(1.0101525142857) | (Mat 27:11) |
(sh: Raja orang Yahudi (Kamis, 12 April 2001)) Raja orang YahudiRaja orang Yahudi. Bagi orang Yahudi, gelar yang disandangkan kepada Yesus lebih merupakan ejekan. Sebab mereka tidak akan pernah menerima Yesus sebagai Raja mereka. Bagi pemerintahan Roma, gelar ini jelas mempunyai unsur menentang pemerintah karena Yesus mampu menghimpun massa dalam jumlah besar ketika memberikan pengajaran-pengajaran. Hal ini tentu saja menimbulkan kekuatiran di pihak pemerintah. Berdasarkan kedua hal ini maka baik dari sisi orang-orang Yahudi (masyarakat mayoritas) maupun dari sisi pemerintah Roma (yang berkuasa), Yesus akan tetap dianggap bersalah. Namun ketika Yesus dibawa ke hadapan Pilatus, wali negeri Yudea, dan Samaria tahun 26 - 36 M, Pilatus kebingungan, dan heran karena orang yang dianggap telah mengaku sebagai Mesias sama sekali tidak meresponi pertanyaan-pertanyaannya. Bahkan ketika Pilatus mencoba memancing emosi Yesus dengan mengatakan begitu banyak tuduhan dan saksi yang akan memberatkan-Nya, Yesus tidak bergeming sedikit pun untuk memberikan pembelaan. Pilatus tahu bahwa kedengkian telah berhasil merayu para imam dan tua-tua Yahudi untuk menghasut rakyat Yahudi agar mendukung usaha mereka membunuh Yesus. Akhirnya siksa badani, dan teror mental melalui pemakaian jubah ungu dan penyematan mahkota duri, yang merupakan atribut-atribut kebesaran seorang raja, menjadi bagian penganiayaan yang harus Yesus terima. Sungguh dahsyat peran kebencian dan kedengkian karena telah berhasil menghasut rakyat untuk membunuh sebagai pemuasan ambisi. Bila di zaman itu kedengkian, gelar-gelar ejekan yang menteror mental dan kekejaman melalui siksa badan dapat ditujukan langsung kepada Kristus, maka saat ini kebencian kepada Kristus dilampiaskan kepada murid-murid-Nya, gereja-Nya. Kristen mengalami teror mental, pengrusakan fisik gedung gereja, hingga penganiayaan tubuh, tetaplah bertahan dan berpegang teguh pada pemeliharaan dan kuasa Yesus Kristus. Akan datang hari dimana mereka harus bertekuk lutut menyembah-Nya dengan sungguh-sungguh. Renungkan: Kedengkian dan kebencian dunia kepada Kristus dan gereja-Nya dari hari ke sehari akan semakin meningkat kualitasnya. Karena itu hiduplah dalam kesetiaan dan ketabahan bersama Dia. |
(1.0101525142857) | (Mat 27:27) |
(sh: Diam di Tengah Penganiayaan (Rabu, 12 April 2017)) Diam di Tengah PenganiayaanPada umumnya orang-orang yang teraniaya dan diperlakukan tidak adil akan menuntut keadilan. Mereka akan protes, berteriak, melakukan demonstrasi, dan berusaha sekuat tenaga untuk membuktikan dirinya benar dan tak sepantasnya menerima perlakuan yang tidak adil. Reaksi Yesus terhadap ketidakadilan atas diri-Nya terkesan janggal di mata orang banyak. Ia terlihat pasrah dan menerima perlakuan yang tidak adil. Penderitaan yang dialami Yesus bukan disebabkan karena Ia terbukti bersalah, melainkan dipicu oleh kebencian serta kedengkian para elite agama Yahudi. Di sini, Matius menggambarkan begitu detail penyiksaan terhadap Yesus, Ia dibawa oleh para serdadu (27), pakaian-Nya ditanggalkan dan dikenakan jubah ungu sebagai tanda olok-olokan kepada Dia (28); kepala-Nya diberi mahkota duri dan dihina oleh para serdadu itu (29); Ia diludahi dan kepala-Nya dipukul (30); dan Ia kembali diejek oleh para serdadu dan dibawa menuju tempat penyaliban (31). Jika kita mengalami kondisi seperti Yesus, mungkin kita akan protes dan mengajukan gugatan sebagai bentuk perlawanan atas ketidakadilan. Kenyataannya, tak satu kata dan keluhan yang terucap dari mulut Yesus. Mungkin karena lelah atau memang tak perlu berucap apa pun juga terhadap mereka, sebagaimana Ia juga tak menjawab segala tuduhan yang diajukan oleh para pemimpin Yahudi (lih. Mat. 27:12, 14). Yesus terlihat diam saat dianiaya. Bukan karena Ia tidak berdaya. Sebagai Putra Allah, Yesus memiliki kuasa Allah untuk menghancurkan para musuh-Nya. Ia memilih diam, seperti domba kelu dibawa ke pembantaian. Pada bagian ini memang tidak disebutkan alasan mengapa Yesus diam. Tetapi dalam nubuat Yesaya dijelaskan mengapa Yesus diam, yaitu dalam rangka menggenapi nubuat mengenai Hamba Allah yang menderita (Yes. 53:7). Ketika Anda mengalami pergumulan berat, belajarlah berdiam diri di hadapan Tuhan dan carilah kehendak-Nya! Niscaya Anda memperoleh jawaban-Nya. [MFS] |
(1.0101525142857) | (Mat 28:1) |
