Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 206 ayat untuk keadaanmu telah baik AND book:19 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.44) (Mzm 15:1) (sh: Layak di hadapan Tuhan (Rabu, 19 Februari 2003))
Layak di hadapan Tuhan

Bagaimana kehidupan doa dan ibadah Anda kepada Tuhan? Jika Anda menyejajarkannya dengan ungkapan pemazmur dalam pasal ini, apakah Anda termasuk orang yang boleh menumpang di dalam kemah Tuhan?

Pemazmur menampilkan sejumlah karakter orang yang layak di hadapan- Nya. Kelompok karakter yang pertama (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2-3) terdiri dari tiga positif: tidak bercela, adil, dan mengatakan kebenaran dengan segenap hati (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2), dan tiga negatif: tidak menyebar fitnah, tidak berbuat jahat, dan tidak menimpakan cela (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3). Kelompok karakter yang kedua (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-5) terdiri dari dua positif: memandang hina orang yang tersingkir (dari hadapan Allah = orang yang menolak firman Allah) dan memuliakan orang yang takut akan Tuhan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4a), dan tiga negatif: tetap setia pada sumpah (yang teledor) walau rugi, tidak meminjamkan uang dengan bunga, dan tidak menerima suap (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4b,5). Orang yang berkarakter seperti di atas hidupnya berkenan kepada Tuhan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5b) Pemazmur menyadari bahwa untuk layak di hadapan Tuhan yang suci, hidup seseorang haruslah suci juga. Masalahnya, siapakah orang yang dapat sempurna sedemikian? Jawabannya, jelas tidak ada. Seperti yang sudah diulas dalam Mazmur 14, tidak seorang pun yang baik, apalagi mencari Allah. Yang melayakkan seseorang di hadapan Allah adalah anugerah dan kasih Allah.

Mazmur ini menunjukkan kepada kita betapa erat hubungan antara doa dan hidup, antara ibadah dan melaksanakan kehendak-Nya. Tidak ada doa dan ibadah yang benar kalau itu tidak dipersiapkan dan didukung hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.

Renungkan: Kesungguhan ibadah Kristen terletak dalam kasih. Kasih harus mendukung ibadah kita dan sebaliknya, ibadah harus bermuara dalam kasih. Kasih Kristus harus selalu menjadi sumber pertobatan kita setiap kali kita datang menghadap-Nya dalam doa dan ibadah.

(0.44) (Mzm 21:1) (sh: Kejayaan pemimpin dan rakyatnya (Rabu, 14 Maret 2001))
Kejayaan pemimpin dan rakyatnya

Betapa indah kehidupan seorang raja atau pemimpin seperti yang digambarkan dalam mazmur kita hari ini. Kesukacitaan dan kegirangan meliputi kehidupannya karena sukses demi sukses diraihnya (2, 6). Kesuksesan itu membuat posisi dan kedudukannya sebagai pemimpin semakin kokoh (6) karena tiada yang mampu menjatuhkannya jika Allah selalu dipihaknya. Bahaya dan serangan musuh akan selalu ada namun Allah selalu bersamanya dan berperang baginya (9-13). Seluruh program pembangunan bangsa dan negaranya akan terlaksana dengan baik karena pertolongan Tuhan (3). Kehidupan pribadinya secara fisik, kejiwaan, dan materi sangat memuaskan (4, 5). Yang paling indah dalam kehidupan seorang pemimpin di atas bukan terletak pada kelimpahan materi, kejayaan, dan keberhasilannya, melainkan terpusatnya seluruh kegiatan pribadi maupun pemerintahannya kepada Allah. Buktinya setiap keberhasilan yang dicapai selalu berasal dari Allah. Apa kunci kejayaan seorang pemimpin? Tidak lain dan tidak bukan adalah kepercayaan penuh kepada pemeliharaan dan kesetiaan Allah yang senantiasa menopangnya (8).

Kejayaan seorang raja yang hidupnya berpusat kepada Allah bukan untuk dinikmati sendiri namun untuk negara dan seluruh rakyatnya, sebab salah satu peran terbesar dari seorang pemimpin adalah menjadi saluran berkat bagi rakyatnya (7). Betapa indahnya sebuah negara bila pemimpinnya menyadari bahwa perannya yang paling besar adalah menjadi saluran berkat dari Allah. Ia akan selalu memikirkan dan memprioritaskan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat banyak, dan bukan kemakmuran dan kesejahteraan dirinya sendiri. Ia juga akan mendapatkan dukungan doa dari seluruh rakyatnya (14). Tidak hanya itu, apa yang ia lakukan membawa rakyatnya kepada kebangkitan rohani (14). Mereka akan menempatkan diri mereka secara benar di hadapan Allah yaitu sebagai umat- Nya, memuliakan Tuhan dan bergantung kepada anugerah- Nya.

Renungkan: Betapa indahnya Indonesia jika pemimpinnya mempunyai kualitas pemimpin yang mampu membawa perbaikan kehidupan rohani, sosial, dan ekonomi bangsa secara menyeluruh. Marilah Kristen bersatu hati dan berdoa agar Allah mengaruniakan kepada bangsa kita pemimpin- pemimpin seperti di atas.

(0.44) (Mzm 34:1) (sh: Ketidakwarasan pembebasan (Senin, 26 Mei 2003))
Ketidakwarasan pembebasan

Kita lebih suka menganggap diri kita sebagai orang-orang Kristen yang terhormat, yang waras baik tubuh maupun pikiran. Begitu kuatnya pola ideal ini, kita lupa bahwa karya sejarah keselamatan melibatkan apa yang bagi dunia adalah suatu bentuk "ketidakwarasan". Bukan pura-pura tidak waras untuk menyelamatkan diri (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1), tetapi karena berbeda dengan dunia. Yeremia disindir sebagai nabi gila (Yer. 29:26-27). Yesus dianggap tidak waras oleh keluarga-Nya (Mrk. 3:21). Festus menganggap Paulus gila karena pemberitaan Injilnya (Kis. 26:24), dan banyak contoh lain dari Alkitab. Mereka dianggap gila, karena kehendak Allah bertentangan dengan "akal sehat" mayoritas orang yang tidak mengenal kehendak Allah.

Dimana letak "kegilaan" dari karya perlindungan Allah? Ada suatu pepatah Perancis yang mengatakan: "Tuhan berpihak kepada armada yang besar, dan melawan armada yang kecil." Inilah prinsip ketentaraan, dan bagi sebagian orang, prinsip hidup yang "waras". Allah pemazmur justru berpihak yang lemah. Mereka yang rendah hati (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3), tertindas (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7), yang menjaga dirinya dari kejahatan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14-15), benar (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16-18), patah hati dan malang (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">19-21), mereka inilah yang menerima perlindungan Allah. Mereka menjadi lemah, karena seperti pemazmur, mereka bermegah karena dan berseru kepada Tuhan. Tetapi mereka menjadi kuat, karena Allah berpihak kepada mereka, "orang-orang benar itu" (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18).

Yang kita pelajari bukanlah teladan Daud yang berpura-pura gila, tetapi hikmat yang timbul dari pengalamannya itu: betapa berbahagia ada dalam perlindungan Tuhan, Sang Allah yang punya prinsip berkarya yang berbeda dengan dunia yang berdosa.

Renungkan: Kapan terakhir kali Anda dianggap gila, bukan karena lelucon kita yang tidak biasa, atau ambisi dan rencana hidup kita, tetapi karena keputusan kita untuk berharap kepada Allah dan menaati-Nya?

(0.44) (Mzm 48:1) (sh: Ciri khas kota-kota dunia (Minggu, 21 Desember 1997))
Ciri khas kota-kota dunia

Tiap kota memiliki ciri khas dan sifat utama kegiatan yang menonjol di dalamnya. Ada kota yang dianggap sebagai pusat kebudayaan. Katakanlah Yogyakarta, San Francisco, Paris sebagai kota-kota yang merupakan kota kebudayaan. Ada kota yang dianggap sebagai pusat pendidikan. Kita bisa kembali menyebutkan Yogyakarta, selain Salatiga, Bogor, Oxford, Cambridge, dlsb. Ada pula kota yang dikenal sebagai kota perdagangan, seperti Jakarta, Medan, New York, Hong Kong, dlsb. Apabila kita pergi ke kota-kota tersebut, segera kita akan merasakan suasana yang menjadi ciri kota tersebut. Bersamaan dengan itu, boleh dikatakan semua kota besar dunia ini tidak ada yang luput dari kekerasan, kejahatan, pengangguran, sekularisasi, dlsb.

Ciri Kota Allah. Di dalamnya Tuhan dibesarkan dan dipuji (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Kekudusan akan merupakan hal tertanam kokoh teguh bagaikan gunung menjulang tinggi (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">48:2" context="true" vsf="TB">3). Kota itu akan dipenuhi oleh suasana kehadiran, pemeliharaan dan perlindungan Allah sendiri (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">48:3" context="true" vsf="TB">4). Karena Allah hadir, memerintah, ditinggikan, mewujudkan kekudusan-Nya itulah, kota itu akan berdaya tarik, berpengaruh baik dalam bidang politis maupun aspek-aspek kebudayaan lainnya. Apa yang mazmur ini isyaratkan dengan kota sebenarnya menunjuk pada kondisi umat Allah. Yerusalem, kota Allah Perjanjian Lama gagal mencitrakan keinginan Allah tersebut. Kini tidak ada satu pun kota di dunia ini yang dapat kita sebut kota Kristen. Adalah tugas umat Allah, gereja untuk menggarami kota-kota yang di dalamnya kita hidup agar kehadiran dan kemuliaan Allah dikenal dan ditinggikan.

Renungkan: Strategi tepat untuk mencapai kota-kota dunia dengan terang Injil bukanlah menjadikannya kota gereja (kota yang di tiap sudutnya banyak gedung gereja berdiri) tetapi gereja (umat) yang menggarami kota.

Doa: Banyak hal yang tak berkenan di hatiMu terjadi dalam kota kami. Bangunkan kami untuk bersikap sebagai garam dunia

(0.44) (Mzm 50:1) (sh: Spiritualitas Kristen (Senin, 20 Agustus 2001))
Spiritualitas Kristen

Ragam spiritualitas yang dikenal oleh masyarakat secara umum pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3. Pembagian berdasarkan pada apa yang ditekankannya. Ragam pertama menekankan pentingnya melakukan ritual keagamaan seperti mengadakan penyembahan dan persembahan sesaji. Ragam kedua lebih menekankan pentingnya perbuatan amal. Ragam ketiga menekankan keduanya. Termasuk yang manakah kekristenan? Bukan ketiganya.

Pemazmur nampaknya mengakhiri puisinya dengan memaparkan ragam spiritualitas yang ketiga yaitu memberikan tempat yang sama baik kepada ritual keagamaan dan moralitas tinggi (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16-22, 23). Namun sebenarnya tidak. Pemazmur menekankan persembahan syukur bukan bakaran. Mengapa? Allah sendiri mengatakan bahwa Ia tidak membutuhkan segala macam korban persembahan sebab Ia adalah pemilik seluruh alam semesta (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-14). Apa yang akan manusia persembahkan sesungguhnya adalah milik Allah. Karena itu persembahan syukur merupakan bentuk ritual keagamaan yang paling tepat untuk dipersembahkan kepada Allah. Sebab melaluinya pengakuan bahwa apa pun yang dimiliki manusia adalah anugerah Allah sebab Ia pemilik dari semua yang ada (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14-15). Namun bersyukur dengan tulus sebenarnya tidak mudah dilakukan. Penyebabnya adalah tingginya tingkat kemandirian manusia yang disebabkan karena kemajuan ilmu dan teknologi. Untuk mengurangi tingginya tingkat kemandirian itu dan meninggikan persembahan syukur kepada Allah, manusia harus mempunyai pengenalan yang benar akan Allah yaitu bahwa Allah adalah Penguasa seluruh alam semesta (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1), Ia adalah Allah yang tak terhampiri dalam kemuliaan-Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2) namun juga Allah yang terlibat dalam sejarah manusia (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3), Allah adalah hakim yang adil yang akan mengadili siapa pun termasuk umat-Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4).

Renungkan: Jadi apakah spiritualitas kristen? Spiritualitas kristen adalah spiritualitas yang harus dimulai dengan pengenalan akan Allah yang benar, lalu diikuti dengan kehidupan yang penuh syukur dan bermoralitas tinggi. Sudahkah spiritualitas ini menjadi bagian dari hidup Anda? Manakah yang masih harus ditingkatkan dalam kehidupan spiritualitas Anda: pengenalan akan Allah, kehidupan yang penuh syukur, atau moralitas tinggi? Apa yang akan Anda lakukan?

(0.44) (Mzm 50:1) (sh: Persembahan syukur (Jumat, 4 Juni 2004))
Persembahan syukur

Tiap orang, tak terkecuali umat Tuhan, cenderung beranggapan bahwa Tuhan dapat dibuat berkenan dengan berbagai pemberian untuk-Nya. Ternyata tidak demikian! Dalam mazmur ini, seisi bumi (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-6), baik umat-Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-15) maupun yang bukan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16-23) diperingatkan tentang kebenaran itu. Perkenan Tuhan tidak dapat dibeli dengan apa pun sebab segala sesuatu adalah milik-Nya dan Ia tidak memerlukan apa pun (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">9-13). Sebaliknya, Ia menganugerahkan perjanjian melalui korban sembelihan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-5).

Karena itu, tidak ada korban lain yang Allah minta kecuali korban syukur (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14). Hal ini lebih penting daripada korban binatang. Korban syukur adalah respons umat terhadap kebaikan Allah. Korban syukur itu harus diwujudkan melalui sikap hidup sehari-hari. Allah dengan keras mengecam kehidupan orang Israel secara khusus para hamba-Nya yang selalu giat menyelidiki firman-Nya dan berbicara tentang perjanjian-Nya tetapi membenci teguran dan mengesampingkan firman TUHAN (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16-17). Bahkan lebih serius lagi mereka berkawan dengan pencuri dan orang berzinah artinya para rohaniwan itu sudah melebur dengan orang-orang yang melakukan perbuatan yang dibenci Allah (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18-20). Itu sebabnya Allah menggolongkan mereka sama dengan orang kafir yang tidak mengenal Allah.

Firman ini menegaskan bahwa Allah menuntut umat-Nya untuk hidup serasi dengan kegiatan ibadah. Amat mudah orang berlaku munafik seperti yang ditegur Tuhan dalam mazmur ini. Berbagai kegiatan kerohanian boleh jadi tidak murni. Bisa saja hal-hal itu adalah untuk menipu hati nurani sendiri, atau menipu orang lain. Namun Allah tidak dapat ditipu. Allah akan menghukum orang yang meski beribadah namun tetap saja melanggar perintah-Nya dan hidup tidak beda dengan orang kafir (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">22-23).

Renungkan: Sikap dan tindakan kita tiap hari, entah adalah korban syukur bagi Allah atau objek kemarahan-Nya.

(0.44) (Mzm 64:1) (sh: Jangan remehkan intimidasi kata-kata (Jumat, 18 Juni 2004))
Jangan remehkan intimidasi kata-kata

Pergumulan iman terberat seringkali kita kaitkan dengan masalah-masalah seperti kelemahan fisik, kesulitan dalam pekerjaan, pencobaan moral atau ancaman fisik. Dalam kenyataan sehari-hari, kita menemui bahwa kata-kata seperti ejekan, fitnahan, serangan terhadap isi iman Kristen, dlsb. dapat mengolok iman kita. Tentang pergumulan iman menghadapi serangan kata-kata inilah, pemazmur bicara.

Pemazmur mengalami pergumulan yang berat itu. Ia tahu bahwa musuh yang berat itu bermaksud membinasakannya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3). Ia tahu bahkan cara-cara licik digunakan untuk menyerangnya pada saat-saat kelemahannya, yaitu berupa gosip, fitnah, dan cercaan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4-6). Lebih daripada itu, ia tahu mereka bersungguh hati untuk menghancurkan dia. (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7, ayat ini bisa dibaca 'mereka merancang kecurangan-kecurangan: "Kami sudah siap, rancangan sudah rampung, rancangan yang keluar dari batin dan hati terdalam"'). Seorang penafsir mengatakan, betapa dalamnya isi hati seseorang, siapa yang tahu? Apalagi, bila hati yang jahat merencanakan kejahatan, siapa bisa menduga kekejaman dan kekejiannya?

Namun, pemazmur tidak termakan oleh dampak dahsyat kata-kata buruk dari orang jahat. Ia percaya kepada Allah yang berdaulat dan berkuasa atas mereka. Ia tahu kesudahan orang-orang jahat adalah kebinasaan mereka, dan mereka akan binasa oleh senjata mereka sendiri: lidah dusta mereka (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8-9). Ia tahu juga orang benar, orang yang berlindung kepada-Nya akan diselamatkan, dan akan bersukacita (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-11). Pemazmur belajar bahwa lidah jahat akan termakan jeratnya sendiri. Karena itu, orang yang jujur dalam kata dan tindakan adalah orang yang bertindak sesuai sikap Allah sendiri dalam firman-Nya yang "ya dan amin."

Renungkan: Jangan anggap remeh pengaruh kata-kata baik dari orang yang kita jumpai sehari-hari maupun dari sumber-sumber media. Bangunlah "filter" iman untuk menilai dan menetapkan kata-kata mana yang harus dibuang dan kata mana yang patut disimpan.

(0.44) (Mzm 72:1) (sh: Doakan pemimpin kita! (Selasa, 2 November 2004))
Doakan pemimpin kita!

