(1.00) | (Rat 3:65) |
(ende) Ketegaran hati itu merupakan hukuman jang pertama. Itulah lalu mengakibatkan hukuman jang lebih berat, kebinasaan (66). |
(1.00) | (Rat 1:12) | (jerusalem: Acuh tak acuh) Terjemahan ini tidak pasti. Dalam terjemahan Latin kata-kata itu tidak ada. |
(1.00) | (Rat 2:3) | (jerusalem: tanduk Israel) Mengenai lambang itu bdk Maz 18:3; 75:5+. |
(0.99) | (Rat 1:21) |
(ende) Ajat ini mengutjapkan rasa balas dendam Jerusjalem (penjair) terhadap musuh. Ia berdoa agar mereka dihukum semestinja. Meskipun hukuman. Ia berdoa agar mereka dihukum semestinja. Meskipun hukuman jang ditimpakan musuh itu pada Jerusjalem adil sama sekali dan Jerusjalem mengakui kesalahannja, tetapi musuh itu toh mengedangkan tangannja kepada umat Jahwe dan karena itu djuga kepada Jahwe sendiri. Itulah jang mendjadi dasar doa rasa dendam itu. Dalam kitab mazmur terdapat banjak doa sematjam itu dan dalam lagu2 ratapanpun muntjul berulang kali (Rat 3:64-66; 4:21-22). |
(0.98) | (Rat 1:5) |
(ende: seteru2) ialah bangsa2 tetangga Israil, jang tetap bermusuh dengannja (Moab, Edom, 'Amon) dan jang tidak ditimpa oleh tjelaka itu. Bahwa seteru2nja "selamat" menandaskan keadaan malang Jerusjalem. |
(0.98) | (Rat 2:20) |
(ende) Jerusjalem mengakat doanja. Keadaan malang (waktu pengepungan) digambarkan: wanita makan anak-anaknja sendiri karena lapar. Keadaan itu harus mendjadi desakan bagi Jahwe untuk menolong. |
(0.98) | (Rat 3:21) |
(ende) Si penderita (pengarang) dapat menanggung deritanja, karena berharap pada Allah serta belaskasihanNja. Dalam ajat-ajat jang berikut pokok itu diuraikan dengan lebih landjut. |
(0.98) | (Rat 3:37) |
(ende) Segala apa jang terdjadi, baik dan buruk (=segala sesuatu), achirnja datang daripada Jahwe. Maka itu orang tidak boleh mengeluh, melainkan haruslah ia menaklukkan diri kepada penjelenggaraan Tuhan sadja. |
(0.98) | (Rat 4:17) |
(ende) Ajat ini menjindir pengharapan Jerusjalem, bahwa akan ditolong Mesir. harapan itu sia-sia belaka. Seharusnja mereka pertjaja pada Jahwe sadja. |
(0.98) | (Rat 2:18) |
(full: CUCURKANLAH AIR MATA.
) Nas : Rat 2:18 Yeremia memanggil bangsa itu untuk berdoa, menangis, dan bertobat, dengan harapan bahwa Allah akan mendengar seruan doa syafaat kaum sisa itu (bd. ayat Rat 2:19). |
(0.98) | (Rat 4:1) |
(full: PUDAR EMAS ITU!
) Nas : Rat 4:1-12 Yeremia membandingkan kemuliaan Yerusalem sebelum pengepungan dengan kerusakan sekarang bangsa itu yang terjadi karena akibat hukuman Allah. |
(0.97) | (Rat 2:9) |
(ende: terperosok kedalam tanah) bahasa penghebat. Pintugerbang, benteng ketjil, merupakan bagian utama dari tembok kota. Bila itu direbut, lalu diratakan sama sekali. |
(0.97) | (Rat 4:3) |
(ende: puteri bangsaku) ialah Jerusjalem jang diperorangkan sebagai ibu jang kedjam dan tidak memelihara anak-anaknja. Itu terdjadi waktu Jerusjalem dikepung dan penduduknja mati kelaparan. Kota tidak dapat menolong. |
(0.97) | (Rat 4:15) |
(ende: mundur...dst.) Seruan untuk memberitahukan, bahwa orang nadjis (misalnja karena sakit kusta) mendekat. Bila pemimpin-pemimpin itu mau melarikan diri, maka mereka tidak diterima lagi oleh orang-orang lain. |
(0.97) | (Rat 3:6) | (jerusalem: di dalam gelap) Yang dimaksud ialah dunia orang mati, bdk Maz 6:6+. Bahasa kiasan itu berarti: kemalangan benar, bahaya maut. Selanjutnya, Rat 3:7 digambarkan penjara yang juga mengibaratkan kemalangan, bdk Ayu 19:8. |
(0.97) | (Rat 3:21) |
(full: OLEH SEBAB ITU AKU BERHARAP.
) Nas : Rat 3:21-33 Yeremia ingin agar bangsa itu tahu bahwa masih ada harapan. Mereka masih dapat berharap karena alasan-alasan berikut:
|
(0.97) | (Rat 5:1) |
(ende) Lagu kelima ini berupa doa (karenanja dinamakan: doa Jeremia oleh terdjemahan Latin Vulgata). Doa itu merupakan lagu ratap, jang terdiri atas empat bagian. Bagian pertama (Rat 5:1-7) menggambarkan derita Jerusjalem. Bagian kedua (Rat 5:8-16) melukiskan keadaan negeri, dan bagian ketiga menggambarkan keruntuhan Sion (Rat 5:17-18). Lagu ini berachir dengan doa kepada Jahwe, satu-satunja jang dapat menolong (Rat 5:19-22). Dosalah jang mengakibatkan kebinasaan Juda (Rat 5:7) dan Jerusjalem (Rat 5:16), tetapi kendati itu rakjat mengutjap harapannja atas belaskasihan Jahwe (Rat 5:19-22). Malah keadaan bertjelaka mendjadi dasar kerahiman Allah. |
(0.97) | (Rat 1:1) |
(full:
) Penulis : Yeremia Tema : Kesusahan yang Sekarang dan Harapan Masa Depan Tanggal Penulisan: 586 - 585 SM Latar Belakang Judul kitab ini diambil dari judul tambahannya dalam naskah PL terjemahan Yunani dan Latin -- "Ratapan Yeremia." PL Ibrani memasukkan kitab ini sebagai salah satu di antara lima kitab gulungan (bersama Rut, Ester, Pengkhotbah dan Kidung Agung) dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu bagian _Hagiographa_ ("Tulisan-tulisan Kudus"); masing-masing dari kelima kitab ini secara tradisional dibacakan pada saat tertentu dalam tahun liturgi Yahudi. Ratapan ini ditetapkan untuk dibaca pada hari kesembilan dari bulan Ab (sekitar pertengahan Juli), bilamana orang Yahudi memperingati penghancuran kota Yerusalem. Versi Septuaginta menempatkan Ratapan langsung setelah kitab Yeremia, tempatnya dalam kebanyakan Alkitab masa kini. Sudah lama para pakar Yahudi dan Kristen menyetujui bahwa Yeremia adalah penulis kitab ini. Di antara berbagai bukti yang mendukung kesimpulan ini terdapat yang berikut:
Ketandusan Yerusalem digambarkan demikian jelas dan hidup dalam Ratapan sehingga menunjukkan bahwa peristiwa itu baru saja dialami penulisnya. Yeremia sendiri berusia 50-an ketika kota itu jatuh; dia mengalami sepenuhnya traumanya dan dipaksa ke Mesir pada tahun 585 SM (lih Yer 41:1--44:30), di mana dia wafat (mungkin sebagai orang syahid) dalam dasawarsa kemudian. Jadi, kitab ini mungkin sekali ditulis segera setelah pembinasaan Yerusalem (586-585 SM). Tujuan Yeremia menulis serangkaian lima ratapan untuk mengungkapkan kesedihan yang sangat dan penderitaan emosionalnya atas kerusakan Yerusalem yang tragis, termasuk
atas Yerusalem," bunyi sebuah super skripsi pada kitab ini dalam versi Septuaginta dan Vulgata Latin. Dalam kitab ini, kesedihan sang nabi menyembur keluar bagaikan kesedihan seorang peratap pada saat penguburan kerabat dekat yang mati secara tragis. Semua ratapan ini mengakui bahwa tragedi tersebut merupakan hukuman Allah atas Yehuda karena pemberontakan berabad-abad para pemimpin dan penduduknya terhadap Dia; kini hari perhitungan telah tiba dan hari itu amat dahsyat. Dalam Ratapan, Yeremia bukan hanya mengakui bahwa Allah benar dan adil dalam segala jalan-Nya, tetapi juga bahwa Dia itu murah hati dan berbelas kasihan kepada mereka yang berharap kepada-Nya (Rat 3:22-23,32). Jadi, Kitab Ratapan memungkinkan umat itu memiliki pengharapan di tengah-tengah keputusasaan mereka dan memandang lebih jauh dari hukuman pada saat itu, kepada saat Allah akan memulihkan umat-Nya kelak. Survai Kitab ini merupakan serangkaian lima ratapan, tiap ratapan itu dalam sendirinya lengkap. Ratapan pertama (pasal soal+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A25&tab=notes" ver="">1; Rat 1:1-22) menggambarkan kerusakan Yerusalem dan ratapan sang nabi atas kota itu ketika ia berseru kepada Allah dalam penderitaan jiwanya; kadang-kadang ratapannya melambangkan ratapan Yerusalem (Rat 1:12-22). Dalam ratapan kedua (pasal soal+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A25&tab=notes" ver="">2; Rat 2:1-22), Yeremia melukiskan penyebab kerusakan ini sebagai murka Allah atas umat pemberontak yang menolak untuk bertobat. Musuh Yehuda menjadi sarana penghukuman Allah. Syair berikutnya (pasal soal+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A25&tab=notes" ver="">3; Rat 3:1-66) mendesak bangsa itu untuk ingat kembali bahwa Allah sungguh-sungguh pemurah dan setia, dan bahwa Dia itu baik kepada mereka yang mengandalkan diri-Nya. Yang keempat (pasal soal+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A25&tab=notes" ver="">4; Rat 4:1-22) mengulang kembali tema ketiga syair sebelumnya. Di dalam syair yang terakhir (pasal soal+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A25&tab=notes" ver="">5; Rat 5:1-22), setelah pengakuan dosa dan kebutuhan Yehuda untuk pengampunan, Yeremia berdoa kepada Allah untuk mengembalikan umat itu kepada perkenan-Nya lagi. Kelima ratapan di dalam kitab ini, yang sama dengan jumlah pasalnya, masing-masing terdiri atas 22 ayat (kecuali pasal soal+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A25&tab=notes" ver="">3; Rat 3:1-66 yang memiliki 22 kali 3, yaitu 66 ayat); nomor 22 adalah jumlah huruf dalam abjad bahasa Ibrani. Empat syair pertama merupakan akrostik abjad, yaitu setiap ayat (atau dalam pasal soal+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A25&tab=notes" ver="">3; Rat 3:1-66 setiap perangkat dari tiga ayat) dimulai dengan huruf Ibrani yang berbeda dari _Alef_ hingga _Taw_. Susunan menurut abjad ini, di samping mempermudah penghafalan, juga melaksanakan mencapai dua hal.
Ciri-ciri Khas Lima ciri utama menandai kitab Ratapan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Sekalipun Ratapan tidak dikutip sama sekali dalam PB, kitab ini memiliki relevansi langsung bagi mereka yang percaya pada Kristus. Seperti halnya Rom 1:18--3:20, kelima pasal ini meminta orang percaya untuk merenungkan kehebatan dosa dan kepastian hukuman ilahi. Pada saat yang sama, kitab itu mengingatkan bahwa oleh karena belas kasihan dan kemurahan Tuhan, keselamatan tersedia bagi orang-orang yang bertobat dari dosa mereka dan berbalik kepada-Nya. Selanjutnya, air mata sang nabi mengingatkan kita tentang air mata Yesus Kristus, yang menangisi dosa-dosa Yerusalem karena mengetahui kebinasaannya yang akan datang oleh tentara Romawi (Mat 23:37-38; Luk 13:34-35; Luk 19:41-44). |
(0.97) | (Rat 3:1) |
(full: AKULAH ORANG.
) Nas : Rat 3:1 Dalam pasal Rat 3:1-66 bangsa Israel yang menderita itu digambarkan sebagai manusia yang ada di bawah hukuman Allah, tetapi masih memiliki harapan akan dipulihkan. Orang semacam itu menerima kebenaran bahwa kasih dan pertolongan Allah akan datang kepada mereka yang bertobat dan tetap menantikan Tuhan (ayat Rat 3:22-27). |
(0.97) | (Rat 4:14) |
(ende) Kedua ajat ini sukar untuk diartikan dan diterdjemahkan. |