Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 429 ayat untuk di rumah AND book:[1 TO 39] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.26) (Mzm 101:2) (full: AKU HENDAK HIDUP DALAM KETULUSAN HATIKU DI DALAM RUMAHKU. )

Nas : Mazm 101:2

Orang percaya yang setia akan memprioritaskan hal menyenangkan Allah di dalam rumah mereka. Kesalehan yang sejati harus pertama-tama diwujudkan dan dikembangkan dalam hubungan keluarga. Maksud dan tujuan seluruh hati kita haruslah untuk mencari Allah di dalam doa, mempelajari Firman Allah, mengadakan kebaktian keluarga, menunjukkan kasih dan perhatian kepada anggota keluarga, hidup tanpa cacat dan memiliki mata yang menolak untuk memandang kejahatan

(lihat cat. --> Mazm 101:3 berikutnya).

[atau ref. Mazm 101:3]

(0.26) (Yeh 13:10) (jerusalem: Damai sejahtera) Kata Ibrani syalom mencakup baik damai dengan arti tidak adanya perang atau bahaya perang, maupun kesejahteraan dan keamanan dalam masyarakat sendiri, bdk Yer 6:14+
(0.26) (Am 5:5) (jerusalem: Bersyeba) Kota ini terkenal sebagai tempat kudus, tempat para bapa bangsa beribadat, Kej 21:31-33; 26:23-25
(0.26) (Mi 5:1) (jerusalem: engkau harus mendirikan tembok bagimu) Ini sesuai dengan terjemahan Yunani. Dalam naskah Ibrani tertulis: engkau harus menoreh dirimu, hai puteri perampok. Ungkapan Ibrani (puteri perampok) itu mungkin perlu diperbaiki menjadi: Rumah Tembok (Bet-Gader). Dan ini barangkali sebuah nama untuk menyebut Yerusalem (bdk Mik 4:8: Menara Kawanan). Kalau perbaikan itu tepat maka Mik 5:1 boleh diterjemahkan sbb: Sekarang, kokohkanlah dirimu, hai Rumah Tembok(=benteng).
(0.26) (Yeh 11:3) (jerusalem) Ayat ini (dan bagian berikutnya) dalam naskah Ibrani sukar dimengerti. Ada tiga penafsirannya: 1. Kalimat pertama dibaca sebagai kalimat tanya (begitu memang terbaca dalam terjemahan Yunani yang dituruti terjemahan Indonesia ini). Kalau demikian maka nabi Yehezkiel agaknya mengecam mereka yang terluput dari hukuman dan sekarang merasa diri aman. Keamanan itu semu belaka menurut nabi. Kiasan daging dalam periuk yang kemudian diperkembangkan lebih lanjut, Yer 24:1-4, mengecam rasa aman pada mereka yang merasa diri terlindung seperti daging dalam periuk terlindung terhadap nyala api. 2. Kalimat pertama juga dapat dibaca sebagai kalimat keterangan (begitu memang dalam naskah Ibrani). Kalau demikian maka Yehezkiel mengecam mereka yang patah semangat dan putus asa. Uraian berikut, Yeh 11:4 dst, mengenai periuk yang berisikan daging itu dengan cara berlebih-lebihan menggambarkan semangat yang patah itu dan memberitahukan segala malapetaka yang diakibatkan segala malapetaka yang diakibatkan sikap yang kurang percaya itu, Yeh 11:8. 3. Orang juga mengartikan Yeh 11:3 begitu rupa sehingga mengungkapkan sikap egois orang yang memanfaatkan bagi dirinya keadaan malang yang disebabkan pembuangan penduduk Yerusalem yang pertama: Tidak perlu membangun rumah baru, sebab mereka dapat mendiami rumah-rumah yang ditinggalkan kosong; tak perlu juga kuatir, sebab kemalangan tidak akan mendatangi mereka yang tertinggal di Yerusalem. Tetapi bagaimanapun juga penafsirannya jelaslah nabi Yehezkiel memberi peringatan bahwa kota Yerusalem tetap terancam.
(0.26) (Ezr 6:13) (sh: Sumber sukacita (Selasa, 7 Desember 1999))
Sumber sukacita

Meskipun harus mengalami kesulitan dan halangan selama bertahun-tahun, akhirnya pembangunan Bait Allah dapat diselesaikan. Dengan jalan menggerakkan hati para pembesar dan raja untuk mengubah sikap mereka terhadap Yehuda, Allah mengisi kehidupan Yehuda dengan sukacita. Ungkapan syukur mereka luapkan ketika rumah Tuhan ditahbiskan. Sukacita itu terpancar sebagai respons atas kebaikan Allah, Sang Sumber sukacita. Berbagai hal dialami umat Kristen zaman ini, tetapi bila kita melihat dan menikmati buah pembangunan "rumah Allah" kelak, maka hati kita akan melimpah dengan syukur dan sukacita.

Allah masih terus bekerja. Pembangunan kembali rumah Allah membutuhkan waktu yang panjang. Dalam waktu yang panjang itu Allah tidak pernah berhenti bekerja memulihkan keadaan umat. Dalam perwujudan rencana tersebut, kadang-kadang Allah bekerja di dalam dan melalui kehidupan musuh umat-Nya. Kita harus beriman bahwa rencana dan tindakan musuh yang dipakai Allah tidak akan melewati batas rencana dan kedaulatan-Nya.

Renungkan: Segala usaha yang kita lakukan demi terciptanya suatu kesatuan umat Allah membutuhkan waktu yang lama. Bersabarlah, karena dalam waktu-waktu yang panjang itu Allah tetap bekerja.

(0.26) (Dan 1:1) (sh: Disiplin dari Allah (Kamis, 15 April 1999))
Disiplin dari Allah

Inilah tindakan disiplin dari Allah: Israel diserahkan pada bangsa Babel. Ketika peristiwa ini terjadi, Babel adalah kerajaan yang terbesar di dunia. Selain membawa tawanan, bangsa Babel juga mengangkut sebagian perkakas dalam rumah Allah untuk memperkaya perbendaharaan dewa Babel. Semua itu terjadi, akibat ketidaktaatan Israel kepada Allah. Allah bertindak menurut hikmat-Nya. Ia mengetahui dengan sempurna apa yang dilakukan-Nya. Dengan membiarkan Israel ditaklukkan Babel, maka orang Israel terpaksa belajar taat dan tunduk kepada bangsa lain.

Allah mengizinkan. Dalam sejarah gereja, hal seperti itu pernah terjadi, yaitu ketika gereja menyimpang dari ajaran Kristus, Allah membiarkan gereja diserbu oleh penindas-penindasnya. Orang-orang Kristen dianiaya dan rumah-rumah ibadah dihancurkan. Semua ini dalam sepengetahuan Allah. Allah sebenarnya berkuasa melindungi gereja, tetapi Allah mengizinkan hal itu terjadi. Allah mau supaya umat-Nya bertobat, sehingga tidak perlu dihukum. Tetapi jika umat-Nya terus berdosa, maka Allah akan menghukumnya, agar umat-Nya bertobat.

Renungkan: Penderitaan tidak selalu karena dosa kita, tetapi kita perlu terus-menerus memeriksa diri, apakah kita sedang berjalan sesuai dengan firman Allah atau menyimpang?

(0.26) (Hag 1:1) (sh: Iman salah, prioritas salah (Kamis, 16 Desember 1999))
Iman salah, prioritas salah

Orang Yehuda yang pertama kali tiba di Yerusalem segera berupaya membangun kembali rumah Allah. Mereka berhasil meletakkan fondasi, namun halangan, masalah, dan kesulitan tak kunjung habis. Oleh karena itu mereka berpendapat bahwa saatnya tidak tepat untuk membangun rumah Allah. Mereka tidak lagi beriman bahwa mereka harus menyelesaikan pembangunan, sehingga mereka tidak lagi memprioritaskan pembangunan rumah Allah.

Bukan perhitungan matematika. Apakah dengan memprioritaskan Allah secara otomatis hidup Kristen berkelimpahan? Inilah prinsip Yehuda. Memang, keadaan mereka disebabkan karena mereka mengesampingkan Allah. Namun kehidupan Kristen bukanlah prinsip matematika yang selalu dapat diketahui hasilnya dengan pasti. Allah kita adalah Allah yang berdaulat. Dia berhak memberi dan menahan berkat. Jika kita mengesampingkan Dia dan gagal memberikan prioritas yang menjadi milik-Nya, berarti kita telah meninggalkan suatu sumber yang sangat vital bagi kehidupan dan keberhasilan kita.

Renungkan: Dibutuhkan ketetapan hati untuk memilih dan menempatkan prioritas dalam kehidupan Kristen. Prioritas itu sudah ada, yaitu Allah, Sang Sumber berkat. Tetapkanlah hati untuk setia memprioritaskan Allah dalam segala keberadaan kita.

(0.25) (Mzm 59:1) (sh: Aman di tengah bahaya (Minggu, 13 Juni 2004))
Aman di tengah bahaya

Belum lama ini, kita dikejutkan oleh sebuah berita tentang satu keluarga yang terjebak di dalam rumah berteralis besi. Mereka terjebak api hingga semua mati hangus. Rumah yang aman terhadap bahaya pencuri dari luar justru tidak aman terhadap bahaya api dari dalam.

Daud menghadapi ancaman bahaya yang luar biasa. Ia diintai di rumahnya sendiri, di tempat yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang paling aman. Apa yang Daud lakukan? Pertama, ia berseru kepada Tuhan (ayat di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-6). Sekalipun Daud yakin akan ketidakbersalahannya, ia tidak menjadikan hal itu sebagai senjatanya melainkan tetap berpaling kepada Tuhan, Kota Bentengnya.

Kedua, ia menempatkan dirinya dan masalah yang dihadapinya di dalam hubungannya dengan Tuhan (ayat di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-14). Ia mengkontraskan apa yang dilakukan oleh para mu-suhnya (ayat di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-8) dengan respons dari Tuhan terhadap mereka (ayat di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">9-11). Bukannya terintimidasi, Daud justru berani menghadapi mereka, karena Tuhan yang menjadi perisainya (ayat di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">12). Ia yakin bahwa Tuhan sendiri yang akan "berperang" melawan mereka demi kemuliaan-Nya yang harus menghukum dosa, kecongkakan, sumpah serapah, dan dusta (ayat di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">13-14).

Ketiga, Daud berespons dengan pujian. Ia mengontraskan keadaan para musuhnya yang "kelaparan" (ayat di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">15-16) dengan keadaannya yang melimpah di dalam Tuhan. Bahkan di dalam bahaya, hatinya meluap dengan pujian dan sukacita karena kasih setia dan perlindungan Tuhan (ayat di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">17-18).

Renungkan: Tuhan perlindungan terpercaya, luar dan dalam kehidupan kita.

(0.25) (Im 23:34) (full: HARI RAYA PONDOK DAUN. )

Nas : Im 23:34-43

Disebut demikian karena sepanjang perayaan ini orang meninggalkan rumah mereka dan tinggal untuk sementara di dalam pondok daun atau tenda yang dibuat dari ranting-ranting pohon (ayat Im 23:40-42); tindakan ini mengingatkan mereka akan kebaikan Allah kepada mereka selama 40 tahun di padang gurun ketika mereka belum punya tempat tinggal tetap. Hari Raya Pondok Daun juga disebut Hari Raya Panen karena merayakan akhir dari masa panen buah dan kacang-kacangan musim panas.

(0.25) (Mzm 24:5) (full: DIALAH YANG AKAN MENERIMA BERKAT. )

Nas : Mazm 24:5

Yang menerima "berkat dari Tuhan" adalah orang yang "mencari Dia" (ayat Mazm 24:6) dengan "tangan yang bersih dan hati yang murni" (ayat Mazm 24:4). Kita harus selalu ingat akan hal ini setiap kali kita berseru kepada Allah dalam doa, menyembah Dia di rumah-Nya atau mencari kasih karunia-Nya di dalam Perjamuan Kudus (lih. 1Kor 11:23-27; 2Kor 6:14-18; Ibr 12:14).

(0.25) (Mzm 48:14) (full: DIALAH YANG MEMIMPIN KITA )

Nas : Mazm 48:15

(versi Inggris NIV -- sampai akhir). Tuhan telah mengikat diri-Nya untuk menjadi pemimpin yang setia dan tetap bagi orang percaya sepanjang hidup ini, dalam pengalaman kematian dan di seberang kematian sampai ke rumah kekal di mana kita akan bersama Dia selamanya (Yoh 14:1-3; 1Tes 4:17; Wahy 21:3;

lihat cat. --> Fili 1:21;

[atau ref. Fili 1:21]

lihat art. KEMATIAN).

(0.25) (Kej 48:22) (jerusalem: punggung gunung) Ibrani: Syekem. Kata ini berarti baik bahu (punggung) maupun kota Sikhem serta wilayahnya. Kota dan wilayah itu diserahkan kepada anak-anak Yusuf dan Yusuf sendiri dikubur di situ, Yos 24:32. Yakub membagikan tanah suci, sebagaimana tuan rumah (bapa) membagi-bagikan daging binatang korban dalam sebuah perjamuam korban kepada para peserta, 1Sa 1:4 dst. Bahu memang bagian yang dianggap bagian istimewa, 1Sa 9:23-24. Ini sebuah tradisi mengenai pembagian tanah Kanaan oleh Yakub dan mengenai perebutan daerah Sikhem dengan kekerasan senjata. Menurut Kej 33:19 Yakub hanya menjadi sebidang tanah di situ.
(0.25) (1Raj 8:16) (jerusalem: tempat kediaman namaKu) Yang bertempat tinggal dalam bait Allah ialah "Nama Tuhan", sebab sebuah rumah buatan manusia tidak dapat mengurangi Allah sendiri, bdk 1Ra 8:27. Dengan demikian terpecah suatu pandangan terlalu kasar mengenai kehadiran Allah dalam baitNya Allah memang terlalu besar dan luhur, sehingga tidak terikat pada salah satu tempat jasmani. Ia hadir di mana-mana. Namun "Nama Tuhan" tentu saja Tuhan sendiri dan menjadikan Dia hadir. Maka tuhan benar-benar hadir dalam baitNya, tetapi tidak hanya di situ saja.
(0.25) (Mzm 23:1) (sh: Indahnya kehidupan Kristen (Sabtu, 17 Maret 2001))
Indahnya kehidupan Kristen

Menggunakan gambaran domba yang dipelihara oleh gembala (1-4) dan tamu di hadapan tuan rumah yang sangat baik hati (5-6), Daud menggambarkan betapa indahnya hidup dalam pemeliharaan Allah. Mengapa?

Domba adalah binatang yang tidak dapat hidup lepas dari sang gembala sebab ia tidak dapat mencari makan dan minum sendiri atau pun melindungi dirinya sendiri dari serangan binatang buas. Demikian pula Daud sebagai domba dalam menjalani hidup di dunia, ia senantiasa membutuhkan pertolongan Allah. Ia bukan hanya tidak akan kekurangan namun materi yang ia dapatkan akan menyehatkan dan menyegarkan dirinya, bukannya membuatnya sakit (2), sebab gembalanya akan membimbingnya untuk mendapatkan materi secara benar dan sehat (3). Gambaran ini mengandung kebenaran yang dalam yaitu materi untuk memenuhi kebutuhan fisik yang kita dapatkan tanpa bimbingan Tuhan justru akan menghancurkan kita sebab materi itu mungkin rumput yang beracun atau air yang di dasarnya terdapat pusaran arus yang deras sehingga akan menenggelamkan kita. Daud juga menyadari bahwa ia bukan hidup di surga namun di dunia yang telah jatuh ke dalam kuasa dosa. Karena itu ia tidak heran jika suatu saat harus mengalami penindasan dan ketidakadilan yang akan membawanya kepada kematian. Ia tidak takut sebab ia tahu bahwa Allah yang menyertai adalah Allah yang berkuasa menjaga dan melindunginya (4).

Mampukah Anda menikmati makanan lezat di sebuah perjamuan jika Anda tahu musuh-musuh sedang menanti untuk menghancurkan Anda? Daud mampu. Ia yakin bahwa dirinya adalah tamu Allah. Di zaman Timur Tengah purba, tamu adalah raja dan kebutuhannya harus dipenuhi sang tuan rumah. Selain itu seorang tuan rumah bertanggungjawab atas keselamatan tamunya. Ini membuat dirinya tetap tenang dalam segala situasi dan tetap dapat menikmati setiap berkat yang disediakan Allah walaupun sedang menembus badai krisis (5-6).

Renungkan: Selidikilah kehidupan Anda! Apakah segala berkat materi yang Anda miliki sekarang merupakan rumput hijau dan air yang tenang? Apakah Anda dapat tetap tenang menikmati kehidupan ini walaupun gejolak sosial dan politik semakin memanas? Ingat, Anda adalah domba sekaligus tamu dari Gembala dan Tuan Rumah Agung yaitu Allah.

(0.25) (Ams 14:1) (sh: Renungan buat istri, suami, dan orang tua (Minggu, 30 Juli 2000))
Renungan buat istri, suami, dan orang tua

Peran perempuan bagi kelanggengan dan keutuhan sebuah rumah tangga sangat menentukan (1). Sebab seorang istri adalah pendamping dan pendukung utama suami. Seperti ada pepatah yang mengatakan bahwa di belakang seorang laki-laki yang sukses selalu terdapat istri yang kuat dan setia mendukungnya.

Oleh sebab itu seorang istri yang bijak adalah anugerah Tuhan yang besar. Bijak di sini berkaitan dengan ketrampilan-ketrampilan dan sifat-sifat baik yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah tangga. Sifat-sifat itu antara lain kesalehan (di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">31:12), rajin, ulet bekerja (di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">31:13-19), dan baik budi (20). Ketrampilan yang dibutuhkan antara lain mampu mengolah sumber-sumber penghasilan keluarga sehingga sumber itu tetap menghasilkan pemasukan (18-19). Ia juga mempunyai ketrampilan mengajar anak-anaknya dengan hikmat dan kelemahlembutan sehingga anak-anaknya tidak mendapatkan kesulitan di dalam mengikuti pelajaran di sekolah; karakter dan kepribadiannya pun bertumbuh ke arah yang baik (26-27).

Sedangkan perempuan yang bodoh adalah mereka yang tidak mempunyai rasa takut akan Tuhan sehingga bertindak semaunya, menelantarkan suami dan anak-anak, menghamburkan uang untuk berbelanja keperluan pribadinya seperti pakaian, alat kosmetika, dan assesoris lainnya yang tidak penting. Istri yang demikian akan menghancurkan rumah tangganya seolah-olah ia meruntuhkan dengan tangannya sendiri.

Renungkan: Apakah Anda seorang istri yang bijak dan membahagiakan keluarga? Sebagai istri berusahalah menjadi seperti gambaran itu. Sedangkan bagi suami, berdoalah agar Allah memberikan istri kita hikmat dan kekuatan untuk menjadi seorang istri seperti gambaran itu. Dan sebagai orang-tua didiklah anak-anak perempuan Anda agar menjadi istri yang membangun rumahnya.

Bacaan untuk Minggu ke-7 sesudah Pentakosta:

Zakaria di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">9:9-13 Roma 8:6-11 Matius 11:25-30 Mazmur 145

Lagu: Kidung Jemaat 447

Pemahaman Alkitab 4 -- Amsal 12:1-14

Penulis Amsal banyak memberikan perhatian pada perilaku orang benar dan orang fasik. Orang benar selalu merancangkan keadilan bukan kejahatan, selalu bermurah hati kepada siapa saja, tanpa terkecuali. Orang dengan perilaku seperti ini memiliki komposisi hidup yang tepat, mapan, dan berkenan di mata Tuhan. Sebaliknya, orang fasik - "bodoh" adalah orang yang kebal terhadap teguran, tidak tetap pendirian, suka berceloteh, dan beringas. Di hadapan Tuhan orang seperti ini akan binasa. Jelas sekali bahwa penulis Amsal membuat garis pemisah antara orang benar dan orang fasik.

Untuk dapat tetap berada di jalur "orang benar" seseorang membutuhkan hikmat dari Tuhan. Tanpa unsur ini, seseorang tidak dapat berperilaku benar.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Kriteria apa sajakah yang harus ada dalam diri "orang benar", dan harus dipenuhi (ay. di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5, 10. bdk. di+rumah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">13:5 dan 18:5)? Hal-hal apa saja yang menjadi kriteria "orang fasik"?

2. Hal-hal positif apa yang akan dirasakan dan dialami orang benar bila kriteria tersebut terpenuhi? Dan hal-hal negatif apa yang akan dialami orang fasik? Hal-hal positif apa yang harus dipupuk dan hal-hal negatif apa yang harus dihindari oleh orang berhikmat dalam hidupnya? Jelaskan!

3. Apa saja ciri-ciri hikmat "orang benar" yang harus ditonjolkan dalam aspek moral, dan dalam kehidupan rumah tangga? Mengapa dalam rumah tangga dibutuhkan peranan seorang isteri yang cakap dan bijaksana?

4. Pikirkan suatu contoh kasus masalah yang sering kita jumpai sehari-hari. Bagaimana cara orang tidak berhikmat dan cara orang berhikmat dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut? Jelaskan dimana letak perbedaannya!

5. Masyarakat tahu perbedaan tegas antara orang benar dan orang fasik. Tetapi "keadaan" memaksa masyarakat untuk menutup mata terhadap perbedaan tersebut. Dapatkah Anda menjelaskan "keadaan" yang dimaksud? Bagaimana Kristen menyikapi "keadaan" tersebut? Jelaskan!

(0.24) (Kej 39:1) (full: YUSUF TELAH DIBAWA KE MESIR. )

Nas : Kej 39:1

Yusuf dibawa ke Mesir sekitar tahun 1900 SM. Ini sekitar 200 tahun setelah panggilan Abraham (Kej 12:1-3). Yusuf menghadapi tiga ujian besar di Mesir: ujian kemurnian pribadi, ujian yang sering dialami orang muda yang jauh dari rumah; ujian kesempatan untuk membalas, yang sering dialami orang yang diperlakukan dengan kejam; dan ujian menghadapi kematian. Dalam setiap kasus ia berhasil lulus karena kepercayaannya kepada Allah dan janji-janji-Nya.

(0.24) (Im 19:18) (full: KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA. )

Nas : Im 19:18

"Sesamamu" mengacu kepada setiap orang yang berhubungan dengan kita, bukan sekadar orang yang tinggal di dekat rumah kita. Perintah ini yang mengatur perlakuan orang Israel terhadap orang lain dikutip oleh Kristus (Mat 22:39), Paulus (Rom 13:9), dan Yakobus (Yak 2:8). Ayat Im 19:9-18 menggambarkan cara-cara praktis bagi kita untuk menunjukkan kasih dan perhatian kepada sesama kita.

(0.24) (1Sam 2:12) (full: ORANG-ORANG DURSILA. )

Nas : 1Sam 2:12

Para putra Eli menjadi imam yang jahat di rumah Allah. Mereka menggunakan kedudukan mereka sebagai kesempatan untuk memuaskan keserakahan dan kebejatan seksual mereka (ayat 1Sam 2:13-17,22; bd. Fili 3:17-18). Ayah mereka, Eli, imam besar, menolak untuk mendisiplin mereka atau memecat mereka dari jabatan sebagai imam

(lihat cat. --> 1Sam 2:29).

[atau ref. 1Sam 2:29]

(0.24) (1Sam 30:24) (full: BAGIAN ORANG YANG TINGGAL ... ADALAH SAMA. )

Nas : 1Sam 30:24

Daud menetapkan bahwa mereka yang tinggal di rumah dan dengan setia mengurus perbekalan bagi mereka yang pergi berperang harus mendapat bagian yang sama dari rampasan perang. Prinsip ini dapat diterapkan ketika mengutus misionaris ke negara asing untuk memberitakan Injil. Mereka yang tinggal, yang dengan setia mendukung dan mendoakan yang pergi, akan mendapatkan bagian sama dalam upah sorgawi dan perkenan Allah

(lihat cat. --> Mat 10:41).

[atau ref. Mat 10:41]



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA