(1.00) | (Mzm 109:1) |
(sh: Dasar yang sama (Minggu, 16 Mei 1999)) Dasar yang samaBanyak orang menganggap bahwa ungkapan doa Daud ini bertentangan dengan ajaran Yesus Kristus (bdk. Mat. 5:43-44). Secara tertulis, mungkin kita temukan pertentangan. Tetapi sebenarnya bila kita ikuti urutan doa tersebut, kita akan menjumpai dasar yang sama dengan yang Yesus ajarkan, yaitu kasih. Yang perlu kita perhatikan ialah bahwa kita jangan terlalu ekstrim membaca Perjanjian Lama dengan kacamata Perjanjian Baru. Biarkan hukum-hukum (dalam bacaan ini Daud sedang berbicara tentang hukum perang) Perjanjian Lama bebas mengarahkan kita pada konteks Daud dan juga dalam konteks kita.
Gaya kepemimpinan Daud.
Daud sama sekali tidak bermaksud memusuhi lawan-lawannya. Hal ini
tampak dari sikap Daud yang sudah berdoa dan menyatakan kasihnya
(ay. mereka+ikuti+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4), tetapi justru diresponi dengan balasan yang tidak
setimpal. Berkali-kali Daud menyatakan kasihnya, berkali-kali pula
mereka meresponinya dengan kejahatan. Untuk mengatasi permasalahan
itu, Daud memusatkan perhatiannya pada Tuhan. Lihatlah ungkapan
"dari pihak Tuhan" (ay. mereka+ikuti+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">20) dan "oleh karena nama-Mu" (ay. Peran Allah dan peran manusia. Daud sangat memahami perannya sebagai pemimpin; dan peran Allah sebagai yang menempatkannya sebagai pemimpin. Bila Anda seorang pemimpin di pemerintahan, di gereja, di dalam keluarga, atau di mana pun, teladanilah gaya kepemimpinan Daud. Dia berjuang demi mempertahankan kewibawaan dan kemuliaan Allah. Hindarilah kepemimpinan yang mementingkan diri sendiri, reputasi, gengsi dan serakah; karena hal itu berarti Anda membuka kesempatan kepada lawan untuk menginjak-injak kemuliaan Allah. |