Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2061 - 2080 dari 2193 ayat untuk kami masih jauh (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.03) (1Sam 13:1) (sh: Sabar dan taat. (Jumat, 5 Desember 1997))
Sabar dan taat.

Sabar dan taat.
Dua kata itu sangat mudah diucapkan tetapi sangat sulit dilaksanakan. Sabar dan taat adalah pangkal keberuntungan. Tidak sabar dan tidak taat adalah sumber berbagai kegagalan dan kemalangan. Belum lagi lama Saul menjadi raja, ia sudah gagal untuk sabar dan taat. Samuel sudah mengantisipasi hal tersebut dalam doa syafaatnya (ayat kami+masih+jauh&tab=notes" ver="">12:23-25). Saul tidak sabar menantikan masa tujuh hari. (ayat 8-9). Ia tidak taat kepada aturan yang melarangnya melakukan tugas yang bukan wewenangnya. Pemimpin yang tidak tahu batas wewenangnya akan berkembang menjadi pemimpin yang membahayakan bukan mendatangkan sejahtera.

Keputusan Tuhan. Beranikah kita seperti Samuel, menegur pemimpin yang salah? Samuel dengan tegas menyebut Saul bodoh (ayat kami+masih+jauh&tab=notes" ver="">13a). Lebih dari itu ia menyatakan keputusan Allah yang tegas. Kerajaan di bawah Saul tidak akan langgeng. Takhta itu adalah pemberian Allah, bukan milik Saul, bukan juga datang dari Israel. Tuhan Allah yang mengangkat pemimpin, akan mencopotnya juga jika tidak tunduk kepada-Nya.

Renungkan: Kepemimpinan dimulai dengan kesabaran dan ketaatan.

Doa: Dalam keterdesakan bagaimanapun, ajar kami berpegang teguh pada firman-Mu.

(0.03) (1Sam 16:1) (sh: Pilihan Tuhan. (Kamis, 11 Desember 1997))
Pilihan Tuhan.

Pilihan Tuhan.
Saul ditolak Tuhan sebagai raja Israel karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya (pasal 1Sam. 15). Penolakan itu membuat Samuel sedih (ayat 1). Ia merasa bertanggung jawab atas kejatuhan Saul. Tuhan mengingatkan Samuel bahwa sebagai hamba Tuhan ia harus memperhatikan kehendak Tuhan bukan membela orang yang berontak terhadap Tuhan. Samuel diberi tugas baru, mencari pengganti Saul. Dengan jujur Samuel mengakui takut dibunuh oleh Saul (ayat 2). Bagian ini mengungkapkan kondisi Saul yang membahayakan orang lain, dan Samuel yang banyak memperhatikan segi lahir dibandingkan pertimbangan rohani.

Pasca Saul. Setelah Daud diurapi, Allah berkenan memakainya. Konsekuensinya Allah tidak lagi memakai Saul (ayat 14). Era Daud pun dimulai. Cara Tuhan unik. Ia menempatkan Daud di istana sebagai pemain kecapi raja (ayat 16-23). Pasti banyak hal yang dipelajari Daud akibat-akibat kejatuhan seperti yang disaksikannya pada Saul. Apa yang Tuhan ingin Daud pelajari saat itu?

Renungkan: Urapan Tuhan pada pemimpin bukan hanya menyertai yang bersangkutan tetapi juga kesejahteraan yang dipimpinnya.

Doa: Ya Tuhan, berikanlah hikmat, keadilan dan kejujuran bagi para pemimpin kami.

(0.03) (1Sam 20:18) (sh: Kasih yang mewujud. (Jumat, 30 Januari 1998))
Kasih yang mewujud.

Kasih yang mewujud.
Kasih Yonatan penuh kerelaan dan pengorbanan. Ia rela membela Daud di hadapan Saul (ayat kami+masih+jauh&tab=notes" ver="">28, 29), meskipun tindakannya ini membahayakan dirinya (ayat 30). Kasih yang diwujudkan dan dikembangkan Yonatan ini, mengingatkan kita akan kasih Kristus. Kasih yang memulihkan kembali hubungan manusia dengan Allah. Kasih yang terwujud lewat pertarungan melawan maut. Kasih yang rela berkorban demi manusia yang dikasihi-Nya. Kasih yang akhirnya keluar sebagai pemenang! Kasih seperti inilah yang harus diteladani dan dikembangkan dalam kehidupan bersama dengan sesama kita pada masa kini.

Tetap satu di dalam Tuhan. Keadaan situasi dan kondisi memaksa Yonatan dan Daud berpisah. Yonatan kembali meneruskan tugasnya sehari-hari. Daud meneruskan perjalanan dan perjuangannya sesuai arahan Tuhan. Namun mereka tetap yakin bahwa Tuhan ada di antara mereka (ayat 42). Tuhan selalu hadir di tengah-tengah kehidupan setiap orang yang mempersilahkan dan menyediakan tempat bagi-Nya. Keyakinan semacam itu tidak dapat dipisahkan oleh perpisahan karena jarak.

Doa: Ya Tuhan, ajarlah kami bersehati dengan semua orang seiman tanpa memandang batas-batas yang diciptakan dunia.

(0.03) (1Sam 21:1) (sh: Dampak nama dan kuasa. (Sabtu, 31 Januari 1998))
Dampak nama dan kuasa.

Dampak nama dan kuasa.
Tanpa pilihan, persiapan matang, ataupun bekal makanan dan senjata, Daud memulai pengembaraannya. Nekad namun berani! Ia harus siap menghadapi kondisi alam yang tidak ramah, "yang kuat, yang menang. Dengan mengatasnamakan Saul, Imam Ahimelekh menerimanya (ayat 2). Dengan menyebut nama seorang penguasa, segalanya berjalan lancar. Roti sajian disantapnya dan pedang Goliath menjadi senjata. Namun, jangan cepat menghakimi Daud, seolah ia telah menyalahgunakan kuasa, jabatan, dan kekuatan yang dimiliki. Ia berbuat demikian untuk melanjutkan perjuangannya dalam Tuhan.

Keajaiban tangan Tuhan. Kematian Goliath, telah membekaskan dendam tak berkesudahan di hati raja-raja Filistin terhadap Daud. Daud tahu hal itu. Dengan akal yang kurang populer tetapi mengena (ayat 13), Daud terlepas dari perhatian raja Akhis. Apakah semua ini usaha tunggal Daud? Adakah peranan Tuhan di dalamnya? Kelepasan yang dialami Daud bukan karena keampuhan akalnya, melainkan sentuhan keajaiban tangan Tuhan (bdk. Mzm. 34).

Renungkan: Makanan bukanlah sumber hidup tetapi sarana agar hidup karunia Tuhan ini dapat ditunjang.

Doa: Pertolongan bagi kami hanyalah daripada-Mu, Tuhan.

(0.03) (1Sam 23:1) (sh: Pahlawan Allah. (Senin, 02 Februari 1998))
Pahlawan Allah.

Pahlawan Allah.
Tekanan niat busuk Saul dan risiko besar memasuki kota Kehila, tidak menjadi halangan bagi Daud. Ia tetap taat melaksanakan perintah Allah. Daud adalah pahlawan Allah. Hati nurani dan jiwa kepahlawanannya tergerak untuk bertindak ketika mendengar jeritan dan seruan penduduk Kehila. Siapa pun yang bertindak demi dan untuk kemuliaan Allah adalah pahlawan Allah. Allah berdiri di depan dan maju berperang bagi pahlawan-pahlawan-Nya.

Kecemburuan mengalahkan kebaikan. Keinginan Saul untuk terus membinasakan berkobar. Tetapi kasih Daud tak pernah pudar. Niat baik Daud untuk membantu menyelamatkan bangsanya, dilihat sebagai peluang emas untuk menjalankan niat busuknya. Itulah yang akan terjadi jika manusia kehilangan kontrol diri. Kesetiaan Daud berperang demi bangsa dan negaranya, tidak lagi masuk pertimbangan Saul. Apabila kejahatan sudah sedemikian kuat mempengaruhi jiwa seseorang, kesempatan berpikir logis-realistis tidak ada, apalagi berpikir untuk kemuliaan Allah.

Renungkan: Jika Allah dipersilahkan menguasai seluruh eksistensi hidup kita, tak ada kesempatan roh jahat mempengaruhi kita.

Doa: Kiranya hati kami diluapi kasih-Mu sehingga kebencian dan kejahatan tak beroleh tempat di dalamnya.

(0.03) (1Sam 29:1) (sh: Menelan kepahitan. (Selasa, 10 Februari 1998))
Menelan kepahitan.

Menelan kepahitan.
Raja Akhis dapat diyakinkan tentang kesetiaan Daud. Tetapi bagaimana dengan para panglima Filistin? Maukah mereka percaya pada kesetiaan Daud? Tidak! Mereka kuatir kalau-kalau Daud akan berkhianat, dan di mata mereka Daud tetap orang Israel. Ternyata meyakinkan kesetiaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Daud harus menelan kepahitan akibat ulahnya sendiri. Untuk meyakinkan kesetiaan kita, berbagai cara dapat kita tempuh. Tetapi untuk meyakinkan kesetiaan kita kepada Allah hanya dengan cara, menaati perintah-perintah-Nya.

Kepahitan pun ada gunanya. Sulit menerima fakta apabila kesetiaan kita diragukan. Daud harus dengan lapang dada menerima kenyataan ini. Namun di balik kepahitan ini, rupanya Tuhan mempunyai maksud lain, di luar pemikiran Daud. Penolakan orang Filistin merupakan cara Tuhan menyelamatkan Daud dari dosa mengkhianati bangsa dan keluarganya sendiri. Tuhan mampu mengubah yang pahit menjadi manis, yang lemah dibangkitkan, yang susah dibahagiakan.

Renungkan: Bahwa di balik pergumulan yang Anda alami, ada maksud Allah yang indah sedang dijalin.

Doa: Tuhan Yesus, kiranya pelajaran dari kejatuhan tokoh Perjanjian Lama ini membuat kami waspada selalu.

(0.03) (1Sam 30:1) (sh: Terjepit namun tetap percaya. (Rabu, 11 Februari 1998))
Terjepit namun tetap percaya.

Terjepit namun tetap percaya.
Kita pasti pernah mengalami keadaan terjepit, karena berbagai kondisi. Meski jarang mengalami situasi terjepit seberat Daud, namun seringkali iman percaya kita cukup tergoncang. Tidak demikian dengan Daud. Kesulitan yang dialaminya begitu besar, membuat ia dan rakyatnya meratap sampai kehabisan air mata. Namun dalam situasi terjepit itu, ia tidak kehabisan iman malah memperkuat iman kepada Tuhan (ayat kami+masih+jauh&tab=notes" ver="">6; Bdk. Mzm. 56:4-5).

Jalan keluar dari Tuhan. Selain tergoncang iman, keterjepitan mudah membuat kita mencari jalan keluar yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tetapi Daud justru lebih dulu mencari kehendak dan memohon berkat Tuhan. Tentu saja semua usaha adalah sah dan dapat Tuhan pakai. Namun apakah usaha kita mengatasi masalah itu dialaskan dan dibangun di atas prinsip iman dan campur tangan Tuhan? (ayat 7-20).

Menang bersama. Keberhasilan bisa membuat lupa daratan, lupa teman dekat. Daud dengan tegas menolak usul mereka yang berhati jahat (ayat 22-23). Ia mengingatkan bahwa kemenangannya bukan hasil kekuatan dan strategi mereka semata tetapi karunia Tuhan (ayat 23).

Doa: Ajar kami memahami situasi sesuai kehendak-Mu, agar berseru saat terjepit, bersyukur bersama saat berhasil.

(0.03) (2Sam 1:17) (sh: Ratapan yang istimewa. (Sabtu, 14 Februari 1998))
Ratapan yang istimewa.

