(0.016650718181818) | (Kis 24:1) |
(sh: Segala kekuatan disatukan untuk melawan Injil (Sabtu, 12 Agustus 2000)) Segala kekuatan disatukan untuk melawan InjilSegala kekuatan disatukan untuk melawan Injil. Pihak Mahkamah Agama Yahudi mengerahkan segala daya upaya untuk melenyapkan Paulus. Mereka menghadap wali negri untuk menyampaikan dakwaan mereka dan mendatangkan Imam Besar Ananias. Mereka pun membawa seorang pengacara dari Yerusalem bernama Tertulus, yang bertugas mengemas sebuah dakwaan untuk meyakinkan Feliks bahwa Paulus layak dihukum mati tanpa bukti-bukti valid yang dibutuhkan. Tertulus melakukan pekerjaannya secara mengagumkan. Ia menyapa Feliks dengan tambahan yang mulia untuk membangun hubungan yang baik. Kemudian sebelum menyampaikan dakwaannya, ia menyanjung Feliks atas usahanya yang mendatangkan kesejahteraan dan perbaikan bagi bangsa Yahudi. Sanjungan ini nampaknya tidak relevan sebab tidak berhubungan dengan kasus Paulus. Namun inilah kepiawaian Tertulus yang mampu menggunakan segala materi untuk mendukung tugasnya. Ia sengaja menggunakan sanjungan untuk membuat Paulus yang ia sebut sebagai 'penyakit sampar', pembuat kekacauan di seluruh dunia yang beradab, dan kepala sebuah sekte, begitu berlawanan dengan pribadi Feliks. Justru dakwaan sesungguhnya tentang penajisan Bait Allah ia ungkapkan di bagian akhir, agar tidak dipandang Feliks sebagai persoalan intern Yahudi melainkan perkara yang bermuatan politik. Ia juga memutarbalikkan fakta sehingga seolah-olah pihak Yahudi yang menderita karena perlakuan pemerintah setempat (7). Terakhir, agar dakwaannya lebih berbobot, ia menghadirkan banyak saksi untuk membenarkan perkataannya (9). Renungkan: Peristiwa di atas menggambarkan betapa licik dan berbahayanya manusia yang dikuasai oleh kebencian dan nafsu untuk membungkam Injil. Dan itu belum menjadi sejarah, karena masih dapat kita lihat di dalam masyarakat kita. Opini publik dibentuk melalui komentar orang-orang yang `ditokohkan', `head-lines' media massa yang begitu memprovokasi, insiden kecil dipolitisir dan diekspos hingga menjadi isu politik nasional, pemutarbalikkan fakta dan kronologis peristiwa. Akibatnya Kristen tiba-tiba mendapati dirinya sudah terpojok dan menjadi terdakwa yang layak ditekan hingga habis. Berdoalah agar Allah memberikan kita kewaspadaan dan hikmat untuk meresponi itu semua. Marilah Kristen bersatupadu menyusun kekuatan mempertahankan Injil. |
(0.016650718181818) | (Kis 25:1) |
(sh: Providensia Allah yang tak bersuara (Senin, 14 Agustus 2000)) Providensia Allah yang tak bersuaraProvidensia Allah yang tak bersuara. Menurut sejarah, Festus memiliki karakter dan kemampuan yang lebih baik dibandingkan pendahulu dan penerusnya. Ia terkenal sangat anti dengan para pengacau keamanan wilayahnya sebab dulu ia pernah menghancurleburkan tanpa ampun seorang yang mengaku sebagai mesias dan para pengikutnya. Wali negri seperti Festus membuka kembali peluang orang-orang Yahudi untuk melaksanakan hasrat jahatnya. Mereka mendapatkan sekutu. Tindakan Festus diawal pemerintahannya sangat membesarkan hati anggota Mahkamah Agama. Betapa tidak, baru tiga hari di Kaisarea, ia sudah pergi mengunjungi Yerusalem untuk bertemu dengan para tokoh masyarakat. Para pemuka agama Yahudi melihat kesempatan emas untuk membunuh Paulus di dalam sosok wali negri yang baru. Karena itu mereka segera meminta Festus untuk mengirim Paulus ke Yerusalem. Festus menolak permintaan mereka dengan suatu alasan yang masuk akal sehingga tidak menyinggung perasaan mereka (4). Bahkan Festus juga mengundang wakil dari mereka untuk pergi ke Kaisarea bersama-sama dengan dia. Ini membuktikan bahwa Festus benar-benar ingin mengambil hati mereka agar mau mendukungnya sebagai wali negri yang baru. Dalam persidangan yang dipimpin oleh Festus, orang-orang Yahudi benar-benar di atas angin bukan karena materi dakwaannya namun karena dukungan sang penguasa. Semua tuduhan mereka tidak terbukti karena sebagai Kristen Paulus tidak pernah melanggar hukum Taurat maupun perintah Kaisar (7-8). Menurut undang-undang Roma, Paulus harus dibebaskan. Namun Festus bermaksud menyenangkan orang-orang Yahudi dengan mengirim Paulus ke Yerusalem untuk diadili. Dengan kecerdikan dan pemahaman tentang undang-undang Romawi, Paulus berhasil mematahkan kekuatan aliansi Festus dengan orang-orang Yahudi. Sehingga Festus tidak ada pilihan lain kecuali mengirim Paulus ke Roma. Renungkan: Melalui peristiwa ini, providensia Allah yang tidak bersuara terungkap sebab rencana Allah bahwa Paulus akan ke Roma untuk memberitakan Injil hampir terealisasi (sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">22:11). Meski providensia Allah begitu berkuasa dan berdaulat atas keputusan individu-individu, Paulus tetap dituntut untuk mewujudnyatakan iman, keberanian, integritas, dan kecerdikannya. |
(0.016650718181818) | (Kis 26:24) |
(sh: Ancaman menyebarluaskan Injil (Jumat, 18 Agustus 2000)) Ancaman menyebarluaskan InjilAncaman menyebarluaskan Injil. Kekerasan dan ancaman bagi Kekristenan di Indonesia harus dipahami sebagai salah satu bentuk respons masyarakat terhadap keberadaan dan misi Kristen di bumi Indonesia. Kristen harus memberikan respons-balik yang tepat dan benar agar melalui peristiwa-peristiwa yang nampaknya merugikan Kekristenan, Injil justru semakin berkembang dan tersebar. Selama ini respons yang seringkali diberikan adalah respons yang bersifat reaktif seperti misalnya ketika gereja-gereja di suatu daerah dibakar maka beberapa hamba Tuhan bergabung untuk menulis sebuah surat protes yang ditujukan kepada kepala negara dengan tembusan ke kedutaan negara-negara tetangga. Respons yang demikian tidak memberikan dampak yang positif terhadap Injil, justru sebaliknya semakin menciptakan ketegangan dan jarak antara gereja dengan masyarakat sekitar, sehingga Injil semakin tidak mempunyai tempat untuk ditaburkan. Kita belajar dari Paulus bagaimana ia meresponi-balik respons Festus dan Agripa atas pembelaan diri Paulus yang sangat meyakinkan. Ketika dikatakan gila, Paulus menjawab bahwa apa yang ia jelaskan adalah kebenaran yang masuk akal karena berdasarkan fakta historis yang obyektif. Ini berarti Paulus mengundang Festus untuk meneliti segala sesuatu yang telah ia jabarkan, sebab iman kristen dibangun berdasarkan fakta sejarah. Undangan Paulus tidak menciptakan ketegangan antara dia dan Festus (11). Hubungan antara manusia yang baik merupakan sarana yang efektif bagi pemberitaan Injil. Terhadap respons Agripa, Paulus menanggapi secara serius dan tulus (28-29). Ia melihat bahwa mata kail Injil sudah terkait dalam pikiran Agripa. Paulus tidak mau melepaskan begitu saja. Kerinduan Paulus adalah keselamatan jiwa Agripa dan semua yang telah mendengarkan Paulus. Respons Paulus selalu bertujuan agar orang mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mendengarkan dan memahami Injil sehingga pada akhirnya mereka akan menerima keselamatan. Renungkan: Mereka boleh mereka-reka untuk menghancurkan Kekristenan dengan jalan membakar dan menghancurkan gereja atau bahkan membunuh Kristen. Tapi Kristen dengan kekuatan Roh Kudus harus dapat mereka-rekakan 'bencana' kekristenan itu sebagai kekuatan yang dahsyat bagi bertumbuhkembangnya Injil di Indonesia. |
(0.016650718181818) | (Kis 27:14) |
(sh: Suarakan pengharapan dari tempat yang tepat (Minggu, 20 Agustus 2000)) Suarakan pengharapan dari tempat yang tepatSuarakan pengharapan dari tempat yang tepat. Pengharapan rakyat Indonesia untuk mendapatkan kehidupan sosial ekonomi yang lebih layak terasa semakin sirna. Mereka nampaknya semakin putus asa sehingga semakin tidak terkontrol dan nekad melakukan tindakan brutal demi sesuap nasi. Adakah pengharapan bagi mereka? Adakah yang dapat dilakukan oleh gereja Tuhan? Dalam perjalanannya ke Roma, Paulus berada dalam situasi dimana tidak ada lagi pengharapan untuk hidup. Kapal yang ditumpangi oleh Paulus dan orang-orang seperjalanan-nya diombang-ambingkan selama 3 hari 3 malam oleh angin badai. Kegelapan total menyelimuti mereka. Seluruh muatan kapal harus dibuang agar kapal tidak tenggelam. Akibatnya mereka harus menahan lapar berhari-hari. Dalam kondisi yang sedemikian kritis dan panik, Paulus berdiri dengan keteguhan dan keyakinan penuh menyuarakan pengharapan kepada mereka yang sudah ada di penghujung maut. Apa isi pengharapan itu (22, 26)? Apakah mereka mempercayainya (27-29)? Yang lebih indah lagi, mereka tidak hanya mempercayai pengharapan itu, namun mereka juga mau mendengarkan dan menuruti saran Paulus (31-32). Mereka akhirnya selamat dari amukan badai. Mengapa mereka menjadi percaya dan menurut kepada Paulus? Ada beberapa faktor. 1. Paulus bersama-sama mereka merasakan ancaman maut. Ia tidak hanya berteori saja tapi mereka semua bisa melihat bahwa Paulus pun menghadapi dan mengalami hal yang sama. 2. Paulus percaya penuh akan janji Allah bahwa ia akan pergi menghadap Kaisar (24). 3. pengharapan Paulus dibangun berdasarkan keyakinan yang tumbuh karena hubungan yang erat dengan Allah (23). Renungkan: Gereja harus menjadi sama dengan masyarakat yang miskin. Ini tidak berarti bahwa gereja harus menjadi miskin. Namun maukah gereja, di tengah-tengah kemiskinan ini tetap menyuarakan pengharapan Injil? Bacaan untuk Minggu ke-10 sesudah Pentakosta 1Raja-raja 3:5-12 Roma 8:26-30 Matius 13:44-52 Mazmur 119:129-136 Lagu: Kidung Jemaat 256 Pemahaman Alkitab 7 -- Amsal 26:12-32 Menjadi Kristen seringkali disamakan dengan menjadi orang yang aneh dan asing. Karena kehidupannya tiba-tiba harus terpisah dari masyarakat sekitarnya secara radikal. Ia menjadi alergi bahkan menentang hal-hal yang tidak berbau 'kekristenan'. Ia berusaha memaparkan kelemahan dan kekurangan ajaran agama lain dengan tujuan agar ia dapat 'memenangkan' jiwa. Hasilnya? Anda dapat melihat sendiri. Kristen disalahkan bahkan dimusuhi. Bagaimana dengan Paulus? Pertanyaan-pertanyaan penolong: 1. Apakah tujuan Paulus pergi ke Damsyik (10-11 bdk. sudah+diselamatkan&tab=notes" vsf="TB" ver="">22:4)? Apa dengan 'kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala' Paulus dan tujuannya tidak dapat dihentikan (13-14)? Berdasarkan apa yang terjadi dalam perjalanan (14), kuasa penampakan Yesus tidak sekadar menghentikan perjalanan Paulus namun Yesus ingin mengungkapkan kepadanya siapa dia di hadapan Allah dan apa arti hidupnya bagi Allah dan sesama manusia. Jelaskan! 2. Paulus diperintahkan ke Damsyik, ditetapkan menjadi pekabar Injil, dan melakukan pekerjaan yang ada di ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" vsf="TB" ver="">18. Perubahan apa yang terjadi dalam hidup Paulus? 3. Ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" vsf="TB" ver="">19: Bagaimana Paulus menjalankan amanatnya yang baru? Apa arti bahwa hidup Paulus yang memberi manfaat bagi manusia itu diberikan kepada semua bangsa (20)? Bagaimana ini mencerminkan sikap Paulus terhadap semua manusia? 4. Apakah pernah Paulus menyinggung atau menghina kepercayaan orang lain (22-23)? Bagaimana Anda melihat sikap toleransi beragama yang diperlihatkan oleh Paulus? 5. Apa jawaban Paulus kepada Festus (25-26)? Adakah ini berarti bahwa ajaran yang Paulus beritakan adalah ajaran yang sehat dan terbuka terhadap kritik siapa pun? Jelaskan! Bagaimana jawaban Agripa mendukung ajaran Paulus ini (28)? 6. Apa sudah selayaknya respons Festus dan Agripa kepada Paulus (31-32)? Jelaskan! Apa yang diungkapkan oleh respons mereka tentang kehidupan Paulus sebagai anggota masyarakat pemeluk satu kepercayaan, warga negara sebuah negara, dan sekaligus penginjil? 7. Di tengah masyarakat yang sangat tidak ramah terhadap kekristenan, bagaimana Anda menjadi Kristen yang berguna bagi masyarakat? |
(0.016650718181818) | (Kis 28:1) |
(sh: Kepedulian Allah kepada kesehatan (Selasa, 22 Agustus 2000)) Kepedulian Allah kepada kesehatanKepedulian Allah kepada kesehatan. Allah tidak hanya mampu menyembuhkan penyakit namun juga peduli dan menjaga kesehatan manusia dengan cara-cara yang mungkin tidak kita sadari. Apa yang terjadi terhadap Paulus, teman seperjalanan, dan penduduk asli, merupakan bukti bahwa Allah memang peduli kepada kesehatan manusia. Paulus dan teman-teman berhasil mencapai daratan pulau Malta yang kecil dan terpencil dengan selamat. Walau demikian, masih ada kemungkinan mereka akan menghadapi kematian atau perbudakan jika mereka bertemu dengan penduduk asli yang mungkin masih primitif dan menganut kepercayaan animisme (4-6), dan bahaya lainnya karena keganasan alam. Namun ternyata penduduk primitif itu sangat ramah terhadap mereka. Bahkan ketika hujan mulai turun dan hawa dingin mulai menyerang, mereka memanggil Paulus dan teman-teman untuk berteduh di dekat api yang besar yang sengaja mereka nyalakan untuk menghangatkan badan. Besar kemungkinan mereka juga menyediakan makanan dan minuman buat mereka. Inilah salah satu bukti kepedulian Allah akan keselamatan dan kesehatan mereka. Kepeduliaan Allah terus berlanjut. Ketika Paulus digigit ular beludak, ia tidak menderita kesakitan sedikit pun seperti sangkaan penduduk setempat (4-6). Kepedulian Allah ini merupakan kesaksian yang berkuasa (4-6). Allah pun sangat peduli kepada kesehatan penduduk setempat yang belum mengenal Kristus. Ketika ayah Publius menderita demam dan disentri, melalui Paulus Allah menyembuhkannya. Bahkan akhirnya penduduk setempat juga merasakan kepedulian Allah melalui pelayanan Paulus. Pelayanan Allah melalui Paulus ini menghasilkan hubungan antar manusia yang saling menghormati, menghargai, dan membantu dengan sangat tulus walaupun mereka baru saling mengenal selama 3 hari (10). Hubungan yang demikian merupakan kesempatan yang indah untuk menaburkan benih Injil. Renungkan: Kristen perlu mengevaluasi bagaimanakah selama ini pelayanan kesehatan kepada masyarakat dikerjakan: apakah sudah menyatakan Allah yang peduli kepada setiap manusia atau sebaliknya Allah hanya peduli jika sang pasien punya uang cukup? Salah satu ujiannya adalah apakah pelayanan kesehatan yang kita lakukan berbuahkan hubungan antar manusia yang harmonis? |
(0.016650718181818) | (Rm 4:1) |
(sh: Orang benar Perjanjian Lama. (Minggu, 17 Mei 1998)) Orang benar Perjanjian Lama.Orang benar Perjanjian Lama. Iman dan perbuatan. Seringkali orang mempertentangkan iman dan perbuatan. Seharusnya tidak perlu! Abraham mempercayai Tuhan yang memanggilnya, berjalan menurut perintah Tuhan (Kej. 12:1-3). Ia beriman dulu, lalu berbuat sesuai imannya kepada Tuhan. Ketika ia bimbang tentang keturunannya, ia mempercayai peneguhan janji dari Tuhan. Ia diperhitungkan benar (Kej. 15:6). Daud ditegur oleh Nabi Natan karena dosanya (2Sam. 12), ia menerima teguran itu datang dari Tuhan. Itulah iman. Selanjutnya ia menyesali, mengakui dosanya itu (Mzm. 51). Itulah perbuatan yang didasarkan pada imannya akan pengampunan Tuhan. Pengalaman imannya itu dibagikannya sebagai pengajaran iman bagi umat Tuhan (Mzm. 32:1-2). Isi mendahului tanda. Iman Abraham mendahului sunat. Atas dasar imannya ia menerima sunat sebagai meterai pembenaran dari Allah (ayat 10-11). Abraham disebut, "Bapak segala orang beriman", bukan "bapak segala orang bersunat". Dengan prinsip Abraham inilah Allah membuka pintu bagi orang bersunat maupun tidak untuk hidup dalam hubungan yang benar dengan Allah. Karena iman segala pelanggaran dan dosa kita tidak diperhitungkan Allah (ayat 7-8). Sebab itu kita disebut berbahagia (ayat 6). Namun kebahagiaan kita harus disertai sikap dan tindakan yang mencerminkan iman itu untuk memuliakan Allah. |
(0.016650718181818) | (1Kor 7:1) |
(sh: Kehendak Allah atas pernikahan (Selasa, 30 April 2013)) Kehendak Allah atas pernikahanJudul: Kehendak Allah atas pernikahan Lalu bagaimana bila orang tidak menikah? Walaupun orang yang menikah berharap seandainya tidak menikah atau orang yang tidak menikah berharap menikah, Paulus menegaskan bahwa keduanya merupakan karunia Allah (7-9). Begitu pun bila orang yang menikah merasa lebih beruntung dari orang yang tidak menikah atau yang tidak menikah merasa lebih beruntung dari orang yang menikah, harus dipahami bahwa masing-masing status merupakan karunia Allah. Isu selanjutnya adalah perceraian. Sepasang suami istri Kristen tidak boleh bercerai karena alasan apa pun (12-13). Jika terjadi perpisahan, mereka tidak boleh menikah lagi dengan orang lain. Yang boleh dilakukan hanyalah mengadakan rekonsiliasi dengan pasangan mereka sebelumnya. Nas ini memperlihatkan kepada kita bahwa Allah memandang serius suatu pernikahan, maka begitu pula orang beriman seharusnya. Pernikahan merupakan kesatuan antara seorang pria dan seorang wanita yang bersifat permanen, sehingga tak seorang pun yang berhak memutuskan kesatuan itu. Baik menikah atau melajang menghadirkan manfaat dan berkat masing-masing. Baik menikah atau melajang, kita harus melayani Tuhan dan mencari kemuliaan-Nya. Tidak boleh ada seorang pun yang menyombongkan diri atas statusnya karena semuanya merupakan anugerah Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.016650718181818) | (1Kor 8:1) |
(sh: Jangan menjadi batu sandungan (Minggu, 14 September 2003)) Jangan menjadi batu sandunganJangan menjadi batu sandungan. Jemaat menghadapi dilema, di satu pihak mereka tidak boleh makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, sementara makanan yang ada di pasar umum adalah makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala (bdk. Kis. 15:20,29). Sementara di pihak lain, Paulus mengajarkan: tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri (Roma 14:14). Aturan mana yang harus mereka jalankan? Paulus menekankan bahwa hanya ada satu Allah. Kuasa-kuasa spiritual di balik berhala dan dewa adalah kuasa Iblis. Namun pandangan Paulus ini bertentangan dengan pemahaman yang sudah terlebih dahulu berkembang yang menganggap bahwa berhala itu benar-benar ada. Keyakinan terhadap berhala telah menodai kesucian hati nurani manusia. Dalam usaha meyakinkan jemaat Korintus, Paulus menyadari bahwa tidak semua jemaat yang dapat menerima pengajarannya karena pengetahuan dan pola pikir yang telah terbentuk untuk mengakui kekuasaan para berhala. Namun, kepada mereka yang mau mendengarkan pengajarannya, Paulus menekankan bahwa kunci untuk tetap percaya pada keesaaan Allah dan menyingkirkan keyakinan bahwa berhala- berhala itu berkuasa adalah tetap pada keyakinan bahwa hanya Yesus Kristus yang telah menjadikan segala sesuatu, dan yang memberi kita hidup (ayat 6). Renungkan: Mempertahankan keyakinan yang benar, tanpa memedulikan hati nurani orang lain yang lemah bukanlah sikap Kristiani yang terpuji, sebaliknya menjadi batu sandungan bagi mereka.
Ulangan 4:1-8; Yakobus 1:19-25; Markus 7:1-8, 14-15, 21-23; Mazmur 15 Lagu KJ 169 |
(0.016650718181818) | (1Kor 9:19) |
(sh: Hidup baru? Baru hidup! (Selasa, 16 September 2003)) Hidup baru? Baru hidup!Hidup baru? Baru hidup! Banyak orang berpikir bahwa keselamatan menjadi akhir dari segalanya. Maksudnya, setelah mereka memiliki keyakinan akan keselamatan di dalam Kristus, maka selesailah juga seluruh pergumulan hidup mereka. Mereka tinggal menikmati hidup dan menantikan saat kembali ke surga. Namun dalam bagian ini, Paulus menjelaskan bahwa hidup baru bukanlah akhir dari tujuan kita di dunia ini, karena di dalam hidup kita memiliki tugas seperti Paulus, yaitu menyaksikan tentang hidup yang benar untuk memenangkan sebanyak mungkin orang (ayat 19), baik orang Yahudi, orang yang hidup di bawah hukum Taurat dan yang tidak (ayat 20,21), orang yang lemah, dan bagi semua orang (ayat 22). Paulus menggambarkan bahwa hidup baru adalah seperti sebuah pertandingan yang harus dimenangkan oleh orang Kristen yang baru hidup. Kalau dalam menghadapi satu pertandingan, seorang pelari berlatih selama 10 bulan dan membatasi kebebasan serta mendapat suatu peraturan yang ketat, tujuannya adalah memenangkan pertandingan dengan sesama pelari untuk mendapatkan mahkota yang fana (ayat 25). Waktu persiapan kita dalam menghadapi sebuah pertandingan melawan diri kita sendiri (ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">25,27) adalah seumur hidup kita. Tujuan pertandingan tersebut adalah untuk mendapatkan mahkota yang abadi (ayat 25). Setiap orang yang bernafas pasti meyakini bahwa mereka "hidup". Bukan sekadar hidup, tetapi "hidup" yang sesungguhnya yaitu hidup baru di dalam Kristus. Kita akan merasakan bahwa kita sudah benar- benar hidup. Paulus mengingatkan kepada setiap orang percaya masa kini bahwa hidup baru yang dianugerahkan Kristus kepada kita adalah awal dari kehidupan yang sesungguhnya. Renungkan: Sudahkah Anda melatih dan menguasai diri Anda sedemikian rupa untuk bertanding demi merebut mahkota yang kekal? |
(0.016650718181818) | (1Kor 10:14) |
(sh: Jangan mendua hati (Selasa, 7 Mei 2013)) Jangan mendua hatiJudul: Jangan mendua hati Di satu sisi, jemaat Korintus percaya kepada Kristus. Di sisi lain lingkungan yang penuh penyembahan berhala menyebabkan situasi yang sulit. Dengan tegas Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menjauhi penyembahan berhala (14). Jemaat Korintus sudah disatukan kepada Kristus melalui perjamuan kudus sebagai lambang penebusan Kristus (16-17). Mereka tidak perlu lagi mengikuti perjamuan para penyembah berhala. Mereka dapat belajar dari nenek moyang Israel yang mendua hati dengan menyembah Allah sekaligus berhala, yang mengakibatkan Allah murka dan menghukum mereka (18-22). Jika demikian, apakah orang yang percaya kepada Kristus boleh menikmati makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala? Jawaban Paulus bersifat dialektis. Jikalau makanan tersebut benar-benar sebagai alat untuk penyembahan berhala, maka Paulus melarang keras untuk menikmatinya karena sama saja dengan mengakui keberadaan roh jahat di balik berhala (19-20; 28-29a)). Akan tetapi, jikalau makanan tersebut tidak berkaitan dengan penyembahan berhala maka dapat dimakan untuk kebutuhan jasmani (25-27). Prinsip ini yang Paulus gunakan dalam menghadapi 'dilema' seperti itu: pertama, selalu menguji hati nurani agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain (29, 32); kedua, mengucap syukur kepada Tuhan (30); ketiga, semuanya dipergunakan hanya untuk kemuliaan Tuhan (31). Paulus kemudian mengajak mereka melihat dirinya sebagai teladan sebagaimana ia sendiri meneladani Kristus (10:33-11:1). Prinsip Paulus tetap sama dengan pasal sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">8, yaitu ujung dari semua perbuatan kita haruslah demi kemuliaan Tuhan dan demi kebaikan orang lain. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.016650718181818) | (1Kor 11:2) |
(sh: Kebebasan (Sabtu, 20 September 2003)) KebebasanKebebasan. "Wanita dijajah pria sejak dulu ...." Syair lagu ini menggambarkan bahwa perempuan hidup dalam bayang-bayang kekuasaan laki-laki. Baik budaya yang berlaku dalam masyarakat Yahudi maupun masyarakat di Korintus, status perempuan sangat direndahkan. Dalam masyarakat Yahudi, hanya laki-laki yang diperkenankan memimpin doa dalam sinagoge, sedangkan di Korintus, khususnya dalam penyembahan kepada dewi kesuburan di kuil-kuil penyembahan, para perempuan dijadikan pelacur bakti untuk menarik orang kepada penyembahan berhala. Dalam tradisi orang Yahudi pun, perempuan tidak memiliki hak dan kebebasan yang sama dengan laki- laki. Namun, dalam perikop ini, Paulus memberikan kebebasan kepada perempuan di dalam gereja. Hal ini tampak dari diperbolehkannya mereka melayani -- berdoa dan bernubuat -- dalam gereja. Namun, di samping kebebasan itu, Paulus memberikan persyaratan yaitu bahwa dalam kebebasan untuk melayani, perempuan harus mengenakan tudung (ayat 7). Mengapa? Pertama, rambut perempuan menjadi pusat dari nafsu laki-laki pada dunia kuno Mediterania. Bagi mereka yang sudah menikah, jika tidak menudungi kepalanya itu menandakan ketidaksetiaannya kepada suaminya, dan sedang mencari laki-laki lain. Mereka akan menjadi sama para perempuan tunasusila yang memang sedang mencari laki-laki. Kedua, dalam dunia Yunani dan Yahudi suami adalah kepala dari isteri (ayat 3,8). Sehingga ketika istri tidak menudungi kepalanya, ia menghina suaminya. Itulah sebabnya Paulus menginginkan suatu perbedaan yang sangat hakiki bagi perempuan yang melayani, yaitu bahwa dia adalah perempuan yang setia terhadap suami, dan menghormati suaminya. Renungkan: Pengajaran Paulus mengingatkan kita bahwa kebebasan yang Allah berikan kepada kita untuk melayani, haruslah digunakan untuk menyinarkan kemuliaan kepala kita, yaitu Allah. |
(0.016650718181818) | (1Kor 15:12) |
(sh: Pengharapan yang akan datang (Rabu, 1 Oktober 2003)) Pengharapan yang akan datangPengharapan yang akan datang. Perbedaan pandangan tentang kebangkitan orang mati dalam masyarakat pluralis di Korintus bisa saja mempengaruhi lunturnya iman percaya jemaat Tuhan. Namun, Paulus jeli dalam mengantisipasi masuknya pandangan yang tidak sesuai dengan iman Kristen ke dalam kehidupan jemaat. Paulus menegaskan penolakannya terhadap dua pandangan yang berbeda. Jemaat harus menyimak dengan saksama, jika tidak ingin menjadi orang yang paling malang dari segala manusia (ayat 19). Pertama, Paulus menolak pandangan orang Saduki dan orang Yahudi yang sangat dipengaruhi konsep Yunani bahwa tidak ada kebangkitan orang mati. Jemaat Korintus pun seharusnya menolak pandangan itu. Dengan gaya retoris, Paulus berargumen bagaimana mungkin ada di antara jemaat yang mengatakan tidak ada kebangkitan orang mati (ayat 12). Pertanyaan Paulus jelas mendorong mereka untuk menerima kebangkitan orang-orang percaya karena mereka sudah setuju dengan Paulus bahwa Yesus telah dibangkitkan (ayat 12-16).
Kedua, Paulus menolak pandangan Yunani tentang imortalitas jiwa tanpa
kebangkitan tubuh, sebagaimana orang Farisi. Kebangkitan Kristus
tidak hanya mencakup aspek kehidupan iman percaya masa kini
tetapi juga pengharapan akan kehidupan masa yang akan datang;
pada kehidupan yang akan datang kita akan dibangkitkan bersama
Kristus dengan tubuh sorgawi (ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">18-19; bdk. sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">15:35-49; Pandangan-pandangan yang bertentangan dengan kebangkitan Yesus patut ditolak demi menjamin kepercayaan yang tidak sia-sia, hidup dalam pengampunan dosa dan hidup dalam pengharapan yang akan datang. Renungkan: Iman yang berlandaskan pada kebangkitan Yesus menjamin pengharapan akan kehidupan yang akan datang. |
(0.016650718181818) | (1Kor 16:10) |
(sh: Senior memperhatikan junior (Minggu, 2 November 1997)) Senior memperhatikan juniorSenior memperhatikan junior Pelayanan Tim. Paulus menyadari bahwa dirinya bukan superman. Ia tidak serba bisa, juga tidak akan hidup selamanya. Itu sebabnya ia perlu melatih dan memberi kesempatan bagi Timotius (ayat 10), mengakui kontribusi pelayanan Apolos (ayat 12), dan digembirakan oleh kedatangan Stefanus (ayat 17). Jika Anda bertanya-tanya apa rahasia kebesaran Paulus, jawabnya ialah: ia menyadari kekecilan dirinya dan karena itu membuka diri untuk bekerja sama dengan banyak rekan pelayanan dan memberi diri untuk pelayanan membina generasi muda. Pelayanan yang mengena. Pernahkah Anda merasakan bahwa apa yang dilayankan Gereja kurang memberikan kemampuan iman bagi warganya dalam menghadapi kenyataan hidup sehari-hari? Apabila pelayanan Gereja hanya bergantung pada bentuk verbal (khotbah) saja sekitar 30 menit pada hari Minggu, maka wajar bila jangkauan pelayanan Gereja menjadi sangat terbatas. Selain berkhotbah, Paulus juga mengunjungi jemaat-jemaat, hidup bersama mereka, mengenal mereka secara akrab. Tidak heran bila surat-suratnya terasa sangat kontekstual dan mengena. Renungkan: Di balik tiap keberhasilan pelayanan selalu ada orang-orang yang mendoakan, merintis, menindaklanjuti, dlsb. |
(0.016650718181818) | (Gal 1:11) |
(sh: Pemberita Injil sejati (Minggu, 5 Juni 2005)) Pemberita Injil sejatiPemberita Injil sejati
Paulus sadar perkataan kerasnya di perikop sebelum ini harus didukung dengan kewibawaan rasulinya. Maka ia telah menegaskan sejak permulaan bahwa ia menjadi rasul dan pemberita Injil bukan karena kehendak manusia, melainkan karena kehendak Allah (ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">1). Sekarang ia menegaskan bahwa sumber Injilnya bukan dari manusia, melainkan dari Allah sendiri melalui penyataan Yesus Kristus (ayat 11-12). Riwayat hidupnya membuktikan kedua hal tersebut. Pertama, ia dahulu seorang Yahudi saleh yang sekaligus penganiaya jemaat Tuhan. Namun, Tuhan yang memilih dia sejak semula, secara langsung menugaskannya untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa nonyahudi (ayat 13-16). Kedua, Paulus belajar Injil langsung dari Allah di tanah Arab, sebelum ia bertemu dengan rasul Petrus dan tokoh gereja di Yerusalem, Yakobus (ayat 17-19). Ketiga, pelayanan Paulus di seluruh daerah Siria dan Kilikia menggema sampai ke jemaat di Yudea, sehingga mereka memuliakan Allah (ayat 21-24). Pertemuan pribadi dengan Tuhanlah yang mengubah Paulus dari penganiaya jemaat menjadi pemberita Injil sejati. Kita juga harus demikian. Jangan mengandalkan dan meniru para tokoh gereja atau pengabar Injil semata-mata. Kita boleh meneladani hal-hal yang baik dari mereka, namun hal-hal itu tidak boleh menggantikan hubungan pribadi kita dengan Tuhan dalam doa dan firman. Renungkan: Efektivitas pemberitaan Injil tidak bergantung pada kehebatan kata-kata, tetapi pada otoritas Allah pada si pemberita Injil dan pada hidupnya yang sudah diubahkan. |
(0.016650718181818) | (Gal 2:1) |
(sh: Gereja sejati mendukung PI (Senin, 6 Juni 2005)) Gereja sejati mendukung PIGereja sejati mendukung PI
Sejak pertobatannya, Paulus sudah giat mengabarkan Injil, terutama kepada bangsa-bangsa nonyahudi. Ia telah menghasilkan banyak petobat baru dan banyak gereja selama belasan tahun. Namun, Paulus sadar bahwa pengabaran Injil bukan tugas pribadi semata-mata melainkan tugas gereja. Itu sebabnya, ia berkunjung ke Yerusalem untuk mendapatkan dukungan dari gereja dan tokoh-tokoh Kristen di sana, "supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha" (ayat 2). Maksudnya agar gereja yang terdiri dari orang-orang nonyahudi (Antiokhia) disambut ke dalam persekutuan dengan gereja Yerusalem. Paulus konsisten dengan tugas pengabaran Injil dan dengan tegas menolak upaya memasukkan unsur-unsur budaya Yahudi yang pada hakikatnya membelenggu kebebasan yang dihasilkan Injil sejati (ayat 4-5). Injil harus kontekstual dengan masyarakat di mana Injil itu diberitakan. Itu sebabnya ia membawa Titus yang tidak bersunat sebagai bukti hasil pelayanannya itu (ayat 3). Reaksi gereja di Yerusalem menggembirakan. Para pemimpin gereja terbuka melihat panggilan pelayanan Paulus kepada bangsa-bangsa nonyahudi sama seperti panggilan pelayanan Petrus untuk bangsa Yahudi (ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">6-8). Gereja mendukung penuh pengabaran Injil kontekstual Paulus (ayat 9). Tugas gereja bukan menghalang-halangi, sebaliknya mendukung, memperlengkapi, dan mengutus umat Tuhan untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa di dunia ini. Injil sejati harus diberitakan tanpa embel-embel atau muatan budaya lain yang hanya akan menghambat iman sejati Doakan: Agar Tuhan menggerakkan gereja-gereja yang belum menjadikan misi sebagai prioritas utama program kerja mereka menjadi agen-agen penyalur kuasa dan kasih Allah kepada dunia ini. |
(0.016650718181818) | (Gal 2:11) |
(sh: Tolak standar ganda! (Selasa, 7 Juni 2005)) Tolak standar ganda!Tolak standar ganda!
Sungguh menyedihkan, sikap yang dilihat Joni dan yang menjadi penyebab ia mundur dari memercayai Yesus, justru diperlihatkan oleh Petrus (ayat 12). Petrus masih menganggap tradisi Yahudi (=sunat) lebih penting daripada Injil. Sebaliknya Paulus menyatakan konsistensi imannya dengan berani menegor keras dan terbuka kepada Petrus yang tergolong seniornya (ayat 11,14). Pertama, hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan manusia berdosa. Hanya kasih karunia dalam Kristus yang membenarkan seseorang. Kasih karunia dalam Kristus inilah yang mengubah inti kehidupan orang yang percaya. Hidup Kristus ada di dalam hidupnya (ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">16-20). Kedua, sikap Petrus sebagai salah seorang pemimpin gereja mempengaruhi orang-orang lain sehingga mereka juga terseret dalam kemunafikannya (ayat 13). Kalau hal ini dibiarkan dapat mengacaukan dan merusak persekutuan Injil yang sudah Paulus rintis dan bina selama ini di Antiokhia. Gereja harus menyadari bahwa peran penting mereka dalam pemberitaan Injil bukan hanya dengan menjadi juru bicara Tuhan, tetapi juga dengan menyaksikan kasih Allah melalui kehidupan. Pertama, gereja harus menolak segala ajaran yang menegakkan peraturan atau tradisi tertentu lebih tinggi daripada ajaran kasih karunia. Kedua, gereja harus mendidik umat Tuhan untuk tidak bersikap membeda-bedakan suku, bahasa, status sosial, pendidikan, dll. Sikap antidiskriminasi ini harus dimulai dari para pemimpin gereja! Camkan: Jangan rusak kesaksian Injil kasih Allah dengan tindakan diskriminatif umat Allah. |
(0.016650718181818) | (Gal 3:19) |
(sh: Taurat menuntun kepada Kristus (Sabtu, 11 Juni 2005)) Taurat menuntun kepada KristusTaurat menuntun kepada Kristus
Paulus menjelaskan fungsi hukum Taurat. Pertama, hukum Taurat berfungsi untuk menunjukkan keberadaan dosa yang memperbudak umat manusia (ayat 19). Dengan hukum Taurat orang tidak dapat berdalih bahwa dirinya tidak berdosa atau tidak tahu bahwa yang diperbuatnya adalah dosa (Lihat Rm. 7:7-11). Dengan demikian hukum Taurat mengurung orang dalam kesadaran akan belenggu dosa yang mengikat mereka (ayat 22). Bahkan dengan hukum Taurat manusia menjadi frustasi karena menyadari diri tidak berdaya. Kedua, hukum Taurat diberikan untuk memimpin orang-orang yang hidup sebelum janji keselamatan dalam Kristus digenapi. Hukum Taurat berfungsi sebagai penjaga kehidupan supaya moral dan perilaku tetap tertahankan sampai janji yang diberikan digenapi. Hukum Taurat tidak dapat membawa manusia kepada keselamatan yang menjadi kebutuhan utama manusia, namun ia dapat menuntun orang untuk mencari atau merindukan kelepasan itu dari sang Juruselamat (ayat 23-24). Maka ketika Kristus sudah datang sebagai pembebas dari segala belenggu dosa, hukum Taurat tidak lagi diperlukan sebagai penjaga kehidupan yang benar (ayat 25). Di dalam Kristus tidak ada lagi perhambaan dosa. Hukum Taurat menuntun kita kepada Kristus. Jadi Kristuslah yang utama. Dialah yang menjadi dasar anugerah kita beroleh hidup. Dia pulalah yang menjadi alasan kita memelihara hidup suci selaras dengan ajaran Taurat. Di dalam Tuhan Yesus kita membaca dan menerapkan ajaran Taurat dari perspektif hukum kasih, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama (Mat. 22:37-39). Renungkan: Orang yang terobsesi melakukan hukum Taurat justru kehilangan fokus pada yang utama, yaitu Kristus. |
(0.016650718181818) | (Gal 4:21) |
(sh: Hamba atau orang merdeka? (Selasa, 14 Juni 2005)) Hamba atau orang merdeka?Hamba atau orangmerdeka?
Paulus memakai ilustrasi Hagar dan Sara untuk menunjukkan dua macam kehidupan (ayat 22-26). Keduanya memang melahirkan anak-anak bagi Abraham, namun status mereka berbeda. Hagar melambangkan hidup perhambaan. Memang ia melahirkan anak pertama bagi Abraham menurut urutan waktu. Namun, Hagar tetap seorang hamba yang statusnya tidak pernah diubah menjadi istri. Jadi, keturunannya pun tidak akan mewarisi janji Allah bagi Abraham. Hagar melambangkan gunung Sinai, yaitu orang-orang yang hidup di luar anugerah keselamatan, yaitu mereka yang hidupnya menggantungkan diri pada usaha sendiri (=melakukan Taurat). Hagar melambangkan Yerusalem duniawi (ayat 25). Sara melambangkan hidup oleh kasih karunia. Ia mandul, namun oleh anugerah Allah ia menjadi ibu bagi anak-anak perjanjian. Sara melambangkan Yerusalem surgawi, yaitu tempat anugerah Allah dicurahkan (ayat 26-27). Jadi, anak-anak yang lahir dari Sara adalah ahli waris janji-janji Allah semata-mata oleh karena anugerah-Nya (ayat 28). Tidak mengherankan kalau anak-anak Tuhan akan selalu mendapat aniaya dan dengki dari anak-anak hamba yang tidak mendapat hak (ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">29-30). Mengandalkan apa pun yang disejajar dengan karya penyelamatan Kristus berakibat pada perhambaan. Orang Kristen menjalankan perintah-perintah Allah bukan sebagai hamba, melainkan sebagai orang merdeka. Ketaatan hamba terpaksa, ketaatan orang merdeka adalah ucapan syukur. Renungkan: Orang yang sudah dimerdekakan dalam Kristus, namun berpaling lagi kepada perhambaan dosa, menginjak-injak dan menghina Kristus yang telah menebusnya. |
(0.016650718181818) | (Gal 5:19) |
(sh: Kemerdekaan dalam pimpinan Roh (Jumat, 17 Juni 2005)) Kemerdekaan dalam pimpinan RohKemerdekaan dalam pimpinan Roh
Di nas ini, Paulus mengontraskan hidup yang dikendalikan daging dan hidup yang dipimpin oleh Roh. Orang yang dikendalikan daging adalah orang yang mengikuti hasrat dan hawa nafsu dosa serta keinginan-keinginan duniawi yang bersifat merusak, seperti yang didaftarkan Paulus pada ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">19-21. Orang-orang yang melakukannya pasti bukan anggota kerajaan Allah (ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">21b). Sebaliknya orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh akan membuahkan sifat-sifat ilahi seperti yang dicantumkan Paulus pada ayat sudah+diselamatkan&tab=notes" ver="">22-23. Bagaimana kita dapat memiliki kehidupan yang dipimpin oleh Roh? Yaitu, dengan menyerahkan diri menjadi milik Kristus. Menjadi milik Kristus berarti menyerahkan kendali diri pada pimpinan Roh. Hal itu berarti juga menyangkal diri, hawa nafsu kedagingan, dan hal-hal duniawi (ayat 24). Orang Kristen harus secara aktif dan terus menerus menyangkal diri, supaya Roh Kudus senantiasa aktif dan tak henti-henti memimpin hidup orang percaya (ayat 25). Latihlah diri Anda untuk menyangkal diri setiap hari atas setiap sifat kedagingan yang masih mengganggu kekudusan hidup Anda. Caranya adalah dengan menerapkan dan mengembangkan sifat-sifat ilahi yang sudah dikaruniakan Roh Kudus kepada Anda. Usaha Anda hanya akan berhasil bila Anda memelihara hubungan pribadi yang dekat dan intens dengan Tuhan melalui saat teduh. Jadikan gereja sebagai sarana untuk bertumbuh dalam kekudusan dengan mempraktikkan saling menolong dan saling meneguhkan antarsaudara seiman. Camkan: Tak seorang pun, termasuk Anda sendiri, yang berhak mengatur hidup Anda, kecuali Dia yang adalah pemilik dan penebus hidup Anda. |
(0.016650718181818) | (Gal 6:1) |
(sh: Kepedulian terhadap yang lemah (Sabtu, 18 Juni 2005)) Kepedulian terhadap yang lemahKepedulian terhadap yang lemah
Paulus tidak ingin ada orang yang bermegah atas kejatuhan orang lain. Justru orang yang tidak jatuh karena rohaninya kuat harus mampu menunjukkan sikap kristiani yang penuh kasih terhadap mereka yang jatuh. Sikap kristiani itu adalah ujud kualitas kekristenan sejati. Pertama, ia tidak akan menghakimi saudara yang sedang jatuh, sebaliknya ia akan mengampuni dan mengangkatnya (ayat 1). Ini adalah sikap yang meneladani Kristus. Kedua, ia menyadari diri juga lemah dan bisa jatuh sehingga akan selalu berjaga-jaga agar tidak jatuh (ayat 3). Dengan kesadaran seperti itu, terbangunlah sikap saling menolong di antara sesama anak Tuhan (ayat 2). Ketiga, ia tidak menilai diri dengan memakai standar manusia melainkan standar Firman (ayat 4-5). Keempat, ia akan rendah hati menerima teguran firman karena kesalahannya dan bersikap hormat kepada yang menegur dengan kasih (ayat 6). Paulus juga terus mendorong supaya orang yang jatuh cepat bertobat karena Allah tidak dapat dipermainkan (ayat 7-8). Akhirnya, Paulus juga menasihati jemaat Galatia agar terus menerus mewujudkan karakter ilahi mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjadi berkat (ayat 9-10). Gereja seharusnya menjadi wadah kasih persaudaraan diwujudkan. Ada teguran atas kesalahan, ada pertobatan dari kesalahan yang dilakukan, ada pengampunan untuk orang yang bertobat, dan ada hormat kepada orang yang menegur. Semua itu harus dilandaskan atas kasih Tuhan. Jangan menunggu orang lain, mulailah dari diri Anda. Renungkan: Orang yang suka menolong banyak sahabatnya, dan para pengampun berlimpah saudaranya. |