Lalu ia sampai ke ruang dalam. Ia mengukur tiang temboknya: tebalnya dua hasta, dan lebar pintu sendiri: enam hasta dan lebar dinding sampingnya tujuh hasta sebelah sini dan tujuh hasta sebelah sana.

Dan pintu-pintu kamar tambahan ke luar ke bagian yang kosong itu, satu pintu di sebelah utara dan satu pintu di sebelah selatan; dan lebar tempat yang kosong itu adalah lima hasta sekeliling.

Digantungkannyalah tirai<x id="z" /> pintu Kemah Suci.

Pintu-pintu gerbang<x id="l" /> Sion akan mengaduh dan berkabung,<x id="m" /> dan kota itu akan seperti perempuan bulus<x id="n" /> yang duduk di bumi.<x id="o" />

Dan mereka membutakan<x id="c" /> mata orang-orang yang di depan pintu rumah itu, dari yang kecil sampai yang besar, sehingga percumalah orang-orang itu mencari-cari pintu.

Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya.<x id="t" />

mezbah<x id="s" /> pembakaran ukupan dengan kayu pengusungnya, minyak urapan<x id="t" /> dan ukupan dari wangi-wangian;<x id="u" /> tirai pintu untuk pintu Kemah Suci;<x id="v" />

Lalu ia mengukur pintu gerbang itu dari dinding belakang kamar jaga yang satu sampai dinding belakang kamar jaga yang lain, melalui kedua pintu sekatan itu: lebarnya dua puluh lima hasta.

begitulah pintu-pintu masuk bilik-bilik yang di sebelah selatan. Ada juga pintu pada pangkal jalan yang melintang di sisi tembok, yaitu pintu dari jurusan timur, kalau orang ingin masuk ke dalam bilik-bilik.

Lalu keluarlah Lot menemui mereka,<x id="x" /> ke depan pintu, tetapi pintu ditutupnya di belakangnya,

Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan<x id="k" /> TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan.

lalu suruhlah berkumpul segenap umat<x id="d" /> ke depan pintu Kemah Pertemuan."

Lalu berkatalah Elisa: "Panggillah dia!" Dan sesudah dipanggilnya, berdirilah perempuan itu di pintu.

Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa.

Zakharia<x id="l" /> bin Meselemya adalah penunggu pintu Kemah Pertemuan.

di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya.

Jauhkanlah jalanmu dari pada dia,<x id="r" /> dan janganlah menghampiri pintu rumahnya,

di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan masuk, ia berseru dengan nyaring:<x id="v" />

Ia duduk di depan pintu rumahnya di atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota,<x id="j" />

Siapa suka bertengkar, suka juga kepada pelanggaran, siapa memewahkan pintunya mencari kehancuran.