tua sekali mengenai Daud yang menari dan menyanyi di hadapan Yahwe, 2Sam 6:5, 16.

Pada sejumlah besar mazmur dibubuhkan keterangan-keterangan mengenai musiknya dan pemakaian liturginya. Ada keterangan mengenai upacara yang dibarengi dengan mazmur yang bersangkutan. Mzm 20, 26, 27, 66, 81, 107, 116, 134, 135 Mazmur- mazmur tersebut dan lain mazmur, Mzm 48, 65, 95, 96, 118, dinyanyikan dipelataran Bait Allah. "Nyanyian-nyanyian ziarah" (begitu kira-kira dapat diterjemahkan istilah Ibrani yang tidak jelas artinya), yaitu Mzm 120-134, dan juga Mzm 84 tidak lain kecuali lagu-lagu yang dipakai waktu orang berziarah ke Yerusalem. Contoh-contoh yang paling jelas itu secukupnya membuktikan bahwa banyak mazmur, termasuk yang bersifat perorangan, diciptakan untuk ibadat dalam Bait Allah. Mazmur-mazmur lain barangkali aselinya tidak dikarang untuk keperluan itu, tetapi kemuliaan juga disesuaikan, misalnya dengan menambahkan permohonan berlat, Mzm 125, 128, 129.

Maka hubungan banyak mazmur dengan ibadat dan corak liturgis kitab Mazmur secara menyeluruh tidak dapat disangkal. Tetapi pada umumnya tidak ada petunjuk- petunjuk konkrit untuk dapat menentukan dalam upacara atau pada hari raya manakah mazmur-mazmur tertentu dipakai. Judul Ibrani pada Mzm 92 menetapkan pemakaiannya pada hari Sabat. Judul-judul Yunani pada Mzm 24, 48, 93, 94, menentukan bahwa lagu-lagu itu dipakai pada hari-hari pekan yang lain. Mzm 30 dipakai pada hari raya Pentahbisan Bait Allah-begitu dikatkan naskah Ibrani, sedangkan menurut naskah Yunani Mzm 29 dinyanyikan pada perayaan Pondok-Daun. Petunjuk-petunjuk itu kiranya tidaklah aseli. Tetapi sama seperti penetapan- penetapan terperinci yang dibuat di zaman Yahudi, petunjuk-petunjuk tersebut menjadi bukti bahwa Kitab Mazmur berperan sebagai kitab nyanyian guna Bait Allah dan Rumah-rumah ibadat Yahudi sebelum menjadi kitab nyanyian bagi Gereja Kristen.

Pengarang-pengarang dan masa dikarangnya mazmur-mazmur

Judul-judul yang dibubuhkan pada banyak mazmur mempertalikan 73 buah dengan Daud, 12 buah dengan Asaf, 11 buah dengan Bani Korah, dan satu buah dengan Heman, Etan (atau Yedutun), Musa dan Salomo. 35 mazmur tidak dipertalikan dengan tokoh tertentu. Judul-judul dalam terjemahan Yunani tidak selalu sama dengan yang terdapat dalam naskah Ibrani. Menurut terjamahan Yunani, maka 82 mazmur adalah karya raja Daud. Terjemahan Siria masih lebih berbeda.

Aselinya judul-judul tersebut barangkali tidak bermaksud menyatakan siapa pengarang mazmur yang bersangkutan. Ungkapan Ibrani yang dipakai hanya mengatakan bahwa ada salah satu hubungan antara mazmur itu dengan tokoh yang disebut namanya, entahlah karena isi mazmur sesuai dengan tokoh itu, entah karena mazmur itu termasuk sebuah kumpulan mazmur yang diedarkan memakai nama tokoh itu. "Mazmur-mazmur Bani Korah" ialah mazmur-mazmur yang termasuk kumpulan mazmur yang lazim dipakai oleh kelompok-kelompok penyanyi itu. Sejumlah besar mazmur diberi catata: "Untuk pemimpin biduan", Mzm 4,5,6,8, dan lain-lainnya. Mazmur-muzmur ini termasuk kumpulan yang dinyanyikan oleh paduan suara Bait Allah yang dipimpin oleh seorang pemimbing. Ada juga sekumpulan "mazmur Asaf" dan sekumpulan "Mazmur Daud". Di kemudian hari judul-judul yang aselinya hanya menyatakan termasuk kumpulan manakah mazmur tertentu, dimengerti seolah-olah menyatakan siapa pengaruhnya. Maka beberapa "mazmur Daud" diberi catatan pendahuluan yang menentukan dalam keadaan hidup manakah mazmur itu diciptakan oleh raja Daud. Mzm 3, 7, 18, 34, 51, 52, 54, dan lain-lainnya. Akhirnya tradisi tidak hanya mengaggap Daud sebagai pencipta mazmur-mazmur yang dibubuhi dengan namanya, tetapi sebagai pencipta seluruh kitab Mazmur.

Tafsiran yang kurang tepat tersebut janganlah membuat kita meremehkan suatu kesaksian tua dan berharga yang diberikan oleh judul-judul mazmur itu. Mungkin sekali mazmur-mazmur Asaf dan Bani Korak benar-benar diciptakan oleh para penyanyi Bait Allah. Sejalan dengan itu juga kumpulan mazmur-mazmur Daud benar- benar bersangkutan dengan raja itu, entah bagaimana. Mungingat keterangan- keterangan yang tercantum dalam kitab-kitab sejarah mengenai bakat-musik raja Daud, 1Sam 16:16-18, bdk Am 6:5, mengenai bakat puetisnya, 2Sam 1:19-27; 3:33-34, dan tentang citarasanya di bidang peribadatan, maka perlu diterima bahwa dalam kitab Mazmur benar-benar tercantum nyanyian-nyanyian yang diciptakan oleh raya Daud. Memang Mzm 18 tidak lain dari suatu saduran sebuah nyanyian yang menurut 2Sam 22 dikarang oleh Daud. Sudah barang tentu tidak semua mazmur yang barasal dari kumpulan Daud juga diciptakan oleh raja itu. Tetapi kumpulan itu kiranya tidak mungkin disusun, kalau aselinya tidak ada suatu kumpulan yang memuat mazmur-mazmur ciptaan Daud sendiri. Hanya tak mungkin lagi menentukan mazmur-mazmur manakah termasuk ke dalam kumpulan aseli itu. Sudah dikatakan di atas, bahwa judul-judul yang terdapat dalam naskah-naskah Ibrani tidak menentukan bagi kita. Jika pengarang-pengarang Perjanjian Baru mengutip salah satu mazmur sebagai mazmur Daud, maka mereka hanya menyesuaikan diri dengan pendapat umum di zamannya. Tetapi keterangan-keterang semacam itu jangan begitu saja disingkirkan. Raja Daud sebagai "pemazmuran yang disenangi di Israel", 2Sam 23:1, selalu perlu dianggap sebagai seorang tokoh yang berperan besar dalam asal-usul lirik keagamaan umat terpilih.

Dorongan yang dilancarkan raja Daud kemudian diteruskan. Kitab Mazmur sesungguhnya menampung hasil karya puetis yang berlangsung beberapa abad. Setelah sementara ahli mengemukakan pendapat bahwa kebanyakan mazmur dikarang di zaman belakangan, di masa sesudah pembuangan dan kemudian dari itu, maka sekarang ahli-ahli itu lama-kelamaan mengambil sikap yang lebih bijaksana. Cukup banyak mazmur berasal dari zaman para raja, teristimewanya "mazmur-mazmur rajawi". Hanya isi mazmur-mazmur ini sangat umum dan tak terperinci, sehingga tidak dapat ditanggalkan lebih jauh dan tanggal yang kadang-kadang diusulkan sebenarnya beberapa hipotesa melulu. Sebaliknya, "mazmur-mazmur kerajaan Yahwe" yang berbelas unsur-unsur dari mazmur-mazmur lain dan bagian kedua kitab Yesaya, nyanyiannya dikarang selama masa pembuangan. Demikianpun halnya dengan mazmur- mazmur misalnya Mzm 137, yang berkata tentang kemusnahan kota Yerusalem dan pembuangan. Kembalinya kaum buangan ke tanah airnya dikidungkan oleh Mzm 126. Zaman yang menyusul masa pembuangan nampaknya subur sekali dalam menciptakan mazmur. Memang di zaman itu ibadat sangat berkembang di Bait Allah yang dibangun kembali. Di masa itu kedudukan para penyanyi Bait Allah meningkat, sehingga disamakan dengan kaum Lewi. Para bijaksana juga memanfaatkan jenis sastera "mazmur" untuk menyebarluaskan ajarannya, misalnya Bin Sirakh. Perlukah orang juga menerima bahwa di zaman para Makabe masih diciptakan mazmur-mazmur yang dicantumkan dalam kitab Mazmur? Masalah ini khususnya menyangkut Mzm 44, 74, 83. Hanya bukti-bukti yang diajukan tidak cukup meyakinkan untuk menanggalkan mazmur-mazmur tersebut di zaman para Makabe.

Terbentuknya kitab Mazmur

Kitab Mazmur seperti yang kita miliki sekarang merupakan hasil suatu usaha yang berlangsung lama. Mula-mula ada beberapa kumpulan kecil. Mzm 72 (yang dikatakan karangan Salomo) ditutup dengan catatan ini: "Sekianlah doa-doa Daud bin Isai". Namun demikian dalam kitab Mazmur sebelumnya sudah tercantum sejumlah mazmur yang tidak dipertalikan dengan Daud, dan kemudian masih juga tercantum beberapa mazmur yang dihubungkan dengan Daud. Sebenarnya ada dua kelompok "mazmur-mazmur Daud", Mzm 3-41 dan 51-52; masing-masing mazmur dalam kedua kelompok itu dipertalikan dengan Daud, kecuali yang paling akhir (Salomo) dan tiga mazmur yang tidak dihubungkan dengan nama orang tertentu. Masih ada kumpulan-kumpulan mazmur yang serupa: kumpulan mazmur Asaf, Mzm 50 dan 73-83, kumpulan mazmur Bani Korah, Mzm 42-49 dan 84, 85, 87, 88, kumpulan nyanyian ziarah Mzm 120-134, kumpulan mazmur yang dibubuhi dengan kata "Haleluya" (karena itu disebut "Hallel")(Mzm 105-107, 111-118, 135, 136, 146-150). Kumpulan-kumpulan kecil tersebut mula-mula beredar tersendiri, sebagaimana dibuktikan kenyataan bahwa beberapa mazmur (dengan perbedaan kecil-kecil) sampai dua kali tercantum dalam kitab Mazmur, misalnya Mzm 14 dan Mzm 53; Mzm 40:14-18 dan Mzm 70; Mzm 57:8-12 bersama Mzm 60:7-14 dan Mzm 108.

Pekerjaan pengumpul-pengumpul mazmur-mazmur terasa juga dalam penggunaan nama-nama ALlah. Mzm 1-41 hanya menggunakan nama "Yahwe" (ialah kumpulan mazmur-mazmur Daud yang pertama). Mzm 42-89 (yang merangkum kumpulan mazmur- mazmur Daud yang kedua, sebagian dari mazmur-mazmur Bani Korah dan kumpulan mazmur-mazmur Asaf) hanya memakai nama "Elohim", sedangkan Mzm 90-15 kembali memakai nama "Yahwe", kecuali Mzm 108 yang menggabungkan dua Mazmur yang menggunakan nama "Elohim", yakni Mzm 57 dan 60. Kumpulan mazmur-mazmur kedua yang memakai nama "Yaher" itu kiranya kumpulan yang paling muda dalam kitab Mazmur, hal mana tidak mengatakan apa-apa mengenai masing-masing mazmur. Kebanyakan mazmur itu tidak bernama dan di dalamnya terdapat banyak pengulangan dan pinjaman dari mazmur-mazmur lain.

Dalam tahap perkembangan yang terakhir kitab Mazmur dibagi menjadi "lima buku". Ini agaknya untuk meniru "Lima Buku Musa" (Pentateukh). Kelima "buku"itu dipisahkan satu sama lain dengan disisipkan suatu doksologi yang menutup masing- masing buku: Mzm 41, 14; 72:18-20; 89:52; 106:48. Mzm 150 berperan sebagai doksologi penutup kitab, sedangkan Mazmur 1 nampaknya sebagai kata pembukaan kitab Mazmur.

Bentuk kitab Mazmur resmi yang merangkum 150 Mazmur baru di zaman belakangan menjadi lazim dan belum juga umum diterima. Memang kitab Mazmur dalam terjemahan Yunani memuat 151 buah mazmur dan terjemahan Siria bahkan 155 buah. Dalam naskah-naskah jemaat di Qumran ditemukan Mzm 151 tergabung dengan mazmur lain dalam bahasa Ibrani, sehingga Mzm 151 dalam terjemahan Yunani ternyata aslinya sebuah mazmur Ibrani. Naskah-naskah jemaat di Qumran juga menampilkan dalam bahasa Ibrani dua buah mazmur-mazmur tambahan dalam terjemahan Siria. Selebihnya maskah-naskah jemaat di Qumran memuat dua kumpulan mazmur yang serba baru. Kumpulan-kumpulan itu disisipkan ke dalam kitab Mazmur sebagaimana yang dipakai jemaat itu. Urutan mazmur-mazmur dalam kitab Mazmur jemaat di Qumran juga berbeda dengan urutannya dalam kitab Mazmur yang tercantum dalam Alkitan. Maka jelaslah bahwa kitab Mazmur yang tercantum dalam Alkitab. Maka jelaslah bahwa kitab Mazmur hingga zaman masehi terus terbuka untuk menampung mazmur-mazmur lain lagi, setidak-tidaknya di beberapa kalangan orang Yahudi.

Nilai rohani kitab Mazmur

Oleh karena kekayaan rohani kitab Mazmur kentara, maka tak perlu dikatakan banyak tentangnya. Mazmur-mazmur menjadi doa di masa perjanjian lama. Allah sendiri mencetuskan perasaan hati yang seharusnya dimiliki anak-anakNya terhadap Bapa mereka. ia sendiripun menginspirasikan kata-kata yang seharusnya mereka pakai dalam menghadap Allah. Mazmur-mazmur itu diucapkan oleh Tuhan Yesus sendiri, oleh Perawan Maria, para rasul dan para martir. Dengan tidak merubah apa-apa Gereja Kristen telah menjadikan mazmur-mazmur itu sembahyang resminya. Memang seruan-seruan berupa pujian, permohonan atau ucapan syukur itu dicetuskan para pemazmur dalam keadaan tertentu di zamannya dan berdasarkan pengalamannya pribadinya itu. Tetapi tanpa dirubah sedikitpun seruan-seruan itu mempunyai makna umum. Sebab mazmur-mazmur itu mengungkapkan sikap hati yang seharusnya ada pada tiap-tiap manusia yang menghadap Allah. Memang kata-kata tidak dirubah, tetapi makna mazmur-mazmur itu sangat diperkaya. Di masa perjanjian baru orang beriman bersyukur dan memuji Allah, yang sudah menyatakan rahasia hidupNya sendiri, yang melalui darah AnakNya menebus manusia dan mencurahkan Roh KudusNya. Dalam pemakaian liturgis tiap-tiap mazmur diakhiri dengan doa pujian yang tertuju kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus. Doa-doa permohonan yang tua itu menjadi lebih hangat semenjak Perjamuan Malam. Salib dan Kebangkitan mengajar manusia mengenai kasih Allah yang tak berhingga kepada manusia, mengenai beratnya dosa yang membelenggu semua orang, mengenai kemuliaan yang dijanjikan kepada orang benar. Memang pengharapan yang tercetus dalam nyanyian-nyanyian para pemazmur, sekarang terwujud. Sebab Mesias sudah datang dan meraja. Semua bangsa diajak untuk memuji Dia.

(0.2719294) (Mzm 2:6) (jerusalem: gunungKu yang kudus) Gunung Allah mula-mula gunung Sinai, Kel 3:1; 18:5, tempat Musa bertemu muka dengan Tuhan dan menerima Taurat, Kel 24:12-18; Ula 33:2; bdk 1Ra 19:8. Tetapi setelah raja Salomo mendirikan Bait allah di bukit Sion di Yerusalem, 2Sa 5:9+, maka Sionlah yang menjadi satu-satunya gunung kudus, gunung tempat kediaman Tuhan. Ke gunung Sion "naiklah" orang untuk mendengarkan firman Allah dan sujud menyembah kepadaNya, bdk Ula 12:2-7. Kediaman ungkapan "gunung Sion" (atau: Sion) merangkum seluruh kota Yerusalem, kota tempat kediaman raja Mesias. Kelak semua bangsa akan berkumpul ke situ, Maz 48+; Yes 2:1-3; 11:9; 24:23; 56:7; Yoe 2:32; Zak 14:16-19; bdk Ibr 12:22; Wah 14:1; 21:1+.
(0.2719294) (Mzm 14:5) (jerusalem: Di sanalah) Yaitu di gunung Sion, bdk Maz 2:6+, atau kota Yerusalem, Maz 14:7; bdk Maz 48:3; 76:4; 87:4,6; Yeh 48:35


TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA