Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah<x id="y" /> selama tujuh hari tujuh malam.<x id="z" /> Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya,<x id="a" /> karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.

"Kesalkah engkau, bila orang mencoba berbicara kepadamu? Tetapi siapakah dapat tetap menutup<x id="p" /> mulutnya?

Suatu perkataan<x id="l" /> telah disampaikan kepadaku dengan diam-diam dan telingaku menangkap bisikannya,<x id="m" /><x id="n" />

Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman,<x id="p" /> dan membuka mulut-Nya terhadap engkau,

Jikalau ada yang hendak kaukatakan, jawablah aku;<x id="m" /> berkatalah, karena aku rela membenarkan<x id="n" /> engkau.

Kalau kamu berkata: Kami akan menuntut<x id="o" /> dia dan mendapatkan padanya sebab perkaranya!,

menurut hematmu apakah Allah harus melakukan pembalasan karena engkau yang menolak?<x id="d" /> Jadi, engkau jugalah yang harus memutuskan, bukan aku; katakanlah apa yang engkau tahu!

Sesungguhnya, semuanya itu hanya ujung-ujung jalan-Nya; betapa lembutnya bisikan<x id="p" /> yang kita dengar dari pada-Nya!<x id="q" /> Siapa dapat memahami guntur kuasa-Nya?<x id="r" />"

Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama,<x id="b" /> lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan<x id="c" /> Ayub.

Setelah TUHAN mengucapkan firman itu<n id="1" /> kepada Ayub,<x id="s" /> maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu,<x id="t" /> karena kamu tidak berkata benar tentang Aku<n id="2" /> seperti hamba-Ku Ayub<n id="3" />.<x id="u" />