Pernahkah engkau melihat orang yang cakap<x id="t" /> dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja<x id="u" /> ia akan berdiri,<x id="v" /> bukan di hadapan orang-orang yang hina.

Sebelum gunung-gunung tertanam<x id="t" /> dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir;<x id="u" />

Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,

Ada jalan yang disangka orang<x id="k" /> lurus<n id="1" />, tetapi ujungnya menuju maut.<x id="l" />

Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar.<x id="v" />

Kecongkakan<x id="u" /> mendahului kehancuran, dan tinggi hati<x id="v" /> mendahului kejatuhan.<x id="w" />

Ada jalan yang disangka lurus,<x id="f" /> tetapi ujungnya menuju maut.<x id="g" />

Tinggi hati<n id="1" /> mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.<x id="j" />

Sisihkanlah orang fasik dari hadapan<x id="f" /> raja, maka kokohlah<x id="g" /> takhtanya oleh kebenaran.<x id="h" />

Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar.

Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.

Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu?<x id="f" />

Orang yang tidak berakal budi ialah dia yang membuat persetujuan, yang menjadi penanggung<n id="1" /> bagi sesamanya.<x id="l" />

Karena lebih baik orang berkata kepadamu: "Naiklah ke mari,<x id="i" />" dari pada engkau direndahkan di hadapan orang mulia. Apa matamu lihat,