Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 490 ayat untuk harus mati AND book:[40 TO 66] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.33) (1Kor 15:13) (jerusalem) Dengan menyangkal kebangkitan orang-orang mati pada umumnya orang juga menyangkal kebangkitan Yesus yang khusus. Tafsiran lain: Kebangkitan Kristus hanya artinya sebagai pendahuluan kebangkitan kita. Kristus tidak bermakna lagi. Tetapi pertimbangan ini baru tampil dalam 1Ko 14:20.
(0.33) (1Kor 15:29) (jerusalem) Tentang adat yang tersinggung di sini tidak diketahui apa-apa lagi. Dapat juga diterjemahkan: Jika demikian, apakah faedahnya orang memberi dirinya dibaptis untuk orang mati. Paulus tidak berkata apa-apa tentang nilai adat semacam itu, tetapi menggunakannya sebagai "argumentum ad hominem" (suatu argumentasi yang hanya berlaku bagi mereka yang mempraktekkan adat itu).
(0.33) (1Kor 15:32) (jerusalem: aku telah berjuang...) Tentang peristiwa itu kita tidak tahu apa-apa, tetapi bdk 2Ko 11:23-26. "Berjuang" tentunya bahasa kiasan
(0.33) (1Kor 15:54) (jerusalem: Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa) Sejumlah naskah tidak memuat bagian kalimat ini. Dalam naskah-naskah itu kalimat berbunyi: Dan sesudah yang dapat mati ini
(0.33) (Flp 2:17) (jerusalem: darahku dicurahkan) Menurut adat (Yunani dan Yahudi) orang mencurahkan korban tuangan (air anggur dsb) di atas korban yang dipersembahkan. Secara kiasan Paulus mengetrapkan adat itu pada ibadat rohani di zaman yang baru: darah yang dicurahkan dalam menjalani hukuman mati ditambahkan pada korban yang bagi orang Kristen tidak lain dari mengamalkan iman, bdk Fili 3:3; 4:18; Rom 1:9+.
(0.33) (1Tim 1:17) (jerusalem: Allah yang kekal) Harafiah: Allah tidak (dapat) binasa. Var: Allah yang tidak dapat mati. Pujian meriah yang termuat dalam ayat ini agaknya diambil alih dari ibadat Gereja. Pujian semacam itu kerap terdapat dalam surat-surat Paulus, Rom 16:27+.
(0.33) (Why 20:11) (jerusalem) Setelah semua orang mati bangkit, Wah 20:12-13, Hakim, Wah 2:23; 3:5; bdk Wah 19:13+; Dan 7:10, tampil ke depan. Ciptaan yang sekarang hilang lenyap, Wah 20:11, diganti ciptaan baru, Wah 21:1+.
(0.33) (Rm 10:9) (full: MENGAKU ... PERCAYA DALAM HATIMU. )

Nas : Rom 10:9-10

Unsur-unsur keselamatan terangkum di sini serta berpusat pada kepercayaan akan ketuhanan Kristus dan kebangkitan-Nya secara jasmaniah. Iman harus ada di dalam hati, yang meliputi perasaan, akal, dan kehendak sehingga mempengaruhi seluruh diri orang itu. Iman juga harus meliputi penyerahan diri secara umum kepada Yesus sebagai Tuhan, baik dalam kata maupun dalam perbuatan

(lih. art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

(0.33) (Ibr 10:26) (sh: Terus maju atau binasa (Kamis, 4 Mei 2000))
Terus maju atau binasa

Kembali ke Yudaisme dan seluruh sistem persembahannya, bagi jemaat Ibrani, adalah suatu tindakan yang dipikirkan pun jangan. Mereka harus membuang jauh-jauh pilihan itu. Penulis surat ini bukanlah seorang yang tidak mau menyadari keadaan yang dihadapi jemaat Ibrani. Dia tahu penganiayaan dan tekanan yang harus dialami oleh jemaat Ibrani sejak mereka percaya kepada Kristus. Dia tahu bagaimana fakta bahwa Kristus tidak segera datang kembali, telah menggoncangkan iman mereka. Dia tahu bahwa argumentasi teman-teman jemaat Ibrani yang mengatakan bahwa Yesus adalah pembohong, cukup menggoyahkan keyakinan mereka. Bahkan Dia pun tahu bagaimana kuatnya godaan yang mereka rasakan untuk kembali kepada keyakinannya yang semula bahwa Yudaisme adalah ajaran yang benar. Namun ia tetap dengan keras memperingatkan mereka untuk tidak mengambil tindakan itu, apa pun yang terjadi. Menolak hukum Musa saja hukumannya dirajam batu hingga mati, apalagi mengingkari karya penebusan Allah di dalam Yesus Kristus setelah mereka pernah mempercayai dan hidup di dalamnya, konsekuensinya sungguh mengerikan. Sebab itu sama dengan menginjak-injak Anak Allah, menganggap najis darah Kristus dan menghina Roh Kudus.

