(1.00) | (Luk 1:22) | (jerusalem: tidak dapat berkata-kata) Yaitu untuk mengucapkan berkat yang biasa. |
(0.89) | (Luk 24:50) |
(full: IA ... MEMBERKATI MEREKA.
) Nas : Luk 24:50 Berkat Allah atas kehidupan para pengikut-Nya perlu sekali. Alkitab mengajarkan beberapa hal mengenai berkat Allah:
|
(0.84) | (Luk 12:38) |
(full: BERBAHAGIALAH MEREKA.
) Nas : Luk 12:38 Suatu berkat khusus, yaitu kehadiran dan perhatian Kristus, disediakan bagi mereka yang dengan kesiagaan dan kesetiaan sepenuhnya "menanti-nantikan" (ayat Luk 12:36) dan "berjaga-jaga" (ayat Luk 12:37) untuk kedatangan Tuhan kembali selama masa antara kenaikan-Nya ke sorga dan kedatangan-Nya yang kedua kali. |
(0.82) | (Luk 1:28) |
(full: ENGKAU YANG DIKARUNIAI.
) Nas : Luk 1:28 Sekalipun Maria dikaruniai melebihi semua wanita dalam hal dipilihnya sebagai ibu Yesus, para penulis PB tidak pernah menyatakan bahwa ia harus disembah, atau harus diberi gelar-gelar khusus atau kita harus berdoa kepadanya. Maria layak kita hormati, tetapi hanya Anaknyalah yang layak menerima penyembahan kita.
|
(0.81) | (Luk 16:14) |
(full: ORANG-ORANG FARISI, HAMBA-HAMBA UANG ITU.
) Nas : Luk 16:14 Orang Farisi menganggap kekayaan sebagai berkat dari Allah karena kesetiaan mereka dalam mengamalkan hukum taurat. Mereka "mencemoohkan" Yesus, yang miskin, sebab mereka menganggap kemiskinan-Nya sebagai suatu tanda bahwa Allah tidak menghargai Dia (lihat art. KEKAYAAN DAN KEMISKINAN). |
(0.81) | (Luk 17:16) |
(full: MENGUCAP SYUKUR KEPADANYA.
) Nas : Luk 17:16 Kita yang menerima kasih, kasih karunia, keselamatan, dan semua berkat rohani dari Allah tidak boleh lupa untuk mengucap syukur kepada-Nya. Apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita seharusnya mendorong kita untuk datang kepada-Nya dengan hati yang penuh syukur. "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (1Yoh 4:19). |
(0.79) | (Luk 2:36) |
(full: HANA ... BERIBADAH.
) Nas : Luk 2:36-37 Hana adalah seorang nabi perempuan yang dengan tekun berharap akan kedatangan Kristus. Ia tetap menjanda selama bertahun-tahun, tidak pernah menikah lagi, sebaliknya mengabdikan dirinya kepada Tuhan, serta "berpuasa dan berdoa" siang dan malam. Alkitab mengajarkan bahwa status tak menikah dapat menjadi berkat yang lebih besar daripada menikah. Paulus menyatakan bahwa orang yang tidak menikah memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memusatkan perhatian pada perkara Tuhan -- bagaimana dapat menyenangkan hati Tuhan dengan sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya (lih. 1Kor 7:32-35). |
(0.79) | (Luk 6:38) |
(full: BERILAH.
) Nas : Luk 6:38 Sesuai dengan hukum kasih, kita harus memberi kepada mereka yang membutuhkan pertolongan (lihat cat. --> 2Kor 8:2; [atau ref. 2Kor 8:2] lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT). Allah sendiri akan mengukur pemberian kita dan sebagai imbalannya, Ia akan memberi kepada kita. Ukuran berkat dan pahala yang kita terima akan sebanding dengan kepedulian kita dan pertolongan yang kita berikan kepada orang lain (lih. 2Kor 9:6). |
(0.77) | (Luk 1:67) |
(sh: Allah melawat umat-Nya (Sabtu, 27 Desember 2003)) Allah melawat umat-NyaPernahkah kita berpikir secara serius bahwa Allah yang Mahatinggi, Mahakudus, Mahamulia itu melawat umat-Nya? Jika kita melihat keberadaan kita di hadapan Allah, rasanya mustahil mengharapkan Allah melawat kita. Tetapi, dalam nyanyian Zakharia ini kita melihat paling sedikit dua hal penting tentang alasan mengapa Allah melawat umat-Nya. Pertama, lawatan Allah menyelamatkan umat-Nya memang merupakan rencana Allah sejak awal oleh karena kesetiaan-Nya terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham, nenek moyang Israel (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">68-75). Kedua, sekarang lawatan itu berkembang luas, tidak lagi menjadi milik satu bangsa, tetapi sudah melampaui batasan bangsa dan berkat-berkat jasmaniah, karena yang dijanjikan-Nya adalah pengampunan dosa, kelepasan dari naungan maut dan anugerah untuk menikmati damai sejahtera-Nya (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">77-79). Supaya lawatan yang sekarang itu tercapai, Yohanes dibangkitkan untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan yang akan datang melawat (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">76). Yohanes akan disebut sebagai nabi Allah yang Mahatinggi karena pemberitaan-pemberitaan pertobatannya yang menyadarkan umat akan dosa-dosa mereka dan mengarahkan kepada kebutuhan pengampunan dosa, supaya mereka dilepaskan dari ikatan kegelapan dan dituntun kepada kehidupan yang berdamai dengan Allah. Jadi lawatan Allah akan disambut dengan pertobatan sejati, yang akhirnya dilanjutkan dengan ibadah sejati. Betapa indahnya, jika kita menjadi seperti yang Yohanes maksudkan dalam pemberitaan-pemberitannya. Kita tidak hanya akan menjadi pendahulu dan penyiap jalan bagi Tuhan untuk melawat umat manusia, tetapi kita menjadi alat Allah untuk mewartakan Injil. Renungkan: Hidup yang berguna adalah bila kita boleh dipakai Allah sebagai tim pendahulunya sebelum lawatan Allah itu tiba. Allah memakai orang-orang yang menyiapkan sesamanya agar siap menyambut lawatan Allah. |
(0.77) | (Luk 11:27) |
(sh: Respons yang benar (Sabtu, 21 Februari 2004)) Respons yang benarSaya pernah berpikir bahwa bila saya hidup di zaman Yesus, sebagai salah seorang dari murid-Nya, saya akan memiliki kerohanian yang lebih baik. Pemikiran seperti itu lazim ada pada kebanyakan orang. Itulah pola pemikiran yang melatarbelakangi komentar seorang perempuan waktu itu (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">27). Mungkin itu pula yang bercampur pada pemikiran mereka yang ingin menyaksikan tanda mukjizat lebih banyak dari Yesus (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">28-30), semakin banyak melihat semakin beriman. Yesus menolak anggapan itu. Menurut-Nya, hubungan istimewa itu tidak bergantung pada hubungan darah, atau banyak menyaksikan atau mengalami tanda ajaib. Entah orang mengalami berkat dan kebahagiaan dari Yesus atau tidak, terkait juga pada tanggung jawab orang untuk merespons Yesus dengan benar. Hanya pada orang yang sesudah mendengar firman-Nya lalu menaati, ada kebahagiaan mengalami hubungan yang benar dengan Yesus (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">28). Hubungan yang menempatkan orang hidup dalam naungan berkat Allah adalah hubungan yang timbal-balik dan hidup antara yang bersangkutan dengan Yesus. Oleh karena yang penting hubungan timbal balik, tanda utama pelayanan Yesus mengikuti pola pelayanan Yunus (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">30). Seperti Yunus datang dengan firman yang menuntut respons percaya dan pertobatan dari penduduk Niniwe, demikian juga Yesus menuntut pendengar-Nya merespons firman-Nya dengan pertobatan. Tidak merespons dengan pertobatan berarti menolak Yesus. Menolak Yesus berarti memilih hukuman. Pada hari penghakiman Allah kelak, respons ketaatan kepada firman Yesus inilah yang akan menentukan apakah orang akan masuk ke dalam kebahagiaan kekal atau penghukuman kekal (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">31). Renungkan: Ingat! Terhadap Yesus kita tidak bisa netral. Maksud kekal Allah untuk hidup kita hanya akan kita hayati bila kita merespons-Nya kini dan di sini dalam ketaatan. |
(0.77) | (Luk 14:15) |
(sh: Kemunafikan menghalangi berkat (Kamis, 4 Maret 2004)) Kemunafikan menghalangi berkatMelalui pendekatan kisah Lukas pada perikop ini, kita mendapatkan gambaran tentang ciri-ciri orang munafik. Di antaranya adalah mereka cepat puas diri. Selalu menganggap bahwa diri mereka cukup baik sehingga tidak pernah atau mau berpikir untuk mengevaluasi diri dan prioritas-prioritasnya dan menganggap bahwa setiap keputusan yang mereka ambil selalu tepat. Di rumah orang Farisi yang mengundang Yesus, seorang tamu berseru, "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Namun, segera Yesus menjawab dengan perumpamaan, yang intinya adalah tidak semua orang yang diundang akan dapat menikmati jamuan makan itu (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">16-23). Apa yang Tuhan Yesus maksudkan dengan perumpamaan ini? Pada masa itu bila seseorang mengadakan perjamuan besar dan mengundang tamu-tamu, maka pada hari H-nya tamu-tamu yang bersedia hadir akan dijemput oleh pelayan-pelayan dari tuan yang punya hajatan. Namun, ada tamu-tamu yang semula bersedia hadir ternyata membatalkan keinginan mereka untuk hadir karena ada keperluan lain yang mendesak yang dianggap lebih penting (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">18-20). Melalui perumpamaan ini tersirat bahwa Yesus mengecam mereka yang pada saat-saat terakhir menolak untuk hadir. Sikap inilah yang Yesus maksudkan sebagai sifat munafik. Mereka puas karena diri mereka dianggap penting oleh orang lain sehingga diundang, tetapi mereka tidak mampu memberikan prioritas lebih lanjut atas kehormatan itu. Mereka memilih melakukan sesuatu bukan untuk kepentingan orang lain, tetapi untuk kepentingan diri sendiri, tanpa memperhitungkan akibat penolakan mereka bagi si pengundang. Camkanlah!: Jika kita menganggap bahwa kita adalah milik Tuhan namun dalam kehidupan ternyata kita tidak memprioritaskan Tuhan, kita pun munafik! |
(0.77) | (Luk 16:1) |
(sh: Hikmat dalam menggunakan harta duniawi (Senin, 8 Maret 2004)) Hikmat dalam menggunakan harta duniawiSalah satu kesulitan mengerti perumpamaan ini adalah bagaimana mungkin bendahara yang licik ini bisa menjadi teladan bagi anak-anak Tuhan dalam berbisnis? Apakah kita harus pintar untuk mendapatkan hati pelanggan kita dengan cara merugikan atasan kita, seperti yang dilakukan oleh bendahara tersebut terhadap majikannya? Ada hal yang menarik untuk kita simak di sini. Majikan si bendahara tidak memujinya oleh karena ketidakjujurannya, melainkan oleh karena kecerdikannya (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8a). Bendahara ini cerdik karena ia membuat orang menjadi berterimakasih kepada dirinya dengan cara memberikan pengurangan utang kepada orang itu (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5-7). Yesus sendiri berkomentar bahwa anak-anak dunia ini lebih cerdik daripada anak-anak terang (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8b), oleh karena itu Ia menasihati para murid-Nya agar dengan cerdik memanfaatkan kekayaan dunia yang dimilikinya untuk mengikat persahabatan di dalam dunia ini (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9). Lepas dari dunia ini, kekayaan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apakah orang Kristen dianjurkan untuk bersikap licik, memanfaatkan harta dunia agar diterima oleh orang dunia? Tentu saja tidak! Orang Kristen memiliki motivasi kasih untuk menjadi berkat bagi dunia berdosa yang membutuhkan keselamatan. Orang Kristen justru akan diterima oleh dunia ini bila kasihnya mewujud tidak hanya dalam panggilan pertobatan tetapi kepada kepedulian sosial yang tinggi. Jadi orang Kristen dipanggil untuk cerdik menggunakan harta dunia 'di dalam ketulusan kasihnya' menjangkau orang dunia ini. Orang dunia akan bisa melihat ketulusan Kristen ketika memberi, menolong, dengan menggunakan harta dunia. Demikianlah anak-anak Tuhan harus tulus dan cerdik di dunia ini untuk memenangkan dunia ini bagi Tuhan. Renungkan: Sudahkah Anda dengan hikmat Allah menjadi berkat untuk orang-orang yang belum mengenal kekristenan? |
(0.76) | (Luk 2:25) |
(full: BENAR DAN SALEH.
) Nas : Luk 2:25 "Benar" atau "tulus" (bd. Luk 1:6) adalah terjemahan dari kata Yunani _dikaios_ (Ibr. _yasher_), artinya "lurus". Dalam PL kata ini tidak hanya berarti kepatuhan kepada perintah-perintah, tetapi menunjukkan bahwa seseorang benar di hadapan Allah, baik dalam hati maupun dalam tindakan (lihat cat. --> Mazm 32:2). [atau ref. Mazm 32:2]
|
(0.75) | (Luk 1:1) |
(sh: Kebenaran ajaran (Selasa, 21 Desember 1999)) Kebenaran ajaranDengan "kata-kata pendahuluan" ini Lukas selaku penulis mempertanggungjawabkan kebenaran isi kitab Injil yang ditulisnya. Dua syarat bagi tulisan yang mengungkapkan peristiwa nyata disebutkan, yakni: (1) adanya saksi mata; (2) telah diadakan penyelidikan dengan seksama. Tujuan penulis ialah agar Teofilus dan semua pembaca yakin dan percaya akan kebenaran segala sesuatu yang diajarkan di dalamnya. Kebenaran yang diutarakan oleh Lukas ini berdasarkan realita dan sejarah, bukan legenda atau pun mitos. Yesus benar-benar hidup, mengajar, membuat banyak mukjizat, mati, dan akhirnya bangkit. Semua itu terjadi dalam sejarah. Masa tua yang indah. Zakharia dan Elizabet mempunyai masa tua yang indah. Sepanjang hidup, mereka mempunyai kehidupan yang benar di hadapan Allah dan menurut segala perintah dan ketetapan Allah tanpa cacat (6). Keadaan yang tanpa keturunan sampai usia tua, bukan karena dosa. Namun, melalui keadaan ini, ia mengalami berkat: keindahan hidup bersama Tuhan dan penyertaan-Nya di hari tuanya. Mereka akan mempunyai keturunan yang akan mempersiapkan jalan Tuhan Yesus. Renungkan: Rindukah Anda seperti mereka yang sampai tua tetap mengalami keindahan bersama Allah dan dipakai-Nya untuk melayani-Nya? |
(0.75) | (Luk 11:34) |
(full: MATAMU ADALAH PELITA TUBUHMU.
) Nas : Luk 11:34 Mata adalah alat tubuh untuk menerima terang. Jika mata itu sehat, maka seseorang dapat sepenuhnya menerima dan menggunakan terang. Jika mata itu cacat, maka kegelapan akan meliputinya dan orang itu tidak dapat melihat untuk berjalan atau bekerja.
|
(0.75) | (Luk 12:42) |
(full: HAMBA YANG SETIA DAN YANG TIDAK SETIA.
) Nas : Luk 12:42-48 Yesus memakai perumpamaan ini untuk menggambarkan dua cara hidup yang mungkin bagi para murid-Nya mengingat ketidakhadiran-Nya dan janji kedatangan-Nya.
|
(0.74) | (Luk 6:23) |
(full: DEMIKIAN JUGA NENEK MOYANG MEREKA MEMPERLAKUKAN PARA NABI.
) Nas : Luk 6:23 Berulang-ulang umat Israel PL menolak para nabi dan berita mereka (1Raj 19:10; Mat 5:12; 23:31,37; Kis 7:51-52).
|
(0.74) | (Luk 1:39) |
(sh: Perspektif dua perempuan pilihan Allah (Kamis, 25 Desember 2003)) Perspektif dua perempuan pilihan AllahDua atau lebih perempuan berkumpul, gosip, atau kabar burung pasti menjadi topik hangat dalam kumpulan itu. Demikian penilaian sinis sebagian orang. Seharusnya penilaian ini tidak tercetus ketika perempuan-perempuan Kristen berkumpul. Justru mereka harus menepis anggapan tersebut dengan menunjukkan bahwa di mana mereka berkumpul, kemuliaan Allah terpancar dalam percakapan mereka. Maria mengunjungi Elisabet kemungkinan untuk dua hal: (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">1). Maria ingin mengungkapkan kebahagiaan dan rasa kasihnya karena sepupunya Elisabet juga mengalami kasih karunia Allah, mengandung anak yang Allah persiapkan untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias; (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">2). Untuk berbagi pergumulan, karena anugerah Allah atas dirinya. Dua perempuan itu bukan bertemu untuk memperbincangkan hal-hal negatif. Mereka berbagi sukacita dan pergumulan. Seharusnyalah perempuan-perempuan Kristen masa kini, belajar tentang perspektif dari Elisabet dan Maria, dua perempuan pilihan Allah. Elisabet dan Maria adalah dua perempuan Allah yang bersyukur karena dipilih dan dipercayakan Allah untuk mengandung utusan-utusan Allah: Yohanes sebagai yang mempersiapkan jalan bagi Mesias, dan Yesus adalah Mesias yang akan menyelamatkan seluruh umat manusia. Tidak ada perasaan saling iri, dengki di antara mereka, justru mereka berbahagia karena menerima anugerah yang luar biasa yaitu dipakai Allah untuk melaksanakan rencana-Nya. Hal menarik yang kita dipelajari dari Maria adalah bahwa kemuliaan yang ia peroleh adalah bentuk perhatian Allah kepada kaum yang lemah dan miskin. Bahkan perhatian-Nya juga meluas kepada seluruh umat Israel yang selama ini hidup dalam penindasan. Dari Maria kita belajar meluaskan wawasan, dan melihat berkat Tuhan bukan hanya untuk diri sendiri. Renungkan: Apakah sikap yang tepat terhadap orang yang diberkati Tuhan dan juga terhadap diri sendiri yang juga diberkati? |
(0.74) | (Luk 2:1) |
(sh: Rencana Allah dan rencana Iblis. (Jumat, 14 April 2000)) Rencana Allah dan rencana Iblis.Menjelang perayaan hari raya keagamaan besar seperti Paskah, Yerusalem dipenuhi dengan para peziarah yang datang dari berbagai daerah. Oleh sebab itu pemerintah Romawi dan pemimpin orang Yahudi berjaga-jaga dengan ketat untuk mencegah timbulnya keributan. Di tengah suasana demikian, ada persekongkolan yang dilakukan oleh para imam kepala dan ahli Taurat untuk membunuh Yesus secara diam-diam, karena takut terhadap orang banyak. Pada saat mereka sedang bingung memikirkan cara yang terbaik untuk melenyapkan Yesus, Yudas datang menawarkan bantuan dan kesempatan yang mereka cari. Akhirnya mereka pun bersekutu membunuh Yesus. Secara penampakan luar, persekongkolan mereka tampaknya merupakan bukti kemenangan mereka. Namun bila kita melihat yang sebenarnya terjadi, karya Allah sungguh luar biasa. Allah sebetulnya sedang mempertontonkan secara spektakuler kepada umat-Nya, mengenai cara Dia memerintah dan mengatur dunia yang memberontak. Kalau pemberontakan manusia pertama disebabkan bujukan si Setan di Taman Eden. Dalam tahap berikutnya, pemberontakan manusia yang terus berlanjut dalam sejarah karena bujukan Iblis (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">3) memutuskan bahwa Yesus harus mati. Yesus sendiri di dalam karya-Nya untuk menghadapi pemberontakan manusia dan mendirikan Kerajaan-Nya di bumi juga ditentukan untuk mati. Dalam peristiwa itulah terjadi pertemuan dua rencana besar yang masing-masing mempunyai dampak yang begitu besar bagi kehidupan umat manusia, khususnya kekekalan. Kedua rencana ini sebetulnya mempunyai tujuan jangka pendek yang sama yaitu Kristus harus mati. Namun di balik tujuan itu terdapat tujuan yang lebih besar yang masing-masing berbeda. Bagi Iblis kematian Kristus tampaknya adalah akhir dari segalanya. Bagi Allah kematian Yesus adalah awal dari segalanya yang baik bagi umat manusia. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus mengalahkan Iblis untuk selama-lamanya. Seluruh umat manusia menerima keselamatan dan terlepas dari cengkeraman Iblis. Renungkan: Iblis bersama-sama kaki tangannya mereka-reka malapetaka bagi Yesus dan seluruh umat manusia melalui kematian Yesus. Namun Allah mampu membalikkannya hingga menjadi berkat bagi seluruh umat manusia. |
(0.74) | (Luk 2:39) |
(sh: Bertumbuh dalam segala aspek (Kamis, 1 Januari 2004)) Bertumbuh dalam segala aspekTahun baru lagi! Usia dunia bertambah satu tahun lagi. Biasanya pertambahan usia erat kaitannya dengan pertumbuhan. Jika demikian, apa yang bertumbuh pada diri Anda sepanjang tahun yang lalu? Bertumbuh adalah hal yang wajar terjadi pada semua makhluk hidup. Bila sudah tidak ada pertumbuhan berarti mati. Mungkin Anda tidak lagi bertumbuh secara fisik. Mungkin Anda juga berhasil menstabilkan berat badan dan proporsi bentuk tubuh dengan diet. Namun ada hal-hal lain yang harus terus bertumbuh, tidak boleh berhenti. Pikiran kita harus selalu diisi oleh dan mengolah data-data eksternal agar hidup kita informatif. Hati kita memerlukan siraman kasih dan perasaan-perasaan lain yang menunjang serta menyegarkan mental kita. Yesus yang masih remaja secara fisik mengalami pertumbuhan (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">40). Seiring dengan pertumbuhan fisik-Nya, sebagai manusia Yesus juga mengalami pertumbuhan intelektual dan mental (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">40). Hal itu ditunjukkan lewat kemampuan-Nya berdialog dengan para alim ulama di bait Allah. Semua orang heran dengan kecerdasan-Nya (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">46-47). Namun, hal yang lebih utama yang ditonjolkan Lukas adalah pertumbuhan kerohanian-Nya yang dikatakan bahwa Ia semakin dikasihi Allah, dan juga dikasihi manusia (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">52). Artinya, secara relasi sosial pun Yesus bertumbuh. Diusia-Nya yang masih remaja, seperti kebanyakan remaja lainnya, Yesus bertumbuh pada segala aspek kehidupan-Nya. Karena itu sudah seharusnya kita, pengikut-pengikut-Nya, meneladani Dia dalam hal bertumbuh. Setiap aspek dalam kehidupan kita pun harus diperhatikan dan diberi kesempatan untuk bertumbuh, sehingga kita seperti Yesus yang “semakin bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan oleh manusia.” Renungkan: Anak-anak Tuhan harus bertumbuh dalam segala aspek supaya hidupnya semakin menyukakan hati Allah dan semakin menjadi berkat bagi sesama. |