Ratapan yang istimewa.
Betapa sulit menentukan prioritas dalam hidup. Menggubah lagu kebangsaan tanda kemenangan tidak menjadi prioritas Daud, tetapi ratapan untuk mengenang hubungan baik, jasa-jasa seseorang yang tidak pernah terlupakan dalam hidupnya. Jika kita mempunyai waktu membaca ulang hubungan raja Saul dan Daud, pasti kagum atas gubahan ratapan ini. Keistimewaannya, Daud sendiri menggubah dan menyanyikannya (ayat 17), lalu memerintahkan untuk diajarkan (ayat 18). Apabila Anda dan saya dalam posisi Daud, mungkin prioritas kita adalah strategi untuk memperkokoh kedudukan, dan menumpas sampai ke akar-akarnya pengikut-pengikut pendahulu.

Bait demi bait. Bila kita simak baik-baik, tidak ada satu pun kata dalam syair itu yang menggambarkan kebencian, menyatakan kejelekan dan kebejatan raja Saul. Bahkan seluruh bangsa Israel dilarang untuk menyebarkan berita gugurnya pahlawan di Gilboa (ayat 20-21). Kepahlawanan, keberanian, kesetiaan, keindahan, keramahan, semua yang mulia (bdk. Flp. 4:88), itulah yang diungkapkan Daud tentang raja Saul, Yonathan dan para pahlawan.

Renungkan: Apakah lagu, gosip, nada dan kisah yang Anda sebarluaskan kepada orang lain?

Doa: Tuhan Yesus Kristus yang baik, tolonglah kami menjadi pembawa berita yang baik. Amin.

(0.03) (2Sam 3:2) (sh: Keluarga dan kehidupan. (Selasa, 17 Februari 1998))
Keluarga dan kehidupan.

Keluarga dan kehidupan.
Tuhan selalu menyertai kehidupan Daud. Di kota Hebron, Tuhan tidak hanya memberkati dirinya, namun juga seisi rumahnya (bdk. Kis. 16:31). Janji penyertaan Tuhan adalah jaminan kuat bagi setiap orang yang beriman (bdk. Mzm. 119:140). Di pihak lain, Tuhan akan berpaling dari kehidupan orang yang tidak setia kepada-Nya. Keadaan raja Isybosyet (keturunan raja Saul) semakin lemah dan runtuh (bdk. Rat. 5:7). Kesalah-mengertian antara raja Isybosyet dengan panglimanya Abner membawa kehancuran. Ucapan Isybosyet telah menusuk perasaan Abner. Akibatnya ia marah, dan Isybosyet kehilangan orang yang selama ini diandalkannya (ayat 8-11).

Memberlakukan yang diucapkan. Ucapan dalam keadaan marah seringkali hanyalah ancaman yang tidak dilaksanakan. Namun Abner benar-benar bertindak sesuai ucapannya. Ia tahu risiko dan tuntutan Raja Daud akan berat kepadanya tetapi sebagai pahlawan sejati, Abner tidak gentar menghadapinya. Perundingan antara panglima Abner dan Raja Daud berjalan dengan baik, karena kedua belah pihak sama-sama mempunyai prinsip untuk berdamai yang saling menguntungkan (ayat 12-21).

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk selalu memikirkan hal-hal yang terbaik.

(0.03) (2Sam 3:22) (sh: Diperbudak dendam. (Rabu, 18 Februari 1998))
Diperbudak dendam.

Diperbudak dendam.
Apabila seseorang diperbudak sesuatu, tidak ada lagi analisa kritis dalam dirinya. Begitulah Yoab dan Abisai. Abner sebenarnya tidak bersalah, dalam hal kematian Asael di waktu perang (bdk. 2Sam. 3:23). Tetapi Yoab dan Abisai tetap mendendam Abner. Yoab mempersalahkan Raja Daud (ayat 23) dan menuduh Abner (ayat 24-25). Tanpa menunggu penjelasan Daud, Yoab segera mengirim utusan untuk membawa kembali Abner. Karena Abner tidak merasa curiga, Yoab dapat membunuhnya tanpa perlawanan (ayat 26-27).

Kemenangan yang ternoda. Perjuangan telah ternoda. Raja Daud yang cinta jalan damai jelas tak seprinsip Yoab yang suka kekerasan. Raja Daud dengan tegas mengutuk perbuatan biadab yang dilakukan Yoab (ayat 28-29), walaupun ia tidak dapat melakukan hukuman fisik pada saat itu kepada Yoab (ayat 39). Tetapi ia tetap berharap bahwa hukuman itu kelak akan terjadi (bdk. 1Raj. 2:5-6).

Tindakan yang mengharukan. Suatu ucapan yang disampaikan seorang pemimpin yang kharismatik, memiliki kekuatan. Waktu raja Daud menggubah suatu ratapan untuk mengenang Abner (ayat 33-34), semua rakyat mengikuti apa yang dilakukan raja dan dianggapnya baik (ayat 31-37).

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk tetap bersandar kepada-Mu.

(0.03) (2Sam 18:33) (sh: Mengapa Daud begitu sedih? (Jumat, 10 Juli 1998))
Mengapa Daud begitu sedih?

Mengapa Daud begitu sedih?
Mengapa kematian orang yang makar terhadap Daud tidak membuat Daud bersukacita malah berdukacita? Apa sebab ia meratap sedemikian pilu? Mungkin banyak faktor yang rumit yang melatarbelakangi kedukaan Daud ini. Selain yang mati terbunuh itu adalah putranya sendiri, mungkin sekali Daud menyesali dirinya yang telah gagal mendidik anak dan bertindak tegas membereskan kemelut kehidupan keluarganya.

Berani menegur karena benar! Tidak sedikit peristiwa merugikan terjadi karena budaya ketimuran yang (berlebihan) menekankan dan mengedepankan sopan santun. Yang muda tidak boleh menegur yang tua. Bawahan tidak boleh menegur atasan. "Raja tidak mungkin bersalah!" Tetapi Yoab, walaupun memiliki berbagai kelemahan dan kesalahan, kali ini bertindak tepat. Yoab menegur Daud dengan risiko tidak disukai, dibenci atasan. Tetapi dia tahu apa yang harus dilakukan agar bencana yang lebih besar tidak sampai terjadi.

Refleksi: Keberanian dibutuhkan untuk mampu menyatakan kritik dan koreksi membangun secara benar, dan sopan, guna menghindari bencana yang lebih besar lagi.

Doa: Tolong bangsa kami agar berani saling menegur dan menasihati demi kebenaran.

(0.03) (2Sam 22:1) (sh: Ketika diambang maut. (Jumat, 17 Juli 1998))
Ketika diambang maut.

Ketika diambang maut.
Perjalanan hidup Daud bagaikan berjalan ditepi jurang maut. Beberapa kali nyawanya terancam. Betapa tak enaknya kehilangan rasa aman seperti itu. Mengapa Tuhan tak memberikan jalan mudah baginya Bukankah Daud mengemban tugas dari Tuhan? Pertanyaan seperti itu mungkin tak akan pernah terjawab. Tetapi Daud tetap berseru kepada Tuhan. Hal ini mengungkapkan dua dimensi iman: percaya tetapi juga mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Pernyataan ini mungkin sudah sedemikian sering kita dengar, namun tak mudah bukan? Kita sering terlalu yakin bahwa Tuhan akan mampu melindungi kita, lalu kita mencari jalan keluar dengan cara kita sendiri. Tak sepenuhnya bergantung kepada Tuhan.

Semakin kenal semakin mantap. Semakin berat perjalanan, semakin bertubi-tubi penderitaan. Hal ini membuat Daud semakin yakin bahwa sesungguhnya hanya Tuhan yang membuatnya bertahan. "Tuhan adalah sandaran bagiku", begitulah ungkapan imannya. Bila Tuhan mengizinkan ada kerikil-kerikil tajam di perjalanan hidup kita, tak lain agar kita makin erat menyerahkan tangan kita dalam genggaman tangan Tuhan supaya langkah ini tidak tergelincir.

Doa: Tolonglah kami terus memandang Engkau ditengah kekelaman hidup sekalipun

(0.03) (Mzm 45:1) (sh: Lagu bagi pernikahan raja. (Kamis, 18 Desember 1997))
Lagu bagi pernikahan raja.

Lagu bagi pernikahan raja.
Raja dalam Perjanjian Lama ialah seorang yang diurapi Allah. Pengurapan itu menunjukkan pilihan, perkenan, penetapan dan penyertaan Tuhan atas orang itu agar dapat memerintah dengan baik. Raja yang baik pasti dicintai rakyatnya. Apa pun yang dialami raja dihayati juga oleh rakyatnya. Tidak heran ketika raja melangsungkan perayaan pernikahannya, umat Israel turut bersenandung ria. Isi lagunya tidak saja mengungkapkan hal-hal indah tentang percintaan rajanya, tetapi juga mengungkapkan berbagai kekaguman terhadap sang raja.

Kristus raja teragung. Apa yang indah dalam dunia ini, nampak dalam diri-Mu. Yang Maha indah, Harta sorgawi, hanya Engkau, ya Tuhanku! Betapa tepat ungkapan dalam syair lagu "Tuhanku Yesus" itu (Kidung Jemaat kami+masih+jauh&tab=notes" vsf="TB" ver="">19:5). Hal-hal yang kita alami di dunia ini dalam pengaturan Tuhan menjadi ungkapan dari kebenaran kekal. Begitulah, raja yang baik menjadi cerminan tak sempurna dari Yesus Kristus sang Raja teragung. Apabila Kristus menjadi raja kehidupan kita, barulah seluruh segi hidup kita penuh dengan keindahan dan kesemarakan.

Renungkan: Sudahkah Allah memerintah rumah tanggaku?

Doa: Bapa dalam Yesus Kristus, tuntunlah kehidupan keluarga para pemimpin kami dalam era globalisasi penuh tantangan ini.

(0.03) (Mzm 52:1) (sh: Bukan sikap terpuji. (Senin, 02 Maret 1998))
Bukan sikap terpuji.

Bukan sikap terpuji.
Harta, tahta dan kuasa sejak dahulu diimpikan banyak orang. Sekalipun harus diperoleh dengan cara yang tidak wajar! Ini bukanlah sikap yang patut dibanggakan. Ahimelekh menjadi korban ambisi pribadi Doeg untuk menjatuhkan Daud (1Sam. 22:9-10). Meskipun demikian Daud yakin bahwa dirinya akan seperti pohon Zaitun yang menghijau (ayat 10). Daud meyakini bahwa peristiwa demi peristiwa yang dialaminya tidak membuat putus asa melainkan memberi hikmat dan membentuk kehidupan imannya untuk bersyukur dan menyatakan kemasyhuran Allah.

Mengkhianati diri sendiri. Orang yang berkhianat, sebenarnya bukan sedang mengkhianati orang lain, tetapi dirinya sendiri. Dunia yang kita diami ini tidak begitu saja dapat dipermainkan oleh orang-orang yang punya kuasa. Dunia ini dunia kepunyaan Allah, yang di dalamnya berlaku hukum moral Allah. Barangsiapa berbuat jahat terhadap orang lain akan mengalami balasan Allah yang setimpal.

Renungkan: Bila Anda mengalami kesulitan dari orang yang tidak sungguh mengasihi Allah, janganlah gentar apalagi terpancing untuk menghakimi dan membalas dendam. Bukankah penghakiman Allah lebih adil dan lebih tepat?

Doa: Ajar kami untuk hidup taat dalam hukum moral Allah.

(0.03) (Mzm 54:1) (sh: Mengandalkan pertolongan Tuhan. (Selasa, 03 Maret 1998))
Mengandalkan pertolongan Tuhan.

Mengandalkan pertolongan Tuhan.
Peristiwa pengkhianatan kembali dialami Daud. Kali ini, pengkhianatan datang dari orang Zifi yang justru dipercaya dan diharapkan mampu memberi perlindungan. Bagaimana perasaan dan reaksi bila Anda menghadapi kondisi seperti itu? Wajar bila timbul perasaan sakit hati dan reaksi marah. Tetapi hal itu tidak terjadi pada Daud. Ia tidak mempersilakan perasaan dan reaksi itu timbul dan menguasai dirinya. Daud berhasil menguasai keadaan emosinya karena ia hanya pada Allah memusatkan perhatian (ayat 3-4), dan melihat bagaimana campur tangan Allah dalam perjalanan dan pengalaman hidupnya.

Iman yang berserah dan berharap. Inilah kunci kesuksesan Daud menguasai keadaan dirinya. Jelas sekali bahwa Daud mengimani Allah yang adil, berkuasa dan maju membelanya (ayat 6). Hal itu pulalah yang membuat Daud tidak terjebak dan terbenam dalam kemalangannya. Iman yang membuatnya mengenal Allah dengan jelas, membuat ia mampu berserah, berharap penuh dan memperoleh hikmat untuk bertindak bijak.

Renungkan: Pengalaman sesakit apa pun bila dihadapi dengan iman teguh, justru akan melahirkan sikap hidup terpuji.

Doa: Tuhan, ajar kami melihat kepahitan dalam pandangan-Mu.

(0.03) (Mzm 55:1) (sh: Tempat berbagi perasaan. (Rabu, 04 Maret 1998))
Tempat berbagi perasaan.

Tempat berbagi perasaan.
Hidup ini sarat dengan berbagai masalah. Di bagian awal, Pemazmur mengungkapkan bahwa ada fakta yang tak dapat manusia sangkal, yaitu manusia tidak berdaya menghadapi dan mengatasi sendiri berbagai masalah dalam hidup ini (ayat 2-9). Dalam kehidupan iman ada tempat untuk mengungkapkan tawa dan tangis, tabah dan takut, kasih dan kecewa. Tuhan menciptakan manusia dengan perasaan. Itulah sebabnya Tuhan bersedia mengerti berbagai perasaan manusia yang timbul dalam beragam perjalanan pengalaman hidup.

Keputusan Allah. Dalam ayat kami+masih+jauh&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-16, tampak bahwa Daud memohon agar Tuhan membalas musuh-musuhnya. Apa alasan Daud menaikkan permohonan tersebut dalam doanya? Kemarahan dan keinginan Daud untuk menegakkan kebenaran! Dalam ayat selanjutnya menjadi jelas, bahwa Daud tidak memaksakan kehendaknya tetapi menyerahkan masalahnya kepada Tuhan (ayat 23). Pada langkah ini, kita sering berbeda dari Daud. Kita harus meneladani sikap doa Daud, berdoa bukan atas dasar keinginan menghakimi sendiri tetapi mempercayakan setiap masalah dan pergumulan hidup kepada Hakim yang berhak menghakimi dan adil.

Doa: Ya Yesus, Engkaulah curahan hati kami di saat duka.

(0.03) (Mzm 72:1) (sh: Konsep tentang kepemimpinan. (Rabu, 6 Mei 1998))
Konsep tentang kepemimpinan.

Konsep tentang kepemimpinan.
Raja (kini para pemimpin politik dari presiden sampai ke semua staf pemerintahan) adalah hamba Allah. Kuasa yang mereka pikul bukan berasal dari diri mereka sendiri, juga bukan dipercayakan oleh rakyat. Kuasa itu adalah karunia yang Tuhan percayakan. Oleh karena itu tugas mereka bukanlah melanggengkan kuasa yang mereka miliki, bukan juga mementingkan segolongan orang, tetapi memberlakukan kehendak Allah terutama prinsip moral dari berbagai bidang kehidupan bermasyarakat dan berpolitik.

Mendoakan para pemimpin. Melihat arti pemerintahan tadi, kita sadar betapa beratnya tanggungjawab yang dipikul para pemimpin bangsa kita. Lebih lagi bila diingat bahwa tak seorang pun manusia yang sempurna sebab masing-masing punya keterbatasan, kelemahan bahkan keberdosaan. Itulah sebabnya kita dipanggil bukan saja untuk menjalankan fungsi kritik tetapi juga untuk mendoakan. Keduanya harus dijalankan berimbang oleh orang beriman supaya bangsa dan negara kita ini berjalan serasi dengan kehendak Allah sendiri.

Renungkan: Banyak pihak harus terlibat untuk mencapai bangsa yang adil dan makmur. Terlibat penuhkah kita dalam usaha dan doa dalam proses pencapaian tersebut?

Doa: Ya Allah, Pemerintah yang sejati. Berikanlah hukumMu dalam hati dan pertimbangan para pemimpin kami.

(0.03) (Mzm 80:1) (sh: Doa kepada Sang Gembala. (Rabu, 19 Agustus 1998))
Doa kepada Sang Gembala.

Doa kepada Sang Gembala.
Tuhan Allah adalah Gembala umat-Nya. Ia juga adalah pemelihara kebun anggur yaitu umat-Nya Israel (ay kami+masih+jauh&tab=notes" vsf="TB" ver="">2&9). Asaf mengenang dan mengingatkan Tuhan akan karya-karya penyelamatan-Nya dulu ketika membawa Israel keluar dari Mesir dan menjadikan mereka umat-Nya dan bangsa yang berdaulat. Doa ini pasti dipanjatkan dalam masa-masa saat Israel dihukum Tuhan melalui bangsa Asyur. Asaf berdoa agar Israel (Efraim, Benyamin, Manasye mewakili suku-suku Kerajaan Utara) dipulihkan Tuhan kembali.

Doa yang terlambat. Inti doa Asaf ini ialah memohon keselamatan bagi Israel. Artinya agar mereka diselamatkan dari kehancuran dan kepunahan. Bila kita membaca kitab nabi-nabi yang dipakai Tuhan memperingati Israel (Yesaya misalnya) jelas bahwa Allah telah memberi mereka undangan untuk bertobat. Namun semua undangan dan peringatan itu mereka anggap angin lalu. Meskipun tepat mengarahkan doa permohonan keselamatan kepada Tuhan, namun saat itu sudah terlambat. Firman Tuhan mengan-dung dua sisi: janji dan peringatan. Bila tidak kita gubris, kehan-curan pasti akan kita jelang.

Renungkan: Hiduplah terus dalam terang, sebab hidup dalam gelap hanya akan membuat orang binasa.

Doa: Kiranya Roh mengajar kami berdoa dan memohon sesuai kehendak-Mu. Amin.

(0.03) (Mzm 82:1) (sh: Allah menghakimi allah. (Senin, 17 Agustus 1998))
Allah menghakimi allah.

Allah menghakimi allah.
Para pemimpin bangsa-bangsa digambarkan mazmur ini seolah para allah. Istilah yang dipakai menunjukkan betapa besar kuasa dan pengaruh mereka atas kehidupan bangsa dan negara di dunia ini. Mereka seolah para wakil Allah. Di dunia dalam kedudukan dan wewenang mereka memimpin dan memerintah, mereka bersidang. Membuat hukum, menyusun polesi dan rencana, menjalankan peradilan, dlsb. tetapi di dalam penglihatan rohani pemazmur, kini mereka justru disidang oleh Allah. Penyalahgunaan kuasa, pembengkokan hukum, penindasan dan berbagai kejahatan para penguasa, dibongkar Tuhan!

HUT RI ke-53. Hari ini kita bangsa Indonesia merayakan HUT proklamasi kemerdekaan Indonesia ke-53. Suatu hari yang amat bersejarah dalam kehidupan bangsa kita setelah melewati masa keterbelakangan dan penjajahan oleh bangsa asing, beberapa abad lamanya. Kemerdekaan memberikan harapan baru bagi bangsa-bangsa yang pernah tertindas. Namun apa artinya kemerdekaan itu bila sesudah luput dari kebengisan penjajah rakyat kecil jatuh ke bawah kejahatan bangsa sendiri? "Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin, lepaskahlah mereka dari tangan orang fasik (ayat 4)" pesan Tuhan kepada para pemimpin!

Doa: Bangunlah ya Allah, hakimilah negara kami, sebab Engkau-lah yang memiliki segala bangsa.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.11 detik
dipersembahkan oleh YLSA