Mereka harus tetap bertekun apa pun yang terjadi, sebab mereka meyakini suatu pengharapan yang jauh lebih mulia dan berharga (32-35). Kenapa sekarang mau mundur lagi? Suatu hal yang sangat disayangkan sebab tinggal sedikit lagi bahkan sangat sedikit waktu Yesus akan datang lagi. Artinya jika ia kembali kepada Yudaisme, ini merupakan kerugian yang berlipat ganda dan sia-sialah segala penderitaan-Nya. Di satu sisi, ini merupakan penghiburan karena tidak selama-lamanya mereka akan mengalami penderitaan. Di sisi lain, ini juga menekankan tidak ada alternatif lain buat mereka.

Terus bertekun atau mati. Namun demikian penulis Ibrani mempunyai keyakinan bahwa walaupun mereka sedang goyah, mereka adalah orang kristen sejati yang tidak akan pernah mundur dan binasa (39). Seperti Petrus, mereka akan kembali kuat dan teguh, akan kembali hidup dan bersaksi dengan berani.

Renungkan: Kristen sejati adalah Kristen yang tidak pernah mundur walau apa pun yang terjadi. Karena alternatif lain yang tersedia hanyalah kebinasaan kekal. Anda mau terus atau mundur?

(0.33) (Mat 1:18) (sh: Perawan hamil. (Rabu, 24 Desember 1997))
Perawan hamil.

Seorang gadis hamil pada zaman ini dianggap biasa. Tetapi di zaman Maria, hal itu suatu aib besar yang dituntut hukum mati (harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22:23,24">Ul. 22:23,24). Kebudayaan Yahudi mengenal tiga tahap perkawinan. Pertama, kedua pihak keluarga setuju. Kedua, diumumkan kepada orang banyak. Kemudian terjadi pertunangan. Namun keduanya belum bergaul secara seksual. Sekalipun demikian, apabila batal harus dilangsungkan perceraian kecuali terjadi kematian. Ketiga, keduanya hidup bersama.

Yesus Manusia Allah. "Dilahirkan dari perawan Maria" menjadi sangat penting bagi iman Kristen. Yesus, Anak Allah, maka Ia bebas dari kodrat manusia yang berdosa yang diwariskan oleh Adam (harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5:17">Rm. 5:17). Karena dilahirkan Maria, Yesus sungguh manusia. Namun bukan hasil persetubuhan. Yesus manusia yang tidak dicemari dosa sedikit pun. Karena keberadaan-Nya itulah, Dia dapat memahami pencobaan yang kita derita dan pengalaman manusiawi kita tanpa harus ikut berdosa (harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">4:15,16">Ibr. 4:15,16). Karena itu pula Dia menjadi korban yang berkuasa melepaskan kita dari dosa dan maut.

Renungkan: Bila Sang Pencipta sendiri rela menjadi ciptaan, pastilah keadaan ciptaan itu sangat serius dan penting di hadapan-Nya

Doa: Ya Yesus, Bebaskanlah aku dari dosa, dan hidup bagi-Mu.

(0.33) (Mrk 15:1) (sh: Memilih yang terbaik (Kamis, 17 April 2003))
Memilih yang terbaik

Dalam hidup, kita sering dihadapkan dengan dua pilihan: memilih yang baik atau yang jahat. Sudah tentu bahwa setiap orang akan memilih yang baik menurut pandangannya. Menentukan pilihan berarti mengambil suatu keputusan untuk menyatakan sikap.

Dalam pembacaan ini dipaparkan tentang pilihan yang ditawarkan oleh Pilatus kepada orang banyak untuk memilih Yesus atau Barabas yang akan dibebaskan. Sebenarnya, Pilatus tidak perlu memberi tawaran pilihan sebab dalam diri Yesus tidak ia temukan kesalahan yang setimpal dengan hukuman mati. Karena itu Pilatus harus membebaskan Yesus, tetapi bagaimana caranya? Ia menyandingkan Yesus dengan penjahat bernama Barabas dengan harapan rakyat akan memilih Yesus. Tetapi ternyata orang banyak berteriak memilih Barabas untuk dibebaskan. Itu berarti Yesus harus disalibkan. Mereka lebih suka memihak pada kejahatan dari pada memihak pada keadilan.

Ini adalah kedua kalinya Yesus menerima teriakan umat. Teriakan pertama ketika Yesus memasuki kota Yerusalem, orang banyak itu mengeluelukan dan menghormati Dia sebagai seorang raja (bdk. Mrk 11:1-11). Teriakan kedua ketika Yesus di hadapan pengadilan Pilatus. Kata-kata sanjungan yang Yesus terima ketika masuk Yerusalem telah diganti dengan olok-olokan. Persahabatan telah diganti dengan permusuhan. Penghormatan diganti dengan penghinaan.

Dalam menentukan pilihan terhadap berbagai alternatif yang dihadapkan kepada kita, kita dituntut untuk berhati-hati dan waspada sehingga tidak salah memilih yang terbaik bagi pertumbuhan iman kita. Ingat bahwa tidak semua yang berkilau adalah emas.

Renungkan: Tidak semua tawaran yang mengiurkan membawa keselamatan dan kesejahteraan. Oleh sebab itu berwaspadalah!

(0.33) (Luk 2:41) (sh: Materi terbesar (Selasa, 28 Desember 1999))
Materi terbesar

Dalam perikop ini, Lukas memaparkan dengan cukup gamblang tentang misteri inkarnasi (penjelmaan) di dalam diri Yesus Kristus. Lukas menggambarkan kemanusiaan murni dari Yesus bahwa sebagai anak-anak, Ia bertumbuh secara fisik dan intelektual. Namun di sisi lain, Lukas juga memaparkan Keilahian-Nya yang Yesus sendiri sadari dan dari apa yang Ia lakukan. Hal itu nyata dari ucapan-Nya, bahwa "Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku". Lukas ingin menegaskan bahwa inkarnasi terjadi sudah sejak Yesus masih bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Ia adalah Allah dan manusia sejak bayi hingga mati-Nya. Ini merupakan misteri inkarnasi yang harus kita imani dan pegang teguh.

Kepatuhan seorang anak. Yesus patuh pada perintah orang-tua-Nya untuk ikut pulang ke Nazaret (51). Hikmat-Nya semakin bertambah (52), dan Ia memasuki hari-hari-Nya dalam cara hidup yang memuliakan Allah sehingga Ia makin dikasihi Allah dan manusia (52b). Yesus telah memberikan teladan bagaimana seharusnya anak-anak menghormati orang-tuanya dengan sikap yang benar.

Renungkan: Keluarga (orang-tua) yang memiliki pemahaman yang benar tentang firman Allah membuahkan kepatuhan dan pengertian anak terhadap orang-tua.

(0.33) (Kis 4:1) (sh: Menghadapi ancaman dan tekanan (Jumat, 28 Mei 1999))
Menghadapi ancaman dan tekanan

Akibat dari kesaksian dan pengajaran tentang Allah, kini Petrus dan Yohanes harus menghadapi tekanan dan ancaman dari para pemimpin agama dan penguasa wilayah setempat. Mereka berdua ditangkap, bukan karena berbuat jahat, tetapi memberitakan Injil. Meskipun demikian, mereka tidak gentar. Bahkan kehadiran mereka di antara para pemimpin agama itu; mereka manfaatkan sebagai kesempatan untuk bersaksi bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus yang telah disalibkan dan dibangkitkan Allah dari antara orang mati.

Gereja bersaksi. Petrus dan Yohanes bukanlah orang-orang terpelajar, tetapi memiliki keberanian dan hikmat luar biasa untuk bersaksi. Bahkan larangan dan ancaman tidak menghalangi semangat iman mereka untuk menyaksikan bahwa: "Tak ada nama lain selain Dia, Yesus Kristus!" Semangat bersaksi Petrus dan Yohanes hendaklah juga mengobarkan semangat Gereja masa kini. Meskipun berada di bawah tekanan dan ancaman, Gereja harus terus bersaksi. Allah pasti memberikan kekuatan, keberanian dan hikmat luar biasa bagi mereka yang mengobarkan kebenaran Injil.

Renungkan: Ketika bersaksi atau menyuarakan kebenaran, pernahkah kita merasa takut karena ancaman dari penguasa?

(0.33) (1Kor 1:26) (sh: Dalam pengaruh duniawi (Minggu, 31 Agustus 2003))
Dalam pengaruh duniawi

Di jemaat Korintus ada dua jenis pandangan yang menganggap salib adalah suatu kebodohan. Pertama, pandangan Yunani. Mereka yang begitu mengutamakan ilmu pengetahuan dan filsafat tidak percaya jika Kristus yang tersalib itu bangkit. Kedua, pandangan Yahudi. Mereka yang mengutamakan kuasa Allah, tidak percaya jika Yesus yang dianggap Mesias, mati di salib. Sebab menurut persepsi dan harapan mereka Mesias itu kuat, tangguh dan perkasa.

Paulus melihat bahwa jemaat Korintus masih dipengaruhi pandangan- pandangan tersebut. Ini harus dibereskan. Karena itu Paulus mengingatkan beberapa hal kepada jemaat Korintus: pertama, bahwa pemberitaan salib, kematian dan kebangkitan Kristus adalah pusat pemberitaan Injil. Kedua, bahwa untuk orang dimungkinkan mengenal Allah, haruslah melalui pemberitaan Injil. Ketiga, di dalam pemberitaan Injil, manusia akan menemukan kekuatan Allah yang sungguh nyata mengalahkan dosa dan maut serta mengaruniakan hidup kekal bagi yang percaya (ayat 25).

Nasihat Paulus ini juga diperuntukkan bagi kita, orang-orang percaya masa kini, sebab ada banyak pengajaran yang mencoba melencengkan pusat iman kita bukan kepada Kristus. Seperti halnya jemaat Korintus, kita pun harus menghayati salib Kristus secara sungguh. Dan itu hanya dimungkinkan melalui pengajaran firman Tuhan dan pencerahan Roh Kudus.

Renungkan: Hanya orang-orang yang dipilih dan dilimpahi karunia-karunia-Nya sajalah yang dimampukan untuk merespons pemberitaan Injil.


Bacaan untuk Minggu ke-13 sesudah Pentakosta

Yesaya 56:1-7; Roma 11:13-16,29-23; Matius 15:21-28 Mazmur 67

Lagu KJ 249

(0.33) (1Tes 4:13) (sh: Kepastian tentang masa depan (Minggu, 16 November 1997))
Kepastian tentang masa depan

Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi di masa depan, apalagi yang akan terjadi sesudah kematian. Oleh karena itu banyak orang takut menghadapi kematian. Orang Kristen di Tesalonika malah merasa dukacita karena beberapa dari mereka telah mati. Firman Tuhan memang mengajarkan bahwa kematian adalah upah dosa dan sesudah kematian akan datang penghakiman. Jadi wajarlah bila timbul perasaan ngeri dan duka seperti itu. Namun untuk orang yang beriman dalam Kristus, sebenarnya ada kebenaran lain yang bisa memberikan kepastian dan kesukaan. Tuhan kita Yesus, telah mati dan telah bangkit (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14). Orang yang mati dalam Tuhan tidak mengalami kengerian hukuman Allah, tidak juga kehilangan kesempatan untuk berjumpa dengan Tuhan saat Dia datang kembali. Orang yang mati dalam Tuhan akan bertemu Tuhan (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14, bdk. Fil. 1:23). Dan ketika Tuhan datang kedua kali, orang beriman yang sudah mati akan dibangkitkan dan beroleh tubuh kebangkitan (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16, bdk. 1Kor. 15:52).

Pengharapan mulia. Banyak orang termasuk Kristen yang takut berpikir tentang akhir zaman. Kejadian utama pada akhir zaman, yaitu kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali, adalah pengharapan utama dan mulia dalam iman Kristen. Mengapa? Karena Ia akan turun dari surga (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16), berarti kita tidak hanya beriman dan berharap tetapi berjumpa langsung muka dengan muka. Lebih lagi, kita akan diubah menjadi baru seutuhnya. Tubuh kita akan diubah sehingga tubuh dan roh kita akan serasi penuh dengan kemuliaan surgawi dalam langit dan bumi baru yang akan Tuhan ciptakan ulang kelak. Lalu sesudah itu kita akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Betapa indah pengharapan tersebut. Itulah pengharapan yang pasti yang memberikan kepastian bagi kehidupan kita kini.

Renungkan: Kita sedang menjalani momen-momen sejarah yang makin jelas menyaksikan bahwa Kristus adalah Raja.

Doa: Tuhan mampukan GerejaMu menjadi umat yang ditandai oleh pengharapan, penghiburan, kepastian

(0.33) (Mat 5:21) (sh: Pembunuhan karakter? (Rabu, 5 Januari 2005))
Pembunuhan karakter?

Salah satu ciri kristiani yang harus nyata dalam hidup anak-anak Tuhan adalah sikapnya terhadap sesama manusia. Sikap tersebut harus berpadanan dengan bagaimana Tuhan bersikap terhadap manusia, ciptaan-Nya.

Hukum Taurat memberikan larangan `jangan membunuh.' Di balik perintah itu ada prinsip ilahi bahwa Tuhanlah yang memiliki hak atas hidup dan mati seseorang. Oleh sebab itu manusia harus menghargai hidup sesamanya. Jadi, Yesus menegaskan bahwa bukan hanya tindakan membunuh yang disebut sebagai dosa. Marah terhadap sesama, mengata-ngatai sesama manusia sebagai kafir atau jahil sudah dikategorikan pembunuhan (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22). Istilah sekarang ialah pembunuhan karakter. Artinya, baik kemarahan maupun pembunuhan merupakan pelanggaran terhadap hukum Taurat yang keenam. Sikap demikian adalah sikap yang merendahkan sesama manusia yang adalah gambar Allah. Itu adalah sikap yang tidak manusiawi. Sikap sedemikian turut menghina Sang Pencipta. Maka Allah akan menghukum keras orang yang bersikap demikian.

Oleh karena Allah membenci sikap demikian maka pertobatan mutlak harus terjadi sebelum hidup kembali berkenan kepada-Nya. Jangan mengira ibadah diterima oleh Tuhan bila perilaku terhadap sesama salah (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">23-24). Allah akan membela orang yang diperlakukan tidak manusiawi. Jadi, sebelum orang tersebut mengadukannya kepada Allah dan hukuman dijatuhkan cepat-cepatlah berdamai (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">25-26).

Ingatlah menumpuk kemarahan dalam hati kita akan meracuni pikiran dan tindakan kita. Kemarahan dapat menyebabkan kita kehilangan kendali diri dan berbuat apa saja pada orang lain. Kita perlu belajar mengendalikan diri agar dapat meredam kemarahan dan tetap tenang. Itulah kunci kemenangan kita atas kemarahan!

Renungkan: Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota (Amsal 16:32).

(0.33) (Mat 26:30) (sh: Seharusnya keberanian hati (Jumat, 18 Maret 2005))
Seharusnya keberanian hati


Masa-masa penderitaan Yesus sudah mendekati detik-detik penggenapan. Namun, ketika Yesus menginformasikan kepada para murid bahwa pada saat penderitaan-Nya tiba mereka akan tergoncang imannya (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">31), Petrus mewakili para murid menyanggah hal tersebut (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">33). Nampaknya para murid tidak memahami kedahsyatan peristiwa yang bakal menggoncangkan iman mereka.

Menanggapi pernyataan mereka, Yesus memperingatkan bahwa Petrus yang merasa kuat justru yang akan menyangkal Yesus. Namun ungkapan Yesus ini pun balik ditanggapi keras oleh Petrus. Bahkan ia berani mempertaruhkan nyawanya sebagai perwujudan sikapnya yang benar kepada Yesus (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">35).

Kadangkala sulit bagi seseorang mengambil sikap ketika mengetahui bahwa dirinya harus menghadapi situasi sulit dan kondisi yang sangat berat. Namun, dalam situasi Petrus hal tersebut tidak dapat dihindari. Artinya, informasi bahwa Yesus Sang Pemimpin akan dibunuh adalah informasi yang harus ditanggapi serius.

Pemaparan Yesus jelas dan lugas mengenai apa yang bakal terjadi pada waktu dekat dan apa yang akan terjadi sesudah semuanya selesai. Sikap Yesus ini sebenarnya merupakan langkah-langkah yang dilakukan-Nya untuk mempersiapkan diri-Nya dan murid-murid-Nya menghadapi peristiwa keji yang tak lama lagi terjadi. Para murid dipersiapkan untuk tetap berpengharapan bahwa akan ada kebangkitan. Pengharapan inilah yang harus terus dipegang oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus karena dengan pengharapan tersebut, kita dipersiapkan untuk menantikan kedatangan-Nya kedua kali yang akan membangkitkan orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Renungkan: Jika kita menghadapi situasi dan kondisi yang mengguncangkan iman kita dan menghancurkan tekad untuk mengikut Yesus, kita harus hidup dalam pengharapan yaitu bahwa Yesus yang mati adalah Yesus yang bangkit.

(0.33) (Mrk 14:66) (sh: Harapan dan motivasi (Rabu, 16 April 2003))
Harapan dan motivasi

Masih hangat di hati kita ucapan Petrus "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau" (Mrk. 14:31). Tetapi pada malam yang sama, hanya selang beberapa jam, di hadapan pengadilan agama Yahudi Petrus menyangkal bahkan bersumpah bahwa ia sama sekali tidak mengenal Yesus. Petrus memilih untuk menyelamatkan dirinya sendiri daripada menderita bersama Kristus.

Petrus tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa Yesus harus menderita. Selain itu, sikap Yesus menyerahkan diri tanpa suatu perlawanan apa pun membuat Petrus yang dijuluki batu karang itu hancur berantakan. Petrus yang gagah berani itu tiba-tiba menjadi seorang penakut. Kokok ayam mengingatkan Petrus akan perkataan Yesus, ia menangis. Suatu tangisan penyesalan.

Mungkin kita mengatakan bahwa Petrus tidak memiliki pendirian yang teguh. Ia mudah berubah-ubah. Perubahan sikap yang demikian tidak hanya dialami oleh Petrus tetapi juga dialami oleh orang beriman dalam perjalanan mengikut Yesus. Ada orang yang mengikut Yesus dengan pemahaman yang keliru. Ada orang yang mengikut Yesus dengan harapan bahwa hidupnya senang dan selalu sukses. Kedua hal tersebut merupakan pemicu bagi ketidak-siapan umat Tuhan mengalami penderitaan. Artinya, orang dengan pemahaman seperti itu melupakan konsekuensi menjadi pengikut Yesus yaitu bukan hanya senang tetapi juga harus rela menderita. Tuhan menghendaki agar umat-Nya memiliki sikap iman yang teguh dalam menghadapi berbagai tantangan, pencobaan dan penderitaan. Kalaupun karena kelemahan umat Tuhan jatuh, Ia mengangkat umat- Nya dari kejatuhan sebab tangan Tuhan selalu terulur untuk mengangkat umat-Nya kembali.

Renungkan: Menjadi seorang murid harus memiliki pendirian dan iman yang teguh, apalagi dalam menghadapi tantangan dan cobaan.

(0.33) (Luk 2:39) (sh: Bertumbuh dalam segala aspek (Kamis, 1 Januari 2004))
Bertumbuh dalam segala aspek

Tahun baru lagi! Usia dunia bertambah satu tahun lagi. Biasanya pertambahan usia erat kaitannya dengan pertumbuhan. Jika demikian, apa yang bertumbuh pada diri Anda sepanjang tahun yang lalu? Bertumbuh adalah hal yang wajar terjadi pada semua makhluk hidup. Bila sudah tidak ada pertumbuhan berarti mati. Mungkin Anda tidak lagi bertumbuh secara fisik. Mungkin Anda juga berhasil menstabilkan berat badan dan proporsi bentuk tubuh dengan diet. Namun ada hal-hal lain yang harus terus bertumbuh, tidak boleh berhenti. Pikiran kita harus selalu diisi oleh dan mengolah data-data eksternal agar hidup kita informatif. Hati kita memerlukan siraman kasih dan perasaan-perasaan lain yang menunjang serta menyegarkan mental kita.

Yesus yang masih remaja secara fisik mengalami pertumbuhan (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">40). Seiring dengan pertumbuhan fisik-Nya, sebagai manusia Yesus juga mengalami pertumbuhan intelektual dan mental (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">40). Hal itu ditunjukkan lewat kemampuan-Nya berdialog dengan para alim ulama di bait Allah. Semua orang heran dengan kecerdasan-Nya (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">46-47). Namun, hal yang lebih utama yang ditonjolkan Lukas adalah pertumbuhan kerohanian-Nya yang dikatakan bahwa Ia semakin dikasihi Allah, dan juga dikasihi manusia (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">52). Artinya, secara relasi sosial pun Yesus bertumbuh.

Diusia-Nya yang masih remaja, seperti kebanyakan remaja lainnya, Yesus bertumbuh pada segala aspek kehidupan-Nya. Karena itu sudah seharusnya kita, pengikut-pengikut-Nya, meneladani Dia dalam hal bertumbuh. Setiap aspek dalam kehidupan kita pun harus diperhatikan dan diberi kesempatan untuk bertumbuh, sehingga kita seperti Yesus yang “semakin bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan oleh manusia.”

Renungkan: Anak-anak Tuhan harus bertumbuh dalam segala aspek supaya hidupnya semakin menyukakan hati Allah dan semakin menjadi berkat bagi sesama.

(0.33) (Kis 26:12) (sh: Kemerdekaan Indonesia dan kebangkitan Kristus (Kamis, 17 Agustus 2000))
Kemerdekaan Indonesia dan kebangkitan Kristus

Kemerdekaan Indonesia adalah peristiwa yang sangat menentukan kehidupan bangsa Indonesia. Kemerdekaan memberikan pengharapan. Karena kemerdekaan, bangsa Indonesia memperoleh kesempatan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara hingga mempunyai derajat yang sama dengan bangsa-bangsa lain. Bagi Paulus, kebangkitan Kristus sangat menentukan hidupnya. Karena bertemu dengan Kristus yang bangkit (14-15), jalan kehidupan Paulus berubah secara radikal: dari pembunuh menjadi pewarta kehidupan kekal; dari 'duta' orang-orang yang buta kebenaran menjadi duta Allah untuk memelekkan mata orang-orang yang buta sehingga mereka menemukan kebenaran Illahi (16-18). Pertemuan dengan Kristus yang bangkit ini tidak hanya membuahkan perubahan radikal yang sementara namun Paulus senantiasa setia mengisi hidupnya dengan bakti, daya, dan karya yang sejalan dengan misi yang ia terima dari Kristus yang telah bangkit (19-20). Berita kebenaran yang selalu ia wartakan adalah Kristus yang mati dan bangkit sesuai dengan nubuatan para nabi terdahulu dan kemudian membawa terang kepada semua bangsa.

Seluruh aspek kehidupan Paulus yang beralaskan kebangkitan Kristus, mulai dari masa lalu, masa kini, dan masa depan telah berada dalam terang kebangkitan-Nya, sehingga dapat diberdayakan menjadi alat bagi pemberitaan Injil. Hidup, bakti, dan karyanya menjadi bermakna tidak hanya bagi dirinya namun bagi masyarakat juga. Kebangkitan Kristus dan kemerdekaan Indonesia merupakan 2 peristiwa penting bagi kehidupan Kristen sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Sebagai Kristen, kita harus menjadikan terang kebangkitan Kristus sebagai landasan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ini. Terang kebangkitan Kristus yang menjadi pendorong utama terjadinya perubahan yang radikal: dimana ada kebencian, dendam, dan kekerasan, Kristen harus menghadirkan kasih dan kuasa Yesus yang memberi hidup; dimana ada diskriminasi dan perbedaan, Kristen harus menghadirkan Kristus Sang Pemersatu; dimana kebutaan moralitas dan norma-norma sosial merajalela, Kristen harus menghadirkan Kristus yang mampu memimpin kepada terang.

Renungkan: Demikianlah hidup Kristen menjadi bermakna bagi landasan pembangunan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA