| (0.18748488333333) | (Why 2:8) |
(sh: Alfa dan Omega (Selasa, 16 Desember 2003)) Alfa dan OmegaAlfa dan Omega. Kemungkinan jemaat Smirna didirikan oleh Paulus selama perjalanannya yang ketiga, tahun 53-56 (Kis. 19:10). Jemaat di Smirna adalah jemaat yang menderita. Penderitaan yang meliputi beberapa hal: [1] menderita kemiskinan dan dikucilkan dari kehidupan masyarakat umumnya. Ini terjadi karena orang Kristen di kota ini menolak untuk menyembah Kaisar di kuil; [2] korban fitnah. Orang Kristen yang tidak menyembah Kaisar difitnah dan dipojokkan oleh orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang melanggar peraturan. Firman Tuhan menyebut orang-orang Yahudi ini sebagai “jemaah Iblis”, karena pekerjaan yang mereka lakukan adalah pekerjaan Iblis yang mendakwa dan menuduh orang-orang percaya; [3] menderita di penjara. Penjara adalah suatu hukuman yang biasanya berakhir dengan penderitaan yang keempat yaitu kematian. Istilah kesusahan selama sepuluh hari di sini menunjuk kepada periode yang penuh dan tertentu, namun singkat. Polikarpus adalah seorang teladan yang telah menjadi martir akibat kesetiaannya kepada Kristus. Di kota Smirna keputusan untuk menjadi pengikut Kristus sungguh-sungguh merupakan pengorbanan yang nyata, suatu kehidupan yang berisiko. Namun, di tengah-tengah penderitaan ini Yesus Kristus menyatakan diri-Nya sebagai Yang Awal dan Yang Akhir. Dia bahkan mengetahui segala sesuatu yang dialami jemaat-Nya, dan itu berada di bawah kuasa-Nya (ayat 10). Dia adalah Penguasa kekal, yang sesungguhnya, jauh lebih tinggi daripada Kaisar. Dia telah mati tetapi hidup kembali, dan telah mengalami penderitaan sampai batas kematian namun berkuasa mengalahkan kuasa kematian. Renungkan: Hal terindah yang harus kita syukuri adalah bahwa melalui penderitaan itu kemurnian iman kita diuji dan dinyatakan. Bahkan kepada mereka yang setia kepada-Nya sampai batas ajal, akan dikaruniakan mahkota kehidupan. Kiranya Tuhan menguatkan kita untuk berani menderita bagi-Nya. |
| (0.18748488333333) | (Why 2:12) |
(sh: Jangan mendua hati (Rabu, 17 Desember 2003)) Jangan mendua hatiJangan mendua hati. Kristus mengatakan bahwa jemaat Kristen di kota ini berada di takhta Iblis, di tengah-tengah masyarakat yang menyembah berhala (ayat 13). Kristus memperkenalkan diri sebagai yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua, yaitu Ia akan memerangi para pengikut Nikolaus, jika mereka tidak bertobat (ayat 12a,16). Di sini kita melihat gambaran Tuhan sebagai pejuang perang yang siap menghancurkan kesesatan. Jemaat ini dipuji karena tidak menyangkal iman mereka kepada Tuhan, bahkan tetap setia sekalipun di antara mereka ada yang terbunuh sebagai martir bagi Tuhan. Mereka memiliki keberanian dan kesetiaan untuk tetap setia kepada Tuhan. Meskipun demikian, Kristus masih mencela mereka karena ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam yang menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Praktik seperti ini membangkitkan murka Tuhan (ayat 14, bdk. Tindakan menduakan Tuhan adalah sama dengan penyembahan berhala. Hal itu menyakitkan hati Tuhan, tetapi juga melecehkan kedaulatan dan kekuasaan-Nya. Hukuman akan dijatuhkan kepada mereka yang melakukannya. Oleh sebab itu janganlah berlaku serong dalam ibadahmu. Renungkan: Sikap Tuhan terhadap mereka yang menduakan-Nya tidak berubah. Ia akan menghunus pedang-Nya yang tajam kepada kita seperti yang Ia lakukan pada para pengikut Nikolaus. |
| (0.18748488333333) | (Why 3:1) |
(sh: Roh Pemberi Hidup (Jumat, 19 Desember 2003)) Roh Pemberi HidupRoh Pemberi Hidup. Kota Sardis terletak di atas sebuah bukit yang terlalu kecil untuk perkembangan sebuah kota. Pertumbuhannya yang lambat, membuat kota ini tertinggal dari kota-kota lain yang lebih baru. Pada tahun 17 M sebagian kota ini hancur karena gempa bumi. Penduduk kota Sardis yang puas diri itu harus menyaksikan kehancuran demi kehancuran. Pada jemaat di kota ini Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Pemilik tujuh Roh Allah dan tujuh bintang. Pernyataan Allah ini merupakan pernyataan bahwa Roh yang dimiliki-Nya, Roh Allah adalah Roh Pemberi Hidup yang sanggup membangkitkan jemaat yang mati. Apa permasalahan jemaat Sardis sehingga Tuhan Yesus harus memperkenalkan Diri-Nya sebagai Roh Pemberi Hidup? Permasalahan mereka adalah menikmati reputasi baik, yang sebenarnya tidak layak dan tidak sesuai dengan kenyataannya, “dikatakan hidup, padahal engkau mati!” Penilaian Tuhan jauh lebih penting dari pada penilaian seluruh dunia. Apa yang Tuhan katakan adalah kenyataan. Jemaat ini tidak mengenal diri dan keadaan mereka yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus memerintahkan agar jemaat ini bangkit dan menguatkan apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati. Kaki dian dan terangnya belum sepenuhnya padam, masih ada sisa-sisa yang baik yang harus kembali diperjuangkan. Tidak satu pun pekerjaan mereka didapati sempurna di hadapan Allah. Kemungkinan besar jemaat ini masih menjalankan tradisi religius atau ibadah, namun tidak lagi memiliki kehidupan yang paling esensial di dalamnya. Doktrin-doktrin dan pengakuan-pengakuan diterima sebagai satu warisan yang diawetkan dan tidak dilestarikan dalam kehidupan berjemaat. Renungkan: Apakah jemaat kita adalah jemaat yang berbangga diri dalam kenyataan semu atau sungguh-sungguh mengenal diri di hadapan Allah? |
| (0.18748488333333) | (Why 6:1) |
(sh: Sang Anak Domba menghakimi (Kamis, 11 Agustus 2005)) Sang Anak Domba menghakimiSang Anak Domba menghakimi Yohanes telah menguatkan Gereja yang sedang menderita bahwa Kristus sudah memerintah di atas para penguasa dunia (pasal 1-2). Dalam pasal 4-5, Gereja dikuatkan bahwa melalui penderitaan Kristus menang dan karena-Nya Gereja menerima kemenangan. Kini Kristus yang menang itu, bertindak membuka keenam meterai pertama yang berisi berbagai hukuman atas dunia ini. Akibatnya terjadi kekacauan dalam dunia yang diungkapkan dengan "saling gigit" dan membinasakan sebagai dampak pemerintahan dan hukuman Kristus. Keempat meterai pertama dilambangkan oleh empat ekor kuda pembawa berbagai malapetaka. Keempat malapetaka itu bisa terjadi serempak atau berurutan. Kuda keempat yang menyimpulkan semua malapetaka itu adalah Maut yang datang menimpa penduduk dunia. Kuda pertama dan terakhir memberitahukan bahwa manifestasi hukuman dari Allah itu adalah malapetaka alam dan manusia pengikut sebagai alat si jahat. Sebagai Raja, Kristus kini memurnikan orang beriman dan menghukum mereka yang tidak tunduk kepada-Nya melalui alat-alat penyebar petaka tersebut. Seperti pemimpin mereka yang telah dibantai (Why. 5:6), para martir telah dibunuh karena iman mereka akan firman Allah dan kesaksian hidup mereka (Why. 6:9). Bagi-Nya, penderitaan umat-Nya bernilai mulia bagaikan kurban di mezbah. Penderitaan karena iman adalah jalan menuju kemenangan dan ungkapan kurban untuk kemuliaan Dia yang lebih dulu berkorban bagi kita. Dia yang telah menang dan memerintah dalam kemuliaan, mendengar doa-doa umat-Nya dan membela mereka. Dia tidak membiarkan begitu saja pengurbanan umat-Nya yang tekun dalam iman dan penderitaan, tetapi Ia bertindak menghukum kejahatan para penyebab penderitaan itu (ayat 12-17). Dia yang telah mencurahkan darah-Nya untuk umat-Nya, akan membela mereka yang karena iman kepada-Nya rela mencurahkan darah mereka. Responsku: __________________________________________________________________________________________ |
| (0.18748488333333) | (Why 13:1) |
(sh: Binatang-binatang yang mengerikan (Jumat, 8 November 2002)) Binatang-binatang yang mengerikan
Binatang-binatang yang mengerikan. Bukan hanya itu, Iblis juga bekerja dalam lingkup yang kelihatan lebih halus, yakni wilayah rohani. Binatang ganjil keluar dari dalam bumi, dengan dua tanduk seperti anak domba dan berbicara laksana sang naga. Ia menjadi pelaksana kuasa binatang yang pertama dan dengan itu ia mengajak seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang yang pertama. Melalui pengaruhnya yang sangat luar biasa, ia menyebabkan hampir semua orang menerima tanda sang binatang pertama di dahi mereka. Orang-orang itu menyediakan diri menjadi pengikut dan penyembah kekuasaan politik bersifat tirani dan memusuhi Allah. Namun demikian, penglihatan yang seram ini diimbangi dengan ungkapan bahwa bilangan binatang itu enam ratus enam puluh enam adalah suatu kiasan tentang penolakan dan pemberontakan manusia kepada Allah yang sempurna dan kegagalan tuntutannya untuk menjadi sama dengan Allah.
Renungkan: |
| (0.18556192666667) | (Mat 21:28) |
(bis) Dalam beberapa naskah kuno ada versi sebagai berikut: (Ayat 28-31) 28 "Sekarang bagaimana pendapatmu tentang hal ini?" kata Yesus selanjutnya. "Adalah seorang ayah yang mempunyai dua anak laki-laki, ia datang kepada anaknya yang pertama dan berkata, 'Nak, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini.' 29 Anak itu menjawab, 'Baik, Ayah!' Tetapi ia tidak pergi. 30 Lalu ayah itu datang kepada anaknya yang kedua dan mengatakan hal yang sama. Anak itu menjawab, 'Saya tidak mau,' tetapi kemudian berubah pikiran lalu pergi juga. 31 Dari antara kedua anak itu, yang manakah yang melakukan kehendak ayahnya?" "Yang kedua," jawab imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi itu. |
| (0.18556192666667) | (Kej 1:2) |
(ende) Dahulu kala, djuga di Israel, dunia ini dilukiskan bagaikan tjakram jang terapung-apung diatas samudera purba, membentang dibawah tjakrawala, jakni lengkungan besar dari bahan amat keras, tempat peredaran matahari, bulan, serta bintang-bintang. Djuga diatas tjakrawala ini terdapat air, jang kadang-kadang masuk melalui lubang-lubang: air hudjan jang turun diatas bumi. (ajat 6-7) (Kej 1:6-7). Dalam melukiskan alam-semesta pengarang sutji tentu sadja menggunakan gambaran ini djuga. |
| (0.18556192666667) | (Kej 11:7) |
(ende) Ibadat kepada Tuhan jang Maha Esa, monoteisme, adalah dasar persatuan para bangsa. Politeisme memetjah-belah umat manusia. Seperti halnja dalam Kej 3:14 dsl., begitu pula disini keadaan umat manusia sekarang ini didasarkan atas adanya dosa. Persatuan batu akan dibangun lagi dalam Israel, dan kelak- kemudian pada djaman messianis akan meliputi seluruh dunia (ump. Yes 2:1- 4). Begitu djuga oleh beberapa Bapa Geredja mukdjidjat bahasa pada hari Pentekosta (Kis 2:4 dsl.) dipandang sebagai pentjiptaan persatuan berkat rahmat Roh Kudus, jang melaksanakan djandji-djandji messianis. |
| (0.18556192666667) | (Kej 15:17) |
(ende) Djandji kepada Abram disini dengan lebih djelas lagi digambarkan sebagai Perdjandjian jang diperkuat dengan suatu upatjara. Dalam mengadakan perdjandjian, ada binatang-binatang jang disembelih, dibagi dua, lalu belahan-belahannja ditaruh berhadap-hadapan. Kemudian kedua pihak jang mengadakan perdjandjian berdjalan diantaranja. Dengan lambang ini mereka menjatakan telah bersepakat. Ketjuali itu bersumpah, bersedia menanggung nasib sematjam binatang- binatang jang dibelah dua itu, kalau mereka mengchianati djandji. (lihat Yer 34:18), Disini ada api lalu diantara belahan-belahan daging, melambangkan hadirnja Jahwe sendiri. Jahwe itulah jang sesungguhnja mengadakan Perdjandjian, dan memberi djandji-djandjiNja. Manusia sebaliknja tidak mampu mempersembahkan sesuatu jang sepadan nilainja. |
| (0.18556192666667) | (Kej 22:9) |
(ende) Banjak para Bapa Geredja menganggap peristiwa ini pralambang Korban Jesus. Ia Putera Tunggal terkasih oleh Bapa (ajat 2)(Kej 22:2), jang mengangkat sendiri salibNja ke Kalvaria (ajat 6)(Kej 22:6) sebagai Anak Domba Allah (ajat 8)(Kej 22:8) dan menderita dikaju salib (ajat 9)(Kej 22:9). Lihat pula Rom 8:32. Tipologi jang sama kita ketemukan dalam lukisan-lukisan kristiani kuno. Djuga dalam teologi jahudi dari kalangan para Rabbi korban Ishak dihubungkan dengan Anak Domba Paskah. |
| (0.18556192666667) | (Kej 32:30) |
(ende) Penuel dikenal bangsa Israel sebagai sebuah kota ditepi sungai Jabbok. Disini dihubungkan dengan penampakan kepada Jakub, karena Penuel berarti: "Wadjah Tuhan". Bangsa Israel mempunjai kejakinan, bahwa manusia tidak dapat melihat Tuhan tanpa mati. Andaikata manusia langsung melihat Tuhan, ia seakan-akan hantjur karena keAgungan Tuhan jang tidak terhingga (lihat Kel 19:22; 20:19; 33:20); Hak 6:22-23; 13:22; Yes 6:5). Kalau manusia masih hidup, ini menundjukkan perlindungan Tuhan serta tugas jang istimewa (Kel 3:1; Hak 13:22-25; 1Sa 3). |
| (0.18556192666667) | (Kej 38:8) |
(ende) Pada bangsa Israel, seperti djuga halnja pada berbagai bangsa sekitarnja, terdapat kewadjiban perkawinan levirat (latin: "levir" = ipar). Kalau seorang suami meninggalkan tanpa mempunjai anak, kakak atau adiknja berwadjib mengambil iparnja mendjadi isterinja. Maksudnja ialah mengadakan keturunan bagi suami jang telah meninggal itu, dan dengan demikian mengabadikan namanja (lihat tjatatan pada Kej 37:35). Dalam keadaan sematjam itu anak laki-laki jang sulung dianggap sebagai anak sjah dan ahliwaris suami jang telah meninggal (lihat Ula 25:5-10; Mat 22:23 dsl.). |
| (0.18556192666667) | (Kej 47:6) |
(ende) Disini mulai suatu tjerita paralel dari tradisi P. Parao berunding dengan Jakub, dan dengan sukarela menjediakan salah-satu dari daerah jang tersubur. Dalam teks Hibrani seperti kita ketahui sekarang tradisi ini ditambahkan pada ajat 1-5(Kej 47:1-5) mendjadi suatu tjerita, suatu rentetan peristiwa-peristiwa berturut-turut. Terdjemahan Junani Septuaginta masih membawakannja sebagai dua tjerita jang terlepas. Kata Parao seperti disebutkan dalam ajat 5(Kej 47:5) dan bagian pertama ajat 6(Kej 47:6) termasuk tjerita kedua. Djadi turutannja: ajat 5a - 6b - 5b - 6a. (lihat djuga tjatatan-tjatatan dalam lampiran). |
| (0.18556192666667) | (Kel 1:10) |
(ende) Rakjat Mesir merasa takut, kalau-kalau nanti bila ada penjerbuan suku-suku Semit lagi, orang-orang Hibrani menggabungkan diri dalam penjerbuan itu. Penulis melukiskan kerdja-paksa di Mesir sebagai usaha mengurangi djumlah orang-orang Hibrani. Tradisi E menambahkan (aj. 15-22)(Kel 1:15-22) pembunuhan anak-anak sulung, untuk menerangkan tjerita fasal 2(Kel 2). Ketjuali kerdja-paksa jang berat itu, bagi umat Hibrani jang terasa sangat menekan bukan terutama bahwa mereka menderita kekurangan (lihat: Kel 16:3), melainkan bahwa mereka kehilangan kemerdekaan. |
| (0.18556192666667) | (Kel 2:10) |
(ende) Nama "Musa" (hibr: "Mosjeh") kiranja berasal dari bahasa Mesir, seperti dapat diperkirakan pula dari ajat ini. Artinja: anak, Putera (bandingkan dengan nama-nama radja Mesir: Tutmoses, Ahmoses). Selain itu teks memberikan arti hibrani berpangkal pada kata hibrani "masjak" = menarik (dari air). Ialah jang pertama-tama diselamatkan dari kekuasaan Mesir. Adalah tugasnja pula, menjelamatkan seluruh umat Israel dengan menjeberangi air-laut. Disini Musa masih nampak sebagai seseorang jang terdorong perasaan manusiawi belaskasihan dan kemarahan. Tetapi umat Israel sendiri sudah begitu lemah sikap-semangatnja, sehingga hanja takut sadja, kalau-kalau tindakan-tindakan Musa malahan mengakibatkan penindasan jang lebih kedjam lagi. |
| (0.18556192666667) | (Kel 12:23) |
(ende) Mungkin sekali pengarang berpikir tentang Malaikat Maut, jakni utusan Jahwe untuk melaksanakan penjiksaanNja, kadang-kadang djuga disebut "Malaikat Jahwe" (bandingkan Kej 16:7 tjatatan). Dalam berbagai teks gambaran kuno ini berkembang kearah indentifikasi (penjamaan) dengan Tuhan sendiri, jang tjampurtangan dalam sedjarah manusia (Kel 3:2; 14:19; 23:20-21). Dalam teks-teks lain malaikat tersebut adalah machluk rohani dengan hakekatnja sendiri, demikian 2Ra 19:35 dan 2Sa 24:15-16, jang menjebutkan bahwa malaikat menjiksa dengan mendatangkan penjakit pes. Penjakit ini mungkin djuga dimaksudkan disini. Sebagai Malaikat Pelindung: lihat (Kel 23:20) dan Tob 5. |
| (0.18556192666667) | (Kel 13:1) |
(ende) Ajat-ajat ini mempersiapkan ajat. 11-16 (Kel 13:11-16). Wadjib mengorbankan anak sulung tidak dari semula berhubungan dengan pesta Paskah. Maksudnja: mengakui Allah sebagai Tuhan segala sesuatu jang hidup, dan memohon berkatNja atas hidup didunia ini, pun pula meminta kesuburan. Dalam hal ini ada persamaannja dengan pesta-pesta roti-roti tidak beragi. Bahwa sementara itu orang teringat akan anak-anak sulung Mesir jang binasa, sedangkan anak-anak sulung Israel diselamatkan, tidak sukar difahami. (Lihat Kel 11:5 tjatatan; dan Bil 3:13; 8:17). Demikianlah peraturan ini dimasukkan dalam rangka perajaan Paskah. |
| (0.18556192666667) | (Kel 18:13) |
(ende) Njatalah disini kegiatan Musa sebagai penjusun hukum dan hakim. Bagi umat Israel pengadilan merupakan tugas keagamaan, jang pada djaman keradjaan diserahkan kepada suku Levit (Ula 17:8-11). Hakim berbitjara atas nama Tuhan, Jang mendjadi tudjuan ialah damai dan kesedjahteraan umat (aj.23)(Kel 18:23), jang dalam segala-galanja bertindak selaras dengan kehendak Allah, dan semakin sempurna mendjadi umat Tuhan. Pengadilan ini membajangkan Pengadilan Tuhan jang terachir kelak, jang membenarkan mereka jang saleh. Terutama dalam mazmur-mazmur kerapkali Israel memohon keputusan Tuhan jang menjelamatkan (misalnja Maz 43). |
| (0.18556192666667) | (Kel 20:24) |
(ende) Tuhanlah jang menentukan tempat perdjumpaanNja dengan manusia. Perdjumpaan itu mendorong untuk mempersembahkan korban penjerahan diri kepada Tuhan, djadi djuga untuk mendirikan mezbah jang sekaligus merupakan tanda peringatan. Adapun pada korban-bakar barang jang dikorbankan habis dibakar (Lv 1)(Ima 1). Korban-damai disusul dengan perdjamuan makan: binatang jang dikorbankan dimakan sebagai tanda persatuan (Lv 3)(Ima 3). Peraturan mengenai mezbah-mezbah berasal dari djaman ketika ibadat (kultus) belum dipusatkan pada satu tempat. Gaja-bahasanja bersifat apodiktis seperti pada dekalog. |
| (0.18556192666667) | (Im 15:1) |
(ende) Perundangan ini mengenai gedjala seksuil, baik jang sehat dan normal, maupun jang sakit. Gedjala-gedjala itu semua mengakibatkan, orang tidak boleh ikut dalam ibadah. Perundangan jang sedemikian itu terdapat pada banjak bangsa, baik dahulu maupun sekarang. Rahasia kesuburan dan kehidupan mengesankan serta menakutkan orang, jang mengalaminja sebagai sesuatu jang bersifat ilahi. Karena itu segala sesuatu jang bersangkutan dengannja dikelilingi pelbagai aturan dan tabu. Gedjala-gedjala itu mengurangi daja hidup, jang perlu dilindungi atau dipulihkan. Adat-istiadat lama diambil alih oleh kitab Levitika, tapi dihubungkan dengan kekudusan Allah, sumber dan asal-usul segala hidup. |