(sh: Kuasa kebangkitan Kristus (Minggu, 4 April 2010)) Kuasa kebangkitan KristusJudul: Kuasa kebangkitan Kristus Sama seperti kedahsyatan kuasa Allah dinyatakan saat kematian Kristus, melalui gempa bumi yang hebat dan kebangkitan orang-orang kudus, demikian juga saat kebangkitan Sang Juruselamat terjadi gempa bumi yang hebat (ayat 2). Malaikat Tuhan muncul menggulingkan batu penutup kubur Yesus, sekaligus menjadi saksi kebangkitan-Nya. Melalui malaikat tersebut, para perempuan yang datang ke kubur mendengar kabar baik tersebut dan kemudian menjadi saksi buat para murid lainnya bahwa Yesus benar-benar sudah bangkit (ayat 8). Yesus pun kemudian menampakkan diri kepada para murid-Nya (ayat 9-10) untuk meneguhkan iman mereka karena melalui merekalah dunia harus mendengar pemberitaan akan kebangkitan Kristus. Hal ini terjadi karena tradisi Yahudi waktu itu tidak memperbolehkan seorang perempuan Yahudi menjadi saksi. Zaman sudah berubah, tidak lagi ada pembedaan laki-laki dan perempuan. Setiap orang yang sudah mengalami kuasa kebangkitan Kristus dipanggil untuk menjadi saksi kuasa-Nya yang mengubah manusia berdosa menjadi anak-anak Allah. Sudahkah Anda mengalami kuasa kebangkitan Kristus dalam hidup Anda? Dapatkah orang lain melihat Kristus yang bangkit nyata dalam hidup Anda yang mengubah karakter Anda semakin hari semakin menyerupai Kristus? |
(1.0101525142857) | (Mat 28:16) |
(sh: Perintah terakhir Yesus (Selasa, 17 April 2001)) Perintah terakhir YesusPerintah terakhir Yesus. Sekarang Matius tiba pada sebuah konklusi yang sarat dengan muatan perintah kepada para murid untuk segera dilaksanakan. Namun sebelum para murid terlibat dalam pelaksanaan perintah tersebut, ada hal lain yang Matius paparkan tentang kondisi iman para murid. Hal ini nampak dari reaksi mereka ketika melihat Yesus. Ada yang langsung menyembah-Nya, tetapi ada juga yang meragukan-Nya. Matius memaparkan kepada pembaca tentang fakta bahwa ada murid Yesus Kristus yang masih meragukan-Nya, dan bahwa Yesus tahu tentang keadaan tersebut. Artinya, Yesus tahu hati setiap orang, baik mereka yang percaya sungguh bahwa diri-Nya telah bangkit dari kematian dan menang atas maut, maupun mereka yang meragukan-Nya. Namun keraguan manusia tidaklah menjadi penghalang bagi Yesus untuk memberikan 'amanat agung' kepada para murid. Karenanya sebelum 'amanat agung' itu diberikan kepada mereka, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan beberapa orang di antara mereka. Memang, setiap orang yang mau, dan sedang terlibat dalam pekerjaan Allah haruslah orang yang telah memiliki persekutuan dan hubungan yang tulus dan suci dengan Yesus Kristus. Itu berarti, tidak ada seorang pun yang dapat terlibat sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus untuk menyatakan amanat agung-Nya bila orang tersebut tidak memiliki hubungan yang kental, indah, dan mesra dengan Tuhan Yesus Kristus. Wajar bila Matius memaparkan tindakan Yesus sebelumnya untuk membereskan keraguan hati di antara para murid tentang keberadaan diri-Nya. Tujuan-Nya adalah nantinya para murid akan keluar dengan dasar komitmen yang sama bahwa Yesus Kristus yang mereka imani adalah Tuhan yang berotoritas atas maut, alam semesta, bahkan sejarah manusia. Dengan demikian tanggung jawab untuk melaksanakan 'amanat agung' itu dapat terwujud. Para murid memikul tanggung jawab yang besar dalam pelaksanaan amanat agung ini. Tapi mereka tidak sendiri dalam pelaksanaannya, karena penyertaan Yesus terhadap mereka takkan berkesudahan. Renungkan: Peran yang sekarang Kristen lakoni adalah peran para murid. Itu berarti tanggung jawab untuk mewujudkan amanat agung Yesus Kristus pun menjadi bagian kita. Pengantar Kitab Yeremia 27-33 Pasal 27-29: Pasal-pasal ini merupakan bagian dari periode yang terangkum dalam pasal 21-29. Yehuda sudah memasuki masa- masa terakhir dalam kehidupannya sebagai sebuah bangsa. Nubuat Yeremia terbukti dengan datangnya serbuan dari Babel. Dua pasal ini khususnya berbicara tentang nabi palsu dan ajarannya yang tak henti-hentinya membingungkan bangsa Yehuda yang sedang menghadapi situasi yang sangat genting karena kepungan Babel. Namun Yeremia tidak lelah-lelahnya memanggil Yehuda untuk menaati kehendak Allah dengan cara tunduk kepada Babel (27:1-22). Nubuatnya ditegaskan dengan menubuatkan kematian Hananya yang segera digenapi (28:1-17). Namun surat Yeremia kepada orang-orang Yehuda yang berada di pembuangan membuahkan tantangan yang baru bagi Yeremia. Yeremia 30-33: Pasal 30-33 berisi salah satu nubuat yang paling penting dalam keseluruhan Perjanjian Lama. Yeremia menyampaikan nubuat-nubuat yang tercatat dalam pasal- pasal ini kepada bangsa Yehuda pada saat mereka dikepung oleh tentara Babel selama 18 bulan. Yeremia memaparkan penglihatan yang luar biasa tentang rencana Allah bagi umat pilihan-Nya di masa yang akan datang, setelah mereka mengalami pembuangan. Yeremia memaparkan bagaimana Allah akan membawa Israel dan Yehuda pulang dan memulihkan mereka serta akan menghukum bangsa yang sudah menawan mereka. Selain itu Yeremia juga menyampaikan wahyu Allah yang baru dan mengejutkan. Allah bermaksud menetapkan perjanjian yang baru dengan Israel. Perjanjian ini berbeda dengan perjanjian yang pernah Allah tetapkan di Gunung Sinai. Perjanjian baru ini akan mentransformasi bangsa Israel dari dalam diri mereka sehingga mereka akan dimampukan untuk menikmati seluruh berkat Allah. Namun demikian kunci bagi Kristen untuk memahami perjanjian baru ini adalah Yesus Kristus. Perjanjian baru ditetapkan dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. |
(1.0101525142857) | (Mrk 1:14) |
(sh: Yesus berkhotbah dan memanggil murid-murid (Rabu, 15 Januari 2003)) Yesus berkhotbah dan memanggil murid-muridYesus berkhotbah dan memanggil murid-murid. Narasi ini menceritakan dua hal penting yang dilakukan Yesus, yaitu berkhotbah dan memanggil murid-murid. Tertangkapnya Yohanes Pembaptis merupakan awal khotbah Yesus. Isi khotbah Yesus diringkas oleh Markus dengan frasa 'Injil Allah' (ayat 14). Dikatakan bahwa Allah akan memerintah umat-Nya. Ini adalah kabar baik. Namun, sebelum ini terlaksana, persyaratan penting yang harus terlebih dahulu terjadi di tengah-tengah umat Allah - - sebagai syarat menjadi umat-Nya -- yaitu, bertobat dan percaya kepada Yesus (ayat 15). Yesus memanggil empat orang murid dengan cara yang hampir sama. Simon dan Andreas dipanggil ketika mereka sedang bekerja. Tampaknya, mereka segera memberi respons dengan meninggalkan pekerjaan untuk mengikut Yesus (ayat 18). Inisiatif tidak datang dari mereka, melainkan dari Yesus. Hal ini kontras dengan tradisi Yahudi di mana murid-muridlah yang memilih seorang rabi menjadi gurunya. Begitu pula dengan Yakobus dan Yohanes. Mereka pun dipanggil dengan cara yang sama. Keempatnya dipanggil Yesus ketika sedang bekerja (ayat 19). Menarik untuk diperhatikan adalah bahwa murid-murid tersebut masih bersaudara, dan berasal dari kalangan orang-orang "biasa", bukan dari kalangan bangsawan. Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes adalah orang-orang biasa, namun dipanggil oleh Yesus, yang luar biasa untuk tugas yang luar biasa. Dari cara pemanggilan-Nya, ada indikasi bahwa sebelumnya mereka telah mengenal Yesus. Peristiwa inilah yang dicatat oleh Yohanes 1:40. Mereka dipanggil untuk mengikut Yesus (ayat 17,20). Mereka dipanggil untuk tugas membawa orang lain untuk mengikut Yesus. Renungkan: Yesus memanggil orang-orang biasa dan menjadikan mereka luar biasa. Yesus mampu menjadikan orang biasa seperti kita menjadi luar biasa di mata Allah. |
(1.0101525142857) | (Mrk 3:1) |
(sh: Yesus, Tuhan atas Sabat (Kamis, 23 Januari 2003)) Yesus, Tuhan atas SabatYesus, Tuhan atas Sabat. Tradisi yang berlaku di agama Yahudi, hari Sabat adalah hari ketika umat berada di rumah ibadat untuk beribadah pada Allah (ayat 1). Sebagai orang Yahudi, Yesus pun beribadah pada hari Sabat di sinagoge. Bagi Yesus ini adalah suatu kebiasaan baik, ketika umat mengekspresikan rasa syukur kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta ini. Namun, ternyata tidak semua orang berpikiran yang sama dengan Yesus. Ada sekelompok orang yang datang ke sinagoge bukan untuk bersekutu dan beribadah, tetapi untuk mempersalahkan Yesus (ayat 2). Mereka adalah para pemimpin agama Yahudi (ayat 6; bdk. 2:24-28). Keberadaan seorang yang tangannya mati sebelah dijadikan objek oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka berharap agar Yesus menyembuhkannya, sehingga Yesus dipersalahkan karena melanggar hukum Sabat. Meski tidak diutarakan, Yesus tahu pikiran mereka. Yesus meminta orang yang tangannya mati sebelah untuk berdiri di tengah-tengah (ayat 3). Meskipun orang tersebut tidak menunjukkan indikasi bahwa ia sedang sekarat, tetapi Yesus menyembuhkannya. Melalui tindakan ini, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat. Apa yang harus dilakukan pada hari Sabat: berbuat baik dan menyelamatkan orang atau berbuat jahat dan membunuh orang? Para pemimpin agama itu tahu pilihan yang tidak melanggar Sabat. Tetapi, karena tidak mau percaya pada Yesus, mereka tetap diam. Yesus marah -- kemarahan yang mengungkapkan bahwa Yesus adalah manusia sejati -- tetapi bukan kemarahan yang tanpa alasan. Yesus marah karena kedegilan orang yang tidak mau percaya pada- Nya. Marah yang timbul karena ingin mendamaikan manusia dan Allah. Amarah Yesus adalah amarah damai. Penolakan terhadap damai inilah yang membangkitkan amarah-Nya. Renungkan: Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat. Hari Sabat adalah hari ibadah dan bukan hari mencari musuh. |
(1.0101525142857) | (Mrk 4:21) |
(sh: Kehadiran-Nya dilihat dan dirasakan (Senin, 3 Maret 2003)) Kehadiran-Nya dilihat dan dirasakanKehadiran-Nya dilihat dan dirasakan. Dalam pengajaran Yesus, kerajaan Allah selain harus terlihat dan kehadirannya dirasakan sekitarnya, juga bersifat dinamis. Untuk menjelaskan hal ini kepada jemaat, Tuhan Yesus memberikan tiga perumpamaan senada yaitu tentang pelita, benih dan biji sesawi, yang menggambarkan tentang Kerajaan Allah. Pertama, Kerajaan Allah digambarkan dengan pelita (ayat 21-25). Yesus menjelaskan bahwa Kerajaan Allah, meskipun masih terselubung di dalam diri-Nya, tetapi kehadiran-Nya dapat dilihat dan dirasakan oleh sekitarnya. Allah akan memberikan kesukacitaan Kerajaan Allah dalam kuasa-Nya kepada siapa pun yang menerima kehadiran-Nya dalam diri Yesus. Kedua, benih yang bertunas dan bertumbuh siap memberi tuaian yang baik (ayat 26-29). Perumpamaan ini berbicara mengenai Kerajaan Allah sebagaimana ia hadir dalam diri Yesus. Si Penabur telah menabur benih. Karya keselamatan Mesias telah mulai. Dunia baru telah hadir. Namun, meskipun Kerajaan itu masih hadir dalam keadaan terselubung, tetapi ada kepastian bahwa pada waktunya benih yang telah ditaburkan, melalui karya Allah yang ajaib itu akan mendatangkan musim menuai. Ketiga, biji sesawi yang meski kecil, bahkan terkecil di antara segala benih yang ditaburkan orang di lahan (ayat 30-32). Namun karena hidup, benih itu tumbuh menjadi pohon yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari segala pohon yang ditanam di lahan itu. Kerajaan Allah itu telah datang dan telah tersedia berkatnya bagi semua orang Melalui ketiga perumpamaan ini Tuhan Yesus menegaskan bahwa bila kita sungguh dalam Dia, tidak bisa tidak kita akan mengalami kerohanian yang bertumbuh. Sudah seharusnyalah Kristen menerapkan prinsip ini di dalam kehidupannya sehari hari. Renungkan: Hidup orang Kristen harus membawa berkat bagi orang lain. Orang yang ada di sekitarnya harus dapat merasakan manfaatnya bergaul dengan seorang Kristen, bukan sebaliknya. |
(1.0101525142857) | (Mrk 7:14) |
(sh: Hati-hati dengan hati Anda! (Kamis, 13 Maret 2003)) Hati-hati dengan hati Anda!Hati-hati dengan hati Anda! Yesus meneruskan proses olah kata menuju olah makna yang lebih menusuk. Ia memanggil orang banyak lagi, suatu indikasi kenabian -- Ia akan meminta mereka mendengarkan sesuatu yang penting bagi kehidupan mereka, sebuah pesan Ilahi! Terdengarlah suara surgawi, suara yang melawan sistem manusia, suara yang antibatasan semu. Sistem kemurnian bukanlah sesuatu yang di luar manusia, tetapi yang di dalam manusia. Yesus memberikan penjelasan kepada murid-murid-Nya yang sering kali digambarkan lamban untuk mengerti. Bukan makanan yang menajiskan seseorang, tetapi natur manusia yang berdosa, itulah yang mencemarkan kehidupan. Hati yang rusak bagaikan mata air yang terpolusi, mengalirkan air beracun senantiasa. Kita seakan-akan di sini mendengar gema teriakan dalam Yer. 17:9, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" Kalau hati dalam pemahaman Ibrani adalah pusat dari kepribadian manusia yang menentukan keseluruhan tindakannya baik yang aktif maupun pasif, maka kerusakan hati manusia akan menjadi sumber kenajisan. Itulah yang tak dapat dilihat oleh orang-orang Farisi. Mata mereka silau dengan kemegahan jubah keagamaan dan peraturan-peraturan kaku. Sayang, mereka lupa bahwa dosa-dosa "roh" jauh lebih berbahaya dan mengakar daripada dosa-dosa "daging". Dosa-dosa yang tak kelihatan itulah yang mematikan -- dosa kekerasan hati, dosa kesombongan. Orang-orang Farisi gagal untuk memahami kebenaran ini. Namun, murid- murid diharapkan dapat mengerti pesan kekal tersebut. Renungkan: Hati Anda adalah milik Kristus. Perhatikan dengan saksama supaya Anda tidak jatuh dalam kekacauan pribadi dan sosial. |
(1.0101525142857) | (Mrk 7:31) |
(sh: Di dalam kesunyian (Sabtu, 15 Maret 2003)) Di dalam kesunyianDi dalam kesunyian. Kita ada di dalam dunia ini tanpa bisa memilih untuk tidak ada. Meskipun kita adalah manusia yang bebas untuk memilih, tetapi kita tak bisa lari dari hal-hal yang dipilihkan untuk kita oleh kehidupan. Yesus berangkat lagi ke Danau Galilea. Ada seorang yang tuli dan gagap dibawa kepada-Nya -- kemungkinan bahwa ia tidak bisu dan tuli sejak lahir, tetapi ia pernah menderita sakit suatu waktu dalam kehidupannya. Orang-orang membawanya kepada Yesus supaya Ia memberkatinya -- dan mereka tercengang karena Yesus bukan hanya memberkati orang itu, tetapi juga menyembuhkannya! Demonstrasi yang dilakukan Yesus menunjukkan modus yang berbeda dari biasanya. Ia bisa saja berkata-kata dan orang itu sembuh seketika. Namun, di sini ia memakai jari dan ludah-Nya untuk menyembuhkan orang tersebut. Dalam tradisi Yunani dan Yahudi, ludah dianggap memiliki kekuatan menyembuhkan. Yesus ingin meyakinkan orang itu akan kekuasaan-Nya. Tentu saja, perintah agar telinganya terbukalah yang memulihkan orang itu -- ia berbicara dengan baik. Kontras dengan ahli-ahli Taurat yang banyak berbicara dan aktif, orang ini diam dalam kesunyian dan pasif. Namun, di dalam kesunyian ia menemukan Allah. Kita menemukan satu hal yang penting di sini, bahwa keagamaan dan doktrin-doktrin serta peraturan-peraturan kaku adalah suatu penghalang bagi kita untuk menjadi naif, penghalang bagi Allah untuk hadir menyentuh keberadaan kita sekarang dan di sini. Yesus menunjukkan bahwa keterlemparan orang itu ke dalam kehidupan dan ke dalam penyakitnya, serta iman yang melampaui doktrin, menjadi bagian dari kehidupan yang perlu kita jalani sehari-hari. Renungkan: Saat ini mungkin Anda hanya bisa pasrah menerima realitas kehidupan yang kadang memuakkan. Dalam kesunyian dan iman, biarlah Allah menghampiri Anda. |
(1.0101525142857) | (Mrk 8:1) |
(sh: Kuriositas (Minggu, 16 Maret 2003)) KuriositasKuriositas. Kita bertemu lagi dengan sebuah teks yang menjabarkan tentang pemberian makan para pengikut Yesus. Kali ini ada empat ribu orang yang diberi makan. Mereka lapar setelah tiga hari mendengarkan pengajaran Yesus. Beberapa di antaranya mungkin berpuasa, dan sebagian lagi sudah kehabisan persediaan makanan. Belas kasihan Yesus membawa-Nya melakukan mukjizat lagi. Mereka yang telah setia mencari makanan rohani dari Yesus, kini diberikan makanan jasmani. Ucapan syukur dinaikkan kepada Allah sebelum roti dan ikan dibagikan, sebuah tanda bahwa Allahlah yang beranugerah untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia. Orang-orang Farisi muncul lagi sebagai kontras (ayat 11-13). Mereka ingin meminta tanda, baru mau percaya bahwa Yesus mempunyai otoritas kenabian. Sebaliknya, orang-orang di atas percaya dulu, baru melihat mukjizat. Tanda yang diminta orang-orang Farisi kemungkinan bukan mukjizat, tetapi suatu nubuat yang perlu digenapi dalam waktu dekat. Ini bisa kita simpulkan karena mereka tetap meminta tanda setelah melihat Yesus melakukan mukjizat pengusiran setan. Sayang, bagi mereka, tidak ada tanda! Renungkan: Keingintahuan adalah sesuatu yang baik. Namun, hidup ini memiliki sisi misteri. Di sanalah iman kita melompat ke dalam terang-Nya yang mahabaik (Ibr. 11:1). |
(1.0101525142857) | (Mrk 11:12) |
(sh: Kuantitas tanpa kualitas? (Senin, 31 Maret 2003)) Kuantitas tanpa kualitas?Kuantitas tanpa kualitas? Sama seperti manusia kebanyakan, Yesus pun dapat merasakan lapar. Keberadaan pohon ara yang lebat daunnya membangkitkan selera Yesus untuk menikmati buahnya. Tetapi harapan-Nya tidak terpenuhi karena ternyata pohon itu tidak berbuah. Tentu saja Yesus tidak akan menemukan buahnya, karena saat itu belum musim buah ara. Tetapi Yesus kecewa sehingga Ia mengutuk pohon ara tersebut. Mungkinkah Yesus mengutuk pohon ara karena rasa lapar? Tindakan Yesus ini banyak menimbulkan perdebatan. Sebagian ahli berpendapat bahwa kemarahan Yesus tidak dapat diterima akal sehat. Jangan kita terburu-buru mengeluarkan pendapat tentang peristiwa ini. Perhatikan apa yang Markus katakan. Markus melihat bahwa kutukan ajaib Yesus ini mempunyai makna simbolis. Pohon ara adalah simbol bagi umat Israel. Sebagai bangsa yang memiliki status umat Allah, Israel adalah pohon ara Allah. Allah berharap bahwa pohon tersebut menghasilkan buah-buah kebenaran sehingga makin banyak orang mengenal-Nya. Tetapi sayang, status mulia itu hanya menjadi kebanggaan hampa karena tidak diiringi kenyataan yang membuktikan keistimewaan tersebut. Secara kuantitas, umat bertumbuh pesat dalam pengetahuan dan pekerjaan keagamaan, tetapi secara kualitas, mereka mandul karena tidak menghasilkan buah-buah kebenaran. Status umat Allah tanpa diiringi dengan kenyataan, hanya akan mempermalukan nama Allah. Ini tampak jelas ketika Yesus melihat bagaimana mereka memperlakukan Bait Suci seperti pasar. Seperti umat Israel, kita pun menyandang status umat Allah. Jangan membuat Yesus kecewa karena Dia tidak menemukan buah-buah kebenaran dalam diri kita. Membuat Yesus kecewa sama artinya dengan menyiapkan diri menerima nasib seperti pohon ara. Renungkan: Mengaku diri Kristen berarti siap mengeluarkan buah yang sepadan, dan tidak puas hanya dengan status dan simbol. |
(1.0101525142857) | (Mrk 11:20) |
(sh: Memindahkan gunung (Selasa, 1 April 2003)) Memindahkan gunungMemindahkan gunung. Bagi orang Kristen, ini mungkin sudah biasa. Iman yang sanggup memindahkan gunung adalah slogan dari banyak orang Kristen. Sayang, kadang iman dimengerti secara sangat simpel, "percaya saja!" Nas ini mengajak kita untuk merenungkan, iman seperti apa yang sanggup memindahkan gunung. Pohon ara yang mengering karena kutukan Yesus menjadi batu loncatan bagi diskusi tentang apa arti dari kepercayaan kepada Allah. Pertama tentu saja adalah kepercayaan penuh kepada kuasa Allah. Bahkan, iman ini (Yun.: pistis) dapat memindahkan gunung ke dalam laut. Tidak ada yang tidak mungkin untuk terjadi bagi orang yang meminta dan berdoa kepada Allah. Tetapi ada hal penting lain yang tidak boleh dilupakan. Seseorang yang beriman kepada Allah juga harus mempunyai hubungan yang baik pula dengan sesamanya. Iman yang dapat memindahkan gunung tidak terpisahkan dari perbuatan yang dapat meruntuhkan tembok- tembok pemisah. Yesus dengan spesifik menunjuk kepada mengampuni kesalahan sesama. Di dunia yang penuh dengan kemajuan teknologi ini, kadang sungguh-sungguh lebih mudah memindahkan sebuah bukit ke dalam laut untuk menguruk sebuah teluk ketimbang meruntuhkan tembok maya berupa kebencian antara sesama manusia. Karena itu, pengampunan kepada sesama sebenarnya merupakan salah satu tanda iman yang penting. Bahkan bisa dikatakan, seseorang belum benar- benar beriman kepada Allah, dan kepada karya pengampunan-Nya, bila ia belum dapat mengampuni sesamanya. Ingin memindahkan gunung, dan melakukan hal-hal besar lain bagi Allah dalam iman dan ketaatan kepada kehendak-Nya? Saling mengampunilah karena Allah. Renungkan: Hal terpenting bukan bahwa gunung pindah, tetapi demi rencana kasih dan kemuliaan Siapa sang gunung pindah karena iman? |
(1.0101525142857) | (Mrk 12:28) |
(sh: Yang seharusnya diutamakan: kasih! (Minggu, 6 April 2003)) Yang seharusnya diutamakan: kasih!Yang seharusnya diutamakan: kasih! Sebagian saudara-saudari kita di Barat sudah berani memakai suatu istilah yang sangat jujur: church industry (terjemahan bebas: industri rohani). Makna istilah ini luas, dan tidak dengan sendirinya berkonotasi buruk. Bait Allah dengan berbagai institusinya seperti korban bakaran dan sembelihan juga adalah salah satu contoh "industri rohani" pada zaman Yesus. Semuanya dipakai Allah untuk menjadi berkat bagi umat-Nya. Tetapi semuanya juga terbuka kepada penyelewengan, ketika entah institusi korban bakaran, penerbitan SH, buku/kaset rohani dll. dilakukan semata hanya demi memenuhi kebutuhan religiositas belaka, baik yang bersifat formal ataupun emosional (atau malah cari untung!), dan bukan agar umat makin mengasihi Allah dan sesamanya dalam kasih yang sejati dan hidup. Penyelewengan seperti ini yang berkali-kali dikecam para nabi, dan terakhir oleh Yesus sendiri (lht. pasal 7). Ini juga disadari oleh sang ahli Taurat. Hal yang paling utama adalah pengajaran yang dikutip dari Ul. 6:4-5, mengasihi Allah, dan mengasihi sesama, bukan pemuasan kebutuhan rohani yang emosional/formal. Lubang jebakan inilah yang mengintai Kristen masa kini. Kasih yang konsisten terhadap Allah dan manusia adalah yang terutama dalam hidup Kristen. Tanpanya, Kristen hanya akan menjadi pendusta rohani dan jauh dari Kerajaan Allah. Renungkan: Tugas kita: mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (I Yoh. 3:18). |
(1.0101525142857) | (Mrk 13:14) |
(sh: O Yerusalem, riwayatmu dulu (Rabu, 9 April 2003)) O Yerusalem, riwayatmu duluO Yerusalem, riwayatmu dulu. Plesetan lirik lagu karya Gesang ini juga cocok dengan sejarah Yerusalem. Apalagi bila diteruskan dengan: "sedari dulu jadi rebutan bangsa-bangsa." Kota ini telah kenyang menjadi korban dari pusaran politik antar-bangsa. Tetapi, kota ini juga telah kenyang menjadi korban dari dosa-dosa penghuninya sendiri. Bagian 13:14-23 khusus menubuatkan apa yang telah terjadi di Yerusalem antara 66-70 M. Saat itu orang Yahudi memberontak melawan Roma, yang berakhir pada penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M oleh pasukan Romawi. Perintah Yesus pada nas ini adalah: lari bila melihat kekejian yang tak terkatakan hadir di Bait Allah (ayat 14). "Pembinasa keji" di sini tidak menunjuk kepada kehadiran Roma di sana, tetapi kepada kaum zelot yang menguasai Bait Allah dan melakukan hal-hal cemar di sana pada + 67-68 M. Sedemikian parahnya tindakan mereka, sehingga mantan Imam Besar Ananus sambil menangis berkata: "Seandainya saya mati ketimbang hidup melihat Bait Allah dipenuhi kekejian seperti ini dan ruang-ruang kudusnya dipenuhi oleh kaki para pembunuh." Juga muncul beberapa orang yang dianggap sebagai Mesias. Menurut tradisi gereja, karena inilah orang Kristen di Yerusalem dan Yudea mengungsi ke daerah Pella di pegunungan, mengikuti kata- kata Yesus, dan luput dari malapetaka 70 M. Mengapa para murid harus lari? Supaya mereka tidak terkena penghukuman. Sebenarnya, penghukuman itu tidak ditujukan kepada para murid. Jemaat-jemaat mula-mula di Yerusalem dan Yudea memberikan sebuah teladan, ketika mereka tetap mengingat nubuat Yesus ini dan peka terhadap apa yang terjadi. Inilah salah satu bentuk dari sikap berjaga-jaga dan waspada dalam ketaatan kepada Yesus Kristus. Renungkan: Ketidaktaatan kepada Allah adalah kekonyolan sejarah, baik sejarah pribadi maupun sejarah pada skala makro. |
(1.0101525142857) | (Mrk 13:24) |
(sh: Dia datang! (Kamis, 10 April 2003)) Dia datang!Dia datang! Kedua kata ini bisa diucapkan dengan berbagai ekspresi dan intonasi. Baik dalam intonasi gemetar penuh ketakutan ataupun intonasi kegembiraan yang luar biasa. Frase yang sama, dengan intonasi yang berbeda memberitahukan pesan yang berbeda pula.
Yesus mengajarkan kedatangan Anak Manusia dalam nas ini dalam
"intonasi" yang berbeda. Jika sebelumnya dalam Injil Markus
kedatangan Sang Anak Manusia bermakna penghakiman yang
menakutkan karena diberitakan bagi mereka yang belum percaya,
bahkan menolak Yesus, kini kedatangan Sang Anak Manusia adalah
sesuatu yang menjadi pengharapan dan dinantikan oleh Kristen.
Saat itu adalah saat di mana orang-orang pilihan dikumpulkan
(ayat 27). Sekali lagi, Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya
(dulu dan sekarang!) untuk terus berjaga-jaga (ayat
Dari sini ada sesuatu hal yang perlu dipertanyakan: adakah Kristen
sedang berjaga-jaga? Ataukah terlena? (bdk. dengan Renungkan: Kristen yang terlena adalah Kristen yang tidak mengharapkan dan tidak menduga jika seandainya Yesus Kristus datang hari ini, kini dan di sini. |
(1.0101525142857) | (Mrk 14:1) |
(sh: Tanda cinta kasih (Jumat, 11 April 2003)) Tanda cinta kasihTanda cinta kasih. Dalam masyarakat kita mengenal ada banyak cara untuk menyatakan kasih kepada orang yang kita kasihi. Bacaan hari ini memberikan gambaran mengenai cara yang dilakukan oleh seorang perempuan kepada Yesus. Perempuan itu mewujudkan kasihnya dengan membawa sebuah buli-buli berisi minyak Narwastu murni yang mahal harganya dan mencurahkannya di atas kepala Yesus. Baginya minyak Narwastu itu adalah miliknya yang berharga, yang ia persembahkan kepada Yesus sebelum kematian-Nya. Namun, perbuatan kasih itu bukan tanpa halangan dan kritik. Yudas, yang tamak itu mengkritik tindakan perempuan itu dengan dalih memberi kepada orang miskin. Namun, jauh di dalam hatinya ada maksud hendak mengambil uang itu bagi dirinya (Yoh. 12:6). Yesus menolak saran Yudas itu, karena saran itu membungkus ketamakan Yudas. Yesus menolak upaya memanipulasi atau memperalat kemiskinan sesama demi kepentingan sendiri. Di sini ada dua hal penting, pertama, memberikan yang terbaik. Baik kepada Tuhan maupun sesama sebagai wujud kasih kita. Kedua, upaya manipulasi kemiskinan demi kepentingan diri. Kedua tindakan ini bisa kita lihat dalam masyarakat kita. Terutama dalam menghadapi krisis multidimensi ini, ada bantuan yang diberikan sebagai wujud cinta kasih terhadap sesama, tetapi di pihak lain ada orang tertentu yang memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkaya diri dengan dalih melayani orang miskin. Tindakan yang disebut terakhir ini sudah tentu Tuhan tolak. Tuhan menghendaki pelayanan yang tulus. Pertanyaan bagi kita apakah kita mau melayani sesama kita dengan tulus ikhlas seperti yang dilakukan oleh perempuan ini? Renungkan: Melayani sesama dengan jujur dan tulus iklas merupakan wujud dari cinta kasih kita sesuai dengan perintah Tuhan. "Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri". |
(1.0101525142857) | (Mrk 14:53) |
(sh: Kesaksian palsu (Selasa, 15 April 2003)) Kesaksian palsuKesaksian palsu. Peristiwa penangkapan dan pengadilan Yesus di hadapan Mahkamah Agama, menunjukkan bahwa keadilan sedang dikesampingkan. Dorongan untuk merekayasa suatu kesaksian palsu dipandang sebagai upaya yang sah-sah saja. Dalam situasi yang demikian yang benar bisa diubah menjadi yang salah. Keadilan sebagai cita-cita luhur suatu pengadilan, diselewengkan, dan tindakan balas dendam dipakai sebagai norma. Ucapan Yesus mengenai Bait Allah dalam Yohanes 2:19 diangkat sebagai isu karena dianggap sangat sensitif di kalangan orang Yahudi. Bagi orang Yahudi, Bait Allah adalah tempat di mana Allah bersemayam. Oleh sebab itu Bait Allah adalah tempat yang sangat sakral, dan juga sebagai pusat ibadah orang Yahudi. Sehingga siapa pun yang mau menghancurkan Bait Allah konsekuensinya adalah hukuman mati. Hal lainnya lagi yang memberatkan Yesus adalah ucapan Yesus yang akhirnya membuat Imam Kepala mengoyakkan pakaiannya. Mengapa Ia melakukan tindakan yang mengisyaratkan perkabungan itu? Karena jawaban Yesus yang mengakui bahwa diri-Nya adalah Mesias, bahkan Putra dari Yang Terpuji (ayat 62). Ini dianggap sebagai tindakan menghujat Allah. Mengapa mereka tidak mampu melihat kebenaran ucapan Yesus? Karena hati dan akal sehat mereka telah dibutakan oleh kebencian. Dari proses pengadilan Yesus ini kita belajar tentang beberapa hal: pertama, apabila suatu upaya mencari suatu kebenaran dilakukan dengan suatu prasangka buruk, atau dengan perasaan benci dan dendam maka orang sulit melihat secara jernih suatu persoalan. Kedua, jika suatu upaya mencari suatu keadilan telah dicemari oleh suatu prasangka buruk terhadap sesama maka keadilan bisa dihempaskan lalu kebencian dan dendam dipandang sebagai suatu keadilan. Renungkan: Memberlakukan keadilan dan kebenaran adalah panggilan setiap orang yang mencintai damai sejahtera. |
(1.0101525142857) | (Mrk 15:1) |
(sh: Memilih yang terbaik (Kamis, 17 April 2003)) Memilih yang terbaikMemilih yang terbaik. Dalam hidup, kita sering dihadapkan dengan dua pilihan: memilih yang baik atau yang jahat. Sudah tentu bahwa setiap orang akan memilih yang baik menurut pandangannya. Menentukan pilihan berarti mengambil suatu keputusan untuk menyatakan sikap. Dalam pembacaan ini dipaparkan tentang pilihan yang ditawarkan oleh Pilatus kepada orang banyak untuk memilih Yesus atau Barabas yang akan dibebaskan. Sebenarnya, Pilatus tidak perlu memberi tawaran pilihan sebab dalam diri Yesus tidak ia temukan kesalahan yang setimpal dengan hukuman mati. Karena itu Pilatus harus membebaskan Yesus, tetapi bagaimana caranya? Ia menyandingkan Yesus dengan penjahat bernama Barabas dengan harapan rakyat akan memilih Yesus. Tetapi ternyata orang banyak berteriak memilih Barabas untuk dibebaskan. Itu berarti Yesus harus disalibkan. Mereka lebih suka memihak pada kejahatan dari pada memihak pada keadilan.
Ini adalah kedua kalinya Yesus menerima teriakan umat. Teriakan
pertama ketika Yesus memasuki kota Yerusalem, orang banyak itu
mengeluelukan dan menghormati Dia sebagai seorang raja (bdk. Dalam menentukan pilihan terhadap berbagai alternatif yang dihadapkan kepada kita, kita dituntut untuk berhati-hati dan waspada sehingga tidak salah memilih yang terbaik bagi pertumbuhan iman kita. Ingat bahwa tidak semua yang berkilau adalah emas. Renungkan: Tidak semua tawaran yang mengiurkan membawa keselamatan dan kesejahteraan. Oleh sebab itu berwaspadalah! |
(1.0101525142857) | (Luk 1:1) |
(sh: Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran? (Sabtu, 21 Desember 2002)) Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran?
Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran? Pada akhirnya memang perbuatan Tuhanlah yang menjadi penentu bagaimana manusia dapat mengetahui, dan karenanya bersukacita karena (ayat 14) kebenaran. Ini tampak pertama-tama di dalam nas ini melalui pengutusan malaikat Gabriel kepada Zakharia untuk memberitahukan rencana Allah bagi anak mereka Yohanes. Yang kedua dan yang terpenting adalah persiapan inkarnasi Kristus melalui pengutusan Yohanes Pembaptis. Yohanes dikhususkan Allah dalam cara mirip seorang nazir walaupun ia bukan nazir (ayat 15, bdk. Bil. 6:3). Ia juga memiliki misi khusus: mempersiapkan umat seperti yang dinubuatkan PL (ayat 16-17, bdk. Mal. 4:5-6) bagi inkarnasi Kristus, yang adalah kabar gembira dan kebenaran terakbar.
Renungkan: |
(1.0101525142857) | (Luk 1:18) |
(sh: Ketika tidak mengerti, harusnya tetap percaya (Selasa, 23 Desember 2003)) Ketika tidak mengerti, harusnya tetap percayaKetika tidak mengerti, harusnya tetap percaya. Ketika ragu, nyatakan imanmu dengan mempercayakan diri kepada Tuhan. Sering kita tidak dapat mengerti bagaimana mungkin janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita, terutama bila kita melihat situasi yang sama sekali tidak berpengharapan. Rasa pesimis ini justru memacu kita untuk menolak mempercayai kebenaran. Seperti halnya Zakharia, seorang imam yang menolak untuk percaya pada kebenaran Allah. Akibatnya, ia dihukum menjadi bisu! Mengapa bisu? Tentu banyak alasan bisa diberikan. Tetapi satu alasan yang jelas, Zakharia sebagai imam, dipakai oleh Tuhan untuk membawakan doa-doa umat kepada-Nya. Mulut yang biasa dipakai untuk melantunkan doa, kali ini dibungkamkan oleh ketidakpercayaannya kepada pernyataan hamba Tuhan, malaikat Gabriel. Bisu adalah hukuman atas ketidakpercayaan Zakharia. Bisu juga adalah alat untuk mencegah Zakharia bertindak munafik, dengan tetap melantunkan doa permohonan ampun umat kepada Allah, mencegahnya kepada dosa yang lebih berat! Akan tetapi, respons Zakharia berbeda dengan respons Elisabet. Ketika mengetahui dirinya mengandung, ia memuji Tuhan. Ia langsung mengenali perbuatan tangan Tuhan yang baik telah berlaku atasnya. Perhatikan ucapan Elisabet, “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.” Ucapan ini mengandung kesaksian atas apa yang Tuhan sudah lakukan pada dirinya. Tuhan dipermuliakan melalui kesaksian atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Zakharia dicegah dari kemungkinan “memalukan” Tuhan, sementara Elisabet diberi kebebasan untuk “memuliakan” Tuhan. Zakharia mungkin tidak perlu “ditutup” mulutnya oleh malaikat, andaikata dalam keraguan ia bersikap seperti nantinya, Maria (bdk. 1:38), “Jadilah kehendak-Mu atasku.” Renungkan: Waktu Anda menghadapi kemustahilan dalam hidup Anda, apakah menurut Anda hal itu mustahil juga bagi Tuhan? |