(0.36310866666667) | (2Kor 11:1) |
(ende: Kebodohan) Istilah asli mendekati arti "kegila-gilaan". Maksudnja disini ialah: pembelaan diri dengan menondjolkan keutamaan dan keunggulan dirinja sendiri. Paulus merasa segan dan malu berbuat demikian, tetapi ia terpaksa meniru dalam hal itu para penentang untuk menginsjafkan umat. |
(0.36310866666667) | (2Kor 11:29) |
(ende) Bdl. 1Ko 9:22. |
(0.36310866666667) | (2Kor 13:5) |
(ende: Periksalah, udjilah dirimu) Jaitu beralasan peringatan-peringatan dan pendjelasan-pendjelasan Paulus dalam surat ini, apakah sikap mereka terhadap "rasul-rasul", atau terhadap Paulus dan Kristus tahan udji. |
(0.36310866666667) | (Gal 2:3) |
(ende) "Berlari". Paulus gemar mengandjurkan kegiatan dalam agama dengan menggunakan kiasan-kiasan dari dunia olah-raga. Menempuh djalan menudju kesempurnaan hidup dan hidup abadi dinamakan "berdjalan", kalau ditempuh dengan lebih giat dan bersemangat, digunakannja istilah "berlari" atau "berlumba". |
(0.36310866666667) | (Gal 2:17) |
(ende) Kedua kalimat padat dan agak kabur ini dapat ditafsirkan barangkali seperti berikut: |
(0.36310866666667) | (Gal 2:21) |
(ende: Tidak mengingkari rahmat) seperti pengandjur-pengandjur palsu dan para pengikutnja. Paulus tidak mau berlagak seolah-olah rahmat Allah dan kepertjajaan akan Kristus tidak tjukup, bukan satu-satunja sjarat keselamatan. |
(0.36310866666667) | (Gal 6:1) |
(ende: Kamu sebagai orang rohani) Utjapan ini bertjorak sindiran rasanja, dan dapat disadur kamu jang menganggap dirimu dihidupi Roh dan lebih kuat, sambil memandang hina kepada orang jang kebetulan berdosa. |
(0.36310866666667) | (Gal 6:12) |
(ende: Dalam daging) dengan tanda sunat pada tubuhnja dan dengan mengamalkan hukum taurat dengan perbuatan-perbuatan jang bersifat lahiriah sadja. |
(0.36310866666667) | (Flp 3:17) |
(ende) Fasal ini merupakan suatu landjutan dari seruan "berawas-awaslah" dalam Fili 3:2. |
(0.36310866666667) | (Kol 2:15) |
(ende: Pemerintahan dan Penguasaan) Dengan itu disini tentu bukan sadja dimaksudkan kalangan-kalangan Malaekat, seperti dalam Kol 1:16, melainkan djuga hukum taurat dengan tafsiran-tafsiran manusiawinja, dan lagi roh-roh jang menurut chajalan orang-orang kafir memenuhi angkasa dan menguasai nasib manusia diatas bumi. Segala "kekuasaan" diluar Allah dan jang menentang kebenaran Indjil telah dialahkan oleh Jesus dengan kematian dan dalam kebangkitanNja. Kemenangan jang gemilang itu digambarkan Paulus bagaikan perajaan kemenangan orang Romawi atas musuh-musuhnja dalam perang. Kaisar atau panglima jang telah menang dielu-elukan dengan meriah dan diperarakan dengan upatjara kebesaran berkeliling dilorong-lorong kota Roma, dan dalam perarakan itu diseret serta para panglima atau radja jang dikalahkan, telandjang dan terbelenggu, mendjadi tontonan bagi rakjat. |
(0.36310866666667) | (Kol 3:16) |
(ende: Dengan mazmur-mazmur dll) Ada jang menghubung bagian kalimat ini dengan kalimat mendahuluinja, jakni: "Hendak kamu saling mengadjari dan menasehati dengan mazmur-mazmur, madah-madah dan lagu-lagu jang diilhamkan oleh Roh Kudus. |
(0.36310866666667) | (Kol 4:7) |
(ende: Tichikus) Ia berasal dari propinsi Asia dan dipilih orang untuk menemui Paulus dalam mengantar derma-derma umat-umat ke Jerusalem. Bdl. Kis 20:4; 2Ti 4:12 dan Tit 3:12. |
(0.36310866666667) | (Kol 4:14) |
(ende: Lukas) Ia pengarang "Indjil ketiga" dan Kis. Ras., dan menemani Paulus dalam tahanannja di Roma. Lih. Kis 20:5 dsl; Kis 27:2 dsl. Lagi 2Ti 4:11. |
(0.36310866666667) | (1Tes 4:5) |
(ende: Oleh hawa nafsu) Maksudnja: djangan semata-mata atau terlalu oleh dorongan nafsu, dengan kurang mengindahkan tjita-tjita jang lebih luhur dan tinggi, jaitu kepentingan-kepentingan Allah dan kepentingan rohani-abadi. |
(0.36310866666667) | (1Tes 4:11) |
(ende: Hidup tenang) Umat Tesalonika nampak sangat gelisah oleh kabar angin, bahwa kedatangan Kristus sudah hampir. Dan oleh sebab itu banjak orang melalaikan pekerdjaannja sehari-hari, sampai melarat dan hidup tak teratur dengan membenalu sadja. Mereka hidup tak tertib. |
(0.36310866666667) | (Ibr 5:13) |
(ende) Maksud ajat ini dalam keseluruhan tjukup terang, hanja ungkapan-ungkapan masing-masing agak kabur. Dapat disadur: "belum tjukup terlatih atau matang untuk mengerti lebih dalam dan menikmati kebenaran dan isi sabda Allah. |
(0.36310866666667) | (Ibr 9:8) |
(ende) Ruangan jang Mahakudus disini berarti surga tempat Allah bersemajam. Surga itu masih tertutup bagi umat manusia selama "kemah lama", jaitu ibadat dan hukum Perdjandjian Lama, masih ada dan berlaku. |
(0.36310866666667) | (Ibr 12:2) |
(ende) Umat djangan putus asa sebab Jesus adalah pelopor dan pemimpin mereka dalam perdjuangannja, dan Ia berkuasa pula untuk membawa mereka kepada kemenangan, asal sadja mereka mengikuti djedjakNja. |
(0.36310866666667) | (2Ptr 1:1) |
(ende) SURAT KEDUA SANTU PETRUS KATA PENGANTAR Pengarang dan waktu ia menulis Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat- surat lainnja dalam Perdjandjian Baru. Sepintas lalu, pertentangan ini seperti tak ada alasannja. Surat dibuka dengan utjapan selamat dari ,Simon Petrus, abdi dan rasul Jesus Kristus". Pengarang menjatakan dirinja penjaksi mata terhadap peristiwa Kristus berubah rupa digunung Tabor (1:16-18), suatu pernjataan tak langsung tetapi djelas dimaksudkan Petrus (Mk. 9:2). Dan dalam 3:1 penulis menegaskan babwa inilah "surat kedua jang kutulis untuk kamu", suatu penegasan, jang menurut konteks, hanja dapat dikenakan kepada surat I Petr. Kalau bukan Petrus, siapakah pengarang sebenarnja? Kemungkinan adanja seorang pengarang lain disarankan oleh mereka jang berpendapat bahwa surat ini ditulis kemudian dari masa rasul-rasul. Pada tempat pertama, terang-terangan bahwa dikalangan Para pembatja terdapat orang-orang jang mulai bimbang akan kedatangan-kedua dari Kristus (3:3). Dikalangan orang kristen purba ada hidup suatu kejakinan bahwa kerobohan Jerusalem dan achirat dunia itu berhubungan erat (Mt. 24:2). Tak akan ada keragu-raguan mengenai kedatangan Kristus kedua, andaikata hal itu tak dituturkan djustru berdampingan dengan kerobohan Jerusalem. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sudah beberapa tahun lewat sedjak robohnja kota Jerusalem pada tahun 70. Tetapi Petrus sudah wafat sebelum peristiwa itu terdjadi. Penulis menampik kritik itu dengan menundjukkan tak pastinja kedatangan-kedua Kristus (3:8-10). Akan tetapi penulis dari surat pertama Petrus merasa tak perlu memperkatakan soal itu. Untuk dia, seperti djuga untuk banjak orang kristen purba "achirat dari segala sesuatu itu sudah dekat" (I Petr. 4:7,17). Penulis surat II Petr. ternjata hidup pada periode jang lebih kemudian. Tambahan pula, dalam II Petr 3:4 "bapa-bapa" kepada siapa ia alamatkan suratnja "sudah tidur njenjak" atau mati. Ini dapat dikenakan kepada generasi pertama dari orang kristen purba, dan telah dibuat djauh lebih dahulu daripada achir masa rasul-rasul. Serupa dengan itu ialah penjebutan nabi-nabi dan"rasul- rasulmu" (jakni mereka jang telah mengabarkan Indjil kepada para pembatja) jang kedua-duanja adalah manusia-manusia penghuni masa jang sudah lampau (3:2). Dalam 3:15-16 Pengarang berbitjara tentang "segala surat" St. Paulus. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sebagian besar daripada surat-surat jang kita kenal sekarang ini telah ditulis dan dipandang sebagai Kitab Kudus. Dan rupanja tertulis sezaman dengan Kitab-Kitab Kudus jang diwahjukan sebelum kematian rasul tsb. Achirnja, menilik masa penulisannja, surat ini seakan-akan banjak bergantung kepada surat Judas. Djika surat Judas ditulis sesudah tahun 70 (dan rupanja demikian), maka rasul Petrus tak pernah sudah dapat menulis surat ini. Sebab-sebab mengapa orang berpendapat bahwa surat kedua Petrus ini ditulis kemudian, dan bukan oleh Petrus sendiri, banjak sedikitnja diperteguh oleh perbandingan gajabahasanja dengan Surat Pertama Petrus. Kedua surat itu sudah terang tidak berasal dari tangan jang sama. Sekalipun penggunaan djurutulis- djurutulis jang berlainan bisa membatalkan dugaan ini, toh tak dapat ia merobah dugaan akan adanja pengarang jang berbeda. Bagaimana sekalipun berlainan pendapat orang tentang penulis surat ini, namun kesimpulan jang dapat kita ambil ialah surat ini ditulis beberapa waktu setelah- tahun 70, oleh seorang djurutulis jang dengan tepat dan teliti menuliskan buah pikiran gurunja. Pembatja dan peristiwa Djika Petrus sendirilah penulis surat ini, maka pembatja-pembatjanja terdiri dari umat beriman jang disebut dalam Surat Pertama Petrus (I Petr. 1:1), karena ia menegaskan bahwa kini buat kedua kalinja ia bersurat kepada mereka (3:1). Tetapi andaikata penulisnja bukan Petrus, maka akan tak djelas siapakah pembatja-pembatjanja, selain daripada bahwa pembatja-pembatja itu orang kristen (1:1), dan Peristiwa dan maksud surat ini djuga tidak dapat menentukan umat untuk siapa surat itu ditulis. Penulis mengadjak pembatjanja untuk menilai tinggi imannja, akan memiliki kebadjikan-kebadjikan, dan menghindarkan dosa serta adjaran-adjaran sesat. Nasehat jang achir ini agak penting, karena disini disinggung adjaran daripada beberapa pengadiar palsu, jang oleh adjaran dan kehidupan dan hidupnja jang tak susila, menjebabkan banjak orang kristen "mengikuti perbuatan mereka jang sesat", dan memperkosa "djalan kebenaran" (2:2). Meradjalelanja bahaja ini, jang rupanja tjukup umum dimasa ini memberi kesempatan istimewa untuk menulis surat ini. Tidak ada tanda-tanda jang menundjukkan tempat, dimana surat itu ditulis. Gaja bahasa Surat ini dibuka dengan suatu salam dan beberapa utjapan pribadi pengarang (1:16-18; 3:1,15). Bagaimanapun djuga, ada kemungkinan bahwa pengarang mempergunahan bentuk surat, dengan maksud membentangkan buah pikirannja tentang beberapa soal besar jang dihadapi umat beriman masa itu. Surat ini -- menilik bentuknja -- berupa suatu kotbah. Ini diperkuat lagi oleh penutup kotbah itu jang tak dikenakan kepada suatu pribadi tertentu. (3:17-18). Adjaran didalamnja Karena ditulis djauh kemudian, isi surat ini mengemukakan adjaran Kristus dan
misterinja setjara lebih bagus dan mendalam. Disini setjara singkat kita
sebutkan beberapa misteri: Dahulunja terselubung dalam dosa dan kesesatan ( Inilah Penjelamat itu, jang sudah memberi bantuan kepada manusia untuk mengambil bahagian dalam djandjian ilahinja (1:4; 3:4,9,13), dan dalam wudjud ilahi itu sendiri (1:4). Jang terpenting antara anugerah-anugerah ilahi ini ialah iman (1:1), jang berlandaskan pengetahuan akan Kristus (1:2), jang semakin bertambah djua berkat latihan kebadjikan (1:5-8; 3:18). Orang harus tekun berusaha dalam hal ini (1:10; 3:18,14,17) supaja ia bisa mentjapai keselamatan abadi disurga (1:11). Pada pihak lain, berdosa (2:2,10) dan menjangkali Kristus (2:1) ahan membawa orang kepada siksa kekal (2:3,9,17). Siksa kekal ini telah dialami oleh para machluk jang durhaka (2:4) dan orang-orang djahat dimasa lampau (2:5-91). Salah satu motip terkuat jang mendorong manusia untuk hidup baik ialah kepastian tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan berisikan sabda Allah sendiri, tidak dapat berdusta (1:20-21). Ketakpastian kedatangan jang kedua Kristus itu (3:10) tidak berarti bahwa itu tidak benar. Tambahan lagi, tjorak dugaan manusia itu lain daripada dugaan Allah (5:8). Tjukuplah halau orang kristen merenungkan kemuliaan hari itu (5:10-13). |
(0.36310866666667) | (2Ptr 1:5) |
(ende) Kalau umat beriman ingin ambil bagian dalam kehidupan ilahi, mereka hendaknja mendjauhkan hawa napsu dan hasrat-hasrat duniawi, dan menjiapkan diri untuk lajak menerima djandjian ilahi jang sebesar itu. |