Ketika TUHAN melihat hal itu, maka Ia menolak mereka,<x id="z" /> karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.<x id="a" />

Mataku menjadi kabur karena pedih hati,<x id="u" /> segala anggota tubuhku seperti bayang-bayang.<x id="v" />

Anak yang bebal menyakiti hati ayahnya, dan memedihkan hati ibunya.<x id="s" />

Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati,<x id="i" /> dan orang bebal<x id="j" /> dimatikan oleh iri hati.

"Ah, hendaklah kiranya kekesalan hatiku ditimbang, dan kemalanganku ditaruh bersama-sama di atas neraca!<x id="p" />

(6-8) Mataku mengidap<x id="x" /> karena sakit hati, rabun karena semua lawanku.

(85-5) Pulihkanlah<x id="u" /> kami, ya Allah penyelamat<x id="v" /> kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami.

Bodohlah<x id="z" /> yang menyatakan sakit hatinya seketika<x id="a" /> itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh.<x id="b" />

Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar<x id="v" /> dan pemarah.

Batu adalah berat dan pasirpun<x id="e" /> ada beratnya, tetapi lebih berat dari kedua-duanya adalah sakit hati terhadap orang bodoh.

Bersedih lebih baik dari pada tertawa,<x id="y" /> karena muka muram membuat hati lega.

Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar,<x id="o" /> karena TUHAN telah menutup kandungannya.

Engkau akan mengajukan saksi-saksi baru terhadap aku,<x id="u" /> --Engkau memperbesar kegeraman-Mu terhadap aku<x id="v" />--dan pasukan-pasukan baru, bahkan bala tentara melawan<x id="w" /> aku.

(31-10) Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak;<x id="p" /> karena sakit hati<x id="q" /> mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku.<x id="r" />

karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati,<x id="u" /> dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan.<x id="v" />

(5-16) Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.

Janganlah lekas-lekas marah<x id="f" /> dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.<x id="g" />

Buanglah kesedihan<x id="z" /> dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.<x id="a" />

tetapi Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti,<x id="z" /> jangan-jangan mereka berkata: Tangan kami jaya, bukanlah TUHAN yang melakukan semuanya ini.<x id="a" />

Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati<x id="a" /> aku berbicara demikian lama."