Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2381 - 2400 dari 2724 ayat untuk greek:22 [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12549008888889) (2Raj 8:16) (sh: Lukisan ilahi di kanvas sejarah (Jumat, 13 Mei 2005))
Lukisan ilahi di kanvas sejarah

Lukisan ilahi di kanvas sejarah
Sejarah kerajaan di kitab Raja melukiskan kasih karunia Allah yang tak putus-putusnya atas umat-Nya meskipun mereka berulang-ulang berkhianat kepada-Nya. Allah tetap setia memelihara dan menopang bangsa Israel, namun mereka tetap harus mengalami konsekuensi perbuatan dosa-dosa mereka.

Yoram, raja Yehuda lebih memilih untuk mengikuti jalan Ahab, mertuanya dengan menyembah Baal dan bukan menyembah Tuhan, Allah Israel yang disembah Yosafat, ayahnya (ayat 18). Pengkhianatan rohani ini harus dibayar mahal dengan terlepasnya Edom dan Libna dari kekuasaan Yehuda (ayat 20-22). Setelah Yoram mati dalam peperangan maka Ahazia, anaknya dari Atalya (putri Ahab) menggantikannya. Ahazia juga meniru jejak ayahnya yang hidup dalam dosa keluarga Ahab (ayat 26-27). Akibatnya, ketika keluarga besar Ahab kelak dimusnahkan oleh Yehu, Ahazia ikut pula dibunuh (ayat 9:27). Meski Yoram dan Ahazia tidak menyembah Allah Israel, Dia tidak menghancurkan kerajaan Yehuda sebab mereka adalah keturunan Daud. Sebagai keturunan Daud, mereka memiliki ikatan perjanjian dengan-Nya untuk duduk di atas takhta kerajaan Israel (ayat 8:19; lihat 2Sam. 7:15-16). Akan tetapi, sesuai dengan isi perjanjian itu juga, kedua raja itu harus mempertanggungjawabkan kesalahan mereka dengan mendapatkan hukuman-Nya (ayat 2Sam. 7:14).

Sejarah gereja juga menggambarkan kesetiaan Allah dan pengkhianatan umat. Acapkali gereja mendewakan kuasa politik. Bahkan tidak jarang kemewahan dan harta dunia pun menjadi tujuan hidup para pemimpinnya. Maka tidak heran kalau perjalanan sejarah gereja dipenuhi kerikil-kerikil masalah sebagai konsekuensi ketidaktaatan pada Allah. Meski demikian, oleh kasih setia dan perlindungan-Nya gereja dan umat-Nya tetap ada sampai kini.

Renungkan: Allah berdaulat atas umat-Nya. Dia ingin kita menorehkan karya iman agar tercipta lukisan indah dalam sejarah umat-Nya.

(0.12549008888889) (2Raj 10:18) (sh: Jangan pernah berpikir Allah bisa diperalat (Rabu, 31 Mei 2000))
Jangan pernah berpikir Allah bisa diperalat

Jangan pernah berpikir Allah bisa diperalat. Penyembahan Baal sudah sejak lama diberlakukan dan dipromosikan oleh dinasti Ahab, maka sangatlah lumrah dan logis bila Yehu menghancurkan penyembahan agar kenang-kenangan terhadap regim lama hilang dari rakyat Israel.

Tetapi mengapa panggilan Yehu kepada seluruh nabi Baal untuk menghadiri upacara penyembahan Baal secara besar-besaran dapat dikatakan efektif? Mengapa penyembah Baal yang setia tidak curiga akan motivasi Yehu? Nampaknya sebagai ajudan Ahab, Yehu juga menjadi penyembah Baal bersama-sama keluarga kerajaan. Sebagai seorang manusia yang dapat secara sigap memperalat agama untuk mencapai tujuannya, dulu mungkin memperlihatkan sebagai seorang penyembah Baal yang setia. Namun pelenyapan para nabi dan penyembah Baal serta penghancuran penyembahan dan kuil Baal sebetulnya bukan merupakan bukti bahwa Yehu mempunyai komitmen pribadi kepada Allah. Ini terbukti ketika tujuan pribadinya sudah tercapai, semangat yang menggebu-gebu untuk Allah pudar. Reformasi agama yang sudah ia mulai dengan penghancuran kuil Baal tidak terus berlanjut. Malah ia sendiri kini mempromosikan penyembahan dewa asing yang pernah dimulai Yerobeam sebagai agama negara dan hanya berkonsentrasi kepada pemerintahannya saja.

Yehu sudah memperalat Allah untuk mendapatkan dan memperkokoh takhtanya. Padahal ia menjadi raja karena Allah memilih dia. Dan sekarang setelah semuanya didapat, dia mengesampingkan dan 'memperistirahatkan' Allah. Seharusnya ia menyadari bahwa tidak pernah dapat memperkokoh takhtanya tanpa keterlibatan Allah. Allah membuktikan bahwa Dia tidak dapat diperalat Yehu dengan memberikan batas waktu keturunan Yehu memerintah di Israel. Dia juga sudah mulai mengurangi wilayah kekuasaan Israel dan mengizinkan bangsa Aram mengalahkan mereka.

Renungkan: Hubungan pribadi orang percaya dengan Allah yang berdasarkan komitmen dan penyerahan diri secara penuh merupakan faktor penentu di dalam kehidupannya. Sebab tidak pernah seorang percaya tidak mengalami sesuatu di dalam hidupnya, ketika persekutuan dan hubungan pribadinya dengan Allah berubah.

(0.12549008888889) (2Raj 10:18) (sh: Ketaatan total (Kamis, 23 Juni 2005))
Ketaatan total

Ketaatan total
Tidak mudah membasmi dosa korupsi yang telah membudaya. Sama seperti sulitnya menghancurkan kebiasaan korupsi, dosa penyembahan berhala pun tidak dapat dihapuskan dengan memusnahkan para perintisnya saja. Harus ada tindakan "pembersihan" total, yaitu memusnahkan para pelaku penyembah berhala.

Tinggal satu langkah terakhir yang harus dilakukan Yehu, yakni menghabisi semua orang Israel yang pernah menyembah Baal mulai dari para pelayannya sampai dengan para simpatisannya. Cara Yehu memusnahkan para penyembah Baal itu sungguh taktis. Yehu berpura-pura ingin menyembah Baal yang juga diagungkan Ahab. Akibatnya sungguh dahsyat, tidak seorang pun penyembah Baal yang tidak hadir (ayat 18-22). Setelah mereka datang, Yehu menjebak mereka di rumah Baal saat mereka sedang menyembah Baal, dan memusnahkan mereka semua (ayat 23,25-28).

Tepat sebagaimana nubuat Elisa terhadapnya, demikianlah Yehu melenyapkan semua hal tentang Ahab (ayat 24). Ketaatan Yehu mendatangkan berkat Tuhan baginya dan bagi keturunannya (ayat 30). Sayangnya, hati Yehu tidak sepenuhnya berpaut pada Allah, ia masih melakukan dosa-dosa seperti yang dilakukan Yerobeam bin Nebat (ayat 29,31; Lihat 1Raj. 12:28-30). Oleh karena itu, pemerintahan Yehu akan berakhir pada keturunannya yang keempat. Dan daerah kekuasaannya pun berkurang (ayat 30,32-33).

Allah menghendaki ketaatan total dari umat-Nya ketika kita memutuskan untuk mengikut Dia. Salah satu bentuknya adalah tidak boleh ada hal apa pun yang lebih penting dari pada Tuhan. Sikap Tuhan Yesus yang taat kepada Bapa sampai akhirlah yang menjadi teladan nyata bagi kita. Mari kita memeriksa kehidupan kita, supaya jangan ada berhala-berhala yang menjauhkan kita dari ibadah sejati kepada-Nya dan yang akhirnya membuat kita menuai murka-Nya.

Doaku: Tuhan ajarku setia pada-Mu dan jadikan aku umat-Mu yang taat sepanjang hidupku.

(0.12549008888889) (2Raj 13:14) (sh: Perjalanan hidup yang tidak sia-sia (Senin, 27 Juni 2005))
Perjalanan hidup yang tidak sia-sia

Perjalanan hidup yang tidak sia-sia
Membaca biografi seorang pendeta yang dipakai Tuhan semasa hidupnya pasti menimbulkan sukacita. Melihat perbuatan Tuhan yang menyertai hidupnya akan membuat kita mendapatkan penghiburan rohani.

Bagian ini istimewa sebab mengisahkan akhir hidup Elisa yang terkesan "diselipkan" di antara cerita para Raja Yehuda dan Israel. Pelayanan Elisa dimulai ketika ia menggantikan Elia (Lihat 2Raj. 2:1-18). Elisa dikenal di Israel sebab ia sering menubuatkan jalannya politik negara Israel (Lihat 2Raj. 3; 5; 6:8-7:19; 8:7-15). Di sini pun, Elisa tetap menubuatkan tindakan Allah yang menolong Raja Yoas dari penindasan raja Aram (ayat 2Raj. 13:15-18).

Di akhir hidupnya, Elisa tidak menolak kedatangan Yoas meski ia tahu Yoas tidak takut pada Tuhan. Ia justru bernubuat sebab ia berharap agar dengan jalan ini Yoas berpaling pada Allah. Itu sebabnya, tindakan Yoas yang melakukan petunjuk Elisa dengan setengah hati membuatnya gusar (ayat 19,22,24-25). Kehidupan, integritas, kesetiaan, dan pelayanan Elisa kepada Allah Israel tak berubah sampai akhir hidupnya. Elisa mengakhiri hidupnya dengan baik dan benar sampai-sampai kuasa Allah tetap dinyatakan setelah kematiannya (ayat 20-21). Seumur hidupnya Nabi Elisa tetap melayani Israel sebab ia tahu Allah mengasihi mereka (ayat 23). Sayang sekali, sampai Elisa meninggal pun Raja Yoas tak kunjung berpaling kepada Allah Israel.

Melayani mereka yang tersesat tidak selalu memberikan hasil seperti yang kita harapkan, yaitu melihat pertobatan mereka. Apakah hal ini berarti para hamba Tuhan tidak usah melayani umat-Nya lagi? Apakah berarti kita tidak perlu lagi menjaga integritas diri sesuai dengan firman-Nya? Jawabnya tidak! Sebab upah kita bukan dari manusia melainkan dari Allah yang melihat semua jerih-payah kita.

Renungkan: Pertahankanlah panggilan Allah untuk melayani-Nya! Akhirilah perjuangan pelayanan dengan hati yang tetap tertuju pada-Nya.

(0.12549008888889) (2Raj 14:1) (sh: Dua hal terpenting dalam kehidupan (Senin, 5 Juni 2000))
Dua hal terpenting dalam kehidupan

Dua hal terpenting dalam kehidupan. Sebagai raja, Amazia mengalami kehidupan yang tragis. Selama 29 tahun pemerintahannya dapat dikatakan baik sebab ia berjalan di dalam kehendak Allah walaupun tidak seperti Daud namun seperti ayahnya Yoas (4). Tragisnya, hidupnya berakhir dengan kematian di tangan rakyat sendiri. Mengapa demikian?

Satu tindakan Amazia yang patut dipuji adalah ketika ia menghukum para pemberontak (5-6). Ia sangat taat dan menegakkan supremasi (kekuasaan tertinggi) hukum Allah. Tidak heran jika Allah memberkatinya dengan kemenangan besar atas Edom dan berhasil merebut kota Sela (7). Namun keberhasilannya itu berakibat buruk bagi kepribadiannya, karena ia tidak lagi mengenal dirinya sendiri dengan benar dan bagi pemahaman imannya. Ia merasa bahwa dirinya hebat dan berkembang menjadi sebuah keyakinan bahwa dirinya memang hebat. Hingga timbulah ambisi untuk menaklukkan wilayah-wilayah lain, dan yang menjadi targetnya adalah Israel. Amazia telah meninggikan supremasi dirinya sendiri dan menjadikan dirinya standar bagi orang lain, bukan lagi Allah dan hukum-Nya.

Peringatan Yoas bagai pengungkapan ketakutannya di telinga Amazia. Ia tetap menyerang dan kalah. Ia yang meninggikan diri sekarang direndahkan dengan menjadi tawanan perang (13). Bukan hanya dirinya, negara dan bangsanya pun direndahkan karena tembok kota sepanjang 400 hasta dihancurkan. Bahkan Allah pun 'direndahkan' oleh raja yang jahat dengan dirampoknya perkakas Bait Allah. Kesalahan yang dilakukan begitu fatal di hadapan rakyat. Sehingga, setelah dibebaskan oleh Yerobeam, ia dibunuh oleh rakyatnya sendiri dan kemudian mengangkat anaknya menjadi penggantinya. Itulah harga yang harus dibayar, tidak hanya oleh Amazia, tetapi juga seluruh rakyat Yehuda, karena pengenalan diri dan pemahaman iman yang salah.

Renungkan: Jangan sampai status kita yang sudah dibenarkan di hadapan Alah oleh darah Kristus dan pemeliharaan-Nya atas kita hingga kini, membuat kita angkuh dan membuat program-program pelayanan yang memprovokasi pihak lain, sehingga mengakibatkan komunitas Kristen dan nama Allah sendiri direndahkan oleh mereka. Jadilah bijak dan peka selalu!

(0.12549008888889) (2Raj 14:21) (sh: Tuhan menjawab doa umat-Nya (Rabu, 29 Juni 2005))
Tuhan menjawab doa umat-Nya

Tuhan menjawab doa umat-Nya
Yerobeam naik tahta menjadi raja Israel menggantikan ayahnya, Yoas. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-15 pemerintahan Amazia, raja Yehuda (ayat 22-23).

Yerobeam merebut kembali seluruh daerah Israel, dari jalan menuju Hamat di utara Israel sampai ke Laut Mati di selatan Israel sesuai nubuat nabi Yunus, orang Gat-Hefer (ayat 25). Keberhasilan Yerobeam memulihkan wilayah Israel ini dapat dikategorikan keberhasilan besar sebab sejak 2Raja 1-14, belum ada raja Israel yang berhasil merebut wilayah Israel seluas ini. Dampaknya keamanan dan suasana politik pemerintahan bangsa Israel menguat pada masa pemerintahannya ini.

Kemenangan melawan musuh dalam sejarah bangsa Israel, hanya akan terjadi jika raja takut akan Tuhan atau jika Allah berkenan pada raja itu. Dalam hal ini kemenangan Yerobeam diperolehnya bukan akibat dari kedua faktor tersebut melainkan karena jawaban Allah atas doa umat-Nya (ayat 26a). Sebab pada waktu itu, tidak ada lagi orang yang cukup kuat untuk berperang dan tidak ada lagi penolong seperti yang Allah lakukan pada pemerintahan Raja Yoahas (lihat ayat 13:5; bdk. ayat 14:26b). Meskipun Yerobeam bukan seorang raja yang takut akan Tuhan (ayat 2Raj. 14:24), kepahlawanan Yerobeam tetap dipakai-Nya. Pertama, untuk menyelamatkan Israel dari kepahitan dan kesengsaraan dari tekanan bangsa Aram (ayat 26). Kedua, karena Tuhan mengingat keberadaan umat pilihan-Nya itu (ayat 27; bdk. 1Raj. 14:10).

Sebenarnya, pertolongan Tuhan bagi Yerobeam tak layak ia dapatkan sebab ia tidak takut akan Tuhan. Meski demikian, Allah tetap menolongnya bahkan Ia menjadikannya pahlawan Israel. Allah tetap mau menolong Israel yang menyembah berhala karena seruan doa mereka. Apalagi untuk kita, umat-Nya yang hidup benar. Ia akan menjawab doa kita yang berseru memohon pertolongan-Nya!

Renungkan: Allah tidak meninggalkan umat-Nya berjalan sendiri meski umat-Nya sering beranjak dari-Nya.

(0.12549008888889) (2Raj 15:1) (sh: Jauhkan Penyembahan Berhala (Jumat, 11 September 2015))
Jauhkan Penyembahan Berhala

Judul: Jauhkan Penyembahan Berhala
Seorang bapa mengaku bahwa ia orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan orang yang "open minded" (terbuka pikirannya), toleransi, dan demokratis. Ia mengatakan dirinya percaya kepada Tuhan Yesus, sekaligus percaya kepada keyakinan leluhur. Ia menambahkan, "Tidak usah fanatik, semua agama sama saja. Kita ambil yang baik-baiknya saja". Anak-anaknya pun bebas memilih agama.

Azarya menjadi raja Yehuda saat berusia 16 tahun (1-2). Ia melakukan yang benar di hadapan Allah (3). Allah mengaruniakan pemerintahan kepada Azarya selama 52 tahun. Namun ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sehingga rakyat mempersembahkan dan membakar kurban di bukit-bukit itu (4). Bukit-bukit pengurbanan adalah tempat tinggi yang didirikan sebagai pusat penyembahan berhala. Azarya beribadah kepada Tuhan, tetapi juga memfasilitasi rakyatnya beribadah kepada allah lain. Selain itu, raja Azarya menjadi sombong dan mengambil alih tugas imam serta marah saat ditegur (2Taw. 26: 16-21).

Karena itu Allah mendatangkan tulah kepada Azarya. Azarya sakit kusta selama 13 tahun hingga matinya (5-6).

Kemudian Yotam menjadi raja menggantikan Azarya ayahnya (7). Seorang raja seharusnya membawa rakyatnya hidup benar dan beribadah hanya kepada Allah. Yotam tidak belajar dari ayahnya. Ia melakukan kesalahan yang sama dengan ayahnya. Ia tidak seutuhnya beribadah kepada Tuhan. Bukit-bukit pengorbanan itu tidak dijauhkan oleh Yotam, sehingga rakyatnya terus menjadi penyembah berhala (32-35). Dengan demikian, Yotam bercacat di hadapan Allah. Percuma saja ia menjadi orang benar di hadapan Allah, tetapi membuat rakyatnya menyembah berhala.

Bagaimana dengan kita? Kita perlu menjauhkan penyembahan berhala dari keluarga kita. Tidak cukup hanya kita saja yang benar di hadapan Allah, tetapi juga keluarga, serta orang-orang di sekitar kita. [DSY]

(0.12549008888889) (2Raj 17:1) (sh: Amputasi rohani (Senin, 4 Juli 2005))
Amputasi rohani

Amputasi rohani Dosa yang tidak segera dibereskan akan menimbulkan dosa lainnya. Seperti pepatah yang berbunyi: Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit, demikianlah penimbunan dosa yang dibiarkan akan menjadi suatu borok parah yang hanya bisa dibereskan dengan `amputasi rohani'.

Kehancuran yang terjadi pada kerajaan Israel adalah akibat yang tak terelakkan dari menimbun dosa tanpa upaya menyelesaikannya dengan benar. Raja Hosea menutup rangkaian raja-raja yang memerintah Israel sejak Yerobeam bin Nebat (1Raj. 12:20). Pada masa pemerintahannya, Raja Salmaneser dari Asyur menaklukkan dan menghancurkan Samaria serta membawa orang-orang Israel ke Asyur, negeri pembuangan (2Raj. 17:5-6, 23b). Penulis II Raja-raja dengan jelas memaparkan segala dosa yang telah dilakukan oleh umat Israel kepada Allah, yang menyebabkan Dia tidak lagi dapat mengampuni mereka. Inti dari semua dosa itu adalah mereka telah melanggar Perjanjian Sinai yang diadakan antara Allah dengan nenek moyang mereka (ayat 15). Mereka telah melanggar perjanjian itu dengan cara menyembah allah-allah lain; berhala-berhala; patung lembu emas yang didiri-kan oleh Yerobeam bin Nebat (ayat 21-22) serta hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa kafir dalam menyembah allah-allah tersebut (ayat 7-17). Padahal Tuhan telah berulangkali memperingatkan mereka untuk bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka melalui para hamba-Nya (ayat 13). Yehuda pun sebenarnya tidak lebih baik daripada Israel (ayat 19).

Hari ini gereja mengemban tugas berat menyampaikan suara kenabian bahwa suatu hari kelak Tuhan akan menghukum dunia ini. Hukuman bagi dunia ini belum tiba, namun pasti akan tiba. Karena itu kesempatan untuk bertobat masih ada. Gereja tidak boleh melalaikan kesempatan ini untuk mengabarkan Injil.

Renungkan: Sebelum hukuman fatal dan final dijatuhkan kepada orang-orang berdosa, gereja harus bertindak merebut mereka dari belenggu Si Jahat.

(0.12549008888889) (2Raj 19:20) (sh: Asyur bagai tong kosong (Sabtu, 9 Juli 2005))
Asyur bagai tong kosong

Asyur bagai tong kosong Tidak ada orang yang dapat bertahan di hadapan Tuhan. Sehebat-hebatnya orang itu, ia tetap manusia ciptaan-Nya. Jadi, sikap sombong pada hakikatnya adalah sikap tidak tahu diri, lupa hakikat diri, dan tidak mau mengakui Tuhan.

Melalui Nabi Yesaya, Allah menjawab doa Raja Hizkia yang meminta pertolongan-Nya agar Yehuda diselamatkan dari pengepungan tentara Asyur. Pertama, kesombongan Asyur tidak berarti apa pun di mata Allah (ayat 22). Allah sudah menentukan akhir hidup mereka maka Allah akan menggiring mereka pulang melalui jalan yang sama saat mereka datang (ayat 25-28). Mereka tidak akan mampu mengepung Yerusalem apalagi mengalahkan umat Allah (ayat 32-34). Kedua, Allah akan menyelamatkan umat Yehuda dari tangan Asyur, memelihara umat-Nya serta mencukupi kebutuhan hidup mereka. Allah sendiri akan memulihkan kehidupan umat-Nya dari segala penderitaan akibat penindasan musuh mereka (ayat 29-31).

Pernyataan firman Tuhan segera tergenapi. Allah menghukum Asyur dengan pukulan dahsyat. Pasukan Sanherib dibunuh oleh Malaikat TUHAN, sementara Sanherib, raja Asyur yang pongah itu akhirnya dibunuh oleh anak-anaknya sendiri (ayat 35-37). Sedangkan Yehuda luput dari penyerbuan Asyur. Yehuda terhindar dari kekerasan Asyur karena belas kasih Allah dan karena ikatan perjanjian Allah dengan Daud, leluhur mereka (ayat 34).

Jangan seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Jangan seperti Asyur yang sombong menghadapi umat Tuhan padahal Asyur tidak mampu. Jangan takut pada musuh yang sombong, Tuhan pasti melindungi kita. Namun, bila kita sudah ditolong-Nya, janganlah merasa diri sendiri lebih baik daripada para musuh kita. Tuhan menolong karena Ia mengasihi kita.

Camkan: Tangan Tuhan terangkat memukul mereka yang congkak, namun dengan lembut tangan-Nya melindungi mereka yang bersandar pada-Nya.

(0.12549008888889) (2Raj 22:1) (sh: Apa yang dibutuhkan bangsa ini (Minggu, 16 Juli 2000))
Apa yang dibutuhkan bangsa ini

Apa yang dibutuhkan bangsa ini. Komitmen awal Yosia untuk pembaharuan rohani bangsa Yehuda diperlihatkan melalui usaha kerasnya memperbaiki bait Allah (3-7). Tindakan itu dapat dikatakan kurang tepat dan hasilnya kurang efektif, sebab 2 raja sebelum Yosia sudah terlanjur merusak moral, akhlak, dan kerohanian bangsa Yehuda. Untuk memperbaiki keadaan ini dibutuhkan usaha yang lebih dari sekadar memperbaiki bait Allah.

Sesungguhnya Yosia tidak mempunyai penuntun, karena pada zaman raja Manasye, hampir seluruh salinan kitab Taurat Musa sudah dimusnahkannya. Namun Allah tidak membiarkan kerinduannya yang tulus menjadi padam. Ia memberkati usaha Yosia. Perbaikan bait Allah memang tidak membawa kepada pembaharuan rohani namun memimpin kepada ditemukannya kitab Taurat -- yang akan memberi arah dan petunjuk bagi Yosia.

Setelah kitab itu dibacakan, hati Yosia tergoncang karena ia menyadari betapa bangsa Yehuda sudah menjadi umat Allah yang sangat murtad. Begitu murtadnya sehingga hukuman Allah yang sudah direncanakan-Nya tidak dapat dibatalkan lagi (14-17). Yosia menanggapi berita yang menggoncangkan itu dengan sikap terbuka dan rendah hati (11-13). Karena itulah Allah menjanjikan berkat kepada Yosia dan menunda penghukuman bangsa Yehuda hingga kematiannya (20). Kitab Taurat yang ditemukan dan yang menghasilkan penundaan hukuman merupakan anugerah Allah yang besar. Karena berarti bangsa Yehuda masih mempunyai waktu untuk bertobat berdasarkan firman Allah. Pertobatan mereka akan mendatangkan berkat dari Allah, walaupun penghukuman atas bangsa dan negara Yehuda secara keseluruhan tetap akan terjadi.

Renungkan: Jadilah seperti Yosia yang dengan tulus mereformasi bangsa ini dan yang tergoncang hatinya karena melihat betapa bangsa ini sudah meninggalkan kekudusan dan keadilan yang berdasarkan firman-Nya.

Bacaan untuk Minggu ke-5 sesudah Pentakosta

Yeremia 20:10-13 Roma 5:12-15 Matius 10:26-33 Mazmur 69:1-18, 34-36

Lagu: Kidung Jemaat 425

Pemahaman Alkitab 3 -- 2Raja-raja 21:1-18

"Like father, like son". Pepatah ini ternyata tidak berlaku bagi Hizkia dan anaknya, Manasye. Bila Hizkia berperilaku taat, setia kepada Tuhan dan ketetapan-ketetapan-Nya, Manasye melakukan kebalikannya. Perhatikan hal-hal yang dilakukan Manasye, semuanya sangat bertentangan dengan yang dilakukan Hizkia, antara lain dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dengan mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah Hizkia musnahkan. Dan Yehuda mengalami kebobrokan seorang pemimpin dalam kebijakan-kebijakannya selama 55 tahun.

Selama 32 tahun bangsa Indonesia pun mengalami hal yang sama. Penindasan terhadap orang-orang miskin, praktek KKN, ataupun praktek-praktek ketidakadilan sosial merebak di mana-mana. Beginilah bila suatu bangsa dipimpin oleh seorang yang kehidupan moral dan spiritualnya bobrok, rakyat pun akan terperosok dalam kebobrokan yang sama.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Seandainya Hizkia tidak meminta Tuhan memberinya umur panjang, dan Tuhan tidak mengabulkan permintaan tersebut, Manasye tidak akan lahir. Mungkinkah pengandaian ini akan menghindarkan Yehuda dari kehancuran? Jelaskan pendapat Anda!

2. Untuk menegaskan perbedaan sikap antara Hizkia dan Manasye, buatlah perbandingan sejajar terhadap hal-hal yang mereka lakukan! (18:3-6 dan 21:3-7). Dari perbandingan itu di manakah letak perbedaan hakiki antar keduanya? Mengapa dalam diri Hizkia mengalir kesetiaan kepada Allah, dan sebaliknya Manasye tidak? Jelaskan!

3. Hal apakah yang Allah pertimbangkan ketika menunda penghukuman-Nya atas Yehuda? (8). Didasarkan pada pertimbangan apakah bila akhirnya Allah menjatuhkan hukuman? (12-14). Dalam penghukuman tersebut dimanakah letak konsistensi Allah pada janji-Nya? (8) Jelaskan!

4. Saat ini bangsa Indonesia telah mempercayai arah bangsa ini kepada pemimpin yang baru. Dari kacamata Kristen, kriteria apakah yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin bangsa? Bila ternyata syarat-syarat yang ditetapkan tak terpenuhi, mampukah Kristen tampil dan menyuarakan kebenaran?

(0.12549008888889) (2Raj 22:1) (sh: Yosia, hidup benar di mata Tuhan (Rabu, 13 Juli 2005))
Yosia, hidup benar di mata Tuhan

Yosia, hidup benar di mata Tuhan Sulit hidup benar di tengah-tengah kejahatan dan kenajisan. Kecenderungan kita adalah kompromi dengan hal-hal berdosa dan kemudian membenarkan diri sendiri dengan mengatakan, "Kalau tidak kompromi tidak mungkin sukses."

Namun, hal itu tidak berlaku pada Yosia. Walau usianya baru delapan tahun dan ia besar di tengah-tengah bangsanya yang berbuat jahat, bahkan ayah dan kakeknya sendiri juga jahat, Yosia tidak ikut-ikut berbuat dosa. Catatan mengenai kehidupan dan pemerintahannya amatlah indah: "Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri" (ayat 2). Bukan hanya menjaga diri hidup suci, ia juga mengusahakan pembaruan ibadah dan pentahiran bangsanya dengan cara memperbaiki rumah Tuhan yang sudah terbengkalai sekian lama (ayat 3-7). Oleh usahanya itu, ia dan rakyat Yehuda mendapat belas kasih Tuhan secara nyata. Pertama, Kitab Taurat ditemukan (ayat 8). Kitab Taurat itulah yang mendorong Yosia bertobat dan meminta petunjuk Allah (ayat 11-13). Kedua, Allah memberi petunjuk kepada Yosia dan rakyat Yehuda melalui nabiah Hulda (ayat 15-20). Isi petunjuk itu adalah Allah menunda penghukuman atas Yehuda pada masa pemerintahan Raja Yosia. Allah menjanjikan Yosia akan dikuburkan dalam keadaan damai dan matanya tidak akan melihat segala malapetaka yang akan menimpa Yehuda. Belas kasih Allah atas Yosia membawa dampak damai sejahtera untuk seluruh rakyat.

Bila catatan sejarah hidup kita sama seperti Yosia, yaitu bertobat dari hidup berdosa dan giat membangun kehidupan ibadah yang kudus dan benar maka kehadiran kita akan menjadi berkat bagi manusia di sekitar kita. Tuhan akan memakai kita sebagai agen pembaruan bagi umat-Nya di dunia ini sehingga mereka terhindar dari murka Allah yang menghancurkan.

Renungkan: Jadilah alat anugerah Allah melalui hidup yang benar di hadapan-Nya dan di hadapan sesama.

(0.12549008888889) (2Raj 23:31) (sh: Mereka memilih jalan berdosa (Jumat, 15 Juli 2005))
Mereka memilih jalan berdosa

Mereka memilih jalan berdosa Anugerah Tuhan selalu dicurahkan dengan melimpah kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Setiap orang harus merespons anugerah itu dengan syukur dan ketaatan. Bila mereka menolak anugerah dan memilih hidup dalam dosa maka mereka akan menerima konsekuensinya.

Yoahas dan Elyakim adalah anak-anak Raja Yosia. Mereka telah menyaksikan bagaimana salehnya ayah mereka. Mereka dapat puas menikmati Kitab Taurat. Sepanjang ayah mereka masih hidup, mereka hidup beribadah mengikut Allah nenek moyang mereka (lih. 2Taw. 34:33). Namun, setelah ayah mereka mati mereka memilih untuk hidup berdosa (2Raj. 23:32, 37).

Pada masa Raja Yoahas yang jahat berkuasa, Allah mulai menghukum Yehuda dengan menyerahkan bangsa itu ke tangan Firaun Nekho (ayat 33). Nekho memecat Raja Yoahas dan mengangkat Elyakim (Yoyakim) sebagai raja Yehuda (ayat 34). Raja Yoyakim ternyata sama jahat dengan Yoahas. Tuhan menghukum Yehuda melalui Nebukadnezar, raja Babel dan gerombolan penyamun dari bangsa Kasdim, Aram, Moab, dan Amon (ayat 24:1-2). Raja Yoyakim sendiri tidak luput dari penderitaan. Raja Nebukadnezar membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel. Kematiannya mengerikan. Ia diseret dan dilemparkan keluar dari pintu gerbang Yerusalem, lalu dikuburkan dengan tidak hormat dan tidak ada yang meratapi kematiannya (lih. Yer 22:18-19). Berbagai hukuman ini adil karena dosa-dosa yang telah dilakukan Yehuda pada masa lampau dan yang terulang pada masa Yoahas dan Yoyakim (2Raj. 24:3-4).

Tuhan membenci dosa. Dia tidak kompromi terhadap orang yang berdosa. Namun, dalam kasih dan kesabaran-Nya Tuhan selalu menegur dan mengingatkan kita agar bertobat. Kita bebas memilih untuk mendengar teguran Tuhan dan berbalik kepada-Nya atau mengeraskan hati dengan akibat menghadapi hukuman Tuhan.

Camkan: Jangan salah pilih! Jalan berdosa ujungnya maut.

(0.12549008888889) (1Taw 22:2) (sh: Arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari Tuhan, Allahmu (Senin, 18 Februari 2002))
Arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari Tuhan, Allahmu

Arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari Tuhan, Allahmu. Di dalam bukunya tentang kepemimpinan, Leroy Eims menuliskan 12 ciri kepemimpinan yang efektif sebagai berikut : 1. Bertanggung Jawab 2. Bertumbuh 3. Memberikan Teladan 4. Membangkitkan Semangat 5. Bekerja Efisien 6. Pemerhati 7. Berkomunikasi 8. Berorientasi pada Sasaran 9. Tegas 10. Cakap 11. Mempersatukan 12. Bekerja.

Daud memiliki ke-12 ciri tersebut. Keseluruhan ciri tersebut kelihatan dari kebesaran hatinya menerima akibat dosa yang dilakukannya. Hukuman Allah tidak membuat ia meninggalkan Tuhan atau tawar hati untuk mempersiapkan pembangunan Bait Allah. Walaupun bukan dirinya yang direstui Tuhan sebagai pembangun Bait Allah, Daud memiliki jasa besar di dalamnya karena dialah yang menyiapkan segala kebutuhan dasarnya. Hingga pada akhirnya tercetuslah satu kerelaan penyerahan estafet kepemimpinan kepada anaknya dengan kalimat, "Maka sekarang, arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari Tuhan, Allahmu. Mulailah mendirikan tempat kudus Tuhan, Allah, supaya tabut perjanjian Tuhan dan perkakas kudus Allah dapat dibawa masuk ke dalam rumah yang didirikan bagi nama Tuhan" (ayat 19). Mulai dengan bagian ini seterusnya, catatan kitab ini tentang Daud terfokus pada Bait Allah.

Dalam bagian ini sendiri ungkapan "mendirikan Rumah Allah" muncul sembilan kali dan ungkapan "mengadakan persediaan" paling tidak lima kali. Persediaan atau persiapan yang dimaksud terdiri dari tiga hal. Pertama, firman yang telah Daud terima menjadi prinsip bagi seluruh tindakan Daud menyiapkan pembangunan Bait Allah. Kedua, penyiapan diri Salomo agar taat kepada Allah menempati prioritas mendahului persiapan material. Itu sebabnya Daud berbicara mewakili Allah memberikan pesan-pesannya kepada putranya ini. Sesudah kedua hal tersebut, barulah hal ketiga dimunculkan, yaitu penyediaan material.

Renungkan: Bukan rahasia lagi bahwa pemimpin yang tingkatnya semakin tinggi justru cenderung berkelakuan bebas tanpa batas dan menganggap diri kebal terhadap nilai dan norma-norma legalitas. Wahai Kristen pemimpin, arahkanlah hatimu kepada Tuhan dan layanilah Dia dan sesamamu.

(0.12549008888889) (1Taw 27:1) (sh: Para pemimpin Israel (Sabtu, 23 Februari 2002))
Para pemimpin Israel

Para pemimpin Israel. Daud tidak hanya membagi tugas untuk pelaksanaan ibadah di bait Allah, untuk pemerintahan daerah, tetapi juga untuk lingkungan istananya sendiri. Sistem pembagian tugas dalam pemerintahan Daud rapi dan teratur.

Ada 4 bagian besar. Pertama, pembagian pasukan yang bertugas menjaga dan melayani raja per bulan (ayat 1-15). Setiap bulan ada satu pasukan berjumlah dua puluh empat ribu orang dengan satu pemimpinnya bertugas. Bulan berikutnya pasukan lain yang menggantikan tugas. Demikianlah selama setahun satu pasukan hanya bertugas satu bulan. Ini mungkin bukan sistem yang lazim dalam dunia modern. Tetapi, harus diingat bahwa ini bukan pasukan tentara seperti zaman modern, namun tenaga bakti yang melayani untuk kepentingan negara.

Pembagian kedua adalah untuk kepala-kepala suku di Israel (ayat 16-24). Ada tiga belas kelompok, termasuk Lewi, lalu keturunan Harun disebutkan secara khusus, suku Manasye disebutkan dua kali, separuh-separuh, dan suku Efraim. Tetapi, tidak disebut sama sekali suku Gad dan Asyer, anak-anak Yakub dari budaknya Lea. Pengangkatan kepala-kepala suku menjadi pejabat ini kemungkinan menunjukkan terjadinya kemajuan dalam sistem pemerintahan dari pola kesukuan ke pola awal ketatanegaraan.

Pembagian ketiga adalah untuk pengawasan bagi berbagai bidang yang berhubungan dengan kesejahteraan raja dan isi istananya, seperti mandor di gudang makanan dan kebun-kebun anggur (ayat 25-31). Mereka disebut juga pengawas harta milik raja.

Pada bagian akhir pasal ini disebutkan juga tentang penasihat raja (ayat 32-33), yaitu orang yang memberikan masukan dan pertimbangan kepada raja di dalam mengambil keputusan. Peranan penting penasihat raja bisa dilihat pada peristiwa pemberontakan Absalom (ayat 2Sam. 16-17). Pembagian tugas seperti ini menunjukkan keteraturan dalam bidang manajemen pemerintahan raja Daud.

Renungkan: Dalam sebuah pemerintahan, yang terpenting bagi kita bukanlah tipe manajerialnya, melainkan fungsi yang dijalankannya. Ia harus menghasilkan pelayanan yang maksimal bagi kemuliaan Allah dan menjadi berkat bagi banyak orang.

(0.12549008888889) (2Taw 5:2) (sh: Kehadiran yang istimewa (Minggu, 12 Mei 2002))
Kehadiran yang istimewa

Kehadiran yang istimewa. Salomo memulai tahap dedikasi bait Allah (ayat 5:2-7:10). Ia mengumpulkan para pemimpin Israel yang akan membawa tabut perjanjian Allah ke Yerusalem. Mereka mewakili seluruh Israel (ayat 5:3). Tabut ini sangat penting untuk mengingatkan hak dan tanggung jawab sebagai umat Allah, serta tanda kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Ada 3 bagian dalam pasal 5:4-6:2. Pertama, jemaah menuju ruang mahakudus (ayat 5:4-6). Prosesi mencakup para tua-tua, orang-orang Lewi, para imam, Salomo, dan seluruh Israel. Fokusnya adalah para imam (ayat 5:5). Mereka membawa tabut, kemah pertemuan, dan semua barang kudus yang tertinggal di Gibeon. Tak ada lagi pemisahan antara penyembahan di Yerusalem dan Gibeon.

Kedua, penempatan tabut perjanjian di ruang mahakudus oleh para imam (ayat 5:7-10). Lukisan tentang kerub-kerub muncul lagi, dengan sayap yang panjang sehingga dapat terlihat dari ruang kudus. Komentar bahwa kayu-kayu itu masih di tempatnya sampai hari ini (ayat 5:9) perlu dicermati. Ketika kitab ini ditulis, bait Allah Salomo sudah hancur dan tabut perjanjian sudah lama hilang. Mungkin penulis hanya menyalin teks yang berasal dari zaman ketika bait Allah masih berdiri. Tabut itu adalah tabut yang sama waktu zaman Musa (ayat 5:10). Jadi, tabut itu menghubungkan kemah pertemuan Musa dan bait Allah Salomo. Ketiga, ibadah perayaan di luar ruang mahakudus (ayat 5:11-6:2). Peserta perayaan termasuk para imam dan orang Lewi bernyanyi serentak, memuji kebaikan Tuhan.

Renungkan: Ucapan syukur adalah respons yang sepantasnya dinaikkan untuk kehadiran dan kasih Allah.

(0.12549008888889) (2Taw 9:1) (sh: Kesaksian tentang kebesaran Tuhan (Jumat, 17 Mei 2002))
Kesaksian tentang kebesaran Tuhan

Kesaksian tentang kebesaran Tuhan. Apabila Tuhan menyertai hidup seseorang atau suatu komunitas, penyertaan dan kehadiran-Nya itu dapat dirasakan pihak lain. Kesan adanya kekudusan, kasih, kewibawaan, dlsb. timbul dalam hati orang-orang yang pernah berjumpa dengan mereka yang dalam hidupnya Allah hadir secara kuat. Sebutlah contoh hidup orang-orang seperti John Sung, Ibu Teresa, atau para pengkhotbah berwibawa masa kini.Hal yang sama dialami Ratu Syeba dari Arab Selatan. Tujuan utamanya adalah berdagang. Pada waktu itu negerinya terkenal secara luas dalam perdagangan rempah-rempah. Tertarik oleh berita tentang hikmat yang Salomo miliki, Ratu Syeba sendiri langsung memimpin delegasi dagang itu. Akibatnya, bukan saja transaksi dagang yang terjadi, tetapi kesempatan menyaksikan penyertaan dan berkat Tuhan atas Salomo dalam bentuk hikmat administratif kenegaraan (ayat 2-5). Ratu Syeba bukan saja memuji Salomo dan segala kemegahannya melainkan terutama juga memuji Tuhan. Ketika ia menyebut, “terpujilah Tuhan Allahmu,” (ayat 8) pada hakikatnya Ratu Seba mengakui bahwa Tuhan Allah Salomo memang besar adanya dan Dialah yang membuat Salomo besar, berhikmat, dan menjadi berkat bagi rakyatnya. Tukar-menukar hadiah pun pada hakikatnya bukan saja saling menghargai, tetapi dalam catatan Tawarikh, ini dilihat sebagai cara untuk Tuhan menambahkan kekayaan Salomo.

Akhir hidup Salomo dalam catatan Tawarikh lain dari catatan Kitab Raja-raja. Yang ditekankan hanya keberhasilan dan kebesaran Salomo dalam mengumpulkan kekayaan dan memperluas berbagai hubungan internasional (ayat 22-24), sementara kejatuhannya dalam mengawini ratusan istri dan gundik asal kafir (ayat 1Raj. 11) sama sekali tidak disinggung. Ini terjadi karena tujuan Tawarikh adalah memberi pola bagi umat yang kembali dari pembuangan, yang memerlukan lebih dari sekadar menyesali kesalahan, tetapi bangkit membangun ke arah pola yang benar yang sesuai kehendak Allah.

Renungkan: Berkat dan hadirat Allah terjadi di dalam persekutuan dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Di dalam Dia, kita terus- menerus mengalami dan menyaksikan pembaruan dari-Nya.

(0.12549008888889) (2Taw 18:1) (sh: Sikap hati mendua (Jumat, 21 Juni 2002))
Sikap hati mendua

Sikap hati mendua. Kecenderungan hati manusia yang mendua antara salah dan benar tergambar jelas dalam diri raja Yosafat. Ia harus memilih antara ajakan raja Ahab yang didukung oleh dukungan empat ratus orang nabi-nabinya sendiri yang adalah para nabi palsu, dan nubuat serta peringatan dari Mikha yang memaparkan secara gamblang akibat-akibat fatal bila mereka maju memerangi Ramot-Gilead.

Mengawinkan putranya dengan putri Raja Ahab adalah tindakan salah pertama yang Yosafat buat. Sebenarnya tidak perlu ia mengatur perkawinan politis tersebut sebab Allah telah cukup memberkatinya. Kesalahan kedua adalah mendengarkan ajakan Ahab untuk menyerbu Ramot-Gilead yang dikuasai oleh orang-orang Aram. Meskipun Yosafat mendesak untuk menanyakan kehendak Tuhan, namun reaksi pertamanya yang kelak memang akan dilakukannya juga adalah segera menyambut ajakan itu dengan antusias (ayat 3b). Berpikir menurut hikmat duniawi tampaknya telah sedemikian mempengaruhi Yosafat, apalagi ajakan Ahab itu kemudian didukung oleh dukungan suara terpadu empat ratus nabi palsu Ahab. Kesalahan ketiga adalah puncaknya ketika ia pergi maju berperang bersama Ahab meskipun Mikha, nabi Allah sejati itu telah menyindir (ayat 14) dan memberi peringatan gamblang tentang akibat fatal yang akan terjadi (ayat 15-22). Akibat mendengarkan nubuat palsu mengerikan sekali. Ahab mati terbunuh meski sudah men yamar sebelumnya, hanya Yosafat selamat sebab Allah mengintervensi karena rencana-Nya untuk Yehuda.

Kata kerja "mengajak" (ayat 2) dan "membujuk" (ayat 30) dalam bahasa Ibraninya adalah sama. Ajakan salah menyeret orang pada kesesatan dan kehancuran, sedangkan ajakan benar berasal dari Tuhan sumber keselamatan. Sayang bahwa Yosafat tidak tegas dan konsisten mencari kebenaran. Syukurlah bahwa rencana Tuhan meluputkan dia dari jalan salah yang telah dipilihnya.

Renungkan: Untuk tetap dalam jalan Tuhan tidak cukup hanya menguji setiap tawaran dan pilihan dengan saksama. Tindakan itu harus diiringi dengan kebulatan hati menolak semua yang salah dan menaati suara Tuhan meski tidak populer sekalipun.

(0.12549008888889) (2Taw 20:1) (sh: Sikap orang saleh menghadapi ancaman (Minggu, 23 Juni 2002))
Sikap orang saleh menghadapi ancaman

Sikap orang saleh menghadapi ancaman. Kesalehan berperanan besar dalam ketepatan bersikap dan bertindak mengatasi ancaman. Mendengar tentang komplotan yang akan menyerang Yehuda, Yosafat tidak panik meskipun takut (ayat 3). Ia tidak mulai dengan langkah-langkah taktis militer. Langkah pertamanya adalah keyakinan -- bukan tindakan -- keyakinan dasar penting tentang realitas, bahwa segala sesuatu ada dalam kendali tangan Allah. Dari keyakinan itu lahirlah langkah-langkah Yosafat mencari pimpinan Tuhan, mengerahkan rakyat berpuasa dan ia sendiri memimpin doa massal (ayat 4, 5).

Doanya dimulai dengan mengakui fakta yang sering orang lupakan, yaitu bahwa kendatipun tidak terlihat, Allah aktif mengatur seisi realitas dari surga sampai ke bumi. Allah berkuasa penuh dan semua kuasa di bumi ini takluk dan tunduk pada kehendak Tuhan (ayat 6). Ia juga mengingat ulang bahwa sesuai perjanjian-Nya, Allah sendiri telah menetapkan keumatan mereka (ayat 7-8), dan atas dasar hubungan perjanjian itulah perlindungan Allah atas umat terjadi (ayat 9). Doa adalah kesempatan untuk mengakui realitas sebagaimana adanya; bahwa ancaman itu sedemikian serius (ayat 10-11) dan bahwa umat Tuhan itu sendiri sangat lemah (ayat 12). Allah mendengar dan berespons terhadap doa. Yahaziel, yang artinya adalah visi dari Allah, bernubuat membentangkan visi prinsipiil bahwa perang itu adalah perang Allah. Karena itu, kemenangan sudah terlihat meski saat itu bahaya masih ganas mengancam (ayat 13-17).

Renungkan: Puasa dan doa bukan sekadar cara. Keduanya Yosafat lakukan dengan memperhatikan kebenaran teologis yang dikenalnya dalam firman Allah. Tanpa pemahaman kebenaran dan hubungan yang nyata dengan Tuhan, keduanya sia-sia.

(0.12549008888889) (2Taw 22:1) (sh: "Like father like son" — Seperti bapaknya begitulah anaknya (Rabu, 26 Juni 2002))
"Like father like son" — Seperti bapaknya begitulah anaknya

"Like father like son" -- Seperti bapaknya begitulah anaknya. Peribahasa ini hendak mengatakan bahwa kerap kali suatu generasi penerus mewarisi prinsip, sikap, dan gaya hidup para pendahulunya. Peribahasa ini tepat sekali bagi Ahazia. Semua yang buruk dan jahat pada diri dan kelakuan Yoram ada padanya. Sama seperti ayahnya, ia juga berada di bawah bayang-bayang ibunya, Atalya, yang begitu kuat mendominasi kehidupan keluarga raja Yosafat. Praktik penyembahan dewa-dewa asing makin marak dan subur di seluruh Yudea. Ibadah tersebut adalah ibadah kesuburan yang dipercaya bisa memberikan berkat kepada para penyembahnya. Kita tidak tahu persis perbuatan-perbuatan tak bermoral apa yang dilakukannya, tetapi bahwa "ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab" sudah menolong kita untuk dapat memperkirakan perilaku kehidupannya.

Ia juga suka melakukan petualangan politik dengan mencoba memanfaatkan kondisi melemahnya kekuatan negara-negara besar di sekitar mereka seperti Mesir, Aram, dan Asyur. Ia bersekutu dengan Yoram bin Ahab menyerbu Aram. Kelemahan-kelemahan pribadi Ahazia semakin diperparah oleh para penasihat yang tak lebih adalah para penjilat pencari keuntungan yang tidak mempedulikan nasib seluruh bangsa dan nasib raja. Tidak banyak catatan yang bisa kita peroleh tentang Ahazia karena masa pemerintahannya hanya setahun. Masa yang singkat yang tidak dipergunakan dengan baik oleh Ahazia, mungkin karena dominasi ibunya sedemikian mencengkeramnya sehingga ia tidak bisa lepas. Jadi, pepatah yang lebih tepat adalah "seperti bapa, seperti ibu, seperti itu pula anak." Tidak ada pembaruan hidup terjadi jika seseorang tidak bertaut erat dengan Tuhan. Secara resmi Ahazia adalah seorang raja dari negara yang teokratis, tetapi pada kenyataannya ia sama sekali tidak mengindahkan apa pun yang Tuhan keh endak i.

Renungkan: Lingkungan berpengaruh besar membentuk hidup. Namun, sikap dan kelakuan seseorang adalah pilihannya sendiri, lingkungan tidak bisa dikambinghitamkan. Kesalahan yang kita warisi adalah kesalahan yang kita ambil bagi diri sendiri. Tentang hal itu kita harus bertanggung gugat di hadapan Allah.

(0.12549008888889) (2Taw 22:10) (sh: Ambisi — ya; Ambisius — tidak! (Kamis, 27 Juni 2002))
Ambisi — ya; Ambisius — tidak!

Ambisi -- ya; Ambisius -- tidak! Ambisi bermakna positif: keinginan untuk berkembang atau mencapai cita-cita. Ambisius selalu digunakan dengan konotasi negatif: keinginan mencapai cita-cita dengan itikad tidak baik, menghalalkan segala cara.

Atalya, janda Yosafat, tua-tua keladi -- makin tua makin menjadi-jadi. Dia ambisius, tidak puas mendominasi kehidupan Yoram -- suaminya -- kemudian Ahazia, anaknya sendiri. Sesudah mereka gugur, ia tidak lagi menyembunyikan keinginannya untuk menjadi orang nomor satu di kerajaan Yehuda. Sepak terjangnya mengerikan, ia memerintahkan pembunuhan semua keturunan raja Yehuda, artinya termasuk cucu-cucunya sendiri juga (ayat 10). Sungguh seorang nenek yang haus darah. Gila kuasa telah mengubahnya menjadi serigala. Syukurlah, Tuhan selalu punya cara menyelamatkan orang pilihan-Nya untuk pada waktunya memerintah Yehuda. Lewat taktik menarik yang melibatkan Yosabat, putri raja Yoram sekaligus isteri imam Yoyada, Yoas berhasil diselamatkan dari pembantaian sistematis itu dan disembunyikan aman di dalam bait Allah.

Imam Yoyada kemudian membangun kekuatan spiritual-moral bait Allah untuk menentang kesewenangan Atalya dan ia berhasil, bahkan juga berhasil menobatkan Yoas yang baru berusia sekitar enam tahun itu menjadi raja baru Yehuda (ayat 23:3) melalui satu upacara yang mengesankan (ayat 23:1-11). Imam Yoyada mengambil prakarsa untuk melakukan hal ini karena yang terancam bukan hanya kerajaan Yehuda, tetapi kehidupan bangsa itu sebagai umat Allah. Matinya Atalya menjadi perlambang kembalinya pengakuan bahwa Yahwe sajalah Tuhan dan Allah umat. Peraturan-peraturan kehidupan yang dari Yahwe pulalah yang harus ditegakkan dan dilaksanakan kembali demi pulihnya kesejahteraan kehidupan umat Allah.

Renungkan: Sejarah dan bagian firman ini membuktikan bahwa kekuatan spiritual-moral meski tanpa senjata dan minoritas saja, mampu membawa perubahan sosial penting. Keyakinan yang benar disertai komitmen yang tinggi memang dahsyat dampak pembaruannya bila dilaksanakan secara tetap dan tekun.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA