Setelah ia selesai mendirikan rumah itu, dibuatnyalah langit-langit rumah itu dari bingkai dan pemapan dari kayu aras.<x id="d" />

"Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu<x id="l" /> yang dipapani<n id="1" /> dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?<x id="m" />

Ia memilih bagian yang terutama,<x id="f" /> sebab di sanalah tersimpan<x id="g" /> bagian panglima; ia datang kepada para kepala bangsa itu; dilakukannya kebenaran<x id="h" /> TUHAN serta penghukuman-penghukuman-Nya bersama-sama dengan orang Israel."

Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, empat puluh lima jumlahnya, yakni lima belas sejajar.

Dibuatnya juga Balai Singgasana, tempat ia memutuskan hukum,<x id="e" /> balai pengadilan, yang ditutupi dengan kayu aras dari lantai sampai ke balok langit-langit.<x id="f" />

yang berkata: "Aku mau mendirikan istana<x id="h" /> yang besar lebar dan anjung yang lapang luas!", lalu menetas dinding istana membuat jendela, memapani istana itu dengan kayu aras<x id="i" /> dan mencatnya merah.<x id="j" />