(0.3270938125) | (Dan 7:1) |
(ende) Penglihatan pasal 7(Dan 7) sedjadjar dengan mimpi Nebukadnezar dalam fasal 2(Dan 2). Disinipun keempat keradjaan (Babel, Media, Parsi, Junani) bergilir ganti sampai muntjullah keradjaan Allah (al-Masih). Lambang2 jang dipakai dalam penglihatan itu tidak selalu terang. |
(0.3270938125) | (Yl 3:1) |
(ende) Hari pengadilan Jahwe menjelamatkan orang jang setia (Yoe 3:5) tetapi bangsa2 kafir jang memusuhi Israil dan karena itu djuga memusuhi Jahwe dihukum. |
(0.3270938125) | (Ob 1:1) |
(ende) PENGANTAR KITAB PARA NABI PENDAHULUAN Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus. Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri. Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil. Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama. Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka. Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal ( Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja. Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido ( Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe. Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam ( Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja. Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6). Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran ( Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6; Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini. Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata. Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi. Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah. Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja. Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru. Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan. Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24). Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri. Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas ( Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64; Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan. Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang. Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi. Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab. |
(0.3270938125) | (Mat 5:37) |
(ende) Maksud adjaran Jesus ini: seorang murid Jesus harus djudjur demikian pasti, sehingga tak ada alasan orang menuntut penjumpahan dari padanja. Jesus bukan hendak melarang bersumpah samasekali, terlebih tidak kalau dituntut oleh pihak jang resmi. Jesus sendiri pernah bersumpah. Bdl. Mat 25:16-22 dan Mat 26:65. Rom 1:5 dan 2Ko 1:23 dll. |
(0.3270938125) | (Mat 22:44) |
(ende) Maz 110 sudah lama dianggap oleh orang Jahudi sebagai nubuat mengenai Mesias. Jesus membenarkan tafsiran itu disini. Tafsiran jang sama dalam Perdjandjian Baru terdapat dalam Kis 2:34; 1Ko 15:25; Efe 1:20-22 dan sepandjang Ibr. |
(0.3270938125) | (Mat 28:16) |
(ende) Jang diberitakan disini bukannja landjutan dari fasal 1-8(Mat 1-8). Apa jang dikatakan disini setjara menjentuh sadja, tentu sadja mengenai dan meliputi segala peristiwa penampakan Jesus, chususnja jang pertama-tama terdjadi di Jerusalem pada hari Paska sendiri. |
(0.3270938125) | (Mrk 13:14) |
(ende: Perkosaan jang ngeri) Kalimat ini dikutip dari nubuat Dan 9:27; 11:1 dan Dan 12:1, dan disitu dimaksudkan sebagai penghinaan terhadap kenisah jang dilakukan orang kafir, dengan mendirikan patung berhala didalamnja dan memudja dia disitu. Disini digunakan sebagai gambaran kerobohan kenisah oleh tentera Romawi. |
(0.3270938125) | (Yoh 1:7) |
(ende: Memberi kesaksian) Tudjuan chusus karangan Indjil ini, ialah membuktikan dan mendjelaskan bahwa Jesus benar-benar Putera Allah jang diutus Allah sebagai Mesias. Tugas Joanes Pemandi disini melulu ditindjau dari sudut, bahwa ia diutus untuk mendahului Jesus, guna memperkenalkanNja sebagai Mesias kepada umat Israel. Demikian pula Yoh 1:15 dan Yoh 1:19-36. |
(0.3270938125) | (Yoh 1:15) |
(ende) Ajat ini landjutan dari Yoh 1:6-8. |
(0.3270938125) | (Rm 8:14) |
(ende: Dipimpin) disini mengandung arti "mengikuti pimpinan Roh" dan "dihidupi Roh". Pimpinan Roh Kudus itu berwudjud hidup bersenjawa dengan kita dalam segala gerakan atas-kodrati. Roh Kudus itu memegang peranan utama. Putera Allah": Bdl. Yoh 1:13; 3:3-8 dan 2Pe 1:4. |
(0.3270938125) | (Rm 16:21) |
(ende: Timoteus) sudah tjukup kita kenal. Lusius disebut dalam Kis 13:2, Jason dalam Kis 17:5; Sosipatros dalam Kis 20:4; Kajus dalam 1Ko 1:14; Erostos dalam Kis 19:22 dan 2Ti 4:20. |
(0.3270938125) | (1Kor 10:24) |
(ende) Ajat ini harus diartikan dalam hubungannja dengan keseluruhan disini. Ingatlah ajat 28 dan 29 (1Ko 10:28) dan (1Ko 10:29) berikut. Maksudnja: djangan seseorang mementingkan keuntungan djasmani dirinja sendiri sampai merugikan kepentingan-kepentingan rohani sesamanja. |
(0.3270938125) | (1Kor 16:17) |
(ende) Ketiga mereka ini diduga adalah utusan umat untuk menghantar surat mereka kepada Paulus, (1Ko 7:1). Tentu sadja mereka membawa berita-berita jang menjenangkan djuga, sehingga hati Paulus jang sangat tjemas terhibur. |
(0.3270938125) | (2Kor 2:12) |
(ende: Suatu pintu) suatu kesempatan jang baik untuk memaklumkan Indjil dengan berhasil. Bdl. 1Ko 16:9. |
(0.3270938125) | (2Kor 12:8) |
(ende: Duri) Ini sangat umum ditafsirkan sebagai suatu penjakit pedih sekali jang melemahkan badannja dan merintangi kegiatannja. Bdl. Gal 4:13. Duri itu dirasanja pula sebagai suatu akal setan untuk menghambat pekerdjaannja. |
(0.3270938125) | (Ef 2:6) |
(ende: Telah mendudukkan kita disurga) Sebagai anggota Tubuh mistikNja kita ada "dalam Kristus", jaitu dalam Kristus jang duduk dalam kemuliaanNja disurga. Kita sudah mempunjai bagian dalam kemuliaan itu, tetapi masih setjara tersembunji. Kita sedang menikmati "tjengkeramnja" (Efe 1:14) dalam kepertjajaan dan pengharapan dan itu sudah mempengaruhi sikap dan tjara hidup kita. Bdl. Efe 1:18-23. |
(0.3270938125) | (Ef 3:10) |
(ende: Para Pertuanan dan Penguasaan) Disini: kalangan-kalangan Malaekat tertinggi. Paulus menerangkan, bahwa rahasia Allah dari kekal itu tersembunji bagi para Malaekat, dan baru mendjadi njata bagi mereka dalam perwudjudannja didalam umat-umat dan anggota-anggotanja masing-masing. Bdl. 1Pe 1:12. |
(0.3270938125) | (Ef 4:30) |
(ende: Untuk hari penebusan) Hari itu ialah hari kiamat. "Penebusan" disini berarti: penebusan genap. Penebusan barulah genap ketika kita masuk kemuliaan abadi, dan "tubuh" djuga dibebaskan dari akibat-akibat dosa dan turut dimuliakan. Batjalah 1Te 4:13-18 dan 1Ko 15. |
(0.3270938125) | (1Tes 1:1) |
(ende) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA KATA PENGANTAR Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk sekedar mendapat gambaran latar-belakang surat ini. Dizaman Paulus, Tesalonika adalah ibu kota propinsi Romawi Masedorna. Berkat letaknja pada teluk Termai, jang djayh masuk kedarat dan sebab itu merupakan pelabuhan jang teduh sekali, lagi letaknja disebelah darat pada djalan raja "Via Egnasia", jang menghubungkan Timur dengan Eropa Barat, kota itu mendjadi kota perniagaan jang ramai dan makmur. Penduduknja sebagian terbesar orang Junani. Golongan Jahudi disitu rupanja amat besar djuga. Diantara mereka Paulus berhasil sedikit sadja. Hanja "beberapa" orang jang bertobat, sedangkan orang Junani jang bertobat djumlahnja sangat besar. Hal ini menimbulkan dengki dan bentji orang Jahudi, sampai mereka membangkitka pergolakan jang amat hebat diantara rakjat djelata, sehingga pemerintah taku terdjadi pemberontakan, dan Paulus dipaksa meninggalkan kota. Paulus lalu pergi ke Berea, suatu kota jang 55 km djaraknja dari Tesalonika. Disitu sikap orang Jahudi terhadap Paulus dan Indjil baik sekali, sehingga banjak orang bertobat. Hasil Paulus diantara penduduk-penduduk lain, chususnja diantara orang-orang terkemuka lumajan djuga. Tetapi sesudah hal ini kedengaran oleh orang Jahudi di Tesalonika, mereka segera datang dan mengasut rakjat kota ini djuga dan berhasil mengadakan hiru-hara jang akibatnja Paulus diusir. Paulus lalu meninggalkan Silas dan Timoteus di Masedonia dan sendiri pergi ke Atena. la diantar beberapa orang Masedonia. Setiba di Atena mereka pulang dengan membawa pesan Paulus, supaja Silas dan Timoteus datang ke Atena. Mereka datang dan rupanja membawa kabar tentang umat-umat di Masedonia jang sangat mentjemaskan, chususnja tentang umat di Tesalonika. Paulus segera menjuruh Timoteus kembali kesitu untuk mengadjar dan meneguhkan iman umat, jang memang banjak mengalami gangguan karena agamanja. Rupanja Timoteus tinggal agak lama disitu, kemudian pergi bersama dengan Silas membantu Paulus di Korintus. Kabar jang dibawa Timoteus dalam keseluruhannja sangat menggembirakan, seperti njata sekali dalam suasana mereka jang meliputi seluruh surat irn. Tetapi ada masih kekurangan dilapangan kesusilaan djuga, lagi persoalan- persoalan jang menggelisahkan tentang kebangkitan orang mati dan kedatangan Kristus pada achir zaman. Rupanja mereka kurang atau salah mengerti pengadjaran Paulus tentang kedua. adjaran itu. Tentu sadja pengadjaran Paulus mengenai hal itu belum lengkap djuga, sebab ia tiba-tiba terpaksa memutuskan pengadjarannja. Mereka tentu mengharapkan keterangan resmi dari Paulus sendiri. Hal ini dan berita Timoteus jang lain mendjadi alasan bagi Paulus untuk segera menulis surat jang pertama kepada umat Tesalonika ini. Surat ini pula adalah jang pertama dari segala surat Paulus jang diturunkan kepada kita, ditulis di Korintus dalam tahun 51 atau 52. |
(0.3270938125) | (Kej 1:1) |
(full:
) Penulis : Musa Tema : Permulaan Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM Latar Belakang Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian Lama yang pertama dan sebagai pendahuluan yang hakiki dari seluruh Alkitab. Judul kitab ini di dalam bahasa Ibrani diambil dari kata pertamanya, _bereshith_ ("pada mulanya"). Nama "Kejadian" merupakan terjemahan judul Ibrani itu ke bahasa Yunani dan berarti "asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu." Kejadian merupakan "kitab permulaan." Penulisnya tidak disebutkan dalam kitab ini. Akan tetapi, kesaksian lain dalam Alkitab menunjukkan bahwa Musa merupakan penulis seluruh Pentateukh (yaitu, kelima kitab PL pertama) dan oleh karenanya juga Kejadian (mis. 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 6:18; Neh 13:1; Dan 9:11-13; Mal 4:4; Mr 12:26; Luk 16:29,31; Yoh 7:19-23; Kis 26:22; 1Kor 9:9; 2Kor 3:15). Demikian pula para penulis Yahudi kuno dan para bapa gereja semuanya menyatakan bahwa Musa menjadi penulis/penyusun Kejadian. Karena seluruh sejarah dalam Kejadian terjadi sebelum kehidupan Musa, peranannya dalam menulis Kejadian adalah menyusun, di bawah pengilhaman Roh Kudus, semua catatan lisan dan tulisan yang ada sejak Adam hingga wafatnya Yusuf yang sekarang menjadi isi Kejadian. Yang mungkin merupakan petunjuk dipakainya catatan-catatan sejarah oleh Musa ketika menulis Kejadian ialah bahwa terdapat 11 kali pemakaian "Demikianlah riwayat" atau "Iniliah keturunan" (Ibr. 'elleh toledoth' ) yang dapat diterjemahkan "inilah sejarah oleh" (lih. Kej 2:4; Kej 5:1; Kej 6:9; Kej 10:1; Kej 11:10,27; Kej 25:12,19; Kej 36:1,9; Kej 37:2). Kejadian mencatat penciptaan, permulaan sejarah manusia, dan asal mula umat Ibrani dan perjanjian Allah dengan mereka melalui Abraham dan leluhur lainnya dengan tepat. Ketepatan sejarahnya selaku Alkitab yang terilham dipastikan dalam PB oleh Tuhan Yesus (Mat 19:4-6; Mat 24:37-39; Luk 11:51; Luk 17:26-32; Yoh 7:21-23; Yoh 8:56-58) dan para rasul (Rom 4:1-25; 1Kor 15:21-22,45-47; 2Kor 11:3; Gal 3:8; Gal 4:22-24,28; 1Tim 2:13-14; Ibr 11:4-22; 2Pet 3:4-6; Yud 1:7,11). Sejarah Kejadian masih diperkuat oleh berbagai penemuan purbakala pada zaman modern. Musa dipersiapkan secara luar biasa melalui pendidikan (Kis 7:22) dan oleh Allah untuk menulis kitab pertama yang unik dalam Alkitab. Tujuan Kejadian menyediakan suatu landasan hakiki bagi Pentateukh dan semua penyataan Alkitabiah selanjutnya. Kejadian memelihara satu-satunya catatan yang dapat dipercaya mengenai awal alam semesta, umat manusia, perkawinan, dosa, kota-kota, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, Israel dan sejarah penebusan. Kejadian ditulis sesuai dengan tujuan Allah untuk memberikan umat perjanjian-Nya suatu pemahaman mendasar tentang diri-Nya, ciptaan, umat manusia, kejatuhan, kematian, penghakiman, perjanjian, dan janji penebusan melalui keturunan Abraham. Survai Kejadian dengan sendirinya terbagi atas dua bagian utama.
Ciri-ciri Khas Tujuh ciri utama menandai Kejadian.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Kejadian menyatakan sejarah nubuat penebusan dan seorang Penebus yang akan datang melalui benih wanita (Kej 3:15), melalui keturunan Set (Kej 4:25-26), melalui keturunan Sem (Kej 9:26-27), dan melalui keturunan Abraham (Kej 12:3). PB menerapkan Kej 12:3 langsung pada persediaan Allah untuk penebusan di dalam Yesus Kristus (Gal 3:16,29). Banyak tokoh dan peristiwa dari Kejadian disebut dalam PB berkaitan dengan iman dan kebenaran (mis. Rom 4:1; Ibr 11:1-22), penghakiman oleh Allah (mis. Luk 17:26-29,32; 2Pet 3:6; Yud 1:7,11), dan pribadi Kristus (mis. Mat 1:1; Yoh 8:58; Ibr 7:1). |