Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 221 - 240 dari 9361 ayat untuk tidak membayar tebusan apa-apa (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12) (Yes 29:1) (sh: Allah melawan umat-Nya sendiri! (Minggu, 22 November 1998))
Allah melawan umat-Nya sendiri!

Bila Anda seorang guru, apa tindakan Anda bila murid-murid yang diajar ternyata tidak mau diajar, padahal segala daya upaya telah Anda lakukan! Marah, kecewa atau frustrasi? Hal ini tidak berbeda jauh dengan pengalaman Yesaya. Pesan-pesan Tuhan yang dinubuatkannya sama sekali tidak digubris umat. Bahkan mereka bertindak seolah nubuatan itu seperti hembusan angin yang datang dan pergi dalam sekejap. Mereka mendengar namun tidak melakukan apa-apa. Mereka mengetahui kesalahan mereka, tetapi mereka tidak berubah! Yang lebih menyedihkan lagi ialah fakta bahwa ibadah mereka tidak di arahkan kepada Tuhan. Penuh kepura-puraan dan kemunafikan. Lebih mengutamakan penampilan daripada kesungguhan hati.

Tak ada toleransi di pihak Allah. Sudah tidak ada lagi belas kasihan dan toleransi Tuhan melihat seluruh umat-Nya, mulai dari raja, nabi, panglima, hingga rakyat biasa yang telah kedapatan melanggar hukum dan ketetapan-Nya. Hukuman segera ditetapkan dan umat harus menanggung segala konsekuensinya. Ariel (Sion, bdk. ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">8) akan berubah menjadi kota perapian (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">2), penduduk merintih takut dan mengerang kesakitan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">4), seluruh indera tubuh penduduknya Tuhan lumpuhkan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">9-12). Semuanya lumpuh total. Kengerian mewarnai seluruh sendi-sendi kehidupan umat. Allah Pengasih dan Penyayang bagi Israel berubah menjadi Allah Penghukum!

Bertindak benar dalam terang firman. Hidup dalam kepalsuan sama saja dengan membangun karakter iman di atas pasir. Hidup dalam ibadah palsu, berpura-pura taat, sama saja dengan hidup dalam gelap. Semuanya ini bertentangan dengan sifat dan makna firman Tuhan yang memberi terang, memimpin pada jalan kebenaran bukan kesesatan (bdk. Mzm. 105:110). Jika kita ingin luput dari bahaya penghukuman ini, kita harus membawa hati, pikiran, pujian, kehendak, dalam setiap ibadah kita. Dan setiap umat Tuhan yang mengaku telah mendengar firman dituntut untuk hidup benar menurut firman. Siapa yang mempermainkan firman akan menanggung hukuman dari Dia yang berfirman.

Renungkan: "Firman-Nya menyegarkan jiwaku", ungkap pemazmur. Mendengarkan, mengerti firman Tuhan dan menerapkannya dengan kesungguhan, semakin memimpin kita hidup dalam kebenaran.

Doa: Tuhan, tolong ku taat penuh pada Firman-Mu

(0.12) (2Raj 17:1) (sh: Kesalahan yang berakibat kehancuran total (Kamis, 6 Juli 2000))
Kesalahan yang berakibat kehancuran total

Siapakah manusia yang mau hidup dalam penderitaan karena tekanan berat dari kekuatan dan kuasa yang menindihnya? Sebab itu Hosea bin Ela, yang telah ditaklukkan oleh Tiglat-Pileser III dari Asyur, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman raja Asyur. Ia tidak mau lagi membayar upeti sebab ini adalah sistem yang mengeksploitasi bangsa Israel kepada kemiskinan. Karena itu ia menggalang aliansi dengan raja So dari Mesir.

Bila dievaluasi dari situasi politik internasional saat itu, pemberontakan Hosea bukannya tanpa pertimbangan. Ia sudah membuat perhitungan yang baik, telah menimbang-nimbang kekuatan yang ada padanya, dan perkiraan bantuan yang dapat diandalkan dari raja Mesir. Sebab saat itu negara Asyur sedang berkabung dengan meninggalnya raja Tiglat-Pileser III pada tahun 727 sM. Kematian seorang penguasa dapat disamakan sebagai sebuah kesempatan bagi negara-negara taklukan untuk memberontak. Namun ternyata perhitungan Hosea meleset dan ia sendiri ditangkap dan dibelenggu dalam penjara. Kini ia `tidak perlu' membayar upeti kepada Asyur. Sebab raja Salmaneser dari Asyur telah mengepung Samaria selama 3 tahun yang mengakibatkan sistem perekonomian kota itu hancur dan menjadi miskin. Ia menaklukkan seluruh Israel dan mengangkut rakyatnya sebagai `upeti' ke Asyur dan ditempatkan di Halah dan di kota-kota orang Madai. Bangsa Israel hancur total. Tidak saja rajanya ditawan dan tanah Israel diambil alih oleh Asyur, namun Israel sebagai sebuah bangsa sudah berakhir (Lo-ammi) dan tidak mengalami kasih sayang Allah (Lo-ruhamah).

Kesalahan utama Hosea adalah tidak menempatkan permasalahan yang dihadapinya dalam perspektif Allah dan konteks perjalanan sejarah kehidupan rohani dan moralitas bangsa Israel, yaitu bahwa penindasan yang dialaminya adalah hukuman Allah agar mereka bertobat dan dosa Israel telah mencapai titik kesabaran Allah. Karena itu memberontak dan membangun aliansi dengan Mesir adalah sama dengan menarik sebuah picu senapan yang meletus dengan pernyataan melupakan Allah secara total. Maka mereka layak menerima hukuman.

Renungkan: Kristen harus selalu menempatkan setiap masalah dalam perspektif Allah dan konteks perjalanan sejarah gereja di Indonesia. Jangan sampai Kristen mengalami Lo-ammi dan Lo-ruhamah.

(0.12) (Neh 5:1) (sh: Ancaman dari dalam lebih serius (Jumat, 17 November 2000))
Ancaman dari dalam lebih serius

Pembangunan tembok Yerusalem juga mendapat ancaman dari praktik ketidakadilan yang merajalela dalam masyarakat Yahudi. Mereka yang berkuasa dan kaya menindas saudara-saudara sebangsa yang miskin. Mereka meminjamkan uang dengan mengambil bunga yang tinggi. Lalu mereka juga merampas tanah dan harta benda sebagai pembayaran hutang kaum miskin. Bukan itu saja, mereka tidak segan- segan menjadikan anak-anak orang miskin sebagai budak untuk membayar hutang. Mereka yang miskin akan semakin miskin sebab mereka masih harus membayar pajak yang tinggi kepada raja Persia.

Kemarahan Nehemia menunjukkan bahwa ancaman yang sedang terjadi ini sangat serius dan dapat menimbulkan kehancuran yang fatal dalam masyarakat Yahudi. Akar permasalahannya adalah pertama, mereka tidak lagi takut akan Allah sebab firman Tuhan dengan jelas melarang menarik bunga uang atau riba dari saudara sebangsanya (Im. 25:35-37; Ul. 23:19-20). Kedua, tidak adanya kasih yang nyata di antara mereka yang menyebut diri sebagai umat Allah, telah mencemarkan nama Allah (9). Padahal saat ini sebagai umat Allah mereka tidak hanya sedang membangun tembok kota tetapi sedang membangun spiritual dan moralnya. Ancaman itu akan menghambat pembangunan. Permasalahan yang serius ini ditangani secara serius, hati-hati, dan tegas. Nehemia tidak bertindak pada saat amarahnya menyala-nyala tapi memikirkan masak-masak sebelum mengambil tindakan. Ia melakukan pendekatan terhadap para pelaku penindasan sebelum masalah ini diumumkan. Keseriusan dan ketegasan Nehemia dalam menghentikan praktik penindasan ini nampak jelas dari usulan dan tindakan yang ia ambil (11-13). Hasilnya, ia berhasil mendapatkan persetujuan dari para penindas untuk segera menghentikan praktik penindasan (9-12). Maka pembangunan bangsa Yehuda dapat kembali berjalan dengan lancar.

Ancaman yang besar bagi pelayanan dan misi gereja bukan datang dari luar tapi justru dari dalam. Nehemia dapat dengan mudah mengatasi ancaman yang datang dari kerajaan tetangga tetapi ancaman yang serius terhadap misinya justru datang dari bangsanya sendiri.

Renungkan: Apakah potensi ancaman dari dalam yang dapat menghancurkan misi dan pelayanan Kristen di Indonesia saat ini?

(0.11) (Yer 7:29) (sh: Berhala yang kosong dan tak berdaya (Sabtu, 9 September 2000))
Berhala yang kosong dan tak berdaya

Bangsa Yehuda memilih berhala daripada Allah. Ini merupakan pelecehan terhadap kekudusan bait-Nya dan penolakan akan kedaulatan Allah. Mereka juga secara terang-terangan mendirikan bukit pengorbanan dan membakar anak-anak mereka untuk dipersembahkan kepada dewa Molekh. Pilihan itu membawa konsekuensi yang sangat dahsyat. Pertama, mereka kehilangan identitas sebagai sebuah bangsa sebab mereka telah ditolak dan dibuang oleh Allah. Karena itu bangsa Yehuda diperintahkan untuk mencukur rambut dan membuangnya (29), yang melambangkan bahwa bangsa Yehuda sudah najis dan tidak lagi dikhususkan bagi Allah (Bil. 6:2-8 dan Hak. 16:15-22). Karena itu mereka mengangkat ratapan di bukit-bukit gundul tempat pemujaan berhala-berhala kafir memohon pertolongan para berhala. Kedua, mereka akan ditimpa kengerian yang luar biasa sebab apa yang mereka puja dan sanjung justru menjadi tempat pembuangan mayat mereka (32-33). Ketiga, kehidupan masyarakat menjadi tidak normal sebab tanda-tanda kehidupan yang normal seperti suara kegirangan, suara sukacita, dan suara pengantin laki-laki dan perempuan sudah lenyap (34). Keempat, penghinaan total yang sangat menyakitkan akan mendera mereka sebab tulang-belulang mereka yang sudah mati akan dikeluarkan dari kubur dan diserakkan di depan dewa-dewa yang dulu mereka sembah dan puja (tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">8:1-2). Konsekuensi itu tidak terelakkan sebab berhala yang mereka sembah dan agungkan ternyata hanya kosong belaka, tidak mampu berbuat apa-apa bagi bangsa Yehuda, ketika tempat kudusnya dipakai sebagai pembuangan mayat, dan ketika tulang-belulang pengikutnya dibiarkan berserakan.

Berhala zaman sekarang mempunyai bentuk yang lebih menggiurkan dan menggoda seperti harta, karier, dan kekuasaan. Banyak Kristen mengorbankan anaknya demi uang dan karier. Praktik bisnis duniawi yang kotor dan penuh kelicikan dijalankan di gereja demi posisi dan harta. Namun harus diingat bahwa semua berhala itu kosong tak berdaya.

Renungkan: Dapatkah keluarga yang hancur berantakan diutuhkan kembali dengan uang berlimpah? Dapatkah rasa malu dan terhina karena ulah anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian orang-tua disembunyikan di belakang kedudukan tinggi?

(0.11) (Mat 20:17) (sh: Kamu tidak tahu apa yang kamu minta (Minggu, 25 Februari 2001))
Kamu tidak tahu apa yang kamu minta

Ketika seorang anak kecil meminta sebuah palu sebagai mainan, maka dengan tegas kita melarangnya dan mengatakan bahwa ia belum tahu apa yang dimintanya. Apakah pernyataan ini hanya diberlakukan kepada anak- anak? Ternyata Yesus mengatakan hal ini kepada murid-murid-Nya yang tidak mengerti apa yang mereka minta.

Ketika penderitaan Yesus semakin dekat, Ia kembali mengatakan tentang penderitaan dan kebangkitan- Nya. Mereka tidak sedih seperti respons pertama, mereka justru mempersoalkan kedudukan dalam Kerajaan Sorga dimana Yesus bertakhta. Kita dapat membayangkan betapa hancur hati Yesus melihat ketidakmengertian mereka tentang konsep Kerajaan Sorga, padahal Yesus telah menyatakan berulang kali konsep yang benar melalui pengajaran dan beberapa perumpamaan. Ibu Zebedeus yang memikirkan anak-anaknya, datang dan sujud kepada Yesus serta memohon agar Ia menempatkan mereka di sebelah kanan dan kiri-Nya. Ibu, anak-anaknya, dan murid- murid-Nya yang lain tidak tahu arti sesungguhnya `duduk di sebelah kiri atau kanan Yesus'. Mereka hanya menginginkan kedudukan dan tidak tahu bagaimana seseorang harus sampai ke takhta itu.

Sesungguhnya hanya Yesus yang akan duduk di sebelah kanan Allah, karena Dialah satu-satunya pengantara Allah dan manusia. Ia harus mengalami penderitaan yang memalukan, menyakitkan, merusak hubungan-Nya dengan Bapa ketika Ia menanggung murka Allah atas dosa manusia. Inilah cawan penderitaan amat pahit dan mengerikan yang harus diminum-Nya, dan tidak seorang pun lainnya yang memenuhi syarat meminumnya (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">22), karena hanya Dialah Anak Allah dan Manusia sejati.

Renungkan: Tak ada pilihan lain, kemuliaan hanya dicapai melalui penderitaan memikul salib dan mencurahkan darah tebusan dosa.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 1

Kejadian 9:8-15

I Petrus 3:18-22

Markus 1:12-15

Mazmur 25:3-9

Lagu: Kidung Jemaat 157

PA 8 Matius 19:16-30

Penilaian `orang itu baik' dapat berdasarkan beberapa alasan. Misalnya: orang baik adalah orang yang senantiasa cepat tanggap terhadap kesulitan orang lain, orang baik adalah orang yang senantiasa membuka telinganya bagi pergumulan orang lain, orang baik adalah orang yang ringan tangan memberi bantuan terhadap kaum lemah, orang baik adalah orang yang mau merendahkan hati memikirkan dan memperjuangkan kepentingan rakyat jelata, dan masih banyak lagi alasan lainnya. Namun bila kita mengamati semua alasan ini, maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa orang baik adalah orang yang melakukan sesuatu bagi sesamanya.

Pemuda kaya yang menemui Yesus menganggap diri sempurna, karena telah menaati seluruh perintah Allah. Mungkin tepat bila ia menyandang pujian `pemuda yang baik' karena ia telah melakukan kebaikan bagi orang-tua dan sesamanya. Benarkah demikian? Kita akan lihat dalam bagian ini apakah standar kesempurnaan menurutnya sama dengan standar sempurna menurut Yesus.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Mengapa banyak orang beranggapan bahwa hidup kekal dapat diperoleh melalui perbuatan baik? Apakah pendapat ini muncul karena manusia memikirkan kehidupan kekal menurut standar neraca dunia: dosa dan kebaikan? Mengapa demikian? Sampai titik manakah pendapat ini akan gugur?

2. Ketika pemuda ini menanyakan: apa yang masih kurang?, bagian manakah dari 2 hukum utama yang Yesus tanyakan kepada pemuda ini (lihat Mat.22:37- 40)? Dapatkah seseorang hanya melakukan salah satu dari hukum yang terutama ini? Mengapa demikian?

3. Ketika Yesus menuntut untuk menjual harta dan membagikannya kepada orang miskin, bagaimana responsnya? Mengapa hal ini sulit baginya? Ketika ia melakukan seluruh perintah Allah, bagi siapa ia melakukannya: Allah atau diri sendiri? Apakah yang menduduki posisi tertinggi dalam hidupnya, sehingga ia tidak mau kehilangan hartanya?

4. Bagaimana pemahaman Anda tentang hidup kekal? Dapatkah Anda menaati seluruh perintah Allah bukan dalam rangka mewujudkan hukum yang terutama dan yang pertama? Apakah yang seharusnya Anda tanggalkan agar Allah menjadi prioritas dalam hidup Anda?

(0.11) (1Sam 9:1) (sh: Pemimpin Pilihan Tuhan. (Sabtu, 29 November 1997))
Pemimpin Pilihan Tuhan.

Samuel menaati pimpinan Tuhan untuk melantik seorang raja. Namun ia tidak tahu siapa yang harus diurapinya. Ia menunggu Tuhan menyatakannya. Pada waktunya Samuel diperintahkan mengurapi Saul. Alasan apa pun tua-tua Israel untuk memiliki seorang raja sama sekali tidak dipedulikan Tuhan. Tuhan memutuskan memilih raja karena Ia ingin membebaskan umat-Nya dari tangan bangsa Filistin (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">16). Kesengsaraan umat secara keseluruhan inilah yang diperhatikan Tuhan.

Riwayat Saul. Dalam pemilihan pemimpin, yang dilihat pertama ialah riwayat hidupnya. Saul berasal dari keluarga berada (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">1), kondisi fisik baik (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">2). Ia hidup tanpa kepedulian sosial sehingga tidak mengenal siapa pemimpin bangsanya (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">18). Kerohaniannya pun rendah. Di tengah kegagalannya mencari keledai yang hilang, pelayannya mengusulkan mencari seorang hamba Allah untuk meminta petunjuk (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">6,9). Keengganan itu disebabkan juga oleh ketidaksediaan mengeluarkan biaya sedikit pun (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">7). Karena pelayannya yang membayar, baru ia setuju untuk pergi (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">8). Tidak terlihat kesediaannya untuk berkorban.

Renungkan: Betapa pun hebatnya seorang pemimpin, jangan tempatkan ia sebagai pengganti Tuhan.

Doa: Untuk karakter para pemimpin.

(0.11) (Kis 15:1) (jerusalem) Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam bab ini menimbulkan beberapa kesulitan: 1) Kis 15:5-7 mengulang Kis 15:1-2 seolah-olah pengarang melapor dua sebab berbeda-beda yang mengakibatkan pertikaian itu dengan tidak mempertalikan kedua sebab itu satu sama lain; 2) dalam Kis 15:6 orang berkesan bahwa diadakan sebuah sidang lepas dari pimpinan jemaat, sedangkan dalam Kis 15:12,22 perdebatan diadakan di hadapan sidang seluruh jemaat; 3) sidang itu menghasilkan sebuah penetapan mengenai beberapa aturan ketahiran yang perlu dibebankan pada orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen; penetapan itu diserahkan kepada Paulus (Kis 15:22 dst); tetapi kemudian rupanya Yakobus memberitahukan penetapan itu kepada Paulus dan diandaikan bahwa belum diketahuinya, Kis 21:25. Paulus sendiri tidak berkata apa-apa tentang penetapan itu dalam Gal 2:6 (di mana berbicara tentang rapat di Yerusalem itu) atau dalam 1Ko 8-10; Rom 14 (di mana ia memperbincangkan masalah yang serupa); 4) penetapan yang tercantum dalam Kis 15:29 itu dikeluarkan untuk jemaat-jemaat di Siria dan Kilikia, Kis 15:23; hanya Lukas tidak memberitahukan bahwa Paulus mengumumkan penetapan itu waktu melintasi daerah itu, Kis 15:41, sedangkan berkata tentangnya sehubungan dengan kota-kota di Likaonia, Kis 16:4 dan cara bicaranya dalam Kis 15:19-21; 21:25 memberikan kesan bahwa penetapan itu mesti berlaku di mana-mana. Kesulitan-kesulitan tsb dapat diatasi dengan mengandaikan bahwa Lukas mencampuradukkan dua pertikaian yang berlain-lainan dan yang dipecahkan dengan jalan yang berlain-lainan pula (Paulus dalam Gal 2 lebih baik membeda-bedakan) yakni: sebuah pertikaian yang di dalamnya Paulus dan Petrus ikut serta dan yang mengenai soal apakah hukum Taurat mewajibkan orang-orang Yahudi, bdk Gal 2:1-10; dan sebuah pertikaian yang terjadi kemudian dari itu dan yang di dalamnya peranan utama dipegang oleh Yakobus sedangkan Petrus dan Paulus tidak hadir; pertikaian itu mengenai hubungan sosial antara orang-orang Kristen bekas bukan Yahudi, bdk Gal 2:11-14; menurut pandangan Yahudi maka setiap pergaulan dengan orang-orang bukan Yahudi menajiskan, bdk Kis 15:20+.
(0.11) (Ams 22:1) (sh: Kaya -- miskin (Rabu, 25 Oktober 2000))
Kaya -- miskin

Siapa pun manusia, baik kaya maupun miskin, diciptakan oleh Tuhan (2), sesuai peta dan teladan-Nya. Dapatkah dibenarkan bila si kaya menindas si miskin atau si miskin balas dendam terhadap si kaya? Namun pada umumnya yang terjadi adalah si kaya menguasai si miskin dan si miskin menjadi budak dari si kaya (7). Anehnya banyak orang miskin menikmati keberadaannya dan berdalih membela kemalasannya: "Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan" (13). Beralasan takut bahaya, mereka tidak melakukan apa-apa dan hanya menunggu belas kasihan orang lain. Inilah si miskin yang terjerat karena kemiskinan mentalnya sendiri, tak ada sedikit pun tekad merubah kemiskinannya. Benarkah bila kita menaruh belas kasihan kepada orang miskin ini?

Bagaimana dengan si kaya? Apakah kekayaan yang paling berharga dalam hidupnya? Bagi si kaya mungkin benar, tetapi ada yang jauh lebih berharga bagi manusia, yakni nama baik dan relasi kasih. Keduanya tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan bahkan perak dan emas sekalipun (1). Kekayaan yang hanya berupa materi tak akan membuat manusia hidup berarti, kecuali ia membagikannya kepada si miskin dan hidupnya akan diberkati (9). Bila si kaya dan si miskin bersama menyadari bahwa mereka adalah ciptaan Tuhan, maka terbinalah hubungan kasih sejati, yang kuat menolong yang lemah, dan hidup bersama dalam takut akan Tuhan.

Penulis Amsal juga mengingatkan tentang pentingnya pendidikan bagi orang muda. Kebodohan melekat di hati orang muda, sehingga perlu tongkat didikan untuk mengusirnya (15). Karena kebodohan ini, orang muda tidak dapat memilih jalannya sendiri, ia belum dapat membedakan yang benar dan salah. Karena itu pendidikan perlu dilakukan sedini mungkin, agar anak-anak, remaja, atau pemuda dapat diarahkan kepada jalan yang benar. Bekal kebenaran di masa muda mempersiapkan mereka menempuh jalan kebenaran di masa tuanya, sehingga mereka tidak menyimpang.

Renungkan: Bertindaklah bijaksana, baik terhadap orang kaya maupun orang miskin, karena semuanya adalah ciptaan Tuhan. Dan janganlah lupa mendidik generasi muda dalam jalan kebenaran, karena perjalanan sejarah bangsa di masa depan terletak di pundak mereka.

(0.11) (Luk 8:26) (sh: Menang atas setan dan tanggung jawab Injil (Rabu, 19 Januari 2000))
Menang atas setan dan tanggung jawab Injil

Tatkala kita melihat orang yang terganggu jiwanya atau kerasukan setan, kerap kita berkata: "kasihan" tetapi kita tak melakukan apa-apa. Bahkan kita memilih menghindar daripada berurusan dengannya. Padahal orang tersebut telah hancur harkat dan kehormatannya, bahkan yang ada dalam dirinya hanyalah aib, dan keterasingan dari kesempatan hidup wajar. Dalam kasus ini dikisahkan seorang yang terganggu jiwanya karena pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang dapat menikmati kebahagiaan bila berada di bawah pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang menunjukkan itikad baik untuk berusaha menolongnya terlepas dari belenggu setan.

Keadaan menjadi berbalik ketika Yesus tiba di Gerasa. Yesus datang dan membebaskan orang tersebut dari kuasa setan. Sungguh suatu perubahan total terjadi dalam diri orang tersebut. Dari telanjang, berpakaian, dari kerasukan menjadi waras, dari tidak mengenal siapa Yesus, menjadi pengikut dan menyaksikan berita tentang Yesus. Keselamatan dari Krisus tidak hanya mengubahnya secara total, tetapi juga memotivasinya untuk mempertanggung-jawabkan perubahan tersebut: Berarti: (1) Ia berkuasa atas segala kuasa yang ada di bumi, termasuk kuasa setan, karena setan pun tunduk -- "taat" dan memohon belas kasihan Yesus. (2) Manusia begitu bernilai di hadapan Allah. Karenanya Yesus membebaskannya dari belenggu kuasa setan, memulihkan secara total. Dan menjadikan hidupnya berarti.

Peristiwa di Gerasa adalah salah satu bentuk perbuatan setan yang menghancurkan harkat, martabat, dan nilai manusia. Berbagai bentuk sepak terjang setan masih bergulir hingga hari ini dan sampai akhir. Ia selalu jeli melihat kelemahan manusia dan tidak sedetik pun melepaskan kesempatan menjerumuskan manusia ke dalam perangkapnya.

Renungkan: Seorang yang telah masuk perangkap Iblis, tidak akan dilepaskan begitu saja. Ia pasti minta balasan. Hanya Yesus yang dapat melepaskan dia dari perangkap Iblis. Bila kita menyerahkan kehidupan kita sepenuhnya kepada Dia, hidup yang telah diluluhlantakkan Iblis dapat dipulihkan oleh-Nya. Kuasa-Nya lebih besar daripada kuasa Iblis. Yesus akan memperbaharui secara total. Dan seorang yang sudah mengalami pembaharuan total, akan memiliki tanggung jawab Injil terhadap sesamanya.

(0.11) (Luk 23:50) (sh: Tindakan sederhana mempunyai makna besar. (Sabtu, 22 April 2000))
Tindakan sederhana mempunyai makna besar.

Yusuf dari Arimatea jarang disebut-sebut dalam Alkitab. Perannya baru    nampak pada waktu penguburan Yesus. Dia adalah anggota Majelis    Besar yang baik dan benar, dan yang menanti-nantikan Kerajaan    Allah. Dia adalah seorang yang tidak setuju dengan keputusan    Majelis untuk menyalibkan Yesus, tetapi dia tidak dapat berbuat    apa-apa untuk menentang keputusan tersebut. Yang bisa dilakukan    oleh Yusuf adalah meminta mayat Yesus kepada Pilatus untuk    dikuburkan di makam yang masih baru.

Dalam kesibukan masa pra Paskah, Yusuf masih menyempatkan diri    untuk mempersiapkan dan menguburkan Yesus. Walaupun peristiwa    penguburan orang mati merupakan peristiwa biasa, namun    sesungguhnya peristiwa ini penting untuk menegaskan bahwa Yesus    sungguh mati   dan bukan hanya pingsan atau mati suri. Ini    adalah fakta sejarah manusia.  Tindakan Yusuf yang sederhana itu    sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan satu penghargaan    terhadap Yesus. Dalam tangan Yesus tindakan sederhana itu    menjadi kesaksian yang memperkokoh iman Kristen di sepanjang    sejarah manusia dan menggenapkan rencana-Nya bagi umat manusia    yaitu Yesus mati, dikuburkan, dan bangkit.

Apa yang akan terjadi seandainya Yesus dikuburkan dalam kuburan    masal? Apakah Kristen nantinya bisa menyebut kubur yang kosong    sebagai bukti kebangkitan-Nya? Ini bukan suatu kebetulan bahwa    Yusuf mempersembahkan kubur yang masih kosong bagi Yesus, namun    Allah turut berkarya. Kristen masa kini dapat meneladani Yusuf    dalam hal melakukan pelayanan, pekerjaan ataupun tugas lainnya    baik itu hal yang besar ataupun kecil, lakukan itu bagi    kemuliaan Allah. Niscaya Allah akan mempergunakannya untuk    menjadi berkat bagi banyak orang dan menjadi kesaksian yang    kokoh bagi Injil Kristus. Yang menghalangi Kristen untuk berbuat    sesuatu adalah pemikiran bahwa tindakan mereka tidak dapat    memberikan dampak yang menyeluruh bagi masyarakat. Karena itu    percuma saja melakukannya. Namun bagaimana seandainya Yusuf    berpikir bahwa memberikan kubur baru tidak dapat membangkitkan    Yesus dan karena itu percuma saja melakukannya?

Renungkan: Lakukan semua perkara, baik kecil maupun besar bagi    kemuliaan-Nya, maka Dia yang akan menggenapkan rencana-Nya di    dalam dan melalui diri kita.

(0.11) (Yes 64:1) (sh: Pertobatan awal pemulihan (Kamis, 1 September 2005))
Pertobatan awal pemulihan

Pertobatan berarti perpalingan dari perbuatan dosa kepada perilaku yang menyenangkan hati Tuhan. Penyebab pertobatan beragam. Ada orang yang bertobat karena ia dihukum Tuhan akibat dosanya, ada juga orang yang ber-tobat karena ia mengalami pertolongan-Nya.

Seruan Israel menyiratkan pertobatan karena mereka menyadari kesalahan mereka. Mereka mengakui bahwa perbuatan dosa merekalah yang menyebabkan mereka men-derita (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">5b). Yang mereka anggap saleh, ternyata hanya ritual dan tradisi yang tidak kudus (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">6). Akibatnya, mereka kehilangan hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Hubungan itu rusak oleh kenajisan mereka sendiri. Kenajisan yang tidak dapat dibersihkan dengan usaha kesalehan mereka sekalipun. Perbuatan jahat membuat kedudukan mereka lemah, tak ubahnya selembar daun yang mudah diterbangkan angin (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">6). Keinsyafan ini menumbuhkan kerinduan untuk memiliki hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">8).

Tidak ada hal lebih mengerikan dalam hidup ini daripada kehilangan hadirat Allah. Bagi orang beriman, mengalami penyertaan Tuhan, menikmati wajah-Nya yang memberi kedamaian dan arah hidup adalah hak dan pengalaman yang tak tergantikan oleh apa pun. Karena itu, kita harus menjaga agar tidak membuka peluang sedikit pun bagi sikap hidup, hati, dan tindakan yang tidak menyukakan Allah. Apabila kita sungguh umat tebusan-Nya, keinsyafan akan dosa yang telah kita lakukan merupakan bukti bahwa kita milik-Nya. Sejauh-jauhnya orang beriman menyimpang dari jalan Tuhan, ia akan kembali juga kepada Penjunannya. Semurka apa pun Allah terhadap dosa, Ia membuka hati-Nya menyambut dan memulihkan yang bertobat. Tuhan tidak pernah menolak siapa saja yang datang kepada-Nya, termasuk pendosa yang mau bertobat. Tuhan Yesus sanggup memulihkan segala sesuatu menjadi baru.

Doaku: Ya Tuhan, janganlah murka amat sangat dan jangan-lah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya.

(0.11) (2Taw 2:1) (sh: Persahabatan yang istimewa (Kamis, 9 Mei 2002))
Persahabatan yang istimewa

Penyebutan perdagangan internasional dalam tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">1:16-17 diperluas dengan kisah tentang bantuan internasional ketika Salomo akan membangun bait Allah. Salomo, yang sungguh-sungguh memiliki pengabdian untuk membangun bait Allah, dengan antusias mengerahkan banyak pekerja, yaitu orang-orang asing sebagai kuli dan kemungkinan orang-orang Israel Utara sebagai mandor (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">1-2,17-18, bdk. tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">10:1-4).

Selain mengatur para pekerja, Salomo mencari bahan untuk pembangunan bait Allah yang didirikan bagi nama TUHAN. Ia menulis surat kepada Huram, raja negeri Tirus (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">3-10). Surat ini mencakup 3 permintaan: [1] Kayu aras, karena ia membangun bait Allah demi penyembahan yang ideal kepada Allah, sebagai kewajiban orang Israel selama-lamanya (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">3b-4), [2] Seorang ahli (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">5-7), sebab ia ingin mendirikan bait Allah yang sangat besar karena Allahnya lebih besar daripada segala Allah, dan [3] Kayu aras, sanobar, dan cendana Libanon, sekali lagi adalah agar hasilnya menjadi megah dan luar biasa (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">8-10). Salomo menjanjikan akan membayar Huram agar permohonannya diterima.

Huram kemudian memberikan respons terhadap permohonan Salomo (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">11-16). Pertama-tama ia memuji Salomo sebagai tanda bahwa Allah mengasihi umat-Nya (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">11-12). Sebagai sahabat Daud, Huram juga menaikkan syukur atas bertakhtanya Salomo sebagai raja yang patut dipuji karena bijaksana. Kedua, Huram mengirim Huram Abi untuk menjadi salah satu koordinator ahli-ahli pembangunan bait Allah (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">13-14). Ketiga, Salomo diminta membayar dengan apa yang sudah Salomo ajukan sendiri sebagai pengganti material pembangunan bait Allah (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">15-16).

Hubungan Salomo dan Huram memberikan pelajaran bagi komunitas pascapembuangan tentang hubungan antara Israel dengan bangsa-bangsa lain. Kisah ini dimaksudkan agar komunitas pascapembuangan tidak menjadi eksklusif. Selama hubungan dengan bangsa-bangsa lain adalah untuk pelayanan dan kemuliaan Allah, kerja sama seperti itu tidak dilarang.

Renungkan: Persahabatan yang istimewa bisa Anda miliki dengan orang-orang non-Kristen — demi pelayanan dan kemuliaan Allah.

(0.11) (Mat 17:20) (full: IMAN ... TAKKAN ADA YANG MUSTAHIL. )

Nas : Mat 17:20

Yesus sering mempercakapkan sifat dari iman yang sejati. Ia berbicara tentang iman yang sanggup memindahkan gunung, mengadakan mukjizat dan penyembuhan serta melakukan hal-hal besar untuk Allah. Apakah sebenarnya iman ini yang disebut oleh Yesus?

  1. 1) Iman yang sejati adalah iman efektif yang memberikan hasil: akan "memindahkan gunung".
  2. 2) Iman yang sejati bukanlah percaya kepada "iman" sebagai suatu kekuatan atau kuasa, tetapi "percaya kepada Allah" (Mr 11:22).
  3. 3) Iman yang sejati adalah karya Allah di dalam hati orang percaya (Mr 9:24; Fili 2:13). Iman meliputi kesadaran yang diberikan oleh Allah ke dalam hati kita bahwa doa-doa kita dikabulkan (Mr 11:23). Iman itu diciptakan oleh Roh Kudus di dalam diri kita; kita tidak dapat menghasilkannya dalam pikiran kita (Rom 12:3; 1Kor 12:9;

    lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

  4. 4) Karena iman yang sejati adalah suatu karunia yang dianugerahkan kepada kita oleh Kristus, sangat penting untuk mendekat kepada Kristus dan Firman-Nya serta memperdalam penyerahan dan keyakinan kita kepada-Nya (Rom 10:17; Fili 3:8-15). Kita bergantung pada-Nya dalam segala hal; "di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh 15:5; juga lih. Yoh 3:27; Ibr 4:16; 7:25). Dengan kata lain, kita harus mencari Kristus sebagai pencipta dan penyempurna iman kita (Ibr 12:2). Kehadiran-Nya yang dekat dan ketaatan kita kepada Firman-Nya merupakan sumber dan rahasia iman (Mat 9:21; Yoh 15:7).
  5. 5) Iman yang sejati berada di bawah pengawasan Allah. Iman dianugerahkan berdasarkan kasih, hikmat, kasih karunia, dan maksud Kerajaan Allah. Iman itu dianugerahkan untuk melaksanakan kehendak-Nya dan untuk mengungkapkan kasih-Nya kepada kita. Itu tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan diri kita sendiri (Yak 4:3).
(0.11) (Yoh 20:1) (sh: Tuhan yang diambil orang (Minggu, 4 April 1999))
Tuhan yang diambil orang

Tuhan yang tidak bangkit atau tuhan yang mati adalah tuhan yang diambil orang. Itulah tuhannya Maria Magdalena. Suatu kesimpulan yang sangat mustahil sebenarnya, sebab kubur itu disegel dan dijaga tentara elit Romawi, dan tidak mungkin orang mencuri mayat Yesus sedangkan kain pembungkus tubuh dan kepala jenazah Tuhan Yesus ditinggalkan dalam keadaan tetap utuh seperti semula. Bila Maris Magdalena berkesimpulan seperti itu, adalah wajar sebab ia sangat mencintai Yesus karena ia mendapat terlalu banyak dari Yesus. Tetapi ternyata kasih yang dalam kepada Yesus, tanpa kebangkitan Yesus tidak cukup, atau kasih yang sia-sia. Kasih tanpa kebangkitan adalah kasih yang menuntun orang kepada kecemasan, kegelisahan, dan kepanikan. Kasih yang bisa sampai pada kesimpulan "Tuhan kami diambil orang". Sebaliknya, kasih yang disertai kebangkitan Kristus adalah kasih yang menghadirkan rasa tenang, aman, sebab panjar sudah diberikan, atau asuransi sudah digenggam dalam tangan. Apakah Tuhan kita adalah Tuhan yang bangkit, ataukah Tuhan kita adalah Tuhan yang diambil orang?

Kubur yang kosong. Kekuatan terdahsyat yang tak dapat dipungkiri maupun dielakkan adalah ketika kematian ditaklukkan-Nya. Kubur yang kosong membuktikan bahwa Sang Hidup tak dapat dikalahkan maut, sebaliknya maut dipecundangi-Nya. Kebangkitan Kristus membuktikan kebenaran ucapan-ucapan-Nya tentang diri-Nya dan tentang maksud kematian-Nya yaitu memberikan nyawa-Nya untuk tebusan nyawa kita dari kuasa dosa dan kuasa maut. Fakta kubur kosong, kebangkitan Kristus mampu mengangkat seluruh keberadaan kita hingga hidup yang berat dan serba tak menentu sekarang ini dapat kita jalani dan isi dengan pertolongan kuasa kebangkitan-Nya.

Renungkan: Tak dapat dipungkiri bahwa kita kerap menjadi seperti Maria Magdalena dan Petrus yang merasa hidup seolah hampa, semangat luruh menjadi letih lesu. Tetapi kemenangan Kristus merupakan dasar untuk keselamatan kekal kita.

Doa: Kuasailah hidup kami ya Tuhan yang bangkit, agar kami tidak dikuasai kubur.

(0.11) (Ibr 13:20) (sh: Maha Karya Kristus (Sabtu, 13 Mei 2000))
Maha Karya Kristus

Penutupan surat Ibrani ini mengandung makna yang indah dan dalam tentang iman dan kehidupan kristen. Di dalamnya, penulis mengingatkan kita sekali lagi apa yang sudah dilakukan oleh komitmen Allah untuk kekudusan kita. Jika kita harus dikuduskan maka kita membutuhkan Seorang Gembala Agung yang sudah bangkit dari kematian, untuk menuntun langkah kita di jalan kebenaran. Dengan demikian kita dapat yakin sepenuhnya bahwa melalui-Nya, Allah akan memenuhi setiap janji yang pernah diucapkan.

Penulis juga berpesan kepada jemaat bahwa Timotius 'saudara kita' akan datang. Menarik sekali untuk disimak perkataan 'Timotius saudara kita'. Timotius sudah menjadi seorang saudara bagi jemaat Ibrani dan penulis surat. Tidak perlu diragukan lagi, mereka sudah memperlakukan pelayanan Timotius sebagai pelayanan mereka sendiri. Mereka tentunya berdoa senantiasa untuknya. Kedatangannya merupakan sumber kesukacitaan mereka. Ini semua membuktikan bahwa iman yang benar di dalam Kristus memperluas wawasan Kristen. Iman yang benar akan mengangkat Kristen keluar dari perhatiannya terhadap masalah yang sempit, pribadi, dan egois atau keluar dari masalah nasional sekalipun. Iman yang benar akan membawa Kristen memperhatikan masalah internasional yang berhubungan dengan pelayanan Kristus dan para pekerja-Nya di seluruh dunia. Pada akhirnya semua ini akan memampukan kita untuk melihat bagian-bagian yang tak dapat dipisahkan dari 'perusahaan raksasa-Nya'.

Tidak hanya itu, iman yang benar akan memimpin Kristen kepada suatu realita yang sangat mengagumkan dari keluarga Allah (24). Sebab selain mungkin terjadinya percekcokan dalam keluarga itu, Kristen akan mengalami dan merasakan kasih yang nyata lahir dari Roh Allah yang akan mempersatukan Kristen di dalam Kristus - Kristen di seluruh dunia dan Kristen di sepanjang segala abad.

Renungkan: Karya keselamatan Kristus adalah sebuah Maha Karya. Karena Maha Karya ini tidak hanya menebus dan menguduskan individu namun juga mempersatukan seluruh umat tebusan-Nya. Tidak hanya mereka yang berasal dari satu bangsa atau satu generasi, tetapi dari berbagai bangsa dan sepanjang zaman. Maha Karya itu mampu menembus ras, ruang, dan waktu.

(0.11) (Mzm 62:1) (sh: Tenang teduh di dekat Tuhan (Senin, 8 Oktober 2001))
Tenang teduh di dekat Tuhan

Mazmur ini membeberkan keyakinan Daud kepada Tuhan saat ia menghadapi persepakatan politik yang ingin menjatuhkannya (ayat 2- 5). Dengan keyakinannya, ia mengajak umat-Nya bersandar kepada Tuhan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">6-9). Karena ia menyadari bahwa segala kejayaan manusia adalah rapuh di hadapan Tuhan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-11), tetapi kuasa, kasih setia, dan keadilan Tuhan yang diberikan kepadanya adalah teguh (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-13).

Situasi saat itu bukanlah keadaan yang aman bagi Daud. Ia menyadari bahwa dirinya seperti dinding miring yang segera akan roboh (ayat 4), yang sedang dikerumuni oleh mereka yang ingin menghempaskannya. Ia mengetahui bahwa dirinya didustai oleh mereka yang berkata manis, padahal di dalam hati mengutukinya (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Namun dalam situasi yang terhimpit ini, Daud tetap diliputi rasa aman dan tenang teduh karena berada dekat dengan Allah, satu- satunya sumber pengharapan yang dapat diandalkan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-3, 6-7). Kedekatannya dan pemahamannya akan Tuhan merupakan jangkar bagi keyakinannya yang kokoh. Kedekatannya kepada Tuhan tidaklah terlepas dari pemahamannya tentang Tuhan sebagai sumber keselamatan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">2b), pengharapan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">6b, 7), dan kemuliaannya (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">8). Ia adalah tempat perlindungan yang teguh, yang menyediakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan bagi umat-Nya untuk mencurahkan isi hati mereka (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">9). Dialah yang memberikan kepadanya kuasa, kasih setia, dan keadilan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">12).

Pengenalannya yang tepat kepada Tuhan menuntunnya untuk: [1] Tetap tenang pada masa yang sukar, karena ia mengetahui bahwa para musuhnya tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">10); [2] Menyadari bahwa keselamatan dan kemuliaannya bergantung kepada Tuhan (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">8). Ia mengajak umat-Nya untuk tidak bergantung kepada harta, melainkan kepada Tuhan setiap waktu (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">9); [3] Menjadi seorang penguasa yang memiliki kesadaran moral dan menyadari bahwa pemerasan dan perampasan bukanlah jalan keluar bagi persoalannya (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" vsf="TB" ver="">11).

Renungkan: Apakah atau siapakah yang selama ini menjadi sumber rasa aman Anda? Tepatkah Anda berharap kepadanya? Hal-hal apakah yang menjadi penghambat bagi Anda untuk bergantung penuh pada Tuhan? Bagaimana pemahaman hari ini menolong Anda untuk semakin bergantung kepada Tuhan?

(0.11) (Yeh 34:25) (full: PERJANJIAN DAMAI. )

Nas : Yeh 34:25

Mesias-Gembala akan memulihkan damai sejahtera dan kesempurnaan yang merupakan ciri kehidupan sebelum dosa memasuki dunia (pasal Kej 1:1-3:24). Perjanjian ini juga disebut "perjanjian baru" (lih. Yer 31:31-34), dan akan mencapai penggenapan sempurna di langit baru dan bumi baru (pasal Wahy 21:1-22:21). Ketika itulah akan turun "hujan yang membawa berkat" bagi orang tebusan (ayat Yeh 34:26) dan kepenuhan kehadiran Allah di antara umat-Nya (ayat Yeh 34:30).

(0.11) (Mzm 19:14) (jerusalem: ucapan mulutku) Yaitu kidung ini yang oleh pesajak dipersembahkan kepada Tuhan
(0.11) (Mat 20:17) (sh: Siapa di "sebelah kiri dan kanan" Tuhan? (Minggu, 20 Februari 2005))
Siapa di "sebelah kiri dan kanan" Tuhan?

Wajarlah jika Yohanes dan Yakobus berharap bisa mendampingi Tuhan Yesus dalam kerajaan-Nya. Mereka adalah murid terdekat-Nya dan telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengiring Dia.

Persoalannya adalah mereka tidak peka akan perasaan Tuhan Yesus. Permintaan ini disampaikan pada saat Tuhan Yesus sedang menggumuli penderitaan yang akan dialami-Nya di atas salib (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">17-19). Mereka tidak memahami makna di balik penderitaan-Nya. Bagi mereka, Tuhan Yesus akan menjadi raja yang perkasa yang mengenyahkan penjajah Romawi dan mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini. Maka kelak mereka pun akan memerintah bersama-Nya. Seandainya mereka mengerti bahwa Tuhan Yesus bukanlah Raja Yahudi seperti yang mereka harapkan, pasti mereka tidak akan menyanggupi meminum cawan penderitaan Tuhan Yesus itu (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">22). Kemarahan sepuluh murid lainnya terhadap Yohanes dan Yakobus menunjukkan bahwa sebenarnya mereka pun berpikiran yang sama (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">24; band. Mat. 18:1-5).

Tuhan Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Surga berbeda dengan pemerintahan dunia. Menurut hukum dunia, siapa yang berkuasa, dialah yang dilayani (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">25). Akan tetapi, dalam Kerajaan Surga, siapa yang mau melayani orang lain justru dialah yang terbesar. Tuhan Yesus sendiri menyatakan keteladanan-Nya dengan melepaskan hak untuk dilayani supaya bisa melayani manusia. Bahkan Ia rela mati sebagai tebusan demi keselamatan setiap orang (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">26-28).

Pada umumnya, manusia ingin berkuasa karena kekuasaan identik dengan dilayani, hidup enak, kaya, terkenal, dsb. Kalau perlu hal itu diperoleh dengan cara menjegal sesama atau menindas kebenaran demi mendapatkan posisi tertinggi. Kalau hal demikian dilakukan juga dalam gereja dan pelayanan, berarti kita telah menyalahartikan dan menyalahgunakan kekuasaan dalam Tuhan.

Ingatlah: Berkuasa berarti kesempatan melayani Tuhan dan sesama.

(0.11) (Why 5:1) (sh: Yesus layak disembah (Kamis, 31 Oktober 2002))
Yesus layak disembah

Banyak orang ragu untuk percaya kepada Yesus. Bahkan di antara orang yang menamakan diri Kristun pun, bermunculan sikap mempertanyakan ketuhanan Yesus Kristus. Jika fakta masakini demikian, mengapa kita mempertaruhkan segenap hidup kita dan komit untuk taat kepada-Nya?

Bagian ini memberi kita jawab telak dengan mengajukan beberapa alasan kuat. Pertama, penulis Wahyu beroleh suatu penglihatan eskatologis. Sebuah gulungan kitab yang bertuliskan dua sisinya ternyata hanya dapat dibuka oleh Yesus. Bahwa dua sisi gulungan itu berisi tulisan adalah hal yang tidak lazim sebab gulungan biasanya hanya ditulisi satu sisinya saja. Ini mungkin menunjuk pada sejarah karya Allah di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, atau dua sisi karya Allah mewujudkan Kerajaan-Nya yaitu Perjanjian Anugerah dan Penghakiman. Apa persisnya kita tidak tahu. Yang jelas hanya Yesus yang layak, sebab Dia adalah Singa Yehuda (menunjukkan kemenangan-Nya), yaitu Anak Domba yang bertakhta di surga (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">5-7). Kematian dan kebangkitan-Nyalah penggenap rencana-rencana Allah dalam gulungan itu.

Kedua, tidak saja kelayakan Yesus dipaparkan di sini, tetapi juga kewajiban umat untuk menyembah Yesus. Doa-doa atau semua ungkapan permohonan iman kita hanya Dia yang dapat menampung dan mengabulkannya (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">5). Juga semua umat layak memuji menyembah Dia, sebab kita telah dibeli-Nya dengan harga darah-Nya sendiri (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">9-10). Nasib kita telah diubah-Nya. Jauhnya langit dari bumi pun belum dapat melukiskan kontras keadaan kita tanpa Dia dan di luar anugerah-Nya dengan keadaan dan status kita ketika dijadikan pewaris Kerajaan-Nya dan imam-imam bagi Allah (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">10b). Untuk memuji sang Domba-Singa yang perkasa ini, seluruh malaikat surga, umat tebusan, dan semua penghuni surga dan bumi menaikkan puji sembah mereka (ayat tidak+membayar+tebusan+apa-apa&tab=notes" ver="">9-10,12-14).

Renungkan: Teruskan semangat reformasi: tempatkan Yesus dan karya-Nya di pusat iman dan ibadah kita.



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA