Ketika mereka ada dekat rumah Mikha itu, dikenal merekalah logat orang muda suku Lewi<x id="c" /> itu, lalu singgahlah mereka ke sana dan berkata kepadanya: "Siapakah yang membawa engkau ke mari? Apakah pekerjaanmu dan urusanmu di sini?"

Sesudah itu pergilah kelima orang<x id="g" /> itu, lalu sampailah mereka ke Lais.<x id="h" /> Dilihat merekalah, bahwa rakyat yang diam di sana hidup dengan tenteram, menurut adat orang Sidon, aman dan tenteram.<x id="i" /> Orang-orang itu tidak kekurangan apapun yang ada di muka bumi, malah kaya harta. Mereka tinggal jauh dari orang Sidon<x id="j" /> dan tidak bergaul dengan siapapun juga.

Lalu berbicaralah kelima orang yang telah pergi mengintai daerah Lais<x id="s" /> itu, katanya kepada saudara-saudara sesukunya: "Tahukah kamu, bahwa dalam rumah-rumah ini ada efod,<x id="t" /> terafim, patung pahatan dan patung tuangan?<x id="u" /> Oleh sebab itu, insafilah apa yang akan kamu perbuat!"

Lalu bani Dan, dengan membawa barang-barang yang dibuat Mikha, juga imamnya, mendatangi Lais, yakni rakyat<x id="f" /> yang hidup dengan aman dan tenteram. Mereka memukul orang-orang itu dengan mata pedang dan kotanya<x id="g" /> dibakar.<x id="h" />

Tidak ada orang yang datang menolong, sebab kota itu jauh dari Sidon<x id="i" /> dan orang-orang kota itu tidak bergaul dengan siapapun juga. Letak kota itu di lembah Bet-Rehob.<x id="j" /> Kemudian bani Dan membangun kota itu kembali dan diam di sana.

Bani Dan menegakkan bagi mereka sendiri patung pahatan itu, lalu Yonatan bin Gersom<x id="m" /> bin Musa bersama-sama dengan anak-anaknya menjadi imam bagi suku Dan, sampai penduduk negeri itu diangkut sebagai orang buangan.

Lalu keluarlah<x id="m" /> pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Tidak, saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat; karena orang ini telah masuk ke rumahku, janganlah kamu berbuat noda.<x id="n" />

Maka sekarang, serahkanlah orang-orang itu, yakni orang-orang<x id="l" /> dursila yang di Gibea itu, supaya kami menghukum mati mereka dan dengan demikian menghapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.<x id="m" />" Tetapi bani Benyamin tidak mau mendengarkan<n id="1" /> perkataan saudara-saudaranya, orang Israel itu.

TUHAN membuat suku Benyamin<x id="q" /> terpukul kalah oleh orang Israel, dan pada hari itu orang-orang Israel memusnahkan dari antara suku Benyamin dua puluh lima ribu seratus orang, semuanya orang-orang yang bersenjatakan pedang.

Maka perkumpulan itu menyuruh ke situ dua belas ribu orang dari orang-orang gagah perkasa dengan memerintahkan kepada mereka, demikian: "Pergilah, pukullah penduduk Yabesh-Gilead dengan mata pedang<n id="1" />, juga perempuan-perempuan dan anak-anak.

Jadi bani Benyamin berbuat demikian; dari gadis-gadis yang menari-nari<x id="a" /> yang dirampas itu mereka mengambil perempuan, jumlahnya sama dengan jumlah mereka, kemudian pulanglah mereka ke milik pusakanya<x id="b" /> lalu membangun kota-kotanya kembali dan diam di sana.<x id="c" />

Suku Manasye tidak menghalau<x id="p" /> penduduk Bet-Sean dan penduduk segala anak kotanya, penduduk Taanakh dengan segala anak kotanya, penduduk Dor<x id="q" /> dengan segala anak kotanya, penduduk Yibleam<x id="r" /> dengan segala anak kotanya, dan penduduk Megido<x id="s" /> dengan segala anak kotanya, sebab orang Kanaan<x id="t" /> itu berkeras untuk tetap diam di negeri itu.

Lalu Abimelekh dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia naik ke gunung Zalmon.<x id="f" /> Abimelekh mengambil kapak, lalu memotong dahan-dahan kayu, mengangkatnya dan meletakkannya ke atas bahunya sambil berkata kepada rakyatnya yang bersama-sama dengan dia: "Turutilah dengan segera perbuatanku yang kamu lihat ini."