Pemimpin negara tanpa dukungan rakyatnya tidak dapat berhasil. Siapa lagi yang mendukung pemimpin Indonesia kalau bukan kita warga negaranya.

Mazmur 72 merupakan doa Salomo bagi putranya, yang akan meneruskan takhta Israel. Harapan Salomo bagi raja baru ini, ialah agar ia akan memerintah bangsanya dengan bersandarkan pada hukum Allah, sehingga keadilan ditegakkan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-4). Raja yang mengagungkan hukum akan bertindak adil. Ia akan membela rakyatnya yang tertindas dan miskin. Sebaliknya, para penjahat dan pembuat onar dihancurkannya. Keadilannya dalam memimpin akan membawa kesejukan dan damai sejahtera kepada rakyatnya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-7). Rakyat pasti mendukungnya dengan utuh, oleh karena raja dekat dengan mereka. Bangsa-bangsa lain pun akan hormat dan tunduk setelah melihat betapa bijaksananya ia memimpin bangsanya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8-11).

Selain itu, telinga raja terbuka kepada jeritan orang yang membutuhkan pertolongan. Singkatnya raja mengabdikan hidupnya untuk menghantar rakyat menuju hidup yang lebih baik (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12-14). Itu sebabnya pada masa pemerintahannya, kemakmuran dan kesentosaan dinikmati oleh semua orang (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">15-16). Raja yang demikian ini akan dikenang (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17), nama Tuhan akan dipermuliakan, semua bangsa datang untuk mengenal dan menyembah Dia (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18-19). Doa untuk pemimpin harus sesuai dengan panggilan dan tanggung jawab pemimpin di hadapan Allah dan rakyat yang dipimpinnya, bukan untuk kepentingan pemimpin sendiri.

Tuhan sudah memberikan kepada kita presiden beserta tim pemerintahan yang baru. Mereka bukan orang yang sempurna, mungkin pula bukan pilihan kita. Namun, untuk lima tahun ke depan merekalah pemimpin-pemimpin kita. Mari kita doakan agar mereka memiliki takut akan Tuhan sebagai dasar hidupnya, keteguhan jiwa pelayanan sebagai dasar kepemimpinannya, dan sifat adil sosial dalam pengabdiannya bagi bangsa negara Indonesia.

Doaku: Tuhan, berikan kepada presidenku dan para pemimpin bangsa ini hati yang takut kepada-Mu, peduli kepada rakyatnya, berani menindak ketidakadilan dan tegas menumpas kejahatan.

(0.44) (Mzm 73:1) (sh: Fokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan (Minggu, 21 Oktober 2001))
Fokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan

Mazmur ini merupakan pengajaran berharga bagi Kristen agar memiliki orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan. Mazmur ini digali dari kehidupan seseorang yang memiliki hati yang tulus dan bersih (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1), namun nyaris tergelincir dan terpeleset oleh keirihatian terhadap kelimpahan dan kesenangan hidup orang fasik (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2-3, 4-12).

Mazmur ini adalah pelajaran dari krisis iman yang dihadapinya. Ia menyadari bahwa Allah itu baik bagi mereka yang tulus dan bersih hatinya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1), tetapi ia tidak dapat mengerti mengapa Allah seakan-akan memberkati orang fasik, sedangkan dirinya harus mengalami banyak kesukaran. Ia sedikit pun tidak ingin menyangkali kesetiaannya kepada Tuhan, namun ia melihat bahwa semua upayanya untuk mempertahankan hati yang bersih merupakan kesia-siaan (ayat 13, 15, 16). Fokus dan orientasi hidup yang tidak benar membuatnya merasa bahwa kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya belum cukup dibandingkan kemujuran dan kesuksesan orang fasik.

Namun pada puncak krisisnya, ia menemukan fokus dan orientasi hidup yang tepat. Ia menyadari bahwa dalam perspektif kekekalan, akhir hidup orang fasik adalah sia-sia (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17-19), sehingga ia menyadari bahwa keberhasilan sementara di bumi bukanlah kebutuhannya yang utama. Kebutuhannya yang terutama adalah Tuhan sendiri, warisan yang tidak akan pernah diambil daripadanya (ayat 25-26). Melalui pembaharuan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan ini, pemazmur menantang kita untuk memiliki iman yang dewasa di tengah dunia yang penuh luka, iri hati, dan kejahatan.

Renungkan: Milikilah orientasi hidup dan cara pandang pemazmur agar dapat menghadapi pergumulan hidup dari kacamata kekekalan.

PA 7 Mazmur 72

Tuhan sebagai Raja yang Ilahi adalah sumber dari segala keadilan dan kebenaran, dan seorang raja hanya dapat memiliki sifat-sifat seperti ini jikalau menerimanya dari Tuhan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Jabatan untuk menjadi seorang raja ini dipahami oleh bangsa Israel sebagai suatu panggilan ilahi yang bertujuan untuk memperhatikan mereka yang miskin, lemah, dan tertindas (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4). Selain itu seorang raja memegang peranan sebagai titik pusat dari kehidupan sosial umat Tuhan, yang mewakili rakyatnya untuk mewarisi panggilan Allah kepada Abraham, untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain (ayat 17).

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Apakah tanggung jawab raja terhadap mereka yang tidak berdaya dalam masyarakat (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4, 12-14)?

2. Bagaimanakah bangsa Israel melihat keterkaitan antara kehadiran seorang raja dengan tanah perjanjian yang diberikan kepada mereka? Seperti apakah peranannya digambarkan? Bagaimana dampaknya terhadap kesuburan tanah (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6, 16)?

3. Peranan seorang raja bagi bangsa Israel sangatlah penting karena padanya terletak harapan dan berbagai kemungkinan masa depan mereka. Di dalam pengharapannya, bangsa Israel menantikan hadirnya Sang Mesias yang menjadi raja ideal mereka. Bagaimanakah gambaran tentang raja ideal yang diharapkan? Berapa lamakah masa pemerintahannya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-7)? Seluas apakah wilayah kekuasaannya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8)? Bagaimana kekuasaan dan pengaruhnya atas bangsa-bangsa (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8-11)?

4. Bagaimanakah ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17 ini berkaitan dengan janji Allah kepada Abraham (Kej. 12:3)? Bagaiamanakah hal ini berkaitan dengan Injil Kristus (Gal. 3:10)? Di dalam diri siapakah pengharapan ini digenapi?

5. Dalam hal apakah 'Mesias yang memberikan keadilan, menolong, melepaskan, mengasihi, menyelamatkan, serta menebus mereka yang tertindas, miskin, dan 'lemah' menjadi penting bagi Anda (ayat 2, 4, 7, 12-14)?

6. Bagaimakah sikap Anda terhadap mereka yang tertindas, miskin, dan lemah? Bagaimana berita tentang Mesias yang terkandung dalam mazmur ini dapat Anda aplikasikan bagi mereka?

(0.44) (Mzm 84:1) (sh: Gereja, oasis Allah untuk dunia (Selasa, 27 September 2005))
Gereja, oasis Allah untuk dunia

Isi mazmur indah ini mengingatkan saya tentang pengalaman saya mendaki Gunung Bromo beberapa tahun lalu. Meski perjalanan itu berat dan meletihkan, saya bertekad terus berjalan menapaki lautan pasir, lalu mendaki lereng gunung itu. Saya berbuat demikian karena ingin menempa ketahanan fisik saya. Tetapi bukan itu saja, daya tarik pemandangan kawah saat matahari terbit juga memicu semangat saya.

Kebiasaan umat Israel berziarah ke Bait Allah di Yerusalem, selain untuk mengenang perjalanan nenek moyang mereka keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian, juga menjadi bagian disiplin rohani yang menempa spiritualitas mereka agar tangguh. Medan berat dan penuh bahaya saat berziarah itu melambangkan situasi perjalanan iman umat Tuhan baik zaman dulu maupun sekarang. Kesulitan itu tidak memadamkan iman, sebaliknya ada berbagai hal penting dalam penghayatan iman itu justru memicu kobaran semangat agar umat terus berjuang untuk maju. Indahnya Bait Allah (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2) dan hadirat-Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3a), arti-Nya sebagai Raja dan Allah bagi umat (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4), serta mezbah-Nya, merupakan pembangkit hasrat besar untuk umat Israel terus maju sampai mereka berjumpa dengan Tuhan dalam rumah-Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3b, 4). Dalam perjuangan untuk maju itu, orang beriman akan membawa dampak transformasi bagi sekitarnya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7), sementara itu mereka sendiri akan semakin kuat dalam Tuhan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6,8).

Gereja adalah diri kita sendiri. Gereja adalah tempat hadirat Allah dan keindahan-Nya terpancar, pemberlakuan pendamaian, pewartaan kebenaran, dan keakraban saudara seiman dipraktikkan. Liturgi, fokus pelayanan para pejabat gereja, sikap semua warga, suasana ibadah persekutuan, semangat misi, dan semua unsur penyelenggaraan, harus membuat Gereja menjadi inspirasi bagi umat untuk menyebarkan harum kemuliaan Allah.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.44) (Mzm 85:1) (sh: Anjing yang kembali ke muntahannya (Minggu, 4 November 2001))
Anjing yang kembali ke muntahannya

Kehidupan orang percaya seringkali masih jatuh bangun di dalam dosa. Memang proses penyucian merupakan lorong yang sempit dan sulit dilewati.

Mazmur 85 adalah doa bangsa Israel untuk kembali meminta belas kasihan Allah. Mereka mengingat pemulihan yang Allah lakukan setelah mereka dihukum akibat dosa-dosa mereka (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-4). Mungkin hal ini mengacu pada peristiwa pascapembuangan Babilonia. Kini mereka memohon lagi pada Allah agar Ia menyingkirkan murka-Nya berdasarkan kasih setia-Nya (ayat 5- 8). Secara tersirat, dapat disimpulkan bahwa mereka menyeleweng lagi, sehingga Allah kembali menghukum mereka.

Bangsa Israel tidak memberikan contoh yang baik ketika menyia- nyiakan pengampunan Tuhan. Namun demikian, mereka tidak tenggelam dalam rasa bersalah dan penghukuman. Mereka menyadari dosa mereka dan berbalik pada Tuhan. Tentu mereka malu ketika sekali lagi harus meminta pertolongan Allah yang mereka sakiti hati-Nya. Mereka tahu bahwa Allah akan memberikan keselamatan-Nya pada orang-orang yang takut akan Dia (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10). Kini mereka harus mendengarkan firman Tuhan agar tidak bebal seperti anjing yang kembali ke muntahannya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9).

Pada akhirnya, doa dan harapan dalam ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5-8 akan dijawab dengan kondisi shalom, sebagaimana diimani bangsa Israel (ayat 11- 14). Kasih, kesetiaan, kebaikan, keadilan, dan damai sejahtera akan memerintah Israel. Inilah tanda bahwa Allah kembali menyertai mereka.

Renungkan: Ketika Anda kembali jatuh ke dalam dosa, beranilah berharap pada kasih setia dan keselamatan dari Allah. Berbaliklah pada-Nya, dan dengan anugerah Tuhan, jangan berbuat dosa lagi!

(0.44) (Mzm 89:1) (sh: Kasih Allah vs realitas buruk? (Minggu, 2 Oktober 2005))
Kasih Allah vs realitas buruk?

"Manusia berubah," demikian ucapan yang sering kita dengar tentang mengapa seseorang tidak seperti yang dikenal sebelumnya. Manusia bisa berubah bukan saja dalam tindak tanduknya, tetapi juga dalam pandangan dan pemahamannya tentang sesuatu. Hal yang sama pun dapat terjadi pada orang beriman. Mazmur ini unik karena berisi pujian, keluhan, permohonan, ratapan pemazmur, juga ucapan ilahi, dan doxology. Beragamnya isi mazmur ini, menunjukkan sedang terjadinya proses pengkajian ulang pemahaman pemazmur tentang hidup dan Allah.

Segala sesuatu memerlukan dasar kokoh. Pohon perlu akar, bangunan perlu fondasi, manusia dan umat Tuhan pun perlu prinsip teguh dalam menjalani proses perubahan kondisi dan pemahaman. Dalam bagian ini, beberapa hal dasar dihayati secara mendalam oleh pemazmur. Ia menyatakan komitmennya untuk mewariskan kesadaran tentang kasih setia Allah kepada generasi berikutnya, dengan jalan memaparkan perbuatan dan sifat Allah (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Semua kesaksian, pengajaran, dan pujian tentang Tuhan bersumber pada ucapan Allah sendiri yang mencakup sifat-Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-3,15-16), kemurahan-Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4), kedudukan-Nya terhadap alam semesta (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6-7), dan semua makhluk (ayat 12-3). Bahkan kedaulatan-Nya terhadap kekuatan-kekuatan yang acap kali mengancam kesejahteraan umat-Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-11). Ibarat musik, pujian pemazmur ini selang-seling antara kekaguman lembut (pianissimo) sampai kepastian menggelora (forte).

Baik sebagai individu maupun umat, kita perlu bertumbuh apalagi di tengah kehidupan yang cepat berubah dan banyak kemungkinan ini. Pertumbuhan adalah proses penuh risiko. Salah satu bagian penting dalam pertumbuhan adalah pendalaman hal-hal hakiki tentang Allah dan arti Dia bagi hidup serta dunia ini. Bertumbuhlah dalam Kristus maka kita pasti akan bertumbuh ke arah Dia.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.44) (Mzm 92:1) (sh: Orang fasik mendapatkan laknat, orang benar mendapatkan berkat (Sabtu, 22 Desember 2001))
Orang fasik mendapatkan laknat, orang benar mendapatkan berkat

Sama halnya dengan pengalaman penulis Mazmur 73, kita seringkali menjumpai bahwa di dunia ini ada begitu banyak orang benar yang menghadapi hal-hal yang kurang menyenangkan, bahkan menyakitkan. Ini membuat kita bertanya-tanya, "Mengapa demikian?"

Mazmur hari ini memberikan jawaban atas pertanyaan dan fakta tersebut melalui sebuah kidung yang dirancang khusus untuk dibacakan pada hari Sabat. Pemazmur memulai nyanyiannya dengan ucapan syukur (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2-4) karena karya Allah yang penuh kasih, baik di dalam penciptaan maupun pemeliharaan-Nya. Namun, ciptaan dan karya Allah yang sedemikian agung tidak mungkin terselami oleh orang-orang yang mengandalkan kepandaian manusia (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7).

Seperti apakah maksud Allah sebenarnya? Ternyata Allah memiliki rencana yang dahsyat. Ia akan menghancurkan orang fasik pada akhirnya, meskipun mereka diizinkan untuk unjuk gigi sementara. Bagaimanapun, Tuhan akan menghukum pelaku kejahatan. Sebaliknya, orang benar yang kelihatannya justru menjadi pihak yang kalah, akan dimuliakan kembali. Bahkan pada akhirnya orang benar akan diberkati dengan limpah, tepat dengan gambaran "kurma" yang selalu berbuah lebat dan "aras Libanon" yang merupakan simbol keperkasaan dan kemuliaan. Ini mengingatkan kita pada Mazmur 1, orang benar tumbuh bagai pohon yang selalu berbuah di tepi aliran air.

Mazmur ini ditutup dengan sebuah tekad kemenangan. Orang-orang benar akan dipelihara oleh Tuhan, dan mereka yang sudah teruji imannya dapat memberikan kesaksian bahwa Allah yang setia tetap berdaulat selamanya (ayat 15-16). Mereka dapat beristirahat di dalam Dia. Ini juga satu keyakinan bahwa orang-orang benar akan menikmati hari Sabat kekal di surga, diam dalam kasih dan keadilan Allah yang abadi.

Renungkan: Anda tak perlu merasa iri pada orang-orang fasik yang kelihatannya menikmati kemakmuran. sebab pada akhirnya Tuhan akan mengadakan perhitungan dengan mereka. Jika pada saat- saat ini Anda sendiri mengalami kesusahan, nantikanlah waktu Tuhan dan percayalah pada janji penyertaan-Nya!

(0.44) (Mzm 106:13) (sh: Kasih setia Allah dalam sejarah (Minggu, 23 Oktober 2005))
Kasih setia Allah dalam sejarah

Apa manfaat sejarah sebuah bangsa ditulis? Tentu saja bukan sekadar pengetahuan masa lampau sebuah bangsa. Sejarah ditulis agar generasi kemudian bangsa itu mengenali pengalaman nenek moyangnya, baik keberhasilan mau-pun kegagalan mereka. Melalui pengalaman nenek moyangnya, generasi berikutnya belajar agar mereka tidak mengulang kesalahan nenek moyang mereka.

Ada tiga fakta yang muncul dari sejarah bangsa Israel yang ditulis pemazmur. Pertama, Israel terus-menerus berdosa kepada Allah, yaitu tidak percaya rencana Tuhan yang memimpin mereka menuju Tanah Perjanjian (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13-15,24-25); penyembahan berhala (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">19-22,28); menolak kepemimpinan Musa dan Harun (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16). Kedua, Allah menghukum setiap dosa dengan ganjaran yang setimpal (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">15,17-18,23,26-27,29). Fakta berulangnya hukuman Tuhan ini bermakna paradoks. Meski seharusnya hukuman perbuatan dosa adalah maut, namun Ia menghukum supaya umat-Nya bertobat. Hukuman Tuhan bersifat mendidik bukan menghajar. Ketiga, Israel memiliki pemimpin yang setia kepada-Nya dan mengasihi bangsanya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">23,30-31). Pemimpin yang memiliki hati penuh kasih seperti ini yang akan menjadi alat untuk menyalurkan pengampunan dan pemulihan Tuhan bagi umat-Nya.

Kegagalan dan keberhasilan pengalaman nenek moyang Israel mengingatkan kita bahwa gereja dan orang Kristen bisa gagal dalam perjalanan iman. Akan tetapi, gereja dan orang Kristen harus belajar dari kegagalan itu untuk berhasil dalam langkah selanjutnya. Tuhan tidak pernah membatal-kan kasih setia-Nya bagi umat-Nya meskipun umat-Nya tidak layak menerima pengampunan-Nya dan pemulihan-Nya. Hanya anugerah-Nya yang membuat kita tetap menjadi umat yang dikasihi-Nya.

Doaku: Aku akan meletakkan kayu salib-Mu di hadapanku, ya Tuhan, agar setiap godaan yang muncul untuk menyangkal-Mu atau menyakiti hati-Mu dapat aku tolak dengan tegas. Buatlah aku setia melayani-Mu.

(0.44) (Mzm 125:1) (sh: Tetaplah percaya! (Senin, 25 November 2002))
Tetaplah percaya!

Mazmur ini menegaskan perlunya untuk tetap percaya kepada Allah. Memang tidak begitu jelas latar belakangnya, tetapi dari petunjuk ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3, kita melihat bahwa tongkat-tongkat kefasikan kelihatannya sedang menjadi ancaman bagi umat Allah. Kita bisa memahaminya sekarang, bahwa mazmur ini menunjuk ke fakta kekuasaan orang-orang yang tidak mengasihi Tuhan.Umat Allah di sini digambarkan sebagai orang-orang yang percaya, orang-orang benar, baik, dan tulus hati. Mereka dilindungi Allah dengan sempurna. Dalam perikop ini, ada 2 gambaran yang dipakai untuk melukiskan keamanan dan perlindungan. Pertama, ada gunung Sion yang mengelilingi bait Allah tempat Allah bersemayam (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Kedua, para peziarah diingatkan bahwa betapa megah pun Yerusalem, ia dikelilingi oleh gunung-gunung yang lebih tinggi sebagai perlindungan alamiah dari serangan musuh (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2).

Namun demikian, tetap ada kemungkinan bahwa tanah Israel diundikan di antara orang-orang fasik (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3). Ini terbalik dengan masa Yosua ketika tanah Kanaan diundi bagi orang-orang benar (Yos. 18:6). Dalam situasi ketika tanah bangsa Israel jatuh ke tangan musuh, ada kemungkinan mereka makin kehilangan semangat agamawi dan makin ingin meninggalkan kepercayaan mereka, dan tambah ingin berkompromi atau bergabung dengan mereka yang berbuat jahat.

Karena itu, mazmur ini memberikan penegasan kepada mereka agar tetap percaya, teguh di dalam iman mereka (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4). Juga peringatan keras bahwa orang-orang yang mudah berubah, tergerak untuk mengikuti kefasikan, harus dilenyapkan dari antara umat Tuhan.

Kata-kata berkat terakhir (damai sejahtera atas Israel) menunjukkan sebuah klimaks. Dengan kedamaian Ilahi, bangsa Israel akan mudah menantang musuh dari luar dan mengatasi ketegangan-ketegangan yang terjadi di dalam jemaat. Kata-kata damai seperti ini pulalah yang diberikan Yesus ketika Ia akan meninggalkan para murid (Yoh. 14:27).

Renungkan:
Ketika iman Anda mulai lemah, ingatlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan Anda. Tetaplah teguh!

(0.43) (Mzm 25:1) (sh: Jurus sakti dari Allah (Senin, 19 Maret 2001))
Jurus sakti dari Allah

Hidup di bumi Indonesia terasa makin sulit terlebih bagi Kristen. Kesulitan itu bukan hanya disebabkan diskriminasi yang memang masih berlaku walau secara tidak resmi, tekanan dari berbagai pihak, dan sulitnya mempertahankan prinsip-prinsip Kristen dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Demi mempertahankan prinsip iman Kristen, tidak sedikit Kristen yang harus membayar mahal dengan kegagalan bahkan kehancuran, sehingga mendapatkan olokan dari teman-teman dan saudara- saudaranya.

Hal serupa juga dialami oleh Daud, yang mempertahankan prinsip kebenaran seorang diri, maka ia harus mengalami penindasan dari banyak orang (16, 19). Penindasan yang dialaminya menimbulkan penderitaan fisik dan batin yang luar biasa (17, 18) sebab semua musuh-musuhnya dikuasai oleh kebencian yang sangat mendalam. Ini merupakan kebenaran umum yang berlaku di seluruh dunia dan di sepanjang zaman yaitu orang yang mempertahankan kebenaran akan sangat dibenci oleh mereka yang mencintai kejahatan. Begitu dahsyat tekanan dan derita yang harus ia alami sehingga ia pun terseret ke dalam dosa (18). Kondisi demikian tidak dapat disepelekan, sebab tidak hanya hidupnya akan hancur tapi ia juga dapat terus terseret ke dalam dosa yang lebih jauh. Bagaimana Daud menyikapi dan menghadapinya?

Ia tetap menantikan dan berharap kepada Tuhan (2, 21) dan tidak berpaling sedikit pun kepada allah lain (15), sebab ia percaya bahwa hanya Allahlah yang mampu mengaruniakan jurus-jurus khusus untuk menghadapi semua penindasan, tantangan, dan penderitaan tanpa berbuat dosa. Ia tidak hanya memohon agar Allah memberitahukan jalan-jalan-Nya (4) namun juga menuntun dan mengajarkan jalan-jalan-Nya. Artinya ia tidak mau setengah-setengah dalam memahami dan menjalankan kehendak-Nya sebab hanya itulah satu-satunya jurus menghadapi zaman yang semakin tidak bersahabat. Daud yakin akan mendapatkan itu semua dari Allah sebab Ia adalah Allah yang setia dan penuh rakhmat, baik, mau bergaul, dan membimbing umat-Nya (6- 21).

Renungkan: Kristen akan tetap dapat mempertahankan prinsip iman Kristen, apa pun tantangan dan derita yang dihadapi, jika Kristen senantiasa berharap kepada Allah dan mempelajari 'jurus-jurus sakti' dari Allah yang terdapat di dalam firman-Nya.

(0.43) (Mzm 34:1) (sh: Iman yang berakar pada karakter Tuhan (Kamis, 2 Agustus 2001))
Iman yang berakar pada karakter Tuhan

Mazmur ini merupakan suatu lantunan syukur (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-11) dan nyanyian pengajaran Daud (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-23) yang mengajak kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6), menikmati kebaikan- Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9), serta merasakan kedekatan dengan-Nya pada masa-masa yang sulit (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">19). Alasan dari ajakannya ini tidak lain didasarkan pada karakter Tuhan yang mendengar (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7a, 18a), melepaskan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5b, 18b), dan menyelamatkan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7b, 19b) orang- orang benar (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">16, 20, 22) yang mencari (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5, 7) dan takut akan Dia (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8, 10, 12). Mereka yang berlindung pada-Nya akan berbahagia (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9), mendapatkan keamanan dan tidak akan menanggung hukuman (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">21, 23).

Pada Mazmur ini Daud memaparkan beberapa hal yang menjadi dasar dan kunci untuk menikmati kehidupan yang akan mengokohkan kesukaan dan kepuasan, sebagai berikut: [1] Takut akan Tuhan (ayat 8, 10, 12); [2] Berseru kepada Tuhan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5,11); dan [3] Bertekad untuk hidup dalam kebenaran (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">14, 15). Semuanya ini akan membawa orang benar ke dalam perlindungan, kecukupan, pemenuhan kebutuhan, dan jawaban doa. Namun semuanya ini bukanlah berarti bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan mudah. Pilihan orang benar untuk berkata "Tidak" bagi yang jahat dan berkata "Ya" untuk hal-hal yang baik (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">14, 15) tidak selalu menjadikan hidupnya lancar dan mujur, namun seringkali justru membawanya pada berbagai hambatan dan kemalangan (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">20a).

Melalui Mazmur ini Daud menghalau kenaifan iman yang tidak mengandung kekuatan untuk melawan serangan gencar dari yang jahat, sebaliknya menuntun kita pada iman yang berakar pada karakter Tuhan. Iman ini membawa kita pada keyakinan bahwa berbeda dengan orang fasik yang menuju kematian oleh kemalangannya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">22), tidaklah demikian dengan orang benar, Tuhan mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya apabila mereka berseru- seru kepada-Nya (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">18), dan menjatuhkan hukuman kepada siapa yang membenci mereka (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">22), sebab mata Tuhan tertuju kepada orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">16).

Renungkan: Iman yang berakar pada karakter Tuhan tidaklah dibangun di atas dasar yang naif dengan meniadakan kesulitan. Iman mampu menambal kehancuran hati, tetapi tidaklah menghindarkan hati dari kehancuran.

(0.43) (Mzm 46:1) (sh: Tenanglah jiwaku (Kamis, 16 Agustus 2001))
Tenanglah jiwaku

Perubahan, ketidakpastian, serta berbagai situasi yang bergolak secara tak terkendali akan dengan mudah menghancurkan sendi-sendi kekuatan dan rasa aman kita. Dapatkah kita menemukan ketenangan batin yang membuat kita tetap tinggal tenang dalam situasi seperti ini? Pada Mazmur 46 ini, pemazmur mencatat bahwa Tuhan menghimbau kita untuk tetap diam dengan tentram (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">11), sekalipun bumi berubah dan mengalami kehancuran; sekalipun gunung-gunung bergoncang dan bergoyang di dalam laut sehingga gelombang airnya bergelora, ribut, dan berbuih. Ia mengajak kita untuk tetap menikmati suasana yang rileks dan damai (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">11), sekalipun bangsa-bangsa ribut dan kerajaan-kerajaan bergoncang (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7). Bukankah ini merupakan ajakan yang nampaknya mustahil dan berlebihan?

Bangsa Israel menemukan keberanian dan keyakinan ini di dalam Tuhan Yang Mahatinggi (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Ia adalah Pencipta alam semesta yang ditinggikan di antara bangsa-bangsa di seluruh muka bumi (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">11b). Ia adalah tempat perlindungan, kekuatan, dan penolong yang sangat terbukti (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Ia ada bersama-sama dengan mereka dan akan melindungi Yerusalem (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5, 6). Ia berkuasa atas alam semesta, nasib bangsa-bangsa dan sejarah umat manusia (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-10). Ia dapat diandalkan bukan hanya pada waktu dan tempat tertentu, kekuasaan-Nya melampaui kekuatan alam dan manusia. Dia berkuasa atas bumi, gunung, laut, sungai, bangsa-bangsa, dan kerajaan- kerajaan. Umat-Nya tidak perlu takut menghadapi perubahan apa pun, baik yang berasal dari alam maupun situasi politik yang ada. Mereka memiliki keyakinan di dalam Allah (ayat keadaanmu+telah+baik+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8, 12). Tuhan pencipta alam semesta yang mengendalikan alam dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya, ada dan tinggal bersama-sama dengan kita, dan karena itu kita tidak perlu takut menghadapi berbagai perubahan dan ketidakpastian.

Renungkan: Apakah segala kecemasan dan ketakutan menghadapi perubahan dan ketidakpastian disebabkan karena tidak adanya keyakinan kepada Allah? Marilah kita bernyanyi: Tenanglah jiwaku, Tuhan besertamu. Tinggal diamlah dengan sabar menghadapi duka dan penderitaan, sebab dalam setiap perubahan Ia tetap setia. Tenanglah jiwaku, angin dan badai diketahui-Nya dan suara-Nya mengendalikannya (Katharine von Schlegel dalam lagunya "Be Still, My Soul").



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA