Aku, Nebukadnezar, diam dalam rumahku dengan tenang<x id="k" /> dan hidup dengan senang dalam istanaku;

Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka,<x id="d" />

Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan<x id="n" /> tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api<x id="o" /> yang membakar.

Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung<x id="l" /> yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan.<x id="m" />

Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia,<x id="n" /> lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk.<x id="o" /><x id="p" />

Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku<x id="x" /> itu, demikian: di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon<n id="1" /> yang sangat tinggi;<x id="y" />

Kemudian dalam penglihatan yang kudapat di tempat tidurku<x id="b" /> itu tampak seorang penjaga, seorang kudus,<x id="c" /> turun dari langit;

Berkatalah Daniel, demikian: "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit<x id="r" /> mengguncangkan laut besar,

Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang<x id="p" /> dengan awan-awan dari langit<x id="q" /> seorang seperti anak manusia<n id="1" />;<x id="r" /> datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.

Yang pertama rupanya seperti seekor singa,<x id="t" /> dan mempunyai sayap burung rajawali;<x id="u" /> aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia.

Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul;<x id="w" /> ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan.

Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil<n id="1" />,<x id="c" /> sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia<x id="d" /> dan mulut yang menyombong.<x id="e" />

Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah<x id="f" /> Yang Lanjut Usianya<n id="1" />;<x id="g" /> pakaian-Nya putih seperti salju<x id="h" /> dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba;<x id="i" /> kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya<x id="j" /> dari api yang berkobar-kobar;

Kemudian aku melihat dalam penglihatan<x id="x" /> malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi;<x id="y" /> ia melahap dan meremukkan, dan sisanya<x id="z" /> diinjak-injaknya<x id="a" /> dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk<x id="b" /> sepuluh.