Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 268 ayat untuk (18-30) Karena AND book:23 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.82) (Yes 7:18) (jerusalem) Bagian ini tidak berkata tentang perang yang dilancarkan kerajaan Aram dan kerajaan Israel. Sebaliknya tampil ke depan Mesir dan Asyur. Bagian ini tidak menubuatkan kebahagiaan dan berkat, melainkan penghancuran negeri Yehuda oleh serbuan dari pihak Asyur. Nubuat ini agaknya disampaikan Yesaya pada waktu yang lain, yaitu pada akhir karyanya menjelang penyerbuan yang dilontarkan raja Sanherib. Nubuat ini disisipkan di sini oleh karena menyebut "dadih dan madu", Yes 7:22, yang juga disebut dalam Yes 7:15. Tetapi dalam Yes 7:15 "dadih (susu) dan madu" itu merupakan lambang rahmat dan berkat, bdk Kel 3:8; Ula 6:3; 11:9, dll, sedangkan dalam Yes 7:22 "dadih dan madu" merupakan satu-satunya makanan yang masih tersisa di tanah yang dibumihanguskan: penduduknya terpaksa hidup seperti suku Badui di padang pasir.
(0.82) (Yes 9:1) (jerusalem) Ayat ini berbicara tentang bagian utara negeri (kerajaan Israel). Dengan masa lampau yang malang dilawankan masa depan yang cerah dan jaya. Barangkali nabi berpikir kepada penyerbu oleh raja Tiglat Pileser di daerah Galilea pada th 732, bdk 2Ra 15:29; waktu itu penduduk daerah itu diangkut ke pembuangan. Dalam nubuat yang berikut, Yes 9:1-6, nabi memberitahukan suatu "Hari TUHAN" yang akan membebaskan kaum buangan itu. Iapun menubuatkan pemerintahan damai yang dipegang seorang anak keturunan raja, yaitu Imanuel, Yes 7:14+. Oleh karena Mesias benar-benar tampil di Galilea, maka nubuat ini sepenuh-penuhnya digenapi, bdk Mat 4:13-16. Ungkapan "wilayah bangsa-bangsa lain" (Ibraninya: gelil hag-goyim) berarti daerah Galilea.
(0.82) (Yes 11:11) (jerusalem) Sajak ini diciptakan menjelang akhir masa pembuangan di Babel. Ia dimasukkan di sini ke dalam kitab Yesaya oleh karena nubuat, Yes 11:1-9(10) diharapkan akan terwujud nanti. KalauYes Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">11:10 termasuk bagian ini, maka disebutnya "taruk dari pangkal Isai" menghubungkan sajak ini dengan nubuat Yesaya, bdk Yes 11:1.
(0.82) (Yes 33:1) (jerusalem) Meskipun ada kesamaan dengan pikiran pokok nabi Yesaya, namun seluruh bab ini bukan ciptaan nabi itu. Sebab perbendaharaan kata dan gaya bahasa bab ini terlalu berbeda dengan yang lazim pada nabi Yesaya. Oleh karena ada banyak kesamaannya dengan mazmur-mazmur maka bagian ini agaknya berasal dari ibadat seperti yang diadakan di masa sesudah pembuangan. Tanggalnya tidak dapat ditentukan lebih lanjut. Yes 33:1-6 berupa mazmur pengharapan, Yes 33:7-16 menggambarkan turun tangan Tuhan dan Yes 33:17-24 melayangkan pandangan ke masa depan yang bahagia.
(0.82) (Yes 50:1) (jerusalem) Sajak ini agak sukar tafsirannya. Mungkin bagian ini tidak meneruskan bab 49, tetapi mengembangkan pikiran yang terungkap dalam Yes 49:24-26. Sajak ini rupanya menanggapi orang Israel yang tidak percaya bahwa pembebasan sudah dekat.
(0.82) (Yes 52:13) (jerusalem) Ini Nyanyian Hamba Tuhan yang keempat, bdk Yes 42:1+. Nyanyian ini lebih jauh membicarakan penderitaan yang dialami Hamba itu, bdk Maz 22. Dengan sabar hati Hamba itu menanggung banyak penganiayaan, Yes 53:7, tetapi ini menjengkelkan dan mengesalkan hati mereka yang menyaksikan, Yes 52:14-15; 53:2-3,7-9. Namun penganiayaan itu sebenarnya berperan sebagai perantaraan dan penghapusan dosa, Yes 53:4,6,8,10-12. Nyanyian ini tersusun berupa dialog; Tuhan menyampaikan firmanNya, Yes 52:13-15, lalu raja-raja atau bangsa-bangsa angkat berbicara, Yes 53:1-10, menceriterakan kesengsaraan Hamba dengan mungkin juga minta maaf oleh karena tidak sampai mengerti makna penderitaan yang membenarkan Hamba, Yes 53:11-12.
(0.82) (Yes 1:1) (sh: Pemberontakan (Senin, 6 Oktober 2003))
Pemberontakan

Ketika tulisan ini dibuat, keadaan di Nangroe Aceh Darussalam sedang begitu memprihatinkan. Ratusan sekolah dibakar, dan pertikaian antara GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dengan pemerintah RI terus memanas. Semua pihak mengharapkan agar pertikaian ini segera berakhir. Namun, bila kita bercermin diri, ternyata menyingkirkan pemberontakan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Kitab Yesaya dimulai dengan suasana yang panas, juga suasana pemberontakan. Yehuda sebagai umat Allah memberontak terhadap Yahweh, Allah yang mengasihi mereka. Mereka lebih mempercayai pertolongan Asyur daripada Yahweh. Pemberontakan politis ini sebenarnya berakar dalam pemberontakan yang sifatnya spiritual.

Dalam ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1, ada 4 raja yang disebutkan. Namun, hanya Ahas dan Hizkia yang penting diperhatikan. Ahas mewakili posisi raja yang lemah dan cenderung tidak setia. Anaknya, Hizkia, mewakili posisi sebaliknya: orang yang dapat dipercaya dan menaati Allah. Dalam jatuh-bangun Yehuda inilah Yesaya muncul sebagai nabi, yang berdasarkan penglihatan surgawi, menyerukan penghakiman bagi Yehuda. Penghakiman tersebut datang karena Israel berdosa dan memberontak (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">4-5). Meskipun Yahweh adalah Allah yang dekat dan intim dengan umat-Nya, Ia tak dapat melihat kemunafikan dan kenajisan manusia. Dalam kehidupan pribadi dan publik, tidak ada yang benar sama sekali dalam kehidupan bangsa Yehuda, semuanya seperti borok. Allah menjatuhkan hukuman-Nya kepada Yehuda dengan memutuskan untuk tidak lagi menerima ibadah di Bait Allah karena dijalankan dengan rutinitas dan tanpa makna (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">11-15). Padahal ibadah Yehuda seharusnya diwujudkan secara total dan serius melalui pertobatan dalam hidup keseharian mereka.

Renungkan: Selidiki hidup Anda. Adakah hal-hal yang melawan Tuhan yang masih Anda sembunyikan? Buanglah dan minta Dia menyucikanmu sebelum murka-Nya datang menghukum Anda.

(0.82) (Yes 2:1) (sh: Berjalan dalam terang Ilahi (Rabu, 8 Oktober 2003))
Berjalan dalam terang Ilahi

Manusia dapat dibagi dalam dua kelompok, berdasarkan dua cara hidup: [1] cara hidup yang bergantung kepada Allah; [2] cara hidup yang otonom dari Allah. Orang yang hidup bergantung kepada Allah memiliki kesadaran bahwa hidup ini beserta segala kekayaan yang dimilikinya adalah anugerah Allah. Orang yang ingin otonom dari Allah, merasa tidak memerlukan Allah, merasa tidak nyaman untuk bergantung dan tunduk kepada Allah. Ini adalah sebuah perasaan yang keliru karena keinginan menjadi otonom sering kali timbul dari kekerasan hati, sifat yang egois, dan niat pemberontakan.

Nubuatan Yesaya berlanjut. Dalam ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1-4, ada sebuah gambaran yang indah mengenai "hari-hari akhir". Yerusalem akan dihancurkan, namun suatu saat ia akan menjadi titik acuan bagi banyak bangsa. Sion akan menjadi semacam magnet ketika kesetiaan, keadilan, dan kebenaran memancar dari kota itu. Rahasia dari kedamaian sejati adalah firman Tuhan, Taurat Tuhan. Sebuah kota yang ditransformasi oleh firman Tuhan tidak lagi penuh dengan para pemberontak dan pencuri (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1:22-23). Di sana akan tercipta suasana penuh kedamaian.

Bangsa Yehuda diminta untuk berjalan dalam terang Ilahi (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">5). Apa maksudnya? Kita bisa mengaitkan hal tersebut dengan ungkapan- ungkapan kemarahan Tuhan di ayat-ayat selanjutnya. Kaum keturunan Yakub sebagai sebuah komunitas yang ditebus Allah telah meninggalkan Tuhan dan hidup otonom. Kesombongan mereka akan dihancurkan. Apa yang mereka anggap mulia dan indah akan dihempaskan sampai ke debu. Berjalan dalam terang Ilahi berarti mengakui bahwa kalau jantung kita masih bisa berdetak, itu karena anugerah Tuhan.

Renungkan: Pencapaian diri, keamanan diri, dan membanggakan diri. Bukankah tiga hal ini sering kali membawa kita ke dalam kegelapan, jauh dari Tuhan?

(0.82) (Yes 5:8) (sh: Kapitalisme (Sabtu, 11 Oktober 2003))
Kapitalisme

Situasi pada zaman Yesaya di abad ke-8 SM tidak terlalu jauh berbeda dengan keadaan dunia yang begitu kapitalis sekarang ini. Kita menemukan enam kata celaka yang dilontarkan oleh Yesaya terhadap musuh-musuh Yahweh. Pertama, kemarahan Tuhan ditumpahkan kepada orang-orang rakus yang merasa harus menumpuk kekayaan dan harta milik dengan menyingkirkan orang-orang lain (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">8-10). Pada gilirannya, kekayaan mereka akan dihancurkan, dan tanah mereka secara ironis akan menghasilkan hanya sedikit tuaian. Kedua, terhadap mereka yang mabuk (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">11-17). Mabuk di sini lebih tepat kita artikan bukan mabuk karena minuman keras, tetapi mabuk kepentingan diri sendiri sehingga tidak menghormati Tuhan lagi. Pada akhirnya orang-orang seperti ini akan dibuang dan mengalami kehancuran. Allah akan merendahkan orang yang meninggikan dirinya.

Ketiga, terhadap orang-orang yang munafik (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">18-19) yang mengatakan bahwa mereka menginginkan agar kehendak Yahweh terlaksana, tetapi sebenarnya terus menerus berdusta dan berdosa. Keempat, terhadap mereka yang tidak lagi bisa menilai realitas dengan benar (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">20). Karena fokus yang berlebihan terhadap diri sendiri membuat mereka tidak lagi memiliki pertimbangan dan akal sehat: benar jadi salah, salah jadi benar, dan seterusnya. Kelima, sekali lagi dinyatakan bahwa mereka yang melawan Tuhan adalah orang-orang yang sebenarnya tidak mau tunduk kepada hikmat Tuhan (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">21). Mereka mendirikan kebenaran mereka sendiri. Terakhir, terulang lagi pembicaraan mengenai cinta diri yang berlebihan (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">22-23).

Konsekuensinya jelas: Yahweh akan menolak dan menghancurkan para musuhnya ini melalui sebuah bangsa asing, entah Asyur atau Babel (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">26-30).

Renungkan: Dalam hidup ini ada yang jauh lebih mulia, indah dan berharga daripada uang. Hiduplah berdasarkan prinsip kasih, bukan berdasarkan keuntungan.

(0.82) (Yes 10:1) (sh: Memahami horizon (Sabtu, 18 Oktober 2003))
Memahami horizon

Dalam hidup kita, ada horizon yang menjadi batas bagi kita untuk bertindak, merasa, dan berpikir. Ketidakmampuan orang untuk memahami batas-batas dirinya menjadikan dia "keterlaluan", "tidak tahu diri". Kalau kita memperhatikan apa yang terjadi di dalam dunia ini, sebenarnya masalah hidup manusia adalah kegagalannya memahami dan menghidupi horizon yang telah ditentukan baginya.

Bacaan hari ini berbicara tentang kegagalan memahami horizon. Pihak pertama, sebagai umat Allah, para pemimpin Israel seharusnya bertindak sebagai umat: taat dan beribadah kepada Allah mereka (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1-4). Namun, meskipun mereka sudah dihukum, setelah "semuanya itu", mereka tetap berkeras hati. Karena itu, murka Allah pun tidak surut. Pihak kedua yang gagal memahami horizonnya, yaitu kerajaan Asyur. Allah memakai kerajaan Asyur untuk menghantam Siria dan Israel. Namun demikian, Asyur yang sebenarnya hanyalah alat yang meninggikan diri di atas Allah. Sang alat mengepalkan tinjunya menantang tuannya. Asyur tidak memahami bahwa dia tidak boleh sembarangan menggunakan kekuasaannya. Ketika Asyur mencoba untuk menghantam Yehuda dan menyamakan Yehuda dengan bangsa-bangsa lain, Asyur sedang menghina Allah. Yehuda memiliki Yahweh, dan Yahweh harus dihormati.

Kegagalan Asyur memahami horizon jelas ditunjukkan dalam perkataan ini: "... aku telah meniadakan batas-batas antara bangsa" (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">13). Meniadakan batas dan membesarkan diri adalah skandal yang tidak bisa ditoleransi. Karena itu Allah harus turun tangan di sini. Allah adalah Allah semesta alam yang telah menetapkan batas-batas dan memiliki rencana-Nya sendiri. Ia bukan hanya akan membakar keangkuhan Asyur dengan api. Ia sendiri adalah api yang menghanguskan.

Renungkan: Ketika Anda melakukan sesuatu yang melewati batas-batas seharusnya, ingatlah api yang membakar Asyur!

(0.82) (Yes 19:1) (sh: Tindakan Allah terhadap Mesir (Sabtu, 4 September 2004))
Tindakan Allah terhadap Mesir

Akan tiba waktunya Allah pasti bertindak untuk menghukum orang-orang yang tidak menghormati-Nya. Apabila penghukuman Allah ini terjadi, maka tak seorang pun yang dapat menghindarinya. Keadaan inilah yang dialami oleh orang-orang Mesir.

Apa saja penghukuman Allah bagi orang Mesir? Pertama, orang Mesir akan mengalami perasaan tidak berdaya dan hancur oleh karena dewa-dewa Mesir tidak mampu menolong mereka, terlebih lagi dewa-dewa Mesir juga tidak dapat menandingi kuasa Allah dalam penghukuman-Nya (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1). Kedua, terjadi perang saudara di antara mereka sendiri sehingga pengharapan hilang dari tanah Mesir (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">2-3). Ketiga, Allah akan menyerahkan mereka kepada bangsa yang kejam untuk dijajah (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">4). Keempat, Mesir akan kehilangan Sungai Nil yang dibanggakannya karena airnya tidak dapat digunakan dan barang komoditas (barang dagangan utama) negara Mesir akan hancur (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">5-10). Kelima, Allah akan mempermalukan orang-orang Mesir yang pintar, cerdas dan memiliki hikmat duniawi dengan cara menumpulkan pengetahuan mereka, dan menimbulkan kekacauan sehingga cendekiawan Mesir tidak mampu mengatasi masalah negara akibat penghukuman Allah (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">11-15). Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang berdaulat atas semua bangsa dan segala ciptaan-Nya di bumi. Ia akan diingat sebagai Allah Israel, sang penguasa alam semesta dan tidak ada allah lain yang setara dengan-Nya (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">16-17).

Allah tidak akan membiarkan hukum, perintah dan firman-Nya dipermainkan oleh manusia. Penghukuman Allah bagi orang percaya berakibat kebaikan, sedangkan bagi orang tidak percaya menyebabkan kehancuran. Kita mempunyai kesempatan untuk tidak mengalami penghukuman Allah jika kita mau menghormati-Nya dengan berlaku setia dalam melakukan firman-Nya. Manakah yang Anda pilih?

Renungkan: Orang Kristen dan Gereja di Indonesia tidak hanya bertugas menginjili orang tetapi juga ditugasi Tuhan menjadi penyuara dan pelaku kebenaran. Hanya jika bangsa ini benar, bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar.

(0.82) (Yes 23:1) (sh: Kesombongan manusia (Kamis, 9 September 2004))
Kesombongan manusia

Pasal ini merupakan nubuat Nabi Yesaya tentang apa yang akan terjadi pada Tirus dan Sidon. Tirus ialah sebuah kota yang kaya terletak di pesisir Laut Tengah dan selama berabad-abad menjadi kota yang diagungkan karena perdagangannya yang terkenal di belahan dunia pada waktu itu. Keterangan tentang Tirus dapat dibaca dari kitab Yosua yang menyebutkan Tirus sebagai kota yang kuat (Yos. 19:29). Selain itu, Tirus menjadi musuh Israel pada pemerintahan Daud dan Salomo. Pada awalnya Tirus ialah sebuah kota jajahan dari Sidon, tapi kemudian Tirus lebih terkenal melebihi Sidon.

Sedangkan, Sidon adalah kota pelabuhan yang terkenal pada waktu itu. Sidon memiliki dua pelabuhan utama yang menguasai rute pelayaran kapal-kapal dagang melalui laut. Pada waktu itu, Sidon merupakan kota pertahanan bangsa Kanaan (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">2-4). Tetapi, ketenaran, kekuatan dan kesombongan yang dimiliki oleh Tirus dan Sidon akan dihapuskan oleh Allah, karena mereka telah menjadi sombong atas kemampuan mereka itu (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">6-9). Tirus dan Sidon akan hancur, dan tempat kebanggaan mereka yaitu benteng dan pelabuhan tidak terlihat lagi (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">10,11). Tirus akan diserahkan kepada binatang-binatang gurun untuk dimusnahkan (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">13b). Benteng-benteng pertahanan Tirus sebagai lambang kekuatan mereka akan hancur (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">14). Kesombongan manusia akan luntur oleh keMahakuasaan Allah. Meskipun begitu, Allah akan menyediakan pemulihan Tirus kembali setelah lewat masa yang ditentukan-Nya yaitu tujuh puluh tahun (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">17). Inilah janji pemulihan yang Allah berikan kepada Tirus dan Sidon.

Manusia diciptakan penuh potensi oleh Tuhan bukan untuk menyombongkan dirinya, tapi untuk memuliakan nama-Nya. Kitab Mazmur menyebut orang-orang yang sombong sebagai musuh Allah (Maz. 22:30). Kita dipanggil menjadi anak-Nya untuk mengakui Tuhan di setiap bidang kehidupan kita (Ams. 3:6) maka Ia akan menunjukkan jalan-Nya kepada kita.

Renungkan: Kesombongan mengakibatkan kehancuran. Anak Tuhan juga tidak luput dari hukuman Tuhan kalau menyombongkan diri.

(0.82) (Yes 25:1) (sh: Derita ada akhirnya. (Minggu, 15 November 1998))
Derita ada akhirnya.

Zaman sekarang begitu banyak orang yang memalingkan muka, menutup mata bila melihat atau mendengar kisah penderitaan yang tak kunjung berakhir. Mengapa? Selama ini banyak orang termasuk Kristen tidak mampu memahami penderitaan yang terjadi di tengah-tengah dunia ini. Penderitaan yang timbul karena peperangan dan kelaparan sebagai wujud keegoisan manusia; bencana alam sebagai wujud murka alam, dlsb. Namun untuk orang beriman, penderitaan merupakan demonstrasi Allah menempa, mengajar dan membina umat-Nya guna mempersiapkan umat mencapai puncak pengharapan bagi perwujudan keadilan dan kedamaian. Dalam pengharapan itu semua tekanan, serangan angin ribut, badai topan yang menghancurkan dan menyengsarakan manusia akan berhenti, kegagahan dan kesombongan ditiadakan, panas terik yang tidak membawa kenyamanan, ketenangan, dan kesejukan akan disingkirkan dari jalan hidup orang percaya. Itulah saat dimana Allah kembali memproklamirkan tindakan kasih dan kemurahan-Nya.

Bersyukur: hakikat hidup. Banyak orang percaya dewasa ini tidak mampu mengimbangi tindakan-tindakan atraktif Allah yang membebaskan itu. Padahal dalam setiap tindakan tersebut Allah melepaskan umat dari cengkeraman tangan musuh, membungkamkan semarak sorak-sorai musuh. Bahkan di zaman Perjanjian Baru ini, Allah menghancurleburkan gempita kemenangan dosa lewat pengorbanan Yesus Kristus. Tidak cukupkah semua ini membuat hati tergerak? Lihatlah rasa syukur umat karena kelepasan yang dari Allah. Allah yang tidak pernah melepaskan atribut kekekalan-Nya. Allah yang telah berlaku setia sebelum umat meresponi kesetiaan-Nya. Bersyukurlah untuk semua yang telah, sedang dan akan Allah lakukan dalam hidup ini.

Anugerah Allah adalah sumber kelepasan. Peristiwa demi peristiwa dalam sejarah umat Allah, telah membuktikan bahwa anugerah Allah dinyatakan bukan hanya pada saat manusia lemah, dan tak berdaya membebaskan dirinya, tetapi anugerah yang tetap ada dalam kelemahan manusia, anugerah yang memampukan manusia bertahan dalam kelemahan, anugerah yang menyatakan keajaiban rencana Allah bagi orang percaya. Inilah hakikat hidup sebenarnya sebagai dasar syukur umat percaya dan itu berlangsung terus hingga saat ini.

Doa: Terima kasih Tuhan untuk pembebasan dan penyelamatan dari tekanan kesengsaraan sebagai belenggu dosa.

(0.82) (Yes 25:1) (sh: Keselamatan dari Allah (Sabtu, 11 September 2004))
Keselamatan dari Allah

Pasal Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">25 masih menjelaskan soal penghukuman Allah. Penghukuman-Nya jatuh atas mereka yang melawan kehendak-Nya, sedangkan keselamatan datang kepada mereka yang menanti-nantikan kesetiaan dan rancangan kekal-Nya diwujudkan. Umat-Nya yang semula tampak tak berdaya akan mengalami dan menjadi saluran berkat keselamatan tersebut bagi bangsa-bangsa lain.

Keselamatan dari Allah akan sedemikian ajaib sehingga respons umat adalah akan memuliakan Dia dalam kehidupan dan penaklukan diri penuh (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1). Keselamatan meniadakan yang mustahil menjadi mungkin. Pihak yang tertekan dan lemah akan dibebaskan Allah dari penekan yang perkasa (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">2-4). Keselamatan tidak saja menyangkut soal rohani tetapi menyangkut seluruh segi kehidupan dan harkat manusia. Pada saat Allah bertindak mewujudkan keselamatan, kekuatan akan memuliakan Dia bukan melecehkan kebenaran dan kehormatan-Nya (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">3). Pada waktu keselamatan dari Allah tiba, siapa pun yang mempermainkan norma-norma kebenaran, keadilan dan tidak bertobat akan ditiadakan (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">5). Nasib Moab dalam bagian ini menggambarkan nasib semua orang dan bangsa yang keras hati dan pongah (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">10-12). Akibat dari tindakan ini, umat yang diselamatkan akan memasuki kondisi dan era kehidupan penuh suka dan pesta (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">6-8).

Di balik penekanan dan tiap dosa ada kekuatan dahsyat si musuh dan maut. Dalam terang Perjanjian Baru, janji kemenangan firman Tuhan ini digenapi oleh Yesus Kristus yang bangkit dari kematian. Berarti proses penggenapan janji keselamatan ini sudah dicicipi oleh kita, gereja-Nya kini. Karena itu, gereja harus menjadi agen pemancar kebenaran, keadilan, kekudusan dan kesukaan. Selama kita terpaku pada kondisi masa kini, kita tidak akan menjadi umat Tuhan yang berani dan perkasa. Jika kita memandang kepada penggenapan firman ini, barulah kita akan mampu menjadi agen Allah.

Renungkanlah: Bersyukurlah kepada Tuhan karena kebaikan dan kesetiaan-Nya kepada kita melalui Yesus Kristus. Tetaplah setia kepada-Nya senantiasa!

(0.82) (Yes 28:1) (sh: Nubuat terhadap Samaria (Selasa, 14 September 2004))
Nubuat terhadap Samaria

Apakah yang terjadi jika penduduk satu kota mabuk termasuk pemimpin bangsa bahkan pemimpin agama? Nubuat Nabi Yesaya diarahkan kepada Samaria karena mereka telah menghancurkan diri sendiri bahkan seisi kota dengan kebiasaan mabuk.

Nabi Yesaya mengarahkan nubuat terhadap Samaria khususnya kepada satu kota yang terletak di lembah yang subur (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1). Mengikuti gaya hidup Samaria yang terbiasa dengan meminum anggur, para nabi tidak dapat lagi memahami penglihatan yang diberikan Allah dan para imam tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang dihadapkan kepada mereka (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">7-10). Jika para pemimpin agama mabuk, ajaran seperti apa yang akan mereka berikan? Akan dibawa ke mana umat Allah? Kemabukan para pemimpin Samaria, lebih parah daripada pemimpin Yehuda di Yerusalem, yakni membuat perjanjian dengan maut dan mengadakan persetujuan dengan dunia orang mati (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">14-15a). Agama sesat mengakibatkan keyakinan dusta bahwa kemalangan tidak akan menimpa mereka. Mereka juga memakai tipu muslihat untuk melindungi diri sehingga merasa seolah-olah tidak ada yang bisa "menyentuh" mereka (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">15b). Siapa pun bisa menutupi kebobrokannya dengan kebohongan, tetapi Allah melihat semuanya.

Seperti Israel dan Yehuda, banyak dari umat Tuhan masa kini menganggap Allah tidak akan tega menghukum umat-Nya sendiri. Allah akan selalu mengampuni sebab pada hakekatnya Ia kasih adanya. Memang Ia adalah kasih dan ingin umat-Nya sejahtera, tetapi Ia tidak dapat berkompromi dengan dosa. Kebohongan akan dibersihkan (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">17). Hanya umat yang bersedia terus menerus dimurnikan oleh-Nya yang akan mengalami damai pengampunan-Nya (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">16). Kita perlu menjaga diri agar tidak mengalami keadaan seperti yang menimpa penduduk Samaria. Waspadalah terhadap hal lain yang memabukkan, seperti: fasilitas hidup, seksualitas, popularitas, uang, ajaran dan falsafah hidup yang bertentangan dengan isi Alkitab, dsb.

Renungkan: Awasi bagaimana masyarakat kini menyambut godaan dunia ini! Ingatkan mereka resiko kehancuran karena dosa!

(0.82) (Yes 34:1) (sh: Hukuman bagi bangsa-bangsa yang menolak Dia (Rabu, 22 September 2004))
Hukuman bagi bangsa-bangsa yang menolak Dia

Pernahkah Anda menatap langit di sore hari? Melihat warna kemerahan ketika matahari terbenam membawa kita mengagumi kebesaran Tuhan sang pencipta. Namun ketika langit berubah menjadi gulungan kitab seperti yang dinubuatkan Yesaya untuk menggambarkan hukuman Allah, apakah kesan Anda?

Menggunakan perseteruan Edom terhadap Israel, firman ini menggambarkan akibat yang harus ditanggung oleh semua orang yang melawan Allah. Sejak nenek moyangnya Esau, Edom sudah menunjukkan permusuhan terhadap Yakub yang keturunannya kelak adalah Israel. Karena itu, Edom di sini mewakili semua bangsa-bangsa yang melawan Allah dan menentang rencana-rencana-Nya bagi umat-Nya. Berbagai lukisan tentang hukuman Allah yang dahsyat dan akibatnya yang mengerikan bisa jadi figuratif bisa jadi juga harafiah (mis. ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">3,4,6,7,9, dst.). Agar lebih dapat membayangkan maksud firman ini, lihatlah ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1-2 sebagai keputusan pengadilan ilahi dan ayat-ayat seterusnya sebagai akibat ketika penghukuman dijalankan.

Murka Allah terhadap semua pihak yang melawan Dia akan menyeluruh mencakup realitas langit (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">4-5) dan realitas bumi (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">6, dst.). Pada waktu Allah mengganjar dosa, manusia akan musnah yang tersisa hanyalah binatang-binatang buas dan jin-jin (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">14-16a). Gambaran ngeri ini menekankan kehancuran, kehampaan, kegelapan seperti masa prapenciptaan. Singkat kata, firman ini mengokohkan peringatan keras tentang kengerian hukuman kekal dari Allah terhadap para pendosa. Semua manusia dan bangsa yang menentang Allah akan mengalami kebinasaan kekal.

Apakah Anda telah menjadikan Yesus sebagai Tuhan? Tidak percaya Yesus berarti menolak anugerah Allah. Jangan tunda keputusan untuk percaya dan taat kepada-Nya, sebab ada kemungkinan waktu anugerah Tuhan akan berakhir. Jangan seperti Edom yang mengundang kehancuran karena kekerasan hati mereka.

Renungkan: Mengetahui Yesus adalah Tuhan tanpa mengakui-Nya dan menyembah-Nya adalah kebohongan yang berujung kepada hukuman maut (Mat. 7:21-23).

(0.82) (Yes 35:1) (sh: Hukuman dan keselamatan (Kamis, 23 September 2004))
Hukuman dan keselamatan

Sulit memiliki konsep positif tentang hukuman dalam zaman ini. Menggandengkan Yesaya 34 dan 35 akan menolong kita memahami bahwa hukuman dan pembayaran terhadap hutang dosa, tidak dapat dipisahkan. Demikian juga pembaruan dari pemulihan tidak dapat dipisahkan. Karena Allah dan hukum-hukum-Nya kudus dan kasih adanya, kedua hal tersebut pun berjalan seiring.

Hukuman atas dosa berakibat fatal. Gambaran-gambaran ngeri dalam pasal Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">35 disarikan dalam ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1: padang gurun dan padang tandus. Namun, Allah yang menghukum itu adalah juga Allah sumber hidup yang menerbitkan dan mengembalikan segala sesuatu menjadi baru dan indah. Kengerian akan diganti dengan kesukaan, kebinasaan akan ditaklukkan oleh kehidupan baru. Sukacita seperti apa akan terjadi? Pertama, sukacita yang mencelikkan mata yang buta dan menguatkan lutut yang gemetar (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">5-6a). Artinya sukacita karena terbukanya "mata" kita untuk melihat Tuhan sebagai penolong. Kedua, sukacita yang menyebabkan mata air di padang gurun memancarkan air segar dan tanah kersang (kering tidak subur) menjadi sumber-sumber air (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">6b-7). Kias ini ingin menekankan pembaruan yang ajaib dan dahsyat jauh melebihi kuasa pemerintahan ketika hukuman dijatuhkan. Ketiga, sukacita yang menghantarkan orang-orang yang diselamatkan Allah memasuki "Jalan kudus" (tempat suci) (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">8-9). Keempat, sukacita yang abadi (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">10). Sukacita dari Allah ini memberi kekuatan bagi kita untuk dapat berdoa di tengah kesulitan.

Banyak hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan sukacita, seperti: kesedihan, perasaan tertolak, kehilangan orang yang dikasihi, marah, iri hati, kebencian, dendam, permusuhan, dll. Bagaimana cara mengatasi hal ini? Pertama, memercayai janji pembelaan dari Tuhan sungguh nyata bagi kita. Tuhan tidak meninggalkan kita sendiri sebab dengan iman seseorang dibenarkan (Luk. 18:7-8). Kedua, tetap setia melakukan firman Tuhan, meski sendiri saja sebab pada waktu-Nya pasti Tuhan akan membela kita.

Renungkan: Hidup baru dalam anugerah Tuhan berkualitas menaklukkan segala masalah hidup betapa pun sulitnya.

(0.82) (Yes 36:22) (sh: Prinsip menghadapi masalah (Sabtu, 25 September 2004))
Prinsip menghadapi masalah

Cara Allah menolong anak-anak-Nya keluar dari berbagai masalah pasti unik dan berbeda-beda. Meski berbeda, dari berbagai kesaksian itu kita dapat menarik prinsip-prinsip penting. Demikian juga dari kesaksian Hizkia ini.

Pertama, gumuli masalah itu secara wajar di hadapan Allah (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">1). Perasaan takut, tertekan, marah, adalah wajar pada orang-orang yang mengalami masalah berat. Hanya, jangan biarkan emosi-emosi tersebut menguras tenaga Anda atau menyita iman Anda. Bersikaplah seperti Hizkia. Ungkapkan secara jujur keadaan Anda kepada Tuhan. Kedua, kita semua memerlukan orang lain. Kita memerlukan bahu yang menyambut kita bersandar, tangan terulur menolong, nasihat bijak sesuai kebenaran firman Allah. Tubuh yang dingin karena kecut hati memerlukan tubuh sesama untuk mendukung dan mendekap menghangatkan kita kembali. Hizkia memiliki beberapa orang kepercayaan termasuk Yesaya, hamba Allah yang mampu mengingatkannya tentang kebenaran Tuhan. Kita pun perlu memiliki teman-teman rohani seperti itu. Ketiga, kata-kata Hizkia kepada Yesaya dan doa Hizkia kepada Allah pada dasarnya sama. Fokusnya bukan pada keselamatan dirinya atau Israel tetapi pada kemuliaan Allah (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">20).

Reaksi Hizkia ini menyatakan perbedaan tajam antara sikap orang yang beriman kepada Allah sejati dari Sanherib, yaitu orang yang percaya kepada ilah yang sia-sia. Sebelum pertolongan nyata Tuhan menelanjangi kebodohan dan kesalahan iman orang fasik, respons orang beriman terhadap kefasikan sudah membongkar kesalahan tersebut. Cara kita memperlakukan kejahatan, fokus isi doa dan objek kepada siapa kita berdoa, mempermalukan kesesatan, kejahatan dan kedegilan orang fasik. Karena itu bertumbuhlah dalam pengenalan akan Tuhan, supaya tiap doa dan tindakan kita merespons kejahatan justru menjadi sarana untuk kebenaran iman dinyatakan.

Renungkan: Penderitaan dalam iman bagaikan proses melahirkan. Itulah krisis yang dalam pertolongan tangan Tuhan akan melahirkan keajaiban hidup.

(0.82) (Yes 42:10) (sh: Saat Allah bertindak (Kamis, 28 Juli 2005))
Saat Allah bertindak

Ada dua bagian yang saling bertolak belakang pada nas ini, yakni adanya sukacita dan kesedihan. Bagian pertama merupakan perayaan kemenangan Allah melawan para musuh-Nya (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">10-17). Sementara pada bagian kedua, Allah menegur perbuatan umat-Nya, Israel yang gagal menjadi saksi-Nya (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">18-25).

Bagian pertama menyatakan waktu kegembiraan telah tiba! Allah telah bangkit untuk menyatakan kekuasaan-Nya (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">13). Telah lama Ia berdiam diri melihat perbuatan jahat terus-menerus dilakukan di bumi. Masa anugerah pengampunan-Nya untuk bertobat telah habis (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">14). Ada dua dampak dari hal ini. Pertama, bagi orang-orang yang berdiri di pihak Allah. Kemenangan Allah merupakan saat mereka menanggalkan baju kabung dan mengenakan jubah pujian. Inilah saat bersukaria dan bersukacita bersama Allah (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">10-12). Kedua, bagi para musuh Allah. Kemenangan Allah adalah masa-masa penyiksaan sebab Allah menghilangkan kesuburan tanah dan mengeringkan sungai (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">15). Tindakan Allah tersebut menyebabkan para musuh Allah tidak memperoleh makanan dan minuman. Tanpa kedua sumber kehidupan itu mereka akan mati. Pada saat itu, Allah akan mempermalukan mereka karena patung sembahan mereka yang tidak mampu mendatangkan pertolongan (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">17).

Pada bagian kedua, Israel ditegur karena telah melalaikan waktu yang Allah berikan untuk bersaksi! Israel seharusnya menjadi saksi akan penyelamatan Allah bagi bangsa-bangsa, namun Israel memilih bersikap diam. Mata dan telinga mereka melihat pelanggaran yang terjadi, namun mereka menolak untuk menyatakan kebenaran. Akibatnya, Allah menegur tindakan mereka tersebut (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">18-23) sebagai peringatan bagi masa mendatang (ayat Karena+AND+book%3A23&tab=notes" ver="">23-25). Kita seharusnya menjadi saksi-saksi Allah akan kasih-Nya dan juga akan keadilan-Nya. Renungkan: Allah membela umat-Nya dari para musuhnya, tetapi Ia juga adalah Allah yang menegur ketika umat-Nya bersalah.

(0.82) (Yes 44:1) (sh: Allah adalah Raja! (Minggu, 07 Februari 1999))
Allah adalah Raja!

Gambaran yang diberikan mengenai Tuhan Allah Israel tidak lagi sekadar yang menjadikan, membentuk, menolong dan memilih Israel, tetapi Ia adalah juga Raja dan Penebus Israel, Tuhan semesta alam. Sekalipun demikian agung dan mulianya Tuhan, namun Ia tetap dekat dengan umat-Nya.

Janji Allah dan jaminan-Nya. Secara keseluruhan Yesaya 44 merupakan satu bagian yang di dalamnya Allah mengingatkan kembali status bangsa Israel dan janji pemulihan-Nya. Ia mencurahkan apa yang menjadi kebutuhan jasmani umat-Nya dan mencurahkan Roh dan berkat-berkat-Nya atas keturunan Israel. Akibat pencurahan Roh Allah itu selain tanah akan diberkati (4), akan tumbuh suatu generasi yang bersaksi bahwa mereka adalah milik Allah (5), mereka adalah hamba Allah. Allah bukan sekadar berjanji, tetapi memeteraikan janji-Nya dengan kedaulatan penuh.

Hidup dalam berkat-Nya. Mengalami berkat-berkat yang nyata dari Tuhan dalam kehidupannya membuat Israel menyadari arti pentingnya kedudukan sebagai kepunyaan Tuhan. Semua yang dialami Israel dalam hubungannya dengan Tuhannya itu menjadi dasar bagi Israel untuk menyaksikan kesetiaan dan kuasa Tuhan: "Bahwa Tuhan Allah yang memanggil mereka sebagai umat-Nya dan mau menjadi Tuhan bagi mereka, Dialah satu-satunya Allah yang hidup. Tidak ada Allah lain selain daripada TUHAN, Dia pulalah yang menghidupkan umat dalam berkat-Nya.

Janji Allah untuk Gereja-Nya. Seperti halnya bangsa Israel tak mampu mengubah kondisinya dengan kekuatan sendiri, demikian juga gereja maupun Kristen perorangan. Janji pemulihan Allah itu berlaku kekal, dan berkat Allah itu mencakup segala segi kehidupan. Karena itu marilah kita beri seluruh bakti dan cinta kita kepada-Nya saja.

Doa: Tuhan, buatlah kami percaya akan janji-Mu yang akan memulihkan keadaan kami. Kami memegang janji-Mu, semata karena Engaku sendiri menyatakannya.



TIP #08: Klik ikon untuk memisahkan teks alkitab dan catatan secara horisontal atau vertikal. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA