Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 201 - 220 dari 246 ayat untuk wilayah [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.14543352380952) (Ul 13:1) (sh: Tolak tegas kesesatan (Kamis, 15 Mei 2003))
Tolak tegas kesesatan

Tolak tegas kesesatan. Firman Tuhan hari ini keras mengingatkan Israel, juga umat Tuhan masa kini untuk menolak semua godaan yang datang dari berbagai pihak untuk menyembah ilah-ilah lain (ayat 1,6,12). Pada masa itu agama Kanaan memang sering membuat orang terpesona oleh tanda-tanda ajaib yang dikaitkan dengan kegiatan dewa Baal. Pada masa kini, berbagai kepercayaan magis seperti mencari jimat atau ramalan dari dukun, atau bahkan mencampuri ajaran Kristen dengan unsur takhyul tadi, termasuk dosa yang ditentang keras oleh Allah. Mengapa? Sebab banyak atau sedikit kesesatan itu, tetap membuat kita tidak fokus kepada Allah dan akan berakhir pada berbagai akibat merusak dalam hidup ini.

Firman ini memerintahkan umat menyingkirkan tiga kelompok orang. Pertama, para nabi palsu yang mengundang orang untuk sesat. Kedua, anggota keluarga yang memperkenalkan kesesatan. Ketiga, kelompok orang yang melakukan kesesatan. Ketiga pihak ini harus dihukum mati (ayat 5,9,15). Dengan cara itu Israel memperlihatkan kesetiaan mereka kepada Allah (ayat 18). Konteks kita masa kini tentu berbeda. Kita tidak diminta untuk menyingkirkan pihak-pihak seperti itu secara fisik. Pemerintahan Allah atas hati, pikiran, kehendak, perasaan kita membuat kita mengikuti pimpinan Allah untuk memperkecil wilayah kejahatan dan kesesatan dengan doa dan sikap hidup. Sikap hidup yang sepenuhnya menaati firman Allah itu sendiri akan berdampak menelanjangi dan memperkecil ruang gerak kesesatan.

Hanya Yahwe yang telah memberi keluaran, maka Israel hanya boleh menyembah Dia saja. Hanya Yesus yang hidup-mati-bangkit-Nya memberi kita keluaran baru dan membuat kita mengenal Allah sebagai Bapa. Sebab itu, kita tidak boleh membiarkan suara siapa pun mengubah kesetiaan kita kepada-Nya.

Renungkan: Bagi Dia yang telah memberi segalanya, layak kuberikan segenap hati dan hidupku.

(0.14543352380952) (1Raj 4:1) (sh: Pemimpin yang berhikmat (Kamis, 29 Juli 2004))
Pemimpin yang berhikmat

Pemimpin yang berhikmat. Bagaimana caranya berhasil memimpin bangsa yang besar? Salomo merasakan beban berat untuk melanjutkan kepemimpinan Daud. Mengapa demikian? Pada zaman Daud, Israel telah mengalami kejayaan dalam peperangan. Bagaimanakah nasib Israel di tangan Salomo? Apakah Salomo merupakan orang yang tepat untuk meneruskan kepemimpinan Daud?

Menjadi seorang raja atas bangsa Israel yang besar jumlahnya memerlukan hikmat. Hikmat pada masa itu, bukanlah hikmat teoretis dan ilmu pengetahuan semata-mata. Hikmat pada masa itu terkait dengan kemampuan untuk meraih kesuksesan, yaitu suatu hal yang nyata dan praktis. Salomo memiliki hikmat tersebut. Hikmatnya terwujud nyata dalam bagaimana dia mengatur administrasi pemerintahannya dengan membagi duabelas kepala daerah. Tugas kedua belas kepala daerah ini: Pertama, menjamin kebutuhan setiap bulan dalam hal makan raja dan seisi istana. Kedua, bertanggung jawab atas keadilan dan kesejahteraan wilayah masing-masing sehingga tidak ada daerah yang terlalu kaya atau terlalu miskin. Hasil dari kebijaksanaan administrasif Salomo, membuat orang Yehuda dan orang Israel terjamin kebutuhan hidupnya (ayat 7-20).

Keberhasilan Salomo dalam memimpin bukan semata-mata karena kecakapan administratifnya yang luar biasa tetapi karena dia terlebih dahulu mengarahkan hidupnya untuk hidup takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan merupakan sumber hikmat (band. Amsal 1:7) yang menolong Salomo dalam memimpin bangsa Israel.

Kita harus meneladani apa yang dilakukan oleh Salomo, yaitu takut akan Tuhan. Setiap kita dipanggil untuk memimpin, pertama-tama memimpin hidup kita masing-masing, baru kemudian memimpin orang lain. Landasilah hidupmu dengan takut akan Tuhan, maka hikmat Tuhan akan dicurahkan kepadamu.

Renungkan: Supaya kita bisa memimpin dengan baik dan benar, mulailah dengan hidup takut akan Tuhan dan menyesuaikan hidup kita dengan kehendak Tuhan.

(0.14543352380952) (1Raj 8:54) (sh: Doa berkat (Kamis, 5 Agustus 2004))
Doa berkat

Doa berkat. Akhir sebuah ibadah, biasanya ditutup dengan doa berkat yang dilakukan oleh pemimpin umat. Demikian juga ibadah penahbisan rumah Allah yang didirikan oleh Salomo ditutup dengan doa berkat. Dalam kesempatan ini Salomo bertindak sebagai raja dan imam, menyampaikan pengajaran, menaikkan doa, dan memberi berkat. Tindakan Salomo ini kelak sepenuhnya digenapi oleh Tuhan kita, Yesus Kristus, sang Nabi, Imam, Raja sejati, melalui-Nya kita beroleh pendamaian dan berkat ilahi.

Salomo mempersembahkan korban yang bermakna penyembahan bagi Allah (ayat 62-64). Doa syukur dipanjatkan karena Allah menyediakan "Tempat perhentian" bagi umat. Biasanya istilah "Tempat perhentian" ini dipakai untuk menunjukkan tanah perjanjian. Namun dengan berdirinya Bait Allah, mereka merasakan bahwa semua yang Allah janjikan kepada mereka sebagai suatu bangsa sudah lengkap. Mereka sudah memiliki wilayah dan UUD berupa Hukum Taurat. Mereka juga memiliki Raja Salomo sebagai pemimpin politik mereka. Ditambah bangunan Bait Allah secara simbolis menyatakan kehadiran "Raja atas segala raja" dalam kehidupan mereka. Apa lagi yang mereka butuhkan?

Lalu sebagai bentuk doa syukur Salomo atas kebaikan Allah, maka diadakan perayaan bersama umat Israel selama tujuh hari (ayat 65-66). Namun, di balik pengucapan syukur itu ada kesadaran bahwa semua anugerah itu tidak menjamin mereka tetap diberkati. Berkat hanya akan terus mengalir kalau ikatan perjanjian itu tetap dipelihara. Oleh sebab itu doa permohonan Salomo adalah, "Kiranya TUHAN, Allah kita, menyertai kita sebagaimana Ia telah menyertai nenek moyang kita" (ayat 57) dan "Hendaklah dicondongkan-Nya hati kita kepada-Nya untuk hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, ..." (ayat 58). Di balik pernyataan permohonan ini ada kesadaran bahwa tanpa anugerah, tidak mungkin Israel bertahan setia kepada Allah.

Renungkan: Yang terpenting dari berkat itu adalah si pemberi berkat. Kehadiran Allah di dalam Kristus Yesus yang menyertai dan yang menopang kita itulah berkat terbesar.

(0.14543352380952) (2Raj 8:1) (sh: Respons terhadap nubuat (Kamis, 12 Mei 2005))
Respons terhadap nubuat

Respons terhadap nubuat
Respons seseorang yang tepat terhadap firman Tuhan akan menghasilkan sukacita dan damai sejahtera. Respons yang tepat akan muncul dari sikap hati yang benar di hadapan-Nya.

Perempuan Sunem adalah contoh orang yang merespons nubuat Elisa dengan percaya dan taat. Oleh karena itu, ia diluputkan dari bahaya kelaparan yang menimpa Israel selama tujuh tahun (ayat 1-2). Imannya diakui bahkan dihormati oleh Yoram, raja Israel sehingga perempuan Sunem itu mendapatkan kembali rumah dan ladangnya yang sudah diserobot orang lain ketika ia mengungsi ke Negeri Filistin (ayat 6).

Sebaliknya, respons Hazael menunjukkan kepalsuannya. Panglima perang Aram ini dinubuatkan Elisa bahwa dirinya akan menjadi pembunuh umat Allah dan juga akan mengudeta rajanya sendiri, Benhadad (ayat 10-12). Respons Hazael dalam ayat 13 ini menunjukkan kerendahan hatinya yang munafik. Ayat ini bisa diterjemahkan, "Anjingkah aku, sehingga aku akan melakukan perbuatan besar itu?" Hazael berlaku seolah-olah menolak nubuat Elisa bahwa dirinya akan melakukan perbuatan keji itu. Akan tetapi, tindakan Hazael kemudian yang membunuh Raja Benhadad jelas menunjukkan ambisinya untuk menjadi raja Aram (ayat 15). Kelak terbukti bahwa Hazael akan menjadi perongrong wilayah Israel yang akhirnya menaklukkan Israel (ayat 10:32-33).

Persoalan yang biasanya mengganggu banyak gereja di Indonesia adalah sikap para pemimpin yang tidak tulus dalam menggembalakan domba Allah. Akibatnya muncul kekisruhan yang menjurus pada perpecahan gereja. Betapa ironis, mereka yang seharusnya memberitakan firman Tuhan dengan benar justru memutarbalikkannya menurut kepentingan diri mereka sendiri. Akibatnya gereja tidak bertumbuh secara rohani.

Camkan: Banyak membaca firman Tuhan tanpa merespons dengan ketulusan, akan menjadikan Anda batu sandungan buat sesama anak Tuhan!

(0.14543352380952) (2Raj 10:18) (sh: Jangan pernah berpikir Allah bisa diperalat (Rabu, 31 Mei 2000))
Jangan pernah berpikir Allah bisa diperalat

Jangan pernah berpikir Allah bisa diperalat. Penyembahan Baal sudah sejak lama diberlakukan dan dipromosikan oleh dinasti Ahab, maka sangatlah lumrah dan logis bila Yehu menghancurkan penyembahan agar kenang-kenangan terhadap regim lama hilang dari rakyat Israel.

Tetapi mengapa panggilan Yehu kepada seluruh nabi Baal untuk menghadiri upacara penyembahan Baal secara besar-besaran dapat dikatakan efektif? Mengapa penyembah Baal yang setia tidak curiga akan motivasi Yehu? Nampaknya sebagai ajudan Ahab, Yehu juga menjadi penyembah Baal bersama-sama keluarga kerajaan. Sebagai seorang manusia yang dapat secara sigap memperalat agama untuk mencapai tujuannya, dulu mungkin memperlihatkan sebagai seorang penyembah Baal yang setia. Namun pelenyapan para nabi dan penyembah Baal serta penghancuran penyembahan dan kuil Baal sebetulnya bukan merupakan bukti bahwa Yehu mempunyai komitmen pribadi kepada Allah. Ini terbukti ketika tujuan pribadinya sudah tercapai, semangat yang menggebu-gebu untuk Allah pudar. Reformasi agama yang sudah ia mulai dengan penghancuran kuil Baal tidak terus berlanjut. Malah ia sendiri kini mempromosikan penyembahan dewa asing yang pernah dimulai Yerobeam sebagai agama negara dan hanya berkonsentrasi kepada pemerintahannya saja.

Yehu sudah memperalat Allah untuk mendapatkan dan memperkokoh takhtanya. Padahal ia menjadi raja karena Allah memilih dia. Dan sekarang setelah semuanya didapat, dia mengesampingkan dan 'memperistirahatkan' Allah. Seharusnya ia menyadari bahwa tidak pernah dapat memperkokoh takhtanya tanpa keterlibatan Allah. Allah membuktikan bahwa Dia tidak dapat diperalat Yehu dengan memberikan batas waktu keturunan Yehu memerintah di Israel. Dia juga sudah mulai mengurangi wilayah kekuasaan Israel dan mengizinkan bangsa Aram mengalahkan mereka.

Renungkan: Hubungan pribadi orang percaya dengan Allah yang berdasarkan komitmen dan penyerahan diri secara penuh merupakan faktor penentu di dalam kehidupannya. Sebab tidak pernah seorang percaya tidak mengalami sesuatu di dalam hidupnya, ketika persekutuan dan hubungan pribadinya dengan Allah berubah.

(0.14543352380952) (2Raj 13:10) (sh: Kristen adalah aset nasional (Minggu, 4 Juni 2000))
Kristen adalah aset nasional

Kristen adalah aset nasional. Itulah seharusnya yang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia terhadap keberadaan Kristen di bumi Indonesia. Seperti Elisa ketika menderita penyakit parah dan hampir mati, Yoas raja Israel menangis sambil berseru-seru: 'Bapaku-bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda'. Kereta dan orang berkuda merupakan kekuatan utama bagi sebuah bangsa untuk menghadapi musuh. Jika ungkapan ini ditujukan kepada Elisa berarti keberadaan dan kehidupannya merupakan kekayaan nasional yang tak terhingga. Hidup Elisa bernilai dan berarti karena memberikan dampak positif yang nyata bagi kelanjutan kehidupan bangsa Israel melalui peran yang ia lakukan sebagai nabi Allah yang menegur, meneguhkan, dan menyatakan siapa Allah melalui mukjizat-mukjizat yang dikerjakan Allah di dalam dirinya. Ini merupakan 'prestasi' tersendiri bagi Elisa karena ungkapan ini pernah diserukan oleh Elisa kepada Elia sebagai pengakuan akan nilai Elia bagi bangsa Israel (2Raj. 2:12).

Elisa tidak hanya berarti dan bernilai ketika masih hidup atau sehat. Namun di dalam keadaannya yang lemah dan hampir mati, hidupnya masih diberdayakan sebagai pewarta kabar keselamatan Allah bagi Israel. Kabar keselamatan yang membawa misi restorasi bangsa Israel kembali sebagai bangsa yang besar dan dengan wilayah yang membentang luas. Semua itu digenapi setelah kematiannya. Israel berhasil mengalahkan Aram sebanyak tiga kali hingga Israel berhasil mendapatkan kembali kota-kotanya. Hidup dan keberadaan Elisa sangat berarti dan bernilai bagi bangsa Israel sebab sepanjang hidupnya ia memberikan diri secara penuh untuk dipakai oleh Allah, sehingga seorang raja yang jahat seperti Yoas pun mengakuinya sebagai aset nasional.

Renungkan: Jika Kristen meneladani Elisa, akan menjadi aset nasional, sehingga mereka yang tidak seiman akan mengakui dan membutuhkan pelayanan kita.

Bacaan untuk Minggu Paskah 7

Kisah Para Rasul 1:12-14 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis1.htm#1:12 1Petrus 4:12-19 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe4.htm#4:12 Yohanes 17:1-11 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh17.htm#17:1 Mazmur 47 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz47.htm

Lagu: Kidung Jemaat 336

(0.14543352380952) (2Raj 15:27) (sh: Yotam kurang sungguh mengikut Tuhan (Jumat, 1 Juli 2005))
Yotam kurang sungguh mengikut Tuhan

Yotam kurang sungguh mengikut Tuhan Hidup di lingkungan yang jahat tidak berarti harus ikut-ikutan jahat. Tuhan pasti melindungi anak-anak-Nya yang hidup kudus. Namun, tidak berarti mereka boleh hidup seenaknya. Mereka tetap bertanggung jawab memelihara hidup suci dan tidak kompromi dengan dosa.

Sejarah kerajaan Israel yang dipimpin Raja Pekah sedang mendekati kehancuran. Tidak satu pun raja yang baik. Secara agamawi, mereka semua menyembah berhala dan membawa umat Allah berdosa. Secara politik, kudeta berdarah terus-menerus terjadi. Secara moral, terjadi ketimpangan sosial dan penindasan rakyat kecil. Karena itu, hukuman Tuhan akan segera datang. Di bawah pimpinan Tiglat Pileser, Asyur merebut sebagian wilayah Israel dan menawan penduduknya ke tanah pembuangan (ayat 29).

Raja-raja yang memimpin Yehuda pada periode ini relatif lebih baik daripada raja-raja Israel. Azarya (2Raj. 15:1-7) dan Yotam, keduanya menjauhkan diri baik dari penyembahan berhala maupun dari beribadah kepada dewa-dewi bangsa kafir (ayat 34). Sayangnya, kesungguhan mereka mengikut Tuhan tidak cukup tuntas. Sama seperti Azarya (2Raj. 15:4), Yotam masih membiarkan rakyat memberikan persembahan kurban di bukit-bukit pengurbanan (ayat 35) mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa kafir dan perbuatan keliru Israel. Padahal ada Bait Allah yang telah ditetapkan Tuhan untuk digunakan beribadah kepada-Nya. Akibat ketidaktuntasan dalam mengikut Tuhan ialah mulai masa Yotam Tuhan mengizinkan Aram dan Israel mengganggu Yehuda (ayat 37).

Mengikut Tuhan harus sepenuh hati dan tuntas. Jangan biarkan kebiasaan nonkristen bercampur dengan ibadah kudus. Kompromi seperti itu berdampak jangka pendek menggerogoti kesetiaan dan iman kita, sedangkan dampak jangka panjang adalah hidup kita semakin mirip dunia.

Renungkan: Hidup kudus berarti tidak mengizinkan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan mengatur hidup kita.

(0.14543352380952) (2Raj 18:1) (sh: Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen (Minggu, 9 Juli 2000))
Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen

Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen. Komitmen raja Hizkia kepada Allah termanifestasi dalam reformasi rohani yang ia lakukan secara menyeluruh dan tuntas. Reformasi rohani bagi kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat yang ia lakukan digambarkan sebagai suatu tindakan yang gencar, menggebu-gebu, dan seakan-akan tiada henti-hentinya (3-6).

Raja Hizkia melakukan tepat seperti yang dilakukan Daud. Hizkia tidak hanya bertanggung jawab atas kehidupan jasmani rakyatnya tapi terutama kehidupan rohaninya juga. Karena itu ia melakukan pembersihan secara besar-besaran praktek-praktek perzinahan rohani. Selain itu, ia mempunyai kehidupan iman dan ketaatan yang seimbang (5-6). Artinya, dalam seluruh kehidupan pribadi Hizkia, antara keyakinan dan praktek tidak terdapat perbedaan. Reformasi rohani menjadi prioritas utama dalam pemerintahan Hizkia sebab ia berkeyakinan bahwa yang terutama bagi manusia adalah siapa dia dan bukannya apa yang ia lakukan di hadapan Allah. Keberhasilan dia mengalahkan Filistin dan memberontak terhadap Asyur berlandaskan atas dasar yang kuat yaitu hubungan yang benar dengan Allah. Karena ia yakin hanya Allahlah yang sanggup memberikan keberhasilan kepada usahanya.

Keadaan Hosea sangat berbeda dengan keadaan Hizkia. Hosea dan seluruh wilayah kerajaannya ditaklukkan raja Asyur bukan karena Asyur secara politik dan militer lebih hebat dan kuat melainkan karena kehidupan bangsa Israel dan rajanya tidak berlandaskan pada hubungan yang benar dengan Allah (12). Pengetengahan Hosea di tengah-tengah kisah Hizkia semakin mempertegas bahwa kehidupan manusia itu utuh dan satu, dan kehidupan rohanilah yang harus mendapatkan prioritas utama.

Renungkan: Keberhasilan kita dalam setiap usaha,, pekerjaan, dan rumah tangga biarlah didasarkan pada hubungan yang benar dengan Allah.

Bacaan untuk Minggu ke-4 sesudah Pentakosta

Keluaran 19:2-6 Roma 5:6-11 Matius 9:36-10:8 Mazmur 100

Lagu: Kidung Jemaat 318

Pemahaman Alkitab 2 -- 2Raja-raja 17:1-33

Persepakatan antara Raja Hosea dengan So, raja Mesir, merupakan salah satu bentuk pelanggaran bangsa Israel terhadap ketetapan hukum perjanjian Allah. Betapa nyata sikap Israel yang tegar tengkuk, menolak, menyingkirkan, bahkan meniadakan Allah. Pemberontakan Israel telah mencapai batas kesabaran Allah, sehingga Allah membuang dan menjauhkan bangsa Israel dari hadapan-Nya. Tindakan ini bukanlah sekadar usaha Allah mewujudkan konsekuensi pelanggaran bangsa Israel tetapi sekaligus menyatakan bahwa bangsa pilihan Allah itu telah terjerumus pada kebobrokan moral yang paling dalam. Namun untuk kesekian kalinya pula Allah menantikan pertobatan Israel.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bila persepakatan Raja Hosea dengan So, raja Mesir, kita lihat dari perspektif Allah, peristiwa itu bukanlah satu-satunya penyebab dibuang dan dijauhkannya bangsa Israel dari hadapan Allah. Dapatkah Anda menjelaskan penyebab fatal lainnya (7-23)? Mengapa pelanggaran dalam beribadah dijadikan tekanan paling utama? Jelaskan!

2. Perjanjian Allah dengan bangsa Israel adalah prakarsa murni Allah, tetapi tindakan Allah menjauhkan bangsa Israel dari hadapan-Nya bukan sepenuhnya tindakan aktif Allah. Justru peran terbesar adalah bangsa Israel sendiri. Mengapa demikian? Jelaskan pendapat Anda!

3. Sebagai bangsa pilihan, Israel telah merasakan berkat dan karya Allah dalam hidup mereka. Berkat apa sajakah itu (7-13)? Jelaskan! Saat ini pikirkan dan paparkan berkat dan karya Allah dalam hidup Anda! Bila kita mendapati begitu banyak berkat dan karya Allah dalam hidup kita semestinya perbuatan dosa tidak mendapatkan tempat dalam hidup kita, mengapa?

4. Belajar dari pengalaman Israel sebagai bangsa pilihan, Kristen pun tidak akan luput dari hukuman Allah, bila Kristen memilih bersikap seperti bangsa tak ber-Tuhan. Yang harus Kristen lakukan adalah memenuhi segala tuntutan hidup sebagai umat pilihan. Tuntutan hidup seperti apakah yang harus dipenuhi? Jelaskan!

5. Pikirkan contoh tindakan praktis yang dapat Anda terapkan saat ini, khususnya berkenaan dengan hidup ibadah Anda kepada Allah!

(0.14543352380952) (1Taw 18:1) (sh: Tuhan yang memberikan kemenangan (Kamis, 14 Februari 2002))
Tuhan yang memberikan kemenangan

Tuhan yang memberikan kemenangan. Pasal ini menunjukkan karya dan penyertaan Tuhan dalam peluasan kerajaan Daud. Tuhan memberikan kemenangan demi kemenangan ke dalam tangan Daud. Bila kita melihat peta Palestina zaman itu, bagian ini memetakan kemenangan Daud ke segala penjuru sekitar Israel. Daud berhasil memperlebar sayap kekuasaannya, ke Barat Daya, Tenggara, Timur, bahkan jauh sampai ke Utara, dengan menaklukkan Gat (Filistin), Amalek, Moab, Amon, Aram. Kemenangan-kemenangan itu memaksa juga Zoba untuk mengakui kekuasaan Daud. Momen ini sedemikian penting dalam sejarah Israel, sebab saat itu, bangsa itu benar-benar berhasil menaklukkan musuh-musuhnya. Kemenangan-kemenangan tersebut menyatakan bahwa di bawah seorang pemimpin yang sungguh memuliakan Tuhan dan bertindak dalam pimpinan Tuhan, bangsa itu dengan mudah meraih janji-janji Tuhan.

Apakah prinsip sederhana: memuliakan dan menaati Tuhan membawa keberhasilan, lalu membuat Daud mengabaikan hal-hal seperti strategi perang, administrasi negara, dan berbagai prinsip ketatanegaraan lainnya? Tidak. Dia tidak saja maju memerangi dan menaklukkan, tetapi sesudah itu Daud menempatkan pasukan-pasukan pendudukan (ayat 6,13) dan mengambil tindakan yang melumpuhkan kekuatan militer musuh-musuhnya (ayat 4). Daud tidak saja berkonsentrasi pada peluasan wilayah kekuasaannya, tetapi juga memperhatikan dua hal prinsip dalam pengaturan kekuasaan itu. Pertama, tujuan kekuasaan itu, dan kedua bagaimana menata kekuasaan tersebut. Tujuan kekuasaan bagi Daud bukanlah memperkaya diri sendiri. Tetapi, menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah. Daud mempersembahkan kekayaannya untuk kelak membangun Bait Allah, dan Daud menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya. Kekuasaan Daud berlangsung dalam pengaturan negara secara baik (ayat 14-17). Kerajaannya ditata ke dalam tiga departemen dengan dua panglima militer, dua staf administrasi dan empat orang imam.

Renungkan: Pernahkah Anda mendaftarkan keberhasilan-kegagalan Anda dalam kaitan dengan ketaatan Anda kepada Tuhan dan bagaimana Anda mengatur relasi-relasi Anda dengan sesama dan gaya hidup Anda?

(0.14543352380952) (Ezr 9:1) (sh: Pengaruh moral (Minggu, 12 Desember 1999))
Pengaruh moral

Pengaruh moral Ezra mendapat wewenang dari raja wilayah Yehuda untuk menghukum mereka yang telah berzinah. Dalam menangani permasalahan umat, ia tidak menggunakan kekuasaan sekuler, tetapi menggunakan pengaruh moral. Kesedihan pribadinya yang mendalam, telah menggerakkan dan mempengaruhi hati orang lain, juga gentar terhadap firman Allah.

Bukan jari telunjuk tapi air mata. Itulah yang dilakukan Ezra. Ia tidak menunjukkan jarinya sebagai tanda menghakimi bangsa Yehuda. Ia mengeluarkan air mata, bukan bagi mereka yang berdosa, tetapi air mata kesedihan yang menunjukkan bahwa umat Tuhan sudah mendukakan Allah dan sudah gagal lagi. Sikap demikianlah yang seharusnya dimiliki Kristen bila melihat saudara seiman berbuat dosa. Bukan menunjukkan jari kepada mereka sebagai penghakiman, tetapi biarlah hati kita remuk dan menyesal, dan mengungkapkan pengakuan bahwa tanggung jawab kita bersama untuk saling mengingatkan, menjadi kudus, dan menjaga kekudusan sebagai umat Allah. Dengan kata lain semua bertanggungjawab atas dosa yang dilakukan oleh masyarakat Kristiani. Kunci pembaharuan rohani adalah rasa malu yang sungguh dan kesedihan yang mendalam atas dosa yang dilakukan orang lain. Lebih baik menangis atas perbuatan orang lain daripada harus berteriak-teriak menghakimi dan menghukum dia.

Keseimbangan pengajaran dan praktek hidup. Penerapan pengajaran firman Tuhan tidak akan tercapai bila dalam pelaksanaannya masih dilibatkan unsur-unsur tekanan dan paksaan. Hal yang manjur dan efektif dalam penerapan firman Tuhan, seperti yang diterapkan oleh Ezra adalah menggunakan pengaruh moral dengan menyelaraskan antara pengajaran dan praktek hidup.

Renungkan: Tidak mudah menerapkan pengaruh moral melalui keselarasan pengajaran dan praktek hidup. Namun dengan memahami bahwa kita bertanggungjawab atas dosa yang dilakukan orang lain, kita pun termotivasi untuk mempraktekkan pengajaran yang benar.

(0.14543352380952) (Neh 4:1) (sh: Oposisi (Rabu, 15 November 2000))
Oposisi

Oposisi. Apakah suatu pekerjaan yang berasal dari dorongan Roh Tuhan terjamin berjalan dengan mulus tanpa hambatan? Belum tentu! Orang beriman terlibat dalam peperangan rohani dan lawan kita bukan manusia tetapi kekuatan anti Tuhan (lihat Ef. 6:10-12). Dari mulanya gubernur Samaria, Sanbalat, dan beberapa pemimpin wilayah tetangga lainnya mendengar rencana pembangunan tembok Yerusalem. Mereka kesal karena ada orang yang datang mengusahakan kesejahteraan orang Israel (2:10). Serangan pertama yang dilontarkan oleh Sanbalat dan sekutunya adalah ejekan (1-3). Ejekan ini dapat melemahkan semangat orang Yahudi sebab mereka

sedang diperhadapkan pada tugas yang sulit dan ejekan yang mereka lontarkan mengandung kebenaran. Sebagai contoh: batu yang ada pada zaman itu adalah batu yang lunak. Ketika dibakar, semua cairan yang terkandung dalam batu itu menguap sehingga batu itu akan hancur menjadi debu. Karena itu ejekan ini: "apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis?" merupakan serangan mental yang berat terhadap semangat Nehemia dan kawan-kawannya.

Bagaimana Nehemia meresponi serangan ini? Ia berdoa kepada Allah agar Allah sendiri yang membalikkan ejekan itu kepada Sanbalat dan sekutunya. Nehemia tidak beragumentasi dengan Allah tentang panggilannya sebab ia yakin bahwa Allah dapat memimpin kepada keberhasilan. Keberhasilan inilah yang akan membungkam semua ejekan. Mereka tetap teguh melaksanakan pekerjaan mereka. Namun serangan tidak berhenti sampai di sini. Ketika ejekan tidak dapat melemahkan semangat orang Yahudi bahkan pekerjaan mereka semakin menampakkan kemajuan yang berarti (7), Sanbalat dan sekutunya mulai mengadakan serangan secara fisik. Nehemia menghadapi serangan ini dengan cara yang sama yaitu berdoa, keteguhan, dan kesiapan fisik maupun mental.

Renungkan: Jangan meragukan atau mempertanyakan penyertaan Allah ketika Anda menghadapi banyak kesulitan, serangan, dan masalah dalam pelayanan ataupun pekerjaan Anda. Masalah dan kesulitan akan selalu ada. Hanya dengan doa, keteguhan hati, dan kesiapan untuk terus bekerja, yang akan memimpin kita kepada keberhasilan yang sudah Allah sediakan bagi kita.

(0.14543352380952) (Mzm 9:1) (sh: Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada (Minggu, 7 Januari 2001))
Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada

Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada. Daud seakan-akan ingin menyaingi apa yang telah Allah perbuat baginya dengan cara mengungkapkan ucapan syukur kepada-Nya dalam berbagai cara (ayat 2-3). Ia melakukannya karena menyaksikan betapa luar biasanya perbuatan Allah baginya, yaitu masalah, kesulitan, dan penderitaan yang bertumpuk, satu- persatu dibereskan oleh Allah. Musuh-musuhnya dibuat Allah mundur, jatuh, dan binasa di hadapan-Nya (ayat 4). Ia juga melihat bagaimana Allah membela haknya secara adil (ayat 5). Lalu Daud mengenang kemenangan demi kemenangan yang diberikan Allah, sehingga ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan dan pengaruhnya (ayat 6-7).

Namun ia kembali mengalami kesulitan, bahkan kali ini penderitaan yang ia alami lebih hebat sebab ia hampir masuk ke dalam maut dalam waktu yang panjang (ayat 14, 19). Bagaimana pemazmur menghadapi ini semua? Ia kembali berteriak minta tolong kepada Allah. Ia tetap yakin bahwa Allah akan menolongnya kembali. Mengapa ia tetap yakin? Sebab ia mempunyai pengenalan yang benar yaitu Allah yang adil dan penuh belas kasihan. Baginya Allah adalah tetap Allah yang akan menumpas bangsa- bangsa (ayat 16, 6); Allah yang menghakimi (ayat 17, 8-9) dan Allah yang tidak akan melupakan orang miskin dan sengsara (ayat 19, 5). Bahkan kini keyakinannya semakin bertumbuh, yakni agar manusia mengenal Allah yang benar dan takut kepada-Nya.

Renungkan: Apa yang Allah sudah lakukan bagi Anda? Mintalah kepada-Nya untuk membukakan mata rohani Anda agar Anda mengenal Dia dengan lebih dalam dan lebih benar. Pengenalan yang akan menumbuhkan keyakinan penting bagi Anda untuk melangkah dalam kehidupan ini dengan tetap tegar dan setia kepada- Nya, sebab seperti yang dialami oleh pemazmur persoalan, kesulitan, dan penderitaan akan terus membayangi kita.

Bacaan untuk Minggu Epifania 1

Yesaya 61:1-4

Kisah Para Rasul 11:4-18

Markus 1:4-11

Mazmur 29:1-4, 9-10

Lagu: Kidung Jemaat 409

PA 1 Matius 5:27-48

Masyarakat Indonesia saat ini sudah bosan dengan orasi- orasi berisi wejangan moral yang indah. Mereka membutuhkan contoh kehidupan yang menjunjung tinggi moralitas, yakni moralitas yang tidak relatif namun berdasarkan standar Allah. Melalui PA hari ini kita akan belajar bahwa Kristen harus memperlihatkan kualitas moral yang tinggi dalam bidang-bidang kehidupan, yang oleh sebagian masyarakat standarnya sudah jauh diturunkan.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Perhatikan kata 'Kamu telah mendengar' pada ayat 27, 33, 38, 43 dan 'telah difirmankan' di ayat 31! Hubungkan dengan hukum yang dikatakan kemudian, makna apa yang ingin diungkapkan melalui pernyataan-pernyataan itu?

2. Apa perbedaan antara konsep berzinah yang sudah dikenal dengan konsep yang diajarkan oleh Yesus (ayat 27)? Apa yang mendasari konsep Yesus? Karena itu bagaimana Kristen harus menggunakan anggota tubuhnya (ayat 29-30)? Prinsip apa yang ingin dikatakan oleh Yesus melalui perintah-Nya (ayat 29-30) yang sangat keras?

3. Bagaimana pandangan Yesus tentang pernikahan (ayat 31- 32)? Bagaimana pandangan masyarakat Yahudi? Apa yang membedakan kedua pandangan ini? Bagaimanakah pandangan Anda sendiri?

4. Bagaimanakah seharusnya kejujuran Kristen dalam perkataan? Mengapa Yesus melarang Kristen untuk bersumpah? Mengapa masyarakat Yahudi menghendaki sumpah? Apa yang harus Kristen lakukan agar perkataannya dapat dipercayai?

5. Apakah cukup bagi Kristen untuk tetap diam dan tidak membenci orang yang menyakitinya (ayat 39-42; 44)? Jika tidak, apa yang seharusnya Kristen lakukan? Mengapa Kristen dituntut sedemikian tinggi (ayat 45-48)?

6. Bagaimanakah konsep perzinahan, pernikahan, kejujuran, dan kasih dalam masyarakat saat ini? Hal-hal apa yang akan menghalangi dan mempersulit Anda untuk menjalankan perintah Yesus khususnya hal perzinahan, pernikahan, kejujuran, dan kasih kepada sesama? Bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana Anda mengajarkan prinsip-prinsip ini kepada anak-anak Anda ataupun anak-anak Sekolah Minggu?

(0.14543352380952) (Mzm 20:1) (sh: Pemimpin yang berhasil (Rabu, 28 Mei 2003))
Pemimpin yang berhasil

Pemimpin yang berhasil. Mazmur ini kemungkinan besar lahir dalam konteks perang yang harus dilakukan raja Israel (ayat 7-10). Dalam peperangan, perhitungan yang masak, sarana perang yang baik dan strategi adalah hal-hal utama untuk mencapai kemenangan. Namun untuk raja dan pemimpin Israel perlu hal lain lebih penting daripada sekadar unsur strategis tadi.

Pertama, raja perlu dukungan doa rakyat. Uniknya doa rakyat dalam mazmur ini tidak semata ditujukan kepada Allah tetapi ditujukan kepada raja (ayat 2-6). Itu berarti raja diingatkan bahwa bukan saja dukungan rakyat vital bagi keberhasilannya, tetapi jawab Tuhan atas doa tersebut adalah yang terpenting. Itu berarti pula bahwa dukungan dan doa rakyat harus sesuai dengan kehendak Allah. Usaha dan rancangan raja ditempatkan di bawah ketentuan tempat kudus. Doa rakyat saja tidak cukup. Raja perlu dukungan hamba Allah. Suara imam atau nabi (ayat 7-9) mengingatkan raja bahwa keberhasilan itu tidak berasal dari kemampuannya semata tetapi dari tangan kanan Allah yang perkasa (ayat 7b).

Sejarah Israel dan Yehuda memiliki contoh-contoh raja yang agung dan besar. Raja-raja seperti Salomo, Omri, Yerobeam II dan lainnya adalah raja-raja yang sukses dari segi kepemimpinan politis, perluasan wilayah, kemajuan ekonomi dan lainnya. Tetapi mereka gagal karena mereka tidak taat, bermegah dan bersandar pada kekuatan selain Allah. Mereka bahkan murtad. Bukan kepemimpinan demikian yang kini dipaparkan mazmur ini. Kepemimpinan yang kita perlu doakan dan ingatkan kepada para pemimpin agar terdapat dalam mereka adalah kepemimpinan yang mengandalkan Allah dan melaksanakan kehendak-Nya.

Renungkan: Seorang pemimpin yang baik adalah orang yang sadar bahwa ia adalah hamba Allah dan dalam kesadaran itu bertindak taat mengandalkan Allah, membiarkan dirinya dipakai Allah untuk memimpin umat-Nya.

(0.14543352380952) (Mzm 101:1) (sh: Tekad seorang pemimpin (Sabtu, 15 Oktober 2005))
Tekad seorang pemimpin

Tekad seorang pemimpin Dalam pemerintahan kita mengenal istilah sumpah jabatan, yaitu janji yang diikrarkan seseorang sebelum menduduki posisi jabatan tertentu. Tentu saja sumpah jabatan bisa hanya sekadar pemanis bibir dan suara merdu di telinga, tanpa kesungguhan di dalam hati.

Mazmur raja ini memuat ikrar seorang raja keturunan Daud untuk menjadi pemimpin yang baik bagi umatnya. Pemazmur mulai dari tekad raja untuk menjadi pribadi yang berintegritas (ayat 1-4). Integritas seseorang berakar dari hubungan pribadinya dengan Tuhan. Oleh karena itu, ukuran kesalehan adalah hidup tidak bercela di hadapan-Nya serta memelihara ketulusan hati. Ini yang disebut integritas hati (ayat 2). Selanjutnya raja bertekad untuk mewujudkan integritas hati ke dalam sikap dan perbuatan yang benar (ayat 3-4). Hal itu dimulai dari rumah tangga kerajaan itu sendiri. Kata rumah di ayat kedua bisa menunjuk kepada keluarga raja atau lebih luas lagi seluruh isi istana. Bahkan bisa juga menunjuk kepada seluruh wilayah kerajaannya (ayat 7).

Sikap raja yang peduli terhadap sikap dan perbuatan orang-orang yang tinggal di dekat dan di sekitarnya merupakan sikap yang sangat penting mengingat seringkali korupsi dan berbagai kejahatan muncul dari orang-orang yang dekat dengan kekuasaan. Tekad raja kemudian adalah menegakkan keadilan bagi seluruh rakyatnya (ayat 5-8). Raja akan membasmi kejahatan dari negerinya. Sebaliknya, orang yang hidup benar dan tidak bercacat cela akan dibelanya. Dengan demikian rakyat dituntut loyalitasnya kepada raja mereka melalui sikap dan perbuatan yang benar dan tepat.

Setiap Kristen dalam batas tertentu adalah seorang pemimpin. Kita masing-masing dipanggil untuk menjadi pemimpin yang berintegritas tinggi, setia kepada kebenaran dalam sikap dan perbuatan sehingga kita menjadi teladan bagi orang yang kita pimpin.

Renungkan: Kepemimpinan yang baik selalu mulai dari memberi diri dipimpin oleh Tuhan.

(0.14543352380952) (Mzm 114:1) (sh: Sumber keyakinan mereka ialah Allah (Jumat, 3 Mei 2002))
Sumber keyakinan mereka ialah Allah

Sumber keyakinan mereka ialah Allah. Inti kepercayaan Israel dan pokok utama puji-pujiannya dalam mazmur ini adalah keyakinan bahwa Allah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dalam pengakuan ini, orang-orang Israel dari segala zaman dipersatukan menjadi umat Allah. Tujuan Allah membawa keluar umat-Nya dapat dilihat dari dua segi: Pertama, agar Israel menjadi bangsa yang kudus bagi-Nya serta menjadi wilayah yang di dalamnya Allah memerintah sebagai raja. Dengan pengertian lain, mereka ditebus dan dijadikan milik kepunyaan-Nya. Kedua, agar kerajaan Selatan (Yehuda) dan kerajaan Utara (Samaria) tetap mengakui Tuhan sebagai yang memerintah mereka (ayat 1,2). Dalam proses penebusan, perjalanan umat dari Mesir ke Kanaan, berbagai karya dan peristiwa ajaib mereka alami. Ini makin menunjukkan bahwa tidak ada rintangan apa pun dapat menghalangi Allah menggenapi rencana-Nya atas umat pilihan-Nya.

Sadar akan karya pembebasan yang begitu ajaib dan menakjubkan, pemazmur berseru kepada seluruh bumi agar gemetar di hadapan Allah, tunduk dan mengakui kemahakuasaan Allah Yakub-Israel. Baginya hanya Allah sajalah yang patut menerima pujian karena Dialah khalik yang di hadapan-Nya bumi gemetar, Dialah Allah yang memilih leluhur Israel serta membebaskan dan membina umat-Nya secara ajaib.

Kita pun menikmati karya penebusan Allah itu dalam pemeliharaan-Nya yang tidak begitu saja terjadi atas hidup kita. Begitu banyak peristiwa yang di dalamnya Allah campur tangan. Sudah sepantasnyalah hati dan jiwa kita bergetar terus-menerus untuk memuji kemasyhuran dan kedahsyatan Allah kita dengan kedalaman syukur yang luar biasa dan tanpa batas.

Pemazmur pun menyerukan kepada kita: “Pujilah Tuhan atas keajaiban dan pemeliharaan-Nya yang tanpa batas dalam hidup kita!” Bukan dengan untaian kata-kata mutiara, bukan dengan mengulang perkataan atau cerita Alkitab tanpa menyertainya dengan penghayatan, tetapi dengan sikap gemetar mensyukuri pemeliharaan-Nya atas hidup kita yang juga tanpa batas.

Renungkan: Syukurilah keajaiban Tuhan sepanjang hidup kita!

(0.14543352380952) (Yes 27:1) (sh: Kemenangan telak (Senin, 13 September 2004))
Kemenangan telak

Kemenangan telak. Di hari Tuhan yang dahsyat kelak, Allah akan bertindak dengan pedang-Nya yang ampuh (ayat 1), membuat Israel menjadi kebun anggur yang elok, memusnahkan semua ibadah palsu (ayat 9). Itulah masa ketika penuaian besar akan terjadi (ayat 12).

Allah telah menjanjikan pemulihan total atas umat yang setia kepada-Nya sejak ps. 24. Dalam pasal inilah diceritakan bahwa kemenangan telak umat Allah atas musuh mereka dinyatakan. Kata "pada waktu itu" menjelaskan dua hal. Pertama, menunjuk kepada waktu yang pasti ketika semua musuh Allah dikalahkan dan umat-Nya merayakan kemenangan telak. Hal ini menyatakan bahwa Allah yang sesungguhnya berperang bagi Israel. Allah juga yang mengalahkan "ular naga" dari laut. Ular naga adalah lambang kejahatan dari bangsa-bangsa yang melawan Allah (ayat 1). Kedua, memberitahukan tentang hasil kebun anggur yang telah berubah. Kebun anggur ini bukan menghasilkan buah yang tidak berguna lagi melainkan buah anggur yang dapat dinikmati seluruh dunia. Pembalikan keadaan "kebun anggur" ini menyatakan Israel akan berkembang dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia (ayat 2-6 band. 5:1-7). Perbuatan Allah yang memulihkan keadaan Israel ini menyebabkan hadirnya sukacita dan pujian dari umat-Nya (ayat 13). Pada saat itu Allah juga akan menghapuskan semua dosa dari Israel dan memberikan keselamatan kepada mereka (ayat 9). Nabi Yesaya juga menubuatkan bahwa Allah akan menyatukan kembali orang-orang Israel yang telah terserak ke wilayah lain akibat peperangan dan kekalahan yang mereka alami menjadi satu bangsa yang utuh (ayat 11-12).

Kita dapat bersukacita karena Yesus telah menang atas maut ketika Ia mati dan bangkit dari kematian. Kemenangan Yesus inilah yang menjadi dasar kemenangan telak bagi kita yang kelak dinyatakan pada hari Yesus datang kembali kedua kali. Kenyataan ini menjadikan kita dapat bersukacita dan memuji Tuhan selama-lamanya (Wahyu 11:15).

Camkan: Keikutsertaan dalam perayaan dan kemenangan telak atas maut ialah iman di dalam Yesus.

(0.14543352380952) (Mi 7:8) (sh: Nyanyian kemenangan orang yang mengandalkan Tuhan (Jumat, 22 Desember 2000))
Nyanyian kemenangan orang yang mengandalkan Tuhan

Nyanyian kemenangan orang yang mengandalkan Tuhan. Ada 2 macam orang berdosa. Pertama, orang yang berdosa namun tidak mau menyadari keberdosaannya dan tidak mau berbalik kepada Allah. Kedua, orang berdosa yang menyadari keberdosaannya dan mau berbalik kepada Allah. Bangsa Israel adalah orang berdosa jenis pertama, sedangkan Mikha adalah orang berdosa jenis yang kedua. Mikha sadar bahwa ia patut menerima kemarahan Tuhan (9). Orang saleh juga akan menderita ketika masyarakat yang bobrok dimana ia tinggal menjadi porak poranda. Walaupun ia tidak ikut serta dalam kejahatan masyarakat, ia tetap harus memikul tanggung jawab tertentu atas apa yang telah terjadi di dalam masyarakat.

Mikha menerima semua yang menimpanya sebagai suatu keadilan. Ia tidak putus harapan pada saat orang di sekitarnya mencemooh dia karena amarah Tuhan yang sedang menimpanya. Ia tidak takut sekalipun ia jatuh dan duduk dalam kegelapan. Ia hidup di dalam zaman dimana bangsanya di ambang kehancuran. Masyarakat Israel yang korup akan segera dihancurkan dan mereka yang masih hidup akan diangkut sebagai tawanan ke negara Asyur. Segala sesuatu di sekitar Mikha tampaknya hancur berantakan. Sangat sulit bagi Mikha untuk percaya bahwa suatu hari kelak pagar tembok kotanya akan dibangun kembali dan wilayah negaranya akan menjadi lebih luas (11). Namun ia tetap yakin bahwa Allah sang Hakim Agung akan menjadi pengacara dia dan membela perkaranya dan bangsanya. Pada akhirnya ia akan menang bersama Tuhan. Kemurahan Allah dan kesadaran Mikha sebagai orang berdosa yang membutuhkan anugerah pengampunan-Nya akan menjadikan ia orang yang menang karena Tuhan. Ia tidak hanya akan menerima pengampunan dari Allah namun para musuhnya pun nantinya akan mengakui kebenarannya (12).

Renungkan: Tetaplah setia dan yakin kepada Allah ketika kegelapan menimpa kita. Ketika Ia tampil semua kerajaan di dunia akan menjadi kerajaan Allah dan Kristus menjadi Rajanya. Pengharapan kita adalah walaupun sekarang kegelapan meliputi kita, ada kepastian bahwa kerajaan Allah akan segera hadir. Biarlah kita seperti Mikha yang berkata dalam pengharapannya `akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali'.

(0.14543352380952) (Mat 4:12) (sh: Pergumulan akhir tahun (Minggu, 31 Desember 2000))
Pergumulan akhir tahun

Pergumulan akhir tahun. Dengan kemenangan-Nya atas pencobaan, Yesus memasuki pelayanan-Nya dengan 3 tindakan awal yang sangat indah. Pertama, Yesus kembali ke Galilea untuk memulai pelayanan-Nya bukan menghindari bahaya sebab penangkapan Yohanes menandakan bahwa pelayanan Yohanes sudah selesai. Kembalinya Yesus ke Galilea adalah keputusan yang tepat. Wilayah Galilea tidak luas namun penduduknya padat. Jumlah penduduk di desa yang terkecil saja mencapai 15.000 jiwa. Selain itu jalan-jalan sudah dibangun dengan baik. Penduduk Galilea juga terbuka kepada ide-ide baru. Ini memungkinkan bagi ajaran baru untuk didengar dan disambut. Strategi pelayanan Yesus ini sangat tepat dan sesuai kehendak-Nya (14-15). Kedua, pemanggilan murid-murid-Nya yang pertama merupakan pernyataan pola kerja Allah yang berbeda dengan manusia. Di dalam tradisi Yudaisme, para murid memilih gurunya sedangkan Yesus memanggil mereka yang Ia inginkan. Prinsip semua adalah anugerah-Nya mulai diperkenalkan dalam peristiwa ini. Ketiga, mukjizat yang dilakukan oleh Yesus menegaskan bahwa Ialah utusan Allah. Hal penting lainnya dari mukjizat Yesus adalah mukjizat tidak dibuat untuk meringankan pekerjaan-Nya namun bagi kepentingan orang lain karena itulah mukjizat yang dilakukan seringkali berupa penyembuhan dari penyakit dan kelemahan fisik. Ini semua dilakukan untuk menyatakan belas kasihan Allah kepada manusia.

Renungkan: Dasar tindakan Yesus yang indah ini terletak pada kehidupan pribadi yang kudus di hadapan Allah yang dimiliki-Nya sebelum Ia melakukan pelayanan-Nya. Karena itulah sebelum kita memasuki tahun 2001 hendaklah kita mohon kepada Allah untuk mengoreksi dan menyatakan kepada kita hal-hal apa yang harus kita perbaiki

sebelum kita menerima pelayanan dan tanggung jawab di tahun yang baru agar kita dapat melakukan semuanya dengan baik.

Bacaan untuk Minggu ke-1 sesudah Natal

Yeremia 31:10-13

Ibrani 2:10-18

Lukas 2:25-35

Mazmur 111

Lagu: Kidung Jemaat 345

(0.14543352380952) (Mat 6:9) (sh: Doa yang benar (Senin, 10 Januari 2005))
Doa yang benar

Doa yang benar. Tuhan Yesus bukan hanya mengoreksi motivasi dan isi ibadah, serta doa yang salah. Ia kini mengajar mereka bagaimana mereka seharusnya berdoa. Berdoa itu berbicara langsung dengan Allah secara hangat, sederhana, dan apa adanya. Dengan hangat kita memanggil Allah, Bapa Surgawi kita sebab Tuhan Yesus, Putra-Nya yang Tunggal telah lebih dulu memanggil kita untuk mengikut Dia dan belajar dari Dia. Doa itu sederhana, tidak rumit dan bertele-tele sebab bukan pertunjukan rohani, tetapi merupakan perjumpaan hati dengan hati. Doa dalam hubungan riil memungkinkan orang membuka hidupnya apa adanya di hadapan Allah.

Doa yang baik mendahulukan kepentingan Allah lalu menempatkan kepentingan kita di dalam wilayah kepentingan Allah. Inilah sifat isi doa yang Tuhan Yesus ajarkan. Tiga pokok penting menyangkut Allah (ayat 9-10) merangkul tiga pokok penting kebutuhan nyata kita (ayat 11-13). Doa yang dimulai dengan sapaan iman kepada Allah Bapa Surgawi, ditutup dengan pernyataan iman tentang kedaulatan Allah (ayat 13b). Tiga hal yang perlu kita utamakan dalam doa dan hidup kita adalah Nama, Kerajaan, dan kehendak Allah. Kita berdoa agar diri Allah dijunjung tinggi, pemerintahan-Nya terwujud, dan kehendak-Nya yang baik itu terjelma dalam dunia nyata ini di dalam dan melalui kita. Allah juga memperhatikan kebutuhan jasmani dan rohani kita. Karena itu, kita tidak perlu ragu memohon Allah memenuhi kebutuhan hidup kita dan kebutuhan kita akan pengampunan dan kemenangan dalam pencobaan.

Kita perlu berdoa menurut doa yang Tuhan Yesus ajarkan ini dengan segenap hati dan menjadikan kebenaran di dalamnya model bagi doa-doa kita. Hubungan kita dengan Allah tidak dapat dilepaskan dari keadaan hubungan kita dengan sesama, jadi penerimaan Allah akan doa kita pun terkait dengan penerimaan kita akan sesama kita.

Ingat: Hayati dan terapkan prinsip serta isi doa ini setiap kali Anda berdoa.

(0.14543352380952) (Mat 14:1) (sh: Dihantui rasa bersalah (Sabtu, 5 Februari 2005))
Dihantui rasa bersalah

Dihantui rasa bersalah. Yesus semakin terkenal, pelayanan-Nya semakin meluas. Berita tentang Yesus sampai ke telinga Herodes Antipas, raja wilayah propinsi Galilea dan Perea. Mendengar laporan tentang Yesus, Herodes segera teringat perbuatan jahatnya yang sudah lampau.

Berita tersebut menimbulkan perasaan dan reaksi aneh dalam diri Herodes. Yesus dianggapnya Yohanes pembaptis yang bangkit kembali (ayat 2). Perbuatan-perbuatan dosanya menceraikan istrinya, menikahi ipar sendiri (ayat 3), sampai mem-bunuh Yohanes pembaptis yang menegur dosa-dosanya tersebut, satu per satu bermunculan kembali. Pada awalnya Herodes seolah memiliki hati nurani yang masih bekerja baik. Buktinya ia tidak langsung melenyapkan Yohanes pembaptis ketika dosanya ditegur, yang dilakukannya hanya memenjarakan dia. Akan tetapi, hati nurani yang baik itu tidak sungguh didengarnya. Malah karena plot Herodias melalui Salome, Herodes terpojok di hadapan para bangsawan untuk akhirnya memerintahkan pemenggalan kepala Yohanes pembaptis (ayat 9-10). Kini berita tentang Yesus membuat kesalahan itu terhakimi kembali dalam hati Herodes.

Dosa tidak selesai begitu saja dengan berlalunya waktu. Cepat atau lambat kehadiran Yesus akan membongkar dan menghakimi semua dosa tanpa pengecualian. Termasuk semua dosa yang disembunyikan dan dilupakan. Peristiwa ini sekaligus menunjuk kepada fungsi Yesus kelak sebagai Hakim, juga menunjuk kepada fungsi Yesus sebagai Gembala bagi para murid Yohanes yang hidup melayani kebenaran. Selama orang belum mengakui dosa-dosanya di hadapan Yesus dan menerima pembaruan hidup dari-Nya, orang akan tetap hidup dalam bayang-bayang hukuman Allah. Hati nurani yang belum mengalami pengudusan akan terus berfungsi sebagai alat penghakiman Allah yang menunjuk kepada Hari penghakiman akhir kelak.

Kulakukan: Akui dosa kepada Yesus. Ia akan menghapuskan kesalahan Anda dan rasa bersalah yang masih menghantui.



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA