(1.00) | (Ayb 6:21) |
(ende) Terdjemahan lain: Sebab kamu sekarang telah ragu2... |
(0.91) | (Ayb 18:2) |
(endetn: kaukekang) diperbaiki. Tertulis: "Berapa lamanja kamu mau mendjerat dengan djaring petuturan". |
(0.77) | (Ayb 6:21) | (jerusalem: Demikianlah) Dalam naskah Ibrani tertulis: Sebab/Memang |
(0.77) | (Ayb 18:2) | (jerusalem: Bilakah engkau) Menurut terjemahan Indonesia yang sesuai dengan terjemahan Yunani ini pidato Bildad ini ditujukan kepada Ayub (engkau, tunggal). Sebaliknya dalam naskah Ibrani pidato itu diarahkan kepada Zofar dan Elifas (kamu, jamak). |
(0.77) | (Ayb 27:11) | (jerusalem: Aku akan mengajari kamu...) Ayub rupanya mau menegaskan bahwa ia sendiri membentangkan kelakuan (tangan Allah, ialah kuasaNya yang menyata dalam karyaNya) aneh Allah menurut kebenaran, padahal sahabat-sahabat menutup mata terhadap kenyataan. |
(0.70) | (Ayb 2:6) |
(full: IA DALAM KUASAMU.
) Nas : Ayub 2:6 Allah mengizinkan Iblis mendatangkan penderitaan lagi atas Ayub sebab baik komitmen Ayub sepenuhnya kepada Allah tidak dapat dibuktikan ataupun usaha Allah untuk menebusnya dari dosa tidak dapat ditunjukkan dengan efektif tanpa penderitaan yang tidak semestinya dialamai.
|
(0.67) | (Ayb 42:10) |
(full: MEMBERIKAN KEPADA AYUB DUA KALI LIPAT DARI ... DAHULU.
) Nas : Ayub 42:10 Pemulihan kekayaan Ayub menyatakan maksud Allah bagi semua orang percaya yang setia.
|
(0.65) | (Ayb 16:1) |
(sh: Bawalah Perkaramu kepada Allah (Jumat, 16 Oktober 2015)) Bawalah Perkaramu kepada AllahJudul: Bawalah Perkaramu kepada Allah Kesulitan hidup membuat tatanan dan prioritas kehidupan kita menjadi nyata. Ada orang yang aktif pelayanan di gereja selama puluhan tahun, tetapi ketika dia hendak membuatkan pesta pernikahan untuk anaknya di lapangan terbuka, dia tidak bisa membendung kekhawatirannya akan turun hujan, maka seorang pawang hujan pun disewa. Menjalani kehidupan religius jauh lebih mudah daripada sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan di tengah masalah yang nyata. Ayub mengalami kesulitan yang melibatkan Tuhan. Kebangkrutan total, kematian anggota keluarga, sakit pada tubuh, kejatuhan status sosial dan seterusnya. Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, bagaimana ia dapat melihat semua ini terjadi di luar pengetahuan dan izin Tuhan? Bagi banyak orang, jelas ini karma. Bagi Ayub, iman dan integritas dirinya jelas: ini semua terjadi bukan karena kesalahannya. Dalam kesulitan semacam itu, kepada siapa lagi Ayub harus mengadu? Dua pasal hari ini membawa kita kepada satu momen terobosan yang luar biasa dalam pergumulan Ayub. Masih ada satu harapan bagi Ayub: Tuhan sendiri! Orang yang percaya karma melihat bahwa Ayub pasti seorang pendosa yang belum bertobat. Dalam integritas dan imannya, Ayub mengadu kepada Tuhan agar membela dirinya. Ia membawa perkaranya kepada Tuhan (kamu+Kamu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">16:19-21, 17:3)! Pada bagian terakhir (kamu+Kamu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">17:11-16), Ayub melihat bahwa impiannya telah menguap, masa depannya kelam, dan tiga kali ia bicara tentang ketiadaan harapan (13-15).Kalau harapan itu ada, harapan itu akan ditemukan di dalam Tuhan. Betapa pun berat masalah yang kita hadapi, di dalam Kristus kita akan selalu menemukan harapan yang baru. [AKI] |
(0.60) | (Ayb 42:7) |
(full: SETELAH TUHAN MENGUCAPKAN FIRMAN ITU.
) Nas : Ayub 42:7 Walaupun kitab Ayub tidak pernah memberikan penyelesaian yang menentukan mengenai persoalan penderitaan yang tidak sepantasnya dialami orang benar, jawaban akhirnya tidak dijumpai dalam pemikiran teologis, tetapi dalam suatu perjumpaan pribadi di antara Allah dengan penderita yang setia